Semua Bab AKUN KLONINGAN SUAMIKU: Bab 21 - Bab 30
32 Bab
Bab 21
Bab 21POV NiaTante Maya menangkap foto yang berada di pencariannya Salma. Matanya tak berkedip ketika melihat ke arah foto tersebut. Namun, aku tak mengerti apa yang ia pikirkan saat melihat pencarian itu."Ini kontak yang berada di sini Salma namanya? Itu adik iparmu, Nia?" tanyanya.Aku mengangguk heran, kenapa ia jadi berkaca-kaca? Kemudian aku mengambilkan tisu untuknya."Maaf, Tante ini tisu, sepertinya mata Tante basah," ucapku pelan, khawatir menyinggungnya."Terima kasih, Nia. Sekali lagi terima kasih," ucapnya semringah, ia seperti kegirangan melihat foto tersebut."Emm, Tante jadi mau bicara denganku?" tanyaku pelan tapi ia menggelengkan kepalanya.Aku pun terheran-heran dengan maksud dan tujuannya ke sini."Nia, maaf, kalau boleh minta tolong, bisakah kamu mengantarkan saya ke rumah Salma, adik iparmu?"Aku mengernyitkan dahi, seraya heran dengan p
Baca selengkapnya
Bab 22
Bab 22POV NiaTante Maya dan Iqbal kini duduk dengan serius di hadapanku. Namun, tiba-tiba saja ada yang menghubungiku melalui telepon kantor. Itu artinya ada kerjaan yang harus dikerjakan.Aku pamit dan izin mengangkat telepon, lalu duduk sambil bicara."Halo, Bu Nia, hari ini meeting dengan PT. Aksar Raya ditunda ya, maaf kami ada planning lain, tunda besok ya, Bu." Sekretaris PT. Aksar Raya menjelaskannya dengan detail."Baik, Bu, besok pada jam yang sama ya, Bu. Jangan beda jam," ucapku.Besok tidak ada jadwal meeting, tapi menurut Serli, Pak Iqbal selalu disiplin dalam memilih waktu untuk meeting dengan kliennya.Setelah beberapa menit mengangkat telepon, aku pun duduk kembali. Beruntungnya hari ini tidak ada jadwal apa pun, jadwal dengan PT. Aksar Raya ditunda besok, padahal seharusnya sejam lagi sudah meeting."Pak, hari ini tidak ada meeting ya, PT. Aksar Raya menundanya besok.
Baca selengkapnya
Bab 23
Bab 23 POV Nia"Suara siapa itu bersin?" Tante Maya curiga. Aku pun menghela napas dalam-dalam. Kemudian berusaha bicara baik-baik padanya."Maaf, Tante. Itu suara office boy di kantor ini," ungkapku. Akhirnya bangkai yang disembunyikan terbongkar juga. Ini karena aku tak biasa berbohong. Jadi, tak pandai menyembunyikannya rapat-rapat.Mas Leo keluar dari kolong meja, ia nongol dan menghampiri Tante Maya yang sudah melipat kedua tangannya di atas dada."Jadi, kamu ada hubungan apa dengan office boy?" tanyanya.Aku menatap wajah Mas Leo, tak mungkin mengelak lagi dan membohongi Tante Maya yang jelas-jelas sudah kepergok olehnya."Tante Maya, ini Mas Leo, kakaknya Salma," ucapku dengan nada pelan.Mas Leo menatapku keheranan, ia bingung dengan ucapanku barusan. Tante Maya pun menggelengkan kepalanya, seraya tak percaya dengan ucapanku.Kemudian, ia menyeretku dan Mas Leo ke r
Baca selengkapnya
Bab 24
Bab 24POV Nia"Kamu jangan bicara seperti itu, Salma, Bu Desi telah membesarkan dan mendidik kamu hingga dewasa, Mama tidak suka kamu seperti itu terhadapnya!" sentak Tante Maya mengungkap semuanya. Tiba-tiba bibir Salma kaku, tak mengeluarkan sepatah katapun di hadapan kami semua. "Jadi kamu itu Astrid?" ucap Mama Desi yang baru saja muncul. Kulihat wajah Salma masih membeku, ada perasaan antara terharu bahkan tak percaya terpancar di mata Salma. Lalu ia menggelengkan kepalanya. "Bu Desi, apa kabarnya, Bu?" Mama Desi melanjutkan langkahnya ke arah Tante Maya. Namun, tubuh Tante Maya malah disergap oleh Salma."Mama ...." ucapnya pelan dengan air mata yang sudah mengalir di pipinya. Salma tampak bahagia sekali memeluk ibunya.Kemudian, Tante Maya melepaskan pelukannya, dan menghampiri Mama Desi."Bu, saya ke sini bukan untuk mengganggu rumah tangga kalian, saya hanya ingin mengucapk
