Semua Bab Dendam Istri Pertama: Bab 11 - Bab 20
66 Bab
Menginginkanmu
Pagi itu, Ayu bangun lebih awal karena semalaman dia tidak dapat tidur dengan lelap. Gadis itu dengan menggunakan daster selututnya, memutuskan untuk keluar kamar dan menghirup udara segar di belakang rumah. Membayangkan kakinya bisa menjejaki bebatuan di taman belakang, membuatnya merasa senang. Ayu perlahan turun melewati kamar utama di rumah ini di lantai bawah. Dia berhenti sesaat membayangkan Faisal yang sedang berpelukan dengan Rianti di dalam kamar. Pagi tadi sepasang suami istri itu baru saja kembali dari Lumajang, sehingga kerinduan Ayu mulai terbayarkan.Seperti saat ini dengan hanya memandang pintu kamar Faisal, hatinya sudah berdebar-debar. Bisa dibayangkan bagaimana rasa jantungnya nyaris copot saat bertemu Faisal pagi tadi. Pipinya bersemu merah membayangkan saat itu, di mana mata mereka bertemu. Ayu yakin ada kilatan rindu juga dari pandang
Baca selengkapnya
Sentuhan bibir
Ayu tak dapat memejamkan matanya. Di atas tempat tidur yang sangat empuk, gadis itu membolak-balikan tubuhnya dengan gelisah. Ayu memeluk guling dengan erat dan mendesah, gadis itu membenamkan wajahnya di guling seakan sedang mencium seseorang."Mas …." Ayu tak dapat menghapus ingatannya akan kejadian saat pagi hari tadi, Faisal tiba-tiba tanpa sengaja menabrak tubuhnya. Sentuhan sekilas itu sudah memberikan getaran di hatinya. Ayu bisa menangkap jelas sorot mata gugup Faisal ketika mata mereka bertemu. Pria itu seketika menjauhinya saat mendengar suara langkah kaki dan senandung ceria Rianti. Siang yang sepi  ini dari lantai atas kamarnya, Ayu yang sedang berbaring segera bangun dari tempat tidur ketika mendengar deru mobil di depan rumah. Hati gadis itu melonjak kegirangan ketika melihat Fa
Baca selengkapnya
Ledakan Gairah
"Mas, jangan pergi." Gadis itu menahan tangan kekar Faisal yang hendak menjauh. "A--aku tidak boleh …." Ucapan Faisal terhenti ketika tiba-tiba Ayu menarik tangannya dan meletakan di dada gadis itu."Mas, rasakan debaran di jantungku. Selalu berdetak dengan cepat jika berada di dekatmu, sama halnya dengan jantungmu, bukan?" Ayu menahan tangan Faisal di dadanya, sementara tangan lain gadis itu diletakan di dada pria dihadapannya,"Mas, aku yakin kau memiliki perasaan yang sama denganku, bukan?" "Tapi, Ayu … a--aku sudah menikah," desah Faisal dengan susah payah sementara kelembutan dan kekenyalan dada Ayu begitu menggoda tangannya."Aku tahu, Mas. Aku menyukaimu semenjak kita bertemu di Sulawesi dan d
Baca selengkapnya
Menyusun Rencana
Malam itu, Faisal resah karena tak dapat memejamkan matanya. Lelaki yang biasanya terlelap ketika pukul setengah sepuluh malam, kali ini hanya terbujur diam dengan mata yang masih menatap langit-langit kamar.Di sampingnya, Rianti sudah terlelap dengan memeluk dirinya. Tangan Faisal memainkan helaian rambut hitam kelam istrinya dengan lembut. Ada rasa gelisah dalam hati pria itu ketika dalam pikirannya saat ini adalah wanita lain."Maafkan aku, Dik." Faisal mengecup kening Rianti sebelum perlahan melepaskan pelukan wanita itu. Faisal perlahan keluar dari dalam kamar dan berjalan dengan perlahan menuju ke lantai atas. Bisa dilihatnya dengan jelas kamar Joko dan Jelita tertutup rapat dan lampu di sela-sela pintu kamar tampak temaram.Pria itu terus berjalan perlahan tanpa bersuara menuju ke kamar paling belakang. Sesampainya di depan kamar Ayu, dia tampak ragu dengan keputusannya. Tangan Faisal yang sudah memegang gagang pintu dan baru saja menggerakk
Baca selengkapnya
Meminta Izin
 Keesokan harinya, Ayu yang sedang membantu menyiapkan makanan bersama Rianti, berkali-kali mencuri pandang ke arah wanita itu. Dia tidak ingin menunda waktu untuk melaksanakan rencana yang telah dia dan Faisal susun semalam. "Bibi, bolehkan Ayu meminta sesuatu?" tanyanya perlahan."Katakan, Nduk, apa yang hendak kau pinta?" Rianti dengan lembut menatap Ayu yang baru saja selesai menyiapkan sarapan pagi."Hmm … itu … anu … Ayu mau kursus, apakah boleh?" Gadis itu menatap Rianti dengan malu-malu."Kursus? Ya ampun, Ayu. Bibi sampai lupa mengatakan padamu." Rianti menarik tangan Ayu untuk duduk di kursi bersamanya."Iya, Bi?" Ayu menatap wanita dewasa yang sangat cantik dengan khawatir."Iya itu, Bibi sampai lupa kalau kamu masih perlu pendidikan. Maafkan Bibi ya, Nak." Rianti penuh kelembutan memancarkan kasih sayang seorang ibu menatap ke arah Ayu. "Sekarang katakan pada Bibi, Ayu mau kursus apa?"
