All Chapters of My Boyfriend is a Vampire: Chapter 21 - Chapter 30
40 Chapters
MBV 21
Annabele baru saja selesai mandi. Ia kini tengah duduk di kursi kayu depan meja kerjanya seraya mengusap rambut yang masih basah. Annabele sudah tak heran jika Cristian pergi tiba-tiba, tapi hanya tak menyangka jika pria itu berpikir untuk membuka kunci kamar. "Ha, dia ini memang misterius," gumamnya. "Kak Anna!" Alex berlari masuk ke kamar Annabele. Annabele menoleh dan melihat Alex menghampiri, merasa terkejut karena adiknya itu terlihat terburu-buru. "Ada apa? Kenapa kamu berlarian di dalam rumah?" tanya Annabele dengan tangan masih mengusap rambut. "Ada yang mencarimu," jawab Alex, masih mencoba mengatur napas yang terengah. "Mama meminta Kakak cepat turun," lanjut Alex. Annabele mengerutkan alis, berpikir siapa yang mencarinya sepagi ini. "Siapa yang mencariku?" tanya Annabele. "Seorang pria, tampan."-
Read more
MBV 22
Cristian mengajak Annabele pergi ke pegunungan di pinggiran kota, perjalanan yang ditempuh mereka lumayan lama, sampai akhirnya mereka sampai di sisi hutan. "Kita jalan kaki dari sini," kata Cristian yang sudah melepas seatbelt dan bersiap keluar mobil. "Apa jalur pejalan kaki aman?" tanya Annabele ketika tak yakin dengan jalur yang akan mereka lewati. "Apa kamu tak percaya dengan kemampuanku?" tanya Cristian dengan menaikkan satu sudut alis. Annabele mengerutkan dahi, tak mengerti dengan maksud Cristian. Namun, meski begitu tetap saja ikut. Mereka berjalan kaki, jalan yang diambil Cristian ternyata mudah dilalui. "Apa masih jauh?" tanya Annabele, merasa tempat yang akan mereka datangi tak kunjung terlihat. "Kamu lelah?" tanya Cristian. Annabele menggelengkan kepala, tetap melangkahkan kaki mengikuti langkah Cristian. 
Read more
MBV 23
Annabele turun dari mobil setelah Cristian menepikan dan berhenti di bahu jalan.  "Mau ikut turun?" tanya Annabele. "Tidak, aku akan menunggu sampai dia pergi," jawab Cristian yang kesal karena Annabele memaksa turun. Annabele mencoba mengerti, merasa jika Cristian tak mau turun karena cemburu dengan Sam. Ia pun berjalan ke arah rumah di mana Sam sudah berdiri di teras menunggunya. Annabele tahu jika Sam memang sekarang terlalu mengekangnya untuk tak berhubungan dengan Cristian, tapi dibalik itu entah kenapa Annabele juga tidak bisa mengabaikan pria itu. "Sam, ada apa ke sini?" tanya Annabele ketika sudah sampai di hadapan Sam. Sam melirik sekilas ke arah mobil Cristian, sebelum akhirnya menatap Annabele dan menjawab, "Kamu dari mana? Aku menghubungimu tapi tidak dijawab." "Oh, ponsel aku mode silent. Tadi hanya pergi berjalan-jalan dengannya." Annabele
Read more
MBV 24
"Jauhi dia!" perintah Sam. Cristian membeku ketika tahu siapa Sam sebenarnya. Seorang vampir dari klan yang kekuatannya berada jauh di atasnya, bahkan umur Sam lebih tua darinya. Namun, Cristian tak mengerti, kenapa Sam rela menyamar dan keluar dari Klan untuk membaur dengan manusia, terutama dekat dengan Annabele. "Apa yang sebenarnya kamu inginkan? Kenapa kamu mendekati Annabele?" tanya Cristian memastikan. "Apa kamu masih tidak paham dengan keberadaanku di sini? Atau sebenarnya kamu sudah melupakan tragedi itu? Tidak akan aku biarkan itu terulang, kali ini aku tidak akan membiarkan masa lalu terulang. Aku memperingatkanmu, Cris.. Jauhi Annabele, atau aku sendiri yang akan memusnahkanmu!" ancam Sam. "Kenapa kamu peduli? Apa arti Annabele untukmu?" tanya Cristian yang tak paham. Sam merasa geram dengan pertanyaan Cristian. Ia sampai mendekat dengan cepat dan mencengkeram kerah k
Read more
MBV 25
"Oh, Kakak mau makan darahku? Boleh." Gadis itu menyodorkan tangan, mempersilahkan Sam untuk menggigit pergelangan tangannya. Sam terkesiap dengan yang dilakukan gadis itu, tak menyangka jika hal itu tidak membuat gadis cerewet itu ketakutan. "Kamu tidak takut aku menggigit dan mengisap darahmu sampai habis?" tanya Sam dengan satu sudut bibir tertarik ke atas. Gadis kecil itu mengedikkan kedua pundak, sebelum kemudian berkata, "Aku pernah memberikan pada ayah, karena dia sedang kesakitan. Tapi ayah tidak mengisapnya sampai habis." Sam semakin terperanjat mendengar penjelasan gadis itu. Hingga demi menghindari rasa kesal serta gejolak ingin meminum darah gadis itu, Sam memilih meninggalkan gadis itu dan memantaunya dari jauh. Gadis kecil itu terlihat sedih, merasa jika Sam tak menyukainya. Sedangkan ia sebenarnya mendamba seorang kakak untuk bisa diajak main. 
