All Chapters of AKIBAT ORANG KETIGA : Chapter 91 - Chapter 100
110 Chapters
YANG KAMU TABUR ITU YANG KAMU TUAI
YANG KAMU TABUR ITU YANG KAMU TUAI Siang itu, Andrea sudah diperbolehkan untuk pulang. Wajahnya sudah lebih ceria dari sebelumnya. Dan, Barata juga meminta seorang psikiater untuk datang menjenguk Andrea dan  bicara empat mata untuk menghilangkan trauma pada diri Andrea . Barata dan Arini tidak ingin psikologis Andrea terganggu. Mereka ingin, Andrea bisa menapaki hari- hari yang baru dan melupakan kejadian buruk yang menimpanya.     Barata dan Arini juga meyakinkan bahwa mereka akan selalu mendukung dan melindungi Andrea. Hal itu tentu saja menjadi kekuatan tersendiri bagi Andrea. Keluarga adalah tempat untuk berlindung dan bernaung yang paling nyaman.     Kamania sudah menunggu di rumah bersama Ivan. Mereka sengaja membereskan rumah dan memasak makanan favorit Andrea. Mereka ingin saat Andrea pulang ia merasa bahagia. Bahkan, Arjuna pun ikut membantu."Mereka udah di jalan kan?"
Read more
KELUARGA SAPUTRA
KELUARGA SAPUTRA     Berita mengenai penangkapan Rangga langsung terdengar ke telinga kedua orang tua Rangga. Kedua orang tua Rangga langsung berangkat ke kantor polisi tempat Rangga ditahan. Yudistira Saputra, ayah Rangga tentu saja malu bukan kepalang. Dia adalah seorang dosen. Seorang pengajar, tapi gagal saat mengajari anak sendiri. Yudistira seperti dilempar kotoran ke wajahnya. Begitu pula dengan Aryatie, mama Rangga. Dia merasa sangat terpukul.     "Kenapa anak saya bisa ditahan, Pak?" tanya Yudistira. IPTU Basuki tersenyum, lalu menyerahkan beberapa lembar kertas."Ini adalah pengakuan anak bapak dan ini adalah hasil tesnya. Putra bapak positif menggunakan Metamfetamina atau yang lebih kita kenal dengan shabu- shabu. Menurut  pengakuan putra bapak ini hanya pemakai, bukan pengedar. Dan hal tersebut juga diperkuat oleh kesaksian kawannya.""Apakah anak saya akan tahan pak?""Pada
Read more
SI KEMBAR DICULIK
 SI KEMBAR DICULIK     Sore itu Ivan dan Kamania bertemu .Ivan bercerita bahwa Andrea sudah mulai membaik. Fahira yang sedang ada di rumah, merasa lega mendengar cerita Ivan. Namun Fahira juga merasa kesal mendengar cerita tentang Rangga. "Jadi dia mendatangi Andrea ke rumah? Tidak tahu malu, orang tuanya dosen ,tapi kok kelakuan anaknya seperti itu?!" omel Fahira."Ya, nggak semua dosen bisa sukses didik anak juga, Ma," ujar Kamania."Ya seenggaknya, kalo dosen kan biasa mendidik anak-anak. Masa didik anak sendiri nggak bisa."     Kamania hanya menghela napas panjang, dia paling paham bagaimana sifat Fahira yang terkadang sering meledak-ledak. Layaknya ibu- ibu pada umumnya seringkali mengomel sendiri. Apalagi jika sudah menonton sinetron ikan terbang, Fahira akan betah menonton, itupun sambil mengoceh dan mengomel sendiri. Saking seringnya Fahira menonton sinetron- sinetron itu, Kamania samp
Read more
KEPANIKAN
KEPANIKAN Pagi-pagi sekali Kamania dan Ivan sudah berangkat ke Bandung. Kamania merasa cemas dengan kondisi papanya.Saat Kamania tiba, Hesti dan Rivaldo juga baru saja tiba. Kamania langsung menghampiri Hesti dan memeluknya."Kamania, kamu datang ?"sapa Hesti"Papa semalam telepon mama, Bu. Jadi, Kamania langsung ke sini."    Gilang yang berdiri dengan tegang di halaman langsung menyambut Kamania dan Ivan."Pa, gimana ceritanya sih?" tanya Kamania sambil mencium punggung tangan Gilang."Kita lapor polisi aja Mas," ujar Rivaldo."Laksmi mengancam akan mencelakai Davina dan si Kembar, Do. Kita tidak bisa bertindak gegabah. Kalau kita salah sedikit saja, anak- anak yang jadi taruhannya. Aku tau, anak- anak bukan anak kecil lagi. Tapi, aku yakin Laksmi pasti juga menyewa orang untuk membantunya. Dia tidak mungkin bekerja sendiri," kata Gilang."Tapi, yang dia minta itu nggak sedikit, dua milyar
Read more
KABUR
KABUR Davina dan si kembar menunggu dengan cemas. Betul dugaan Davina, tidak beberapa lama, Laksmi masuk sambil membawakan mereka nasi bungkus.Perlahan dia membuka plester dan ikatan tangan si kembar. Davina mengangguk memberikan kode kepada si kembar. Begitu tangan mereka terbuka ,secepat kilat mereka menelikung tangan Laksmi. Dan membawa Laksmi keluar kamar.     Tentu anak buah Laksmi terkejut melihat Laksmi dalam kondisi tidak bisa melawan dengan tangan ditelikung."Kalian minggir, atau bos kalian kami cekik pake tali ini!!"ancam Erlangga.      Begitu mereka sampai di pintu gerbang, dengan cepat mereka menghentakkan tubuh Laksmi dan mereka bertiga pun langsung lari sekencang-kencangnya."Kalian tunggu apa?! Ayo cepat kejar mereka bertiga!!" Seru Laksmi kesal.Keempat anak buah Laksmi langsung mengejar Davina dan si kembar.   