Baca selengkapnya
16. Pergulatan
"Joko, kamu urus rapat siang ini ya." Faisal mengemasi berkas-berkas yang ada di mejanya.Meskipun dia sudah tidak sabar untuk meninggalkan kantor, tapi raut wajah tenang Faisal tidak menampakannya. Dia tetap bersikap tenang dan dengan sedikit mempercepat gerakannya untuk menyusun berkas-berkas laporan."Ayah mau kemana?" Joko menatap Ayahnya dengan heran. Tidak biasanya pria itu melepaskan tanggung jawab untuk memimpin rapat. "Ada pertemuan dengan teman lama. Siapa tahu bisa goal untuk bisnis lainnya." ada sedikit perasaan bersalah dalam dada Faisal yang sebelumnya tak pernah berbohong. "Ooo … baiklah Ayah, nanti Joko akan buat laporannya." "Ayah pergi dulu ya, jangan lupa makan siang." Tanpa menunggu jawaban dari anaknya, Faisal melesat pergi. Dia tidak ingin menunda waktu lagi yang tentunya sangat berarti setiap detiknya. Pria itu hanya memiliki kesempatan selama dua atau tiga jam untuk bisa bersama Ayu, sia
Baca selengkapnya
17. Lamaran
Ayu menatap Rianti tak percaya dengan kata-kata yang baru diucapkan wanita itu padanya. Dia menemukan sinar mata ketulusan bukan canda seperti yang diharapkannya. Dada Ayu bergemuruh, karena apa yang dikatakan Rianti bukanlah hal yang diinginkannya.Ayu termangu tak mengerti apa yang harus dia katakan pada istri pertama dari pria yang sudah merebut hatinya. Hatinya menjadi gundah saat menyadari jika Rianti tidak menganggap dirinya sebagai wanita, melainkan sebagai seorang anak.    'Tidak mungkin, aku tidak mau menjadi menantunya. Bagaimana bisa, jika yang ada di hatiku adalah Mas Faisal'"Nduk, tidak perlu kamu jawab sekarang. Bibi tahu ini terlalu mendadak hanya saja … Bibi berharap Ayu akan menjadi bagian inti dari keluarga ini." Rianti me
Baca selengkapnya
Memuaskan Wanita
"Sayang sekali ya Mas, Ayu tidak mau menerima Joko." Rianti menghela napas. "padahal aku jelas-jelas melihat kalau mereka cukup akrab, aku pikir Ayu menyukai Joko." "Mau bagaimana lagi, Dik, namanya perasaan 'kan tidak dapat dipaksa." Faisal menghela napas lega, karena setidaknya hari ini berlalu tanpa kecurigaan dari Rianti."Aku kasihan dengan Joko, Mas. Dia sangat menyukai Ayu. Joko pasti kecewa dengan keputusan Ayu.""Joko anak kita itu sudah dewasa, Dik. Dia pasti bisa menerima dengan lapang dada." Faisal dengan lembutnya membelai rambut Rianti. "lagipula dia seminggu lagi akan pergi ke Sulawesi, siapa tahu di sana Joko bisa menemukan pengganti Ayu.""Aku harap kau benar, Mas." sahut Rianti dengan lemah."Ayo, Dik. Kita masuk ke dalam kamar." Faisal membimbing Rianti untuk masuk ke dalam kamar.Melihat wajah Rianti yang masih saja muram, Faisal merasa tersentuh. Dia kemudian dengan lembut, membaringkan tubuh istrinya di atas tempa
Baca selengkapnya
Satu-satunya wanita
"Ayu …" "Mas Joko?" Ayu terkejut ketika melihat Joko di depan pintu ruang kursusnya. Gadis itu tidak menyangka jika dia bisa berpapasan dengan Joko di tempat tersebut. Ayu menatap Joko dengan gelisah. Dia hendak bertemu dengan Faisal setelah selesai kursus, tetapi kehadiran Joko membuatnya tak bisa berkutik."Ayu sudah selesai kursus?" "Sudah, Mas.""Sekarang sudah mau pulang atau jalan-jalan dulu?" Pertanyaan Joko membuat Ayu menelan ludahnya dan tersenyum canggung."Jalan-jalan. Mas tidak bekerja?" Ayu meremas tali tas yang menggantung di bahunya. "Ini kebetulan ada kegiatan luar kantor di dekat sini, s
Baca selengkapnya
Ayu yang Pintar
Tak dapat dipungkiri kekecewaan dalam hati Rianti yang sangat mendalam, ketika melihat duka di wajah anaknya, Joko. Pria itu harus patah hati untuk kedua kalinya pada gadis yang sama. Hati Rianti sangat sedih.Joko sudah menyatakan perasaannya dan niatan untuk menikahi Ayu secara langsung kepada gadis tersebut, tetapi kembali penolakan yang dia terima. Ayu, mengatakan padanya jika dia memiliki pria lain dalam hatinya dan tidak akan menikahi siapapun kecuali pujaan hatinya.Meskipun senyuman tegar terukir di wajah Joko, tapi Rianti tahu anaknya sungguh terluka. Hanya pada Ayu, Joko mau membuka hatinya. Kepergian Joko kali ini ke Sulawesi, Rianti harapkan bisa menepis luka di hati anaknya."Jangan lupa, sering-seringlah memberi kabar pada ibu ya." Rianti menatap mata Joko berkaca-kaca."Iya, Bu. Joko pergi cuma sebulan saja, jangan bersedih." Joko menggenggam tangan ibunya."Biasa Ayahmu cuma satu minggu, kenapa kau lama sekali?" keluh Rianti tanpa s
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status