All Chapters of Annoying Marriage: Chapter 61 - Chapter 70
164 Chapters
BAB 61
"Hen ... Ayolah tolong, Hen!"Terdengar suara itu memohon, diiringi isak tangis yang jujur malah membuat Heni tertawa terbahak-bahak daripada prihatin dengan kondisi sahabatnya. Tawa Heni pecah, menertawakan tingkah Karina yang baginya begitu absurb. "Hen! Tega amat sih malah ngakak begitu? Tolongin aku napa? Horor banget di sini, Hen!" Tegas suara itu nampak kesal. Tawa Heni belum mau berhenti, sungguh dia tidak tahu dan tidak paham dengan apa yang ada di dalam pikiran Karina saat ini! "Rin ... Yang kau nikahi itu dokter Yudha! Bukan vampire, zombie atau genderuwo. Jadi horor macam apa yang kamu maksud?" Goda Karina sambil bersandar santai di kasur kamar hotel yang disewakan Karina khusus untuknya. Katanya sih karena Heni adalah best friend Karina, tapi kini Heni tahu tujuan Karina menyewakan satu kamar untuknya di hotel yang sama dengan dirinya itu untuk apa! Untuk bisa kabur dari dokter Yudha, kan? Seperti apa yang sekarang ini Kar
Read more
BAB 62
Karina tercekat. Lidahnya mendadak kelu. Mata itu masih begitu dalam menatap langsung ke matanya. Dua tangannya dikunci Yudha di atas kepala. Mereka sudah tidak lagi berjarak. Hanya terpisah piyama yang Karina kenakan. Jantung Karina berdegup 2 kali lebih cepat terlebih ketika wajah itu makin dekat. Karina memejamkan matanya rapat-rapat. Apakah semuanya akan berakhir malam ini? Apakah janji yang Yudha ucapkan kemarin hanya buaian semata? Hanya pancingan dan jebakan agar Karina mau dia nikahi? 'Ma ... Tolong!'***Jantung Yudha berdegup tak karuan. Bukan hanya dia, Karina pun sama! Tanpa perlu stetoskop, Yudha bisa merasakan dan mendengar degup itu saking dekatnya jarak mereka sekarang. Yudha yang semula sudah bisa mengendalikan diri dan hasratnya, kini kembali membara. Bukan hanya karena video yang tidak sengaja dia lihat di ponsel Karina. Video yang bahkan sampai sekarang masih ribut mengeluarkan suara-suara erotis, tetapi juga Karina yang kini pasrah di
Read more
BAB 63
"APA? JADI SEMALAM KALIAN NGGAK ENA-ENA, RIN?!"Suara itu terdengar begitu menggelegar di telinga Karina. Seolah-olah dia mengatakan pada Heni bahwa dia baru saja bergabung dengan ISIS dan Taliban. Karina sampai melonjak kaget. Memang setelah peristiwa kemarin tidak ada lagi yang terjadi kecuali Karina yang tidak bisa tidur semalaman. Dia baru bisa tidur sekitar pukul 3 pagi dan pagi ini, dia mendapati sisi kasur di sebelahnya kosong. Padahal baru pukul 7 pagi kemana sosok suaminya itu pergi? Ah ... sebodoh amat deh! Yang jelas dia benar-benar menepati janjinya dan Karina tetap aman! Mendadak Karina kembali terbayang dekapan erat Yudha sesaat setelah bibir mereka berpagut. Kenapa tubuhnya seolah begitu nyaman dengan dekapan hangat itu? Kenapa rasanya .... "Woy, Rin! Kamu nggak mendadak budek, kan?" Kembali Heni memekik, membuat Karina terkejut dari lamunannya akan pelukan sang suami kemarin malam. "Nggak lah! Gila aja!" Karina balas b
Read more
BAB 64