Baca selengkapnya
Bab 25
Bab 25 POV SalmaSetelah membuat selebaran untuk menemukan mamaku. Akhirnya, hari yang kutunggu datang tepat waktu, dan yang paling membuatku bahagia adalah Tante Maya, ternyata ia adalah wanita yang kucari. Wanita yang telah melahirkanku, dan tentunya kasih sayangnya pasti sangat berbeda dengan Mama Desi.Ada perasaan bahagia berlebur syukur setelah mendapatkan informasi bahwa aku adalah anak orang kaya raya. Akan kubuat menyesal, mereka yang pilih kasih terhadapku, orang tuaku lebih kaya darinya.Kemudian, aku meminta mama kandungku untuk membawa anak yang telah ia tinggalkan selama ini. Namun, ada kekesalan yang kurasakan, kenapa sih mereka harus memberikan imbalan pada Mama Desi? Bukankah Papa Dirga memang wajib membesarkan aku hingga menikah? Kehadiran Nia juga membuatku muak, kenapa sih Nia selalu hadir di dalam hidupku? Wanita buluk yang selalu cari perhatian pada Mama Desi dulu. Selepas mem
Baca selengkapnya
Bab 26
Bab 26POV NiaAku jadi penasaran kenapa Salma memberikan caption seperti itu pada Jenni, atau jangan-jangan mereka ini memang sengaja menghancurkan rumah tanggaku dan Mas Leo? Lalu kenapa aku sudah pisah dengan Mas Leo, dan Jenni berhasil mendapatkannya utuh, tapi ia sekarang menawarkan lelaki lain? Ini sangat meragukan sekali, banyak sekali pertanyaan muncul di kepala.Setelah mengantarkan Tante Maya dan Salma ke rumah yang mewah, kami melanjutkan perjalanan ke kantor. Ya, kami tetap kembali ke kantor untuk mengerjakan pekerjaan yang masih terbengkalai."Malam ini kita makan malam, ya, bersama keluargaku yang baru," ajak Iqbal. Aku sedikit mengerutkan dahi karena terkejut mendengar ajakannya. Kenapa aku? Sudah tahu bahwa aku dan Salma adalah mantan kakak ipar, kenapa disandingkan dalam meja makan?"Maaf, Pak. Saya tidak bisa, statusku masih istri orang, meskipun sudah dalam proses dan saya pastikan cerai, tapi tidak
Baca selengkapnya
Bab 27
Bab 27POV SalmaKenapa nasib Nia selalu mujur? Sudah berhasil kupisahkan dengan Mas Leo, masih saja ia mendapatkan keberuntungan. Rasanya ini tidak adil bagiku yang sedari kecil tak pernah mendapatkan keadilan.Aku harus berhasil membuat kedua orang tuaku lebih memilih anaknya ketimbang Nia, yang hanya orang lain. Kecemasanku hanya satu, khawatir Mas Iqbal jatuh cinta pada Nia, wanita buluk beranak dua. Kalau mereka sering ketemu, pastinya akan timbul benih cinta.Setelah berhasil membujuk papa baruku untuk menjadikan aku sekretaris, aku terperanjat ketika mendengar kalimat susulan yang ia lontarkan."Tapi Nia akan menjadi asisten pribadi Iqbal," celetuknya membuatku yang tadinya tersenyum tipis kini menunjukkan keseriusan kembali.Kulihat wajah Nia pun terkejut ketika mendengar penuturan Papa Jaya, entahlah ia memancingku untuk emosi atau memang sudah rencananya seperti ini agar aku tak bisa lagi berkutik.
