All Chapters of Dinikahi Om Duda: Chapter 31 - Chapter 40
113 Chapters
Miliki Aku Seutuhnya
Hari terus berganti, hingga tak terasa usia pernikahan Revalina dan Raffael sudah menginjak bulan ketiga. Foto yang berhubungan dengan Maria pun tentu saja sudah dihapus, bahkan di hadapan Revalina. Pun dengan nomor sang mantan sudah Raffael blokir. Tak cukup sampai di situ. Setiap hari Revalina bersikap manis dan terus bertingkah agresif agar Raffael tidak jauh darinya, dan yang paling utama adalah agar Raffael bisa seratus persen melupakan Maria. Revalina menjalani hari-harinya dengan tenang. Casandra dikabarkan sudah menikah lagi dan sedang hamil besar. Sekarang, ia sedang gelisah. Bagaimana tidak? Kedua orang tuanya meminta seorang cucu. Memang, dirinya sadar, sebagai seorang istri seharusnya tidak egois. Sejak awal menerima pernikahan seharusnya ia tahu akan seperti apa rumah tangga dan hubungan sebagai suami istri itu. Pukul tujuh pagi, Raffael sudah berangkat ke kantor. Sebagai seorang istri, Revalina tengah disibukkan dengan merapikan meja makan dan
Read more
Ulah Serangga Nakal
Sinar mentari menelusup melalui jendela kaca yang tidak tertutup rapat oleh gorden membuat Revalina tersadar dari mimpi. Revalina menggeliat."Pagi, Sayang?" sapa Raffael sambil mencium pipi istrinya.Mata Revalina perlahan terbuka. "Hmm ... pagi. Astaga, jam berapa ini?" "Baru jam tujuh," jawab Raffael. "Ya, ampun! Kenapa kau tidak bangunkan aku?" tutur Revalina sambil turun dari kasur. "Aww!" sambungnya memekik. Ia merasakan sakit di area intimnya. Pun Revalina baru menyadari jika dirinya masih polos. "Ya, Tuhan!" Revalina berbalik menatap Raffael. "Jangan lihat!" Wanita itu menarik selimut untuk menutupi dirinya."Astaga! Kenapa kau juga tidak mengenakan baju?""Ish! Kenapa? Toh semalam kita sudah sama-sama melihat," goda Raffael.Revalina mendelik. Matanya membulat sempurna saat melihat bercak darah di sprei berwarna putih. Raffael mengikuti ke mana arah istrinya melihat. Tersenyu
Read more
Keinginan Revalina
Revalina dan Raffael berpamitan kepada Hanna sekaligus mengajak Aldevaro. Namun, mulai hari itu Hanna melarang mereka untuk membawa sang cucu ikut bekerja dengan alasan Aldevaro masih kecil untuk dibawa perjalanan jauh. Apalagi bayi itu harus menempuh dua perjalanan dalam sehari yaitu ke kantor Raffael dan Carlos. Revalina hanya pasrah dengan keputusan Hanna. Di perjalanan menuju Xie Company Revalina tampak murung. "Kenapa, Sayang?" tanya Raffael. "Tidak," jawab Revalina singkat.Tangan kiri Raffael menggenggam tangan Revalina, sedangkan tangan kanan, ia fokuskan untuk memegang kendali stir. "Bicaralah, ada apa? Apa masih sakit?""Aah ... tidak, sudah tidak sakit.""Lalu?"Revalina mengatakan bahwa suaminya fokus menyetir saja. Nanti di kantor ia akan bicara.***Mobil sudah terparkir di depan lobi  Xie Company. Raffael dan Revalina turun bersamaan. Pemilik perusahaan itu memberikan ku
Read more
Merasa Terancam
Mobil Raffael memasuki gerbang kediamannya. Raffael menyipit karena ia melihat sebuah mobil hitam teronggok di halaman. "Casandra?" gumam Raffael. "Maksudnya apa?" tanya Revalina. Ia mengikuti arah Raffael menatap. Mata Revalina membulat sempurna saat melihat Casandra menggendong Aldevaro di teras dan bayi itu menangis hingga mukanya memerah. Belum juga mobil berhenti, Revalina nekat turun. "Astaga, Sayang!" teriak Raffael sambil mengerem.Revalina berlari menghampiri Casandra. Tangannya dengan cepat meraih Aldevaro. "Jangan ambil anakku!" seru Revalina sambil memeluk Aldevaro erat. Casandra hanya terbengong atas tindakan dan ucapan Revalina.Raffael bergegas turun dan berlari menghampiri istrinya kemudian berkata, "Mau apa kau ke sini? Jangan harap kau bisa mendapatkan anakku!"Casandra mendengkus. "Jangan salah paham dulu. Aku ke sini hanya ingin memberinya kado ulang tahun. 
