All Chapters of Dinikahi Om Duda: Chapter 1 - Chapter 10
113 Chapters
Hari Sial
"Sabarlah, Tuan! Apa kau tidak lihat di depan macet?!" teriak Revalina di atas motor sambil menoleh ke arah mobil yang berada tepat di belakangnya karena terus menyalakan klakson. Tidak berselang lama kemacetan terurai. Gadis cantik berusia dua puluh tahun itu melajukan motor maticnya dengan kecepatan sedang. Tin! Suara klakson terdengar nyaring saat mobil itu menyalip. Nahas, ban mobil menginjak genangan air dan mengenai Revalina. "Aaaaa!" gadis itu berteriak lalu menepi. Matanya membulat sempurna saat melihat penampilannya di kaca spion. "Astaga! Wajahku ... bajuku juga ...." Revalina berdecak kesal sambil menatap sinis mobil mewah yang sudah menjauh. Tangannya merogoh sapu tangan dalam tas kemudian membersihkan wajahnya. Setelah bersih, ia melempar sapu tangan itu ke dalam tong sampah yang tak jauh darinya. "Sial! Bisa telat kalau begini. Mana katanya sekarang dosennya galak lagi," gerutuny
Read more
Dijadikan Istri?
Pukul satu siang, mobil mewah milik Raffael terparkir di salah satu mall ternama. Tanpa memedulikan Revalina, pria itu membuka sabuk pengaman lalu turun. "Mall? Apa dia mau melakukannya di mall? Yang benar saja?" gerutu Revalina. "Eh ... tunggu!" lanjutnya berteriak. Revalina terus berlari dan akhirnya bisa menyejajarkan langkah dengan dosennya."Yang benar saja, masa mau melakukannya di mall?" tanya Revalina dengan napas tersengal. "Astaga! Kau ini beneran polos atau gila atau memang bodoh?" ucap Raffael pelan."Kau bilang apa?""Dasar gila!""Kau!" Revalina berdecak kesal. Mau tidak mau gadis itu mengikuti kemana dosennya pergi, hingga akhirnya sampai di sebuah outlet pakaian brand ternama. "Ada yang bisa kami bantu, Tuan," sambut sang pelayan ramah. "Tolong layani gadis ini. Terserah dia mau pilih berapa banyak baju."Sang pelayan menyambut Revalina dan me
Read more
Antara Hati Nurani dan Orang Tua
"Sudah dipastikan jika aku yang akan memenangkan sidang nanti!"Semua mata tertuju pada sosok wanita yang baru saja masuk. Siapa lagi kalau bukan Casandra --mantan istri Raffael. Raffael beranjak dari duduknya dan menghampiri Aldevaro seraya berkata, "Apa kau tidak kasihan melihatnya? Dia membutuhkan ASI. Aku mohon berilah walau sekali dalam sehari."Casandra tertawa lepas. "Hey! Sudah aku bilang dari sebelum kita menikah. Jika memiliki anak, tidak akan aku susui," jawab Casandra. "Apalagi aku sudah terkenal sekarang. Lalu bagaimana jika pay*daraku kendur nanti?""Kau egois. Kau hanya mementingkan dirimu sendiri. Mana Casandra yang dulu aku kenal. Mana?!" bentak Raffael. "Setelah kau mengenal uang kenapa dirimu berubah? Apa tidak cukup uang bulanan yang selalu putraku beri? Sampai-sampai kau lebih memilih pria lain yang bahkan tidak jelas asal-usulnya!" timpal Hanna denganemosi.Ferdy hanya menyimak obrolan mereka sambil me
Read more
Diajak Menikah
