Semua Bab Satu Syarat Sandra: Bab 21 - Bab 30
86 Bab
Bab 21. Sebagian Diri Moses
Sandra terbangun saat dia merasakan ada sesuatu yang mengalir keluar dari tubuhnya. “Tidak, tidak, tidak. Ini tidak mungkin terjadi.” Dia beranjak dari kasur dengan pelan dan mengunci pintu kamar mandi. Harapannya hancur saat menurunkan celananya dan melihat noda darah. Dia tidak hamil.  Sandra mencuci celana dalamnya yang berwarna putih polos dengan sedikit renda sebagai pemanis dari bekas darah menstruasinya. Kemudian dia mengambil yang baru dari tas travel dan juga pembalut yang sudah disediakan Tina.  Sepertinya Tina mempersiapkannya karena sudah tau ini adalah waktu mendekati masa datang bulan Nona-nya. Sandra kembali ke kasur dan meringkuk di samping Moses yang tertidur lelap. Semalam setelah makan, mereka bermain Xbox sampai larut malam. Dia mencoba untuk tidur kembali, menutup matanya namun dia tidak dapat menahan kesedihan yang menyelimuti hatinya lagi. Tangisan Sandra pun pecah. Dia menangisi benih yang terbuang sia
Baca selengkapnya
Bab 22. Our Baby
“Aku kesini untuk menjemput istriku.” Mereka langsung menjadi pusat perhatian karena pas jam segini adalah waktunya karyawan Salinskie pulang kantor. Pipi Sandra bersemu merah saat beberapa dari mereka langsung bisik-bisik pada temannya. Ada yang terang-terangan menghampiri. “Wah, Nyonya Sandra. Suami Nyonya romantis banget,” ucap seorang gadis yang bekerja di bagian markom—Marketing Communication. “Nyonya sungguh beruntung. Suaminya bukan cuma tajir, tapi ganteng banget.” Teman di sampingnya menimpali, sambil melewati mereka. Sandra sebenarnya tidak suka dipanggil Nyonya, tapi Bambi yang bersikeras kalau dia lebih kelihatan berwibawa jika dipanggil Nyonya dan sebutan itu menunjukkan statusnya di perusahaan. “Kenapa kamu tidak bilang dulu mau menjemputku? Aku sudah janji dinner bareng Samuel karena ini hari terakhirnya di Chicago.” “Tidak apa-apa. Aku bisa pergi makan dengan tim-ku,” ucap Samuel sembari menundukkan kepalanya pada beber
Baca selengkapnya
Bab 23. Stolen First Kiss
Semuanya terjadi begitu cepat. Tau-tau bibir lembut Samuel sudah menempel pada bibirnya. Sandra mendorong badan Samuel dan menamparnya dengan keras. PLAKK!! Dia menekan bibirnya dengan punggung telapak tangannya, napasnya memburu dan dia memberi Samuel tatapan tidak percaya. Ciuman pertamanya telah direnggut! Samuel memegang pipinya sambil menggerakkan rahangnya. “Kamu benar-benar menamparku sekuat tenaga.” Dia memakai kembali kacamata hitamnya, masih belum sadar kalau ciuman pertama yang telah dia curi itu sangat berarti buat Sandra. Area masuk dan keluar bandara itu khusus untuk tamu VIP, jadi hanya ada mobil mereka di sana. Meskipun begitu, Samuel melihat ke kiri dan kanan untuk memastikan kembali bahwa tidak ada orang yang berada di sekitar mereka. “Bye, Samuel.” Sandra menggeser pintu mobil tapi tidak sempat menutupnya saat dicegah tangan Samuel. “Please, jangan tersinggung. Aku kira itu sudah biasa di sini sebagai
Baca selengkapnya
Bab 24. Malam Masih Panjang