"Sini biar saja bawa koper kamu, Rin!"Karina tersenyum dan mengangguk, membiarkan Yudha membawa kopernya. Sementara dia mengekor di belakang lelaki itu. Ini sudah waktunya mereka check out dari kamar hotel. Mereka harus pulang sejenak ke rumah Ahmad, kemudian berangkat bersama-sama ke Madiun, kampung halaman Yudha. Akan ada acara ngunduh mantu di sana. Karina tersenyum menatap Yudha dari tempatnya melangkah. Komen di mana dia jatuh dalam pelukan Yudha esok tadi belum mau pergi ingatan Karin. Bagaimana tangan itu begitu erat mendekap tubuhnya. Mengelus kepalanya dengan lembut. Rasanya sama seperti ketika Ahmad memeluk dan menenangkan dirinya saat Karina sedih. Kok bisa? Entah bagaimana teorinya, Karina sendiri juga tidak tahu. "Heni sudah pulang, Rin?" Tanya Yudha ketika berdiri di depan pintu lift. Tentu Yudha tahu Heni juga menginap di sini, sejak a wal pembahasan venue pernikahan, Karina sudah mengusulkan satu kamar khusu
Read more
BAB 65
Yudha menekan knop pintu, mendapati sosok itu tengah tengkurap di atas kasur yang ada di dalam kamar bernuansa pink pastel milik Karina. Ah ... Cewek banget, ya? Semuanya bernuansa pink pastel dan putih. Yudha tersenyum, masuk perlahan sambil membawa koper yang mana satu di antara dua koper tadi papa mertuanya yang bantu naik. "Rin ... Kenapa sih? Saya nggak enak sama papa loh kamu pulang-pulang manyun gitu wajahnya." Yudha melangkah menghampiri ranjang, duduk di tepi ranjang sambil memperhatikan Karina yang tengkurap membenamkan wajah di bantal. Tidak ada jawaban. Membuat Yudha lantas memberanikan diri menepuk bahu Karina, mengguncang bahu itu perlahan berharap Karina mau bangun dan bicara padanya. "Rin ... Kamu marah sama saya? Saya salah apa lagi sih, Rin?" Tanya Yudha nelangsa, membuat siapa saja yang mendengar kalimat tanya itu sontak prihatin dengan sosoknya. Karina mengangkat wajah, menoleh dan segera bangun dari posisinya. Mata itu ber
Read more
BAB 66
"Orang kok kalo ngibul sukanya nggak nanggung-nanggung!" Gerutu Karina ketika ia dan Yudha kembali masuk ke dalam kamar. Pesawat akan take off beberapa jam lagi, jadi mereka harus kejar waktu agar bisa datang tepat waktu. Sungguh bermain kejar-kejaran dengan waktu itu sama sekali tidak enak! "Astaga, yang ngibul siapa sih, Rin?" Yudha membelalak gemas, dia ngibul apa memangnya?Karina menghela napas panjang, menatap Yudha dengan tatapan gemas. Hal yang makin membuat Yudha tidak mengerti, dia salah apa lagi memangnya? "Tadi itu loh, Dok! Pakai di depan papa sama Bangke lagi ngomongnya!" wajah itu nampak bersungut-sungut, wajah yang jujur malah membuat Yudha gemas setengah mati.Yudha mengerutkan kening, mencoba berpikir dan mengingat apakah ada kebohongan yang dia ucap ketika sedang bersama papa mertua dan kakak iparnya tadi. Sekian detik membongkar memori, Yudha tidak menemukan kebohongan yang dia katakan tadi. Dia memang bohong soal a
Read more
BAB 67
"Cari siapa?" Bisik Yudha ketika Karina nampak celingak-celinguk sejak tadi. Mereka kini kembali duduk bersanding di pelaminan, sudah lengkap dengan kebaya dan riasan bahkan sejak tiba di kediaman Yudha. Karina yang sudah bersanggul lengkap dengan aksesori dan kembang tibo dodo pun menoleh, membalas berbisik dengan begitu lirih. "Mana itu mantan calon istrimu, Dok?"Tawa Yudha hampir saja pecah kalau dia tidak ingat tengah ada banyak orang yang hadir di acara mereka. Kenapa Karina nampak bernafsu sekali sih ingin tahu si Tere? Kenapa? Kini Yudha mengedarkan pandangan, setelah beberapa menit meneliti ia pun menemukan gadis itu. Duduk di salah satu kursi paling depan dengan dress batik warna soga. "Ke arah jam dua, pakai dress batik warna soga, rambutnya hitam lurus." Bisik Yudha memberi kode. Segera Karina memandang ke arah kode yang Yudha beri, matanya membulat. Mulutnya setengah terbuka menatap gadis yang sesuai dengan cir
