”Kita tu lagi di kantor, Riiis.” Aku menepis tangannya yang bergerak nakal membuka kancing blazer yang kukenakan. ”Ya, emang kenapa?” Tanyanya polos. Aku segera menjitak kepalanya. ”Auw!””Lagian kamu bilang, kan, nanti malem? Kenapa minta sekarang, sih,” ujarku seraya membenahi pakaian.”Tapi kamu percaya, kan, kalo aku nggak main di belakang kamu? Aku nggak selingkuh,” rengek Risjad. Dagunya ia taruh di bahuku. Sementara tangannya satu kembali menyelinap masuk ke dalam blazer.Aku segera berdiri hingga Risjad kehilangan keseimbangan. Tubuh Risjad hampir menubruk meja kerjanya. Bibirnya mengerucut. Tidak berlangsung lama, karena kemudian bibirnya tersenyum lebar.”Kamu cemburu sama Imelda, ya? Itu tandanya kamu udah cinta lagi sama aku,” katanya sambil menaikturunkan alisnya.Lelaki di hadapanku itu berdiri, sementara aku memandanginya dengan kening berkerut.”Wah! Theresia. Rena Theressia, udah cinta lagi sama Haris Risjad. Nggak pa-pa, deh, diteriakin Risjad terus seumur hidup. As
Baca selengkapnya