Read more
Janji Raffael
Udara malam yang dingin mampu menusuk tulang siapa saja. Namun, lain halnya dengan Revalina. Ia tetap berdiri di balkon kamar seraya menatap rembulan. "Hei, kenapa di sini, hm?" tanya Raffael sambil memeluk Revalina dari belakang dengan dagu ia sandarkan pada pundak sang istri. Revalina menoleh kemudian mencium pipi suaminya. "Sudah selesai laporannya?""Sudah," jawab Raffael sambil mengencangkan pelukannya. "Kau tidak merasa dingin?" sambungnya. Revalina menggeleng."Masuk, yuk," ajak Raffael. "Kau saja, Pak Suami."Raffael memutar tubuh Revalina. Kini mereka berhadapan. Telapak tangan kekar itu membingkai wajah sang istri kemudian bertanya, "Kenapa jadi Pak Suami lagi, hm? Aku lebih suka kau memanggilku dengan sebutan SA-YANG!" tegas Raffael. Revalina tersenyum. "Sayang, Sayang, Sayang, Sayang, Sayang," ucapnya sampai beberapa kali. "Ish! Tidak seperti itu juga, Yang," bantah Raffael
Read more
Kejutan Menyakitkan
Jarum jam menunjuk pada angka sembilan. Mobil Raffael sudah teronggok di area parkir Xie Mega Mall. Kedatangan mereka tentu saja mencuri perhatian pengunjung bahkan penjaga toko di sana. Mereka yang mengetahui jika yang datang itu adalah pemilik Mall, maka tak segan mereka akan sengaja menghampiri semata untuk menyapa dan bertanya kabar. Marga Xie itu akhirnya tiba di kantor. Semua karyawan di sana tentu saja dikagetkan dengan kedatangan Raffael. Bagaimana tidak? Karena bukan jadwalnya Raffael berkunjung. Mereka beranggapan jika itu adalah benar-benar sebuah sidak. Raffael menghubungi asistennya. Ia memerintahkan untuk membawa semua baju anak keluaran terbaru dan pembukuan bulan lalu."Sayang, nanti ada kejutan untukmu," kata Raffael. Revalina sumringah. "Waah, apa itu?""Ada, deh. Tunggu aja, ya."***Di sebuah counter barang-barang branded, seorang wanita bertubuh jangkung sedang memilih dan memilah be
Read more
Penjelasan
Revalina dan Hanna mengitari beberapa counter pakaian yang ada di Mall. Sang mertua menyarankan jika baju yang dikenakan di acara ulang tahun Aldevaro nanti mengenakan warna senada. Revalina pun menyetujuinya. Tak lupa Hanna membelikan sebuah barang branded untuk Cecilia sebagai hadiah. Ya, walaupun Mall itu milik putranya, Hanna tetap membeli dengan uangnya sendiri. Di area parkir, Raffael tergesa untuk menaiki mobilnya. Namun, matanya menangkap mobil milik keluarga Carlos ada di sana. Raffael mengetuk kaca pintu mobil itu. Kaca mobil pun terbuka. "Istriku belum pulang?" tanya Raffael"Belum, Tuan. Saya sudah satu jam di sini. Katanya, Nona masih memilih baju," jawab sang sopir. Ponsel sopir itu berdering."Maaf, Tuan. Saya angkat panggilan dulu. Ini dari, Nona," izinnya. Raffael mengangguk. "Nona sudah menunggu di depan, Tuan," kata sopir setelah menerima telepon. Raffael berge
Read more