Moses tidak bisa berhenti menatap wanita yang sedang berbicara dengan Tuan Besar Rivano. Dress hitam ketat itu membalut tubuhnya dengan sempurna. Tidak, bentuk tubuh Sandra yang sempurna. Tanpa pakaian longgar yang selalu dia pakai, Moses akhirnya dapat melihat paha mulusnya yang hanya pernah dia sentuh beberapa kali dalam kegelapan. Lalu pinggang kecil dan pinggul yang dia pegang saat dia menghunjamkan tubuhnya ke dalam… Moses menggelengkan kepalanya. Malam masih panjang. Jadi dia melewatkan bagian tubuhnya dan melihat ke wajah Sandra. Kenapa dulu dia berpikir wajah istrinya biasa-biasa saja? Sandra memiliki wajah yang semakin lama dilihat, semakin manis. Rambut hitamnya yang biasa dicepol ke atas, sekarang tergerai bergelombang sampai ke pinggangnya. Moses memang sangat suka melihat wanita berambut panjang. Pesta pernikahan Rafael digelar secara outdoor di taman Mansion Rivano. Dia tidak menghadiri acara pemberkatan sahabat baiknya karena be
Baca selengkapnya
Bab 25. Jangan Pergi, Moses
“Kita sudah sampai di rumah. Aku akan bantu membuka pakaianmu.” Sandra mengerjapkan matanya. “Kenapa bisa seorang malaikat datang ke rumahku? Di rumah ini hanya ada Oma Agatha dan Moses. Kamu kenal dia? Dia pria yang menyebalkan, setiap hari bertanya hal yang sama. Apa yang aku lakukan semuanya dia harus tau... Tadi juga dia melarangku minum.” Beberapa kata yang Sandra ucapkan tidak terdengar jelas namun Moses masih bisa memahami maksudnya. “Benarkah? Hmm… Mungkin pria menyebalkan itu terus bertanya karena mengkhawatirkanmu.” Sandra mendengus. “Tidak mungkin. He’s a control freak.” Apa? Ternyata di mata istrinya, Moses adalah suami yang suka ngatur. Dia semakin penasaran untuk menguak isi hati Sandra. Mungkin keadaan ini tidak akan terulang yang kedua kalinya. “Apa hubunganmu dengannya sampai kalian tinggal serumah?” “Dia suamiku selama lima tahun terakhir tapi…,” Sandra meliriknya ragu. “Boleh aku bicara jujur?” Moses
Baca selengkapnya
Bab 26. Diary Mama
“Mencekik siapa, Sandra? Kalau aku meninggal, siapa yang akan membopongmu ke atas kasur saat kamu mabuk lagi?” Moses menyandarkan bahunya pada kusen pintu dengan kedua tangan diselipkan pada kantong celananya. Senyum iblis tersungging di wajahnya. Kenapa Sandra bisa berpikir dia adalah malaikat saat pertama kali melihatnya? Dia pasti seorang iblis dalam penyamaran. “Siapa bilang aku akan mencekikmu sampai mati? Tidak, aku akan membuatmu sengsara terlebih dahulu.” Sandra mengikat tali pinggang jubah mandinya dengan lebih erat. “Dan aku tidak akan mabuk lagi. Semalam adalah pertama dan terakhir kalinya.” Moses menyuruh Tina keluar dengan sekali gerakan kepalanya. “Kamu juga silahkan keluar, Moses. Aku mau mandi.” Berbanding terbalik dengan keinginan Sandra, Moses malah melangkahkan kakinya ke lantai granit kamar mandi. “Kenapa kamu marah? Kita sama-sama menginginkannya.” “Tapi aku tidak sepenuhnya sadar dengan perbuatanku
Baca selengkapnya
Bab 27. Cinta Itu Rumit
Matahari sudah tenggelam ketika Moses baru sempat mengunjungi makam Pritta Alinskie dan seperti tahun-tahun sebelumnya, sudah ada sebuket bunga lili segar di atasnya. Kemudian dia melajukan mobilnya ke Mansion Alinskie setelah mendapat kabar dari James. Sekarang dia tidak perlu repot-repot bertanya pada Sandra lagi karena James yang akan mengabari semua kegiatan nona-nya. Seorang suami mengkhawatirkan istrinya tentu sah-sah saja kan? Dia tidak melarang Sandra mau pergi kemana, hanya saja dia harus tahu. Alunan melodi piano terdengar pelan dari sebuah ruangan dan kakinya melangkah menuju arah suara itu. Sepertinya Sandra begitu larut dalam penghayatannya sampai dia tidak sadar kalau Moses sudah berdiri di ambang pintu, melihatnya. Dia hampir lupa kalau Sandra sangat mahir bermain piano. Jari-jari lentiknya menari dengan lincah walaupun matanya terpejam. Suara dentingannya terdengar melankolis, seakan memanggil kekasih yang telah pergi untuk kembali. Mo