Read more
BAB 68
"Mau kemana!" Karina yang sudah berbaring di atas ranjang sontak melompat dan menarik tangan Yudha yang hendak keluar dari kamar. Mereka sudah selesai membersihkan diri, sudah berganti pakaian dan semua acara sudah selesai kecuali acara kumpul bapak-bapak di depan rumah. Acara yang biasa ada selepas warga punya acara hajatan misal pernikahan atau apapun itu. "Keluar dong, Rin. Di depan masih banyak orang." Yudha menatap Karina yang masih mencebik kesal, tentu saja kesal atas insiden tadi. "Nggak boleh!" Karina menggeleng cepat, membuat alis Yudha berkerut. "Kenapa?" Tentu itu yang Yudha tanyakan, bisa jadi perbincangan bapak-bapak dia nanti kalau sampai tidak keluar menampakkan diri. "Ada Tere pasti, nggak boleh!"Yudha melongo, kenapa jadi posesif begini sih? Tapi bukan Yudha namanya kalau tidak mencari kesempatan dalam kesempitan. Nampak senyum Yudha tersungging, menatap wajah masam Karina yang masih memegang tangannya era
Read more
BAB 69
Entah keberanian dari mana, Karina sendiri tidak tahu. Yang jelas kini dia begitu berani membalas pagutan bibir itu. Bibir mereka bertaut beberapa saat hingga kemudian Yudha melepaskan pagutan bibir mereka, masih dengan jarak yang begitu dekat menatap mata Karina. "Bilang kalau kamu nggak bakalan ninggalin aku, Rin." Desis Yudha lirih.Bisa Karina lihat bibir itu makin merah, mengkilap sedikit basah dan entah mengapa terlihat sangat menggemaskan di mata Karina. "Ya!" Jawab Karina dengan jantung berdegup 2 kali lebih cepat. Yudha kembali mengecup bibirnya, membuat Karina kembali memejamkan mata dan hampir memekik ketika Yudha lantas mengangkat tubuhnya. Mau dibawa kemana? Karina mencengkeram kuat lengan Yudha ketika tubuhnya dibaringkan dengan begitu lembut di atas ranjang. Yudha tidak lagi banyak bicara, tidak mengizinkan Karina bicara karena ia langsung membungkam Karina dengannya bibirnya. Karina terkejut ketika tubuh itu kembali menindihnya, menjalarkan sen
Read more
BAB 70
Senyum Karina yang merekah sejak mereka keluar dari kamar dan turun ke lantai bawah sontak lenyap ketika mereka dapati gadis itu ada di antara tamu yang duduk. Penampilannya masih sama seperti tadi, norak dengan bedak yang terlalu putih sampai leher dan wajahnya berbeda warna. Karina sendiri heran, bedak apa yang gadis itu pakai sampai-sampai begitu jauh dari tone asli warna kulitnya? Atau jangan-jangan dia pakai tepung beras punya ibunya? Begitu? Karina langsung mengaitkan tangannya pada lengan sang suami, sengaja menepel untuk memanasi gadis itu. Berharap nya sih dia pergi dan kembali pulang ke rumahnya sendiri. Tapi agaknya Karina lupa kalau gadis ini begitu udik dan lebay setengah mati."Cie Pak Dokter akhirnya kawin juga!" Sorak beberapa lelaki yang nampak seumuran dengan Yudha.Yudha menggamit tangan Karina, membawa sang istri menemui teman-temannya membuat Karina tersenyum begitu manis ketika melewati gadis itu, bisa Karina lihat dari sudut mata, T
Read more
PREV
1
...
56789
...
17
DMCA.com Protection Status