Baca selengkapnya
Bab 28
Bab 28POV NiaSebenarnya aku tak paham betul apa maksud dan tujuan Salma. Ia begitu arogan, seperti orang kehausan kasih sayang, jadi di jiwa dan hatinya hanya ada antusias keinginan.Tante Maya mengajak anaknya, Salma, ke toilet, dan momen inilah saatnya kami berembuk mengenai sikap Salma. Terutama Iqbal yang sebenarnya keberatan dengan sikap dan perilaku Salma."Sudahlah, kamu jangan diambil hati, ya, Nia. Om Jaya memaklumi sikap Salma, wajar dia seperti itu," ucap Pak Jaya."Iya, Pak," tundukku."Tenang saja, pokoknya kami percaya kamu, Nia," susul Iqbal. Aku beruntung, memang sangat beruntung, wajarlah Salma iri, karena memang rasanya mustahil sekali ada lulusan D3 yang dipertahankan oleh keluarga bosnya.Setelah Tante Maya berhasil menenangkan Salma, mereka kembali ke meja makan. Kemudian, ia pun menyetujui apa yang telah menjadi keputusan Pak Jaya.***Pagi itu, kulihat Mas Leo dipang
Baca selengkapnya
Bab 29
Bab 29POV Leo"Kamu saya pindah ke perusahaan Papa saya, dan tidak lagi menjadi office boy di kantor ini, tapi dengan syarat, please jangan ganggu lagi Nia," ucap pimpinan perusahaan yang bernama Iqbal. Rupanya ia menaruh hati pada mantan istriku, Nia. Aku tertunduk sambil menatapnya datar, lalu bicara pelan padanya."Maaf, bukankah urusan kantor dan pribadi tidak bisa dicampur aduk?" "Saya tidak campur aduk, sebenarnya saya tahu siapa kamu, dan setelah ini pastinya Salma akan berbuat yang merugikan Nia, saya yakin itu. Makanya, kamu dipanggil pagi-pagi, untuk saya pindah ke perusahaan Papa saya. Terserah kamu, mau atau tidak," ancamnya.Hubunganku dengan Nia telah berakhir, memang tak ada yang bisa dipertahankan, aku dengan Nia sudah tak ada lagi rasa yang tertinggal. Cintaku saat ini hanya untuk Jenni dan anak-anak. Jadi, tidak ada alasan untuk menolak tawaran Pak Iqbal."Baiklah, Pak
Baca selengkapnya
Bab 30
Bab 30POV Salma"Tenang semua, tenang!" Tiba-tiba orang tua Gani muncul dari balik pintu."Tante, Om," sergahku. Namun, mereka tak mempedulikan pelukan aduan dariku. Kenapa mereka seperti ini? "Kalian bubar, ini menantu saya, mereka sudah menikah lama di luar kota, kalau nggak percaya, tunjukkan buku nikah kalian, Ratna," ucap mamanya Gani. Benarkah itu? Ucapannya membuatku dan semua orang terbelalak, sebab sudah setahun lebih aku bersama Gani, tapi tak pernah tahu bahwa sebenarnya ia telah menikah.Kemudian mereka mengeluarkan buku kecil dari tas, lalu memberikan buku itu ke salah satu warga. Mereka memperhatikan antara foto yang berada di buku dan asli. Kemudian, setelah itu, mereka bermunduran keluar rumah."Kalian mau ke mana? Bukankah tadi mau bakar mereka?" tanyaku ketika semua warga pergi keluar rumah."Kamu yang seharusnya pergi, Salma," ucap mamanya Gani. Pantas saja, setiap kali aku ke ru
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status