Jarum jam sudah menunjuk pada angka sembilan malam. Namun, Revalina enggan untuk terpejam. Miring kanan, miring kiri, bahkan tengkurap sudah ia lakukan. Entah mengapa rasa gelisah kian menggerogoti hati tatkala dirinya mengingat Aldevaro."Ya, Tuhan, kenapa wajah polos bayi itu selalu terngiang di otakku? gumam Revalina. Suara ponsel mengalihkan perhatiannya. Ia beranjak dan mengambil benda pipih itu di atas nakas. "Siapa ini?" ucapnya ketika melihat nomor yang tidak ia kenal di layar ponsel.Revalina menolak panggilan. Ia meletakkan kembali ponselnya. Namun, lagi-lagi ponsel itu berdering. "Astaga, siapa, sih?" kesalnya sambil meraih ponsel. Revalina mendengkus sebal karena saat ia akan menerima, panggilan itu terputus. Ting! Panggilan masuk berubah menjadi pesan singkat. "Tolong angkat teleponnya. Ini aku, Raffael," isi pesannya.Revalina membulatkan matanya saat membaca
Read more
Bimbang
Selama di restoran, Revalina belum memberikan jawaban. Ia merasa bingung dan ada rasa sesal dengan ucapannya dan kini menjadi boomerang. Namun, di sisi lain, ia sangat peduli bahkan sayang kepada Aldevaro. Ia tidak ingin putra dari dosen gantengnya berada di tangan yang salah meskipun ibu kandungnya sendiri. Akan tetapi, kalaupun dirinya menerima tawaran untuk menjadi istri sah Raffael, apakah ia sanggup, apakah ia bisa, apakah ia mampu mengurus bayi diusianya yang masih muda? Pertanyaan itu yang bergelayut dalam pikiran Revalina sekarang, dan yang tak kalah penting adalah apakah bisa ia mencintai sosok Raffael, pun sebaliknya. Gadis cantik itu duduk termangu di sofa balkon dengan tangan terus mengaduk segelas susu coklat yang ada dalam genggamannya. "Ya, Tuhan ... aku harus bagaimana?" gumam Revalina. "Bagaimana apanya, Sayang?" tanya Cindy yang tiba-tiba saja datang sambil menepuk pelan pundak putrinya."Astaga! Mama!" Rev
Read more
Mendapatkan Restu
Bulan sudah kembali ke peraduannya. Kini, tinggal mentari pagi yang bertugas memanjakan bumi. Sinarnya begitu hangat menelusup setiap celah. "Emmm ...." Revalina bergumam saat sorot matahari mengenai wajahnya. "Bangun, Sayang," titah Cindy sambil membuka gorden. "Jam berapa ini, Ma?" tanya Revalina dengan mata masih terpejam. "Sudah jam enam pagi. Bangun dan bersiaplah. Karena tamu kita akan datang pukul sembilan."Revalina membuka matanya seraya berkata, "Tamu?""Ck! Jangan bilang kamu lupa kalau hari ini kita akan kedatangan sahabat Mama. Mama tidak mau tahu, pokoknya hari ini harus ada di rumah. Titik!" tutur Cindy kemudian pergi. "Aarrgggh! Kenapa bisa aku lupa?" ucap Revalina kemudian duduk dan menepuk kening. "Ponsel mana ponsel," sambungnya dengan mata dan tangan sibuk mencari benda pipih itu.Revalina meraih tas yang ia simpan di atas nakas. Tangannya dengan lincah merogoh gawa
Read more
Harus Memilih
Revalina ragu. Ketika dirinya baru mengenal makhluk yang bernama laki-laki, ia malah dihadapkan dengan pilihan yang rumit. Bukan tidak pernah mengenal, tetapi ia membentengi dirinya sendiri karena enggan seperti Cecilia --sahabatnya, yang terluka karena sosok yang berwujud laki-laki itu. Pewaris tunggal konglomerat itu mulai membuka hati. Ia ingin merasakan mencintai dan dicintai. Kenzie, lelaki pertama yang diberi kesempatan untuk dekat dengan dirinya. Namun, ucap janji kepada Raffael menghancurkan semuanya. "Bodoh! Kenapa kemarin mulut ini begitu entengnya mengatakan jika aku bersedia menjadi istri Raffael," sesal Revalina. "Kalau tidak mau, tidak usah. Tenang saja, aku tidak akan menuntutmu seperti yang aku katakan waktu lalu," ucap Raffael. "Kalau pun aku kalah dalam persidangan, mungkin memang seharusnya Aldevaro berada di samping ibunya.Revalina terperanjat. Ia tidak menyangka jika Raffael mengikutinya ke taman belakang."T