Menginap & Tamu Tak Diundang
MENGINAP Hanna merasa bersyukur karena Revalina sudah kembali ceria. Suasana makan malam pun terasa hangat.  "Emm ... Pak Suami, apa boleh malam ini aku menginap di rumah mama?" tanya Revalina di tengah makannya.  "Harus malam ini, kah?" "Iya. Aku tidak mau mengundang mama papa lewat telepon. Kalau besok kita ke sana, itu terlalu mendadak. Aku mau mama papa meluangkan waktunya esok lusa untuk putraku. Bagaimana?" Raffael sejenak terdiam. "Oke, baiklah. Kita akan menginap di sana." "Kita?" "Ya, aku akan ikut menginap," jawabnya. "Apa Mama mau ikut?" sambungnya kepada Hanna.  Hanna menggeleng. "Lain kali saja. Untuk sekarang kalianlah dulu." Makan malam pun usai. Raffael beserta istri sedang bersiap di kamar. Revalina mengepak keperluan Aldevaro dan Raffael.  Tepat pukul delapan malam, mereka meninggalkan kediaman xie.  *** Jarum jam menunjuk pada angka sembilan saa
Read more
Malam Spesial & Mimpi Buruk
MALAM SPESIAL Di kamar, Revalina mengganti pakaian diri serta putranya. Sebotol susu wanita itu siapkan. Kantuk tak hanya menyerang Aldevaro, pun kepada Revalina. Keduanya tertidur pulas.  Raffael yang melihat istrinya tertidur, langsung menghubungi seseorang.  "Bagaimana?" tanyanya pada sambungan telepon.  "Sudah siap, Tuan." "Bagus! Barang yang aku pesan?" "Sudah saya kirim. Mungkin sebentar lagi tiba di rumah Anda, Tuan." "Baik, terima kasih." Raffael memutuskan sambungan telepon.  Tok tok tok!  Raffael melangkah cepat ketika mendengar suara ketukan pintu. Bisa gagal semua rencananya jika Revalina terbangun.  "Ada apa, Bi?" tanya Raffael ketika membuka daun pintu.  "Ini ada paket untuk Anda, Tuan," kata Jumi seraya memberikan.  Jumi berpamitan saat barang yang dibawanya berpindah tangan.  Raffael bergegas menyimpan salah satu barang
Read more
Posesif
Laiknya seorang ibu rumah tangga, Revalina sudah berjibaku dengan perabot dapur di pagi hari, menyiapkan segala keperluan suaminya untuk ke kantor, memandikan Aldevaro dan membereskan kamar."Di kantor jangan genit-genit! Awas aja kalo macam-macam!" ancam Revalina sambil memasangkan dasi. Raffael tersenyum. "Tenang aja, sih. Gak akan aku macam-macam. Paling bermacam-macam.""Iiihhhh!" geram Revalina. "Uhuk!" Raffael terbatuk karena istrinya menarik dasi hingga mencekik lehernya. "Sakit, Sayang," sambungnya seraya melonggarkan dasi. Revalina berbalik memunggungi Raffael. Raffael menggeleng. "Aku becanda, Yang. Aku berani macam-macam cuma sama kamu saja," tuturnya seraya memeluk sang istri dari belakang. "Tidak ada lagi wanita lain selain kamu," sambungnya meyakinkan. Revalina melerai pelukan. "Apa? Tidak ada lagi wanita lain? Maksudnya apa? Katanya selama dekat denganku tidak ada wanita lain. Tapi, apa kau
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status