Baca selengkapnya
Bab 28. Semua Salah Sandra
“Bukankah itu kesepakatan kalian di awal?” Embusan napas yang panas keluar dari hidung Agatha. Satu buah jeruk jatuh ke atas paha Moses saat dia tidak sempat menangkapnya. “Aku berubah pikiran. Tidak mungkin anakku lahir tanpa ayahnya, Oma.” Pelayan yang tadi dia suruh, kembali dengan segelas jus jeruk dingin. “Apa kamu pelayan baru? Aku tidak suka yang dingin. Ganti dengan yang biasa.” Pelayan itu menundukkan kepalanya. “Baik. Maaf, Tuan Moses.” Oma menghardiknya setelah pelayan itu keluar. “Moses! Kamu tidak pernah bicara dengan nada kasar pada pelayan. Sejak kamu dekat dengan Sandra, sikapmu perlahan berubah.” “Maaf, Oma. Tapi kenapa semuanya salah Sandra? Oma tenang saja, aku sudah berjanji akan menikahi Jessica dan aku akan menepatinya.” “Ya, aku harap kamu tidak berubah pikiran lagi setelah anakmu lahir. Mungkin nanti kamu mau menunggu sampai dia berumur 18 tahun! Jessica bisa-bisa direbut pria lain duluan.” Moses
Baca selengkapnya
Bab 29. Merebut Cinta Suami
Launching produk Salinskie sukses besar dan bahkan penjualannya melebihi ekspektasi. Rangkaian perawatan wajah dengan tema Glass Skin yang membidik pasar milenial itu bahkan langsung habis terjual hanya dalam beberapa jam di sejumlah toko. “Saya sebagai owner Salinskie, mengucapkan terima kasih atas kerja keras dan harapan kalian semua sehingga rangkaian terbaru kita, Glass Skin, bisa disambut dengan antusiasme yang besar dari pelanggan setia Salinskie.” Seluruh karyawan yang berkumpul di ruang pertemuan itu memberi tepuk tangan meriah untuk Sandra. Apalagi ketika mendengar bahwa mereka akan diberikan bonus sebagai apresiasi. Setelah itu, mereka kembali bekerja lagi untuk menangani keluhan pelanggan yang tidak kebagian produk dan juga merencanakan jumlah pasokan tambahan yang akan dikirim ke beberapa negara. Sandra masuk ke ruangan kantornya yang sudah dipenuhi oleh buket bunga dan kartu ucapan selamat dari beberapa teman dan kolega bisnis. Di
Baca selengkapnya
Bab 30. Stray Cat Cafe
“Jangan tunggu aku, James. Aku pulang sendiri aja.” Sandra memasukkan ponselnya ke dalam tas dan turun dari mobil. Dia sudah mengabari Moses kalau dia tidak bisa pergi ke Graham Elliot Bistro. “Baik, Nona.” Sebelum masuk ke dalam kafe, Sandra memastikan kalau James benar-benar pergi. Tidak butuh waktu lama, matanya langsung menangkap sosok yang dicari, berada di meja paling ujung, membelakangi pintu. Sandra duduk di hadapannya, memangku tasnya dan menatap pria yang duduk tertunduk dengan topi hitam di kepalanya, sedang mengelus bulu seekor kucing tabby. “Andrew.” Pria bernama Andrew itu mengangkat kepalanya dan Sandra terkesiap saat melihat mukanya penuh dengan luka lebam. Mata kirinya bengkak, hidung dan pipinya dihiasi goresan-goresan merah. “Apa yang terjadi?” “Dia memukulku lagi,” jawabnya pelan, tidak berhenti mengelus kucing di pahanya. “Aku benar-benar tidak akan kembali padanya. Tapi saat aku bilang mau putus, dia menga
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status