Read more
MBV 26
Sam menatap jepit rambut berbentuk bunga mawar, hal terakhir yang dimilikinya setelah Bella meninggal. Ia menggenggam erat ketika mengingat masa lalu itu, masa lalu yang manis juga menyakitkan. Untuk pertama kalinya dia menerima keberadaan manusia dalam hidupnya, dan untuk pertama kalinya juga dia harus merasakan kehilangan. "Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Sam ketika merasakan keberadan Cristian di rumahnya. "Apa Annabele adalah Bella?" tanya Cristian dengan kedua telapak tangan mengepal di samping tubuh. Ia bicara seraya menatap punggung Sam. Sam ingin tertawa mendengar pertanyaan Cristian. Ia memilih memasukkan jepit rambut itu ke saku celana, kemudian membalikkan badan dan menatap pada Cristian. "Apa pentingnya kamu bertanya," kata Sam santai, bahkan tersenyum miring pada Cristian. "Kamu memintaku menjauhi Annabele, kamu juga terus mengatakan jika masa lalu akan terulan
Read more
MBV 27
Sudah beberapa hari semenjak Cristian pergi tanpa kata. Annabele merasa begitu kehilangan pria itu, ia sudah terbiasa berdekatan dengan kekasihnya itu. Kini ketika Cristian pergi, semuanya terasa hampa bagi Annabele. Hari itu Annabele pulang sedikit larut karena lembur. Ia berjalan dari halte bus menuju rumah, sampai langkahnya tiba-tiba terhenti ketika melihat siapa yang berdiri di hadapanya. "Kamu merindukanku?"  Wajah dan senyum itu tak asing bagai Annabele. Namun, tatapannya begitu berbeda, Annabele tahu arti tatapan dari bola mata itu. "Julie." Annabele bisa merasakan jika ada yang berbeda dari temannya itu. "Di mana kekasih vampirmu?" tanya Julie dengan senyum menyeringai. Annabele cukup terkejut mendengar Julie tahu siapa Cristian yang sebenarnya. Saat temannya itu maju dan berdiri di bawah sorotan lampu jalan, Annabele sadar jika itu bukanlah Jul
Read more
MBV 28
"Sam!" Julie begitu terkejut temannya itu datang menolong Annabele. "Pergi dari sini, Sam. Aku tidak ingin melukaimu!" perintah Julie. "Apa kamu pikir aku akan membiarkanmu melukaiku? Salah!" Sam mengeluarkan kuku-kuku tajamnya. Julie terkejut melihat perubahan itu, baru tahu jika ternyata Sam yang dianggapnya sebagai manusia biasa adalah seorang vampir. Annabele yang berada di belakang Sam, juga terkejut ketika melihat pria itu mengeluarkan kuku tajam. "Jauhi Anna!" perintah Sam dengan mata menyorot tajam ke arah Julie. Julie menyeringai mendengar perintah Sam, tak menyangka jika ternyata banyak yang melindungi Annabele, membuat rasa dendam, cemburu, dan amarah akan gadis itu semakin membumbung tinggi. "Kalau aku tidak mau, kamu mau apa? Membunuhku? Bisa kamu coba!" Julie memancing reaksi Sam. Sam memang bersiap, tapi ada hal yang tidak
Read more
MBV 29
Sam terkejut dengan yang terjadi. Ia bangun dan ingin menghindarkan Annabele dari Julie, tapi sayangnya terlambat. "Julie, maaf." "Jangan pikir kamu menang." Annabele menghunus belatinya dari jantung Julie. Ia mundur perlahan dengan kelopak mata menggenang, ketika harus terpaksa menusuk temannya itu. Julie melirik dada yang ditusuk oleh belati perak itu, sebelum dirinya melihat ke arah kuku, di mana ia juga sempat menggores dada Annabele. "Aku mungkin akan binasa, tapi rasa sakit yang aku rasakan, takkan sesakit yang akan kamu rasakan." Julie tersenyum miring, hingga kemudian merasakan tubuhnya mati rasa. Perlahan, bagian tubuhnya menguar bagai abu yang tertiup angin. Sam melihat Annabele yang gemetar dengan air mata yang mengalir. Gadis itu menangis, karena telah benar-benar membunuh temannya sendiri. Annabele menjatuhkan belati ketika m
Read more
MBV 30
Sam menatap Annabele yang terbaring tak sadarkan diri. Ia sengaja membawa gadis itu ke apartemennya, karena tak mungkin membawanya pulang atau ke rumah sakit. Tentu saja kondisi luka Annabele yang tak biasa, akan menjadi pertanyaan bagi para tenaga medis. Sam menatap jepit rambut yang pernah dikenakan Bella, masih bisa merasakan darah hangat Bella yang pernah membasahi tangan. Ia ingat tiap embusan napas serta senyum gadis itu semasa hidupnya. Annabele sudah tak sadarkan diri lebih dari semalam. Sam sendiri sudah mengobati luka Annabele, karena tentunya dia memiliki obat yang lebih ampuh dari pengobatan para medis.  Sam bangkit dari duduk ketika melihat pergerakan jemari Annabele, langsung meraih telapak tangan dan menggenggam erat. "An, bagaimana perasaanmu?" tanya Sam ketika melihat kelopak mata Annabele mulai bergerak. Annabele mencoba membuka kelopak mata, hingga melihat
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status