“Dok, serius!” Karina kini merengek, memohon agar Yudha mau berbaik hati menceritakan kepadanya perihal apa-apa saja yang akan dia lakukan bersama sang papa.“Iya saya juga serius, Karin.” Yudha tersenyum, ia membawa mobil milik kakak nomor 2 Karina itu kembali menuju rumah.Karina mencebik, kenapa sulit sekali mengajak lelaki ini bekerja sama? Apa susahnya sih menceritakan kemana mereka akan pergi? Apa yang hendak mereka lakukan? Tinggal mengirim pesan pada Karina, semua beres, bukan?Yudha nampak begitu tenang, masih sangat tenang setelah mengantarkan ayah Karina kembali ke rumah sakit. Setelah mereka selesai bicara panjang lebar dan makan siang. Sementara, Karina sendiri risau dan sangat penasaran dengan apa yang hendak papanya lakukan.“Pengen banget sih tahu? Saya dapat kompensasi apa kalau mau berkerja sama dengan kamu, Rin?” tanya Yudha ketika Karina hanya diam membisu.Karina melotot. Kompensasi? Bisa-bis
Read more