Read more
DAVINA
   DAVINA Tania langsung menelepon Gilang dan mengatakan bahwa si kembar kembali ke rumah dengan selamat. Gilang langsung memberikan telepon kepada BRIPKA Eko supaya si kembar bisa langsung memberitahukan letak rumah tempat mereka di sekap."Semoga kak Davina selamat ya,ma," kata Kinanti kepada Hesti. Gadis itu sedang memeluk erat sang ibu untuk meredakan ketegangan yang tadi dia rasakan saat mereka kabur.     Sementara Erlangga yang kelaparan, langsung menyerbu meja makan. "Lapar, bunda..."ujar Erlangga yang hanya dibalas senyuman Tania."Kita semua panik di sini. Kakakmu sampai bela- belain datang dari Jakarta," kata Hesti. Mereka menonton Erlangga makan dengan nikmat."Kamu nggak dikasi makan sama mereka?"tanya Hesti."Dikasi Ma, tapi mana enak sih. Lagian, kita takut makanannya udah dikasi racun kaya di film-film,"jawab Erlangga."Dia emang makan terus, Ma. Kalau kemarin nggak n
Read more
TERTANGKAP
              TERTANGKAP Akhirnya, Laksmi dan anak buahnya berhasil diringkus. Laksmi di arikan terlebh dahulu ke rumah sakit, karena kakinya terkena timah panas. Karena kejadiannya di kota Sumedang, maka Davina ditemani Rivaldo dan Gilang ikut terlebih dahulu ke polsek kota Sumedang untuk memberikan laporan. Setelah itu, mereka pun pulang. Ivan yang mengemudikan mobil tersenyum senang , karena akhirnya Davina dan si kembar selamat.     "Kalian berani sekali. Kinan dan Erlangga sudah di rumah sekarang. Papa sudah menelepon mamamu juga. Mamamu lega sekali,"kata Rivaldo pada Davina."Terima kasih udah datang tepat waktu ya, pa. Terima kasih juga sudah melapor ke polisi. Mereka itu sebenarnya hanya mengancam saja. Laksmi bukan penjahat profesional. Orang-orang
Read more
MASALAH BARU
MASALAH BARU Sesampainya di rumah Kamania, suasana sepi. Fahira sedang berada di butik, Arjuna sekolah dan Yoga tentu saja berada di rumah sakit. Namun, Kamania tetap bisa masuk karena membawa kunci cadangan."Sepi, aku pulang aja dulu ya. Nanti sore, aku akan kemari lagi. Nanti jadi fitnah berduaan di rumah," kata Ivan. Kamania tersenyum, Ivan memang pemuda yang baik hati."Iya, ini jangan lupa bawa buat tante Arini," kata Kamania sambil memberikan satu plastik besar oleh- oleh untuk Ivan bawa pulang. Ivan hanya mengangguk sambil meraih plastik berisi makanan untuk keluarganya.    Kamania menunggu sampai Ivan berlalu pulang, baru ia masuk rumah. Gadis itu langsung ke kamarnya setelah menyimpan semua makanan  di meja makan. Kamania masih merasa lelah untuk menyusun makanan ke dalam lemari dapur. Dan, saat ia merebahkan tubuhnya di atas kasur, ia pun langsung terlelap.    Sementara itu, Ivan langsun
Read more
BUKAN UNTUK MENGEMIS
BUKAN UNTUK MENGEMIS     Arini memberikan obat dan vitamin untuk Andrea. Setelah makan dan meminum obatnya, Andrea pun bisa tertidur dengan pulas.  Sementara Ivan dan Arini memilih untuk menunggu Barata pulang sambil menonton televisi dan menikmati cemilan- cemilan yang dibawa Ivan."Kamania itu tau aja, kalau ini makanan kesukaan mama,"kata Arini sambil menikmati sebungkus keripik pedas. Ivan hanya tertawa kecil."Kalau nggak dilarang dia borong lebih banyak lagi, Ma,"kata Ivan. Arini hanya tertawa."Ngomong-ngomong, menurut Mama gimana sama Rea?"    Arini menghela napas, ia terlebih dahulu meminum segelas air untuk mengurangi rasa pedas di mulutnya."Kita tunggu papa saja. Kalau mama sih, nggak masalah kalau Rea hamil tanpa suami. Lebih baik begitu daripada punya suami bejad kaya Rangga. Oiya, kamu kayanya dari tadi gelisah, trus megangin ponsel terus ada apa?""Nggak Ma, tad
Read more
BIKIN MALU
  BIKIN MALU Sepeninggal Barata dan Ivan, Yudistira menatap Kanaya tajam."Benar itu, Nay?" tanya Yudistira meyakinkan."Betul, Om. Rangga sudah mengakuinya. Bahkan dia pernah bilang, kalau dia memang meniduri Andrea saat Andrea dalam kondisi tidak sadarkan diri. Dan saat itu Rangga tidak memakai pengaman," kata Kanaya.     Yudistira keliatan begitu geram, ia mengepalkan tangannya dan menghela napas berulang-ulang. Berusaha untuk menenangkan diri sendiri."Anak itu, benar- benar bikin malu!"seru Yudistira geram."Om akan melakukan apa?""Untuk menikahkan Rangga, keluarga Andrea pasti tidak setuju. Kalau itu tujuan mereka, pasti sudah mereka katakan sejak tadi. Tapi, ini tidak kan. Mereka hanya kemari supaya om tau bagaimana kelakuan anak om. Jika mereka mau, bisa saja mereka melaporkan Rangga pada yang berwajib. Tapi, ini tidak. Baru kali ini om lihat ada keluarga se
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status