Read more
Hitam Di Atas Putih
Tepat pukul dua belas malam, Revalina tiba di kediaman Xie."Pengamanan di sini memang seperti ini? Dengan mudahnya kita masuk," tanya Revalina kepada sopirnya. "Mereka sudah tau kalau kita dari keluarga Tuan Carlos, Nona.""Oo ... seperti itu. Baiklah, kau boleh pulang. Aku akan menginap di sini. Tolong bilang sama Mama, aku lupa membawa ponsel," ucap Revalina kemudian turun dari mobil. Samar terdengar Aldevaro menangis. Gadis itu bergegas menekan bel. "Astaga! Lama sekali," gumam Revalina sambil terus menekan bel.Pintu terbuka. Ternyata asisten rumah tangga keluarga Xie yang menyambut Revalina.Tanpa kata, Revalina bergegas masuk. Namun, langkahnya terhenti dan berbalik menatap sang ART yang sedang menatap dirinya heran."Hehe ... antarkan aku ke kamar Aldevaro, Bi.""Oh, mari ikut saya, Non."Revalina mengikuti langkahnya, hingga akhirnya sampai di depan kamar. "Den Al ada di sin
Read more
Pernikahan
Raffael dan Revalina kembali menemui Hanna di ruang makan.Revalina mengatakan jika dirinya siap menjadi istri Raffael. Pernyataan gadis itu tentu saja membuat Hanna tidak percaya sekaligus senang. Bagaimana tidak? Kemarin, Revalina sudah menolak bahkan enggan menemuinya saat pamit pulang. "Kamu seruis, Sayang?" tanya Hanna memastikan. Revalina mengangguk diiringi senyum yang tersungging. "Iya, Tante. Rere siap menjadi ibu sambung dari Mbul. E-eh, maksud Rere Aldevaro."Hanna memeluk Revalina dengan erat dengan rasa haru. Tak terasa bulir bening meluncur bebas jatuh di pipi wanita paruh baya itu. Revalina melerai pelukan. "Tante, kenapa menangis?""Jangan panggil Tante, mulai sekarang panggil Mama saja.""I-iya, Ma-Mama.""Mama senang, Nak. Akhirnya kamu menjadi menantu keluarga Xie. Itu yang papanya Raffael harapkan sebelum kematiannya beberapa tahun lalu."Raffael menunduk mendengar ucapan Hanna. Ya,
Read more
Anggap Saja Nikah Kontrak!
Makan malam mewah digelar di kediaman Xie sebagai tanda bersatunya dua keluarga. Senyum bahagia terpancar dari wajah Hanna juga Cindy. "Aku bener-bener gak nyangka. Yang semula ingin Raffael mengajarkan bisnis kepada Revalina. Eeh ... malah jadi mantu," ujar Cindy diiringi senyum. "Yang jelas aku bahagia. Akhirnya permintaan terakhir suamiku dapat terkabul," timpal Hanna sambil menatap foto besar yang terpajang di tembok. Raffael menggenggam tangan Hanna. "Maafkan El, Ma. Dulu tidak mendengar apa kata Mama dan Papa.""Iya, Nak. Yang penting sekarang kalian sudah bersatu. Sayangi menantu Mama ya? Jaga dia, cintai dia," pinta Hanna. Raffael hanya mengangguk sebagai jawaban. "Uuuh ... kamu sudah ngantuk, Sayang? "Kita bobok, yuk!" ucap Revalina saat melihat Aldevaro menguap. "Rere tidurin dulu Al, ya? Sepertinya sudah mengantuk," pamit Revalina kepada semua orang kemudian beranjak. "Tunggu
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status