Semua Bab My Boyfriend is a Vampire: Bab 1 - Bab 10
40 Bab
MBV 1
'Jika aku harus mati dengan cara seperti ini, aku belum rela! Aku belum rela!' Seorang gadis mengenakkan midi dress berwarna pink, terlihat terjun bebas dari lantai atas sebuah gedung. Gadis berambut pirang dengan panjang sebahu itu memejamkan mata, tak ada harapan untuknya hidup setelah ini. "Ma, Alex. Maafkan aku! Aku belum bisa membahagiakan kalian, aku belum bisa mengabulkan harapan kalian!" teriak gadis itu yang sudah pasrah. "Siapa yang akan menolongku? Aku belum rela mati!"  Gadis itu memejamkan mata rapat dengan menitikkan air mata, bahkan buliran kristal bening itu terbang terbawa angin. Ia semakin jatuh dan hampir menghantam jalanan, saat merasa tubuhnya melayang. "Tunggu!"  Ia membuka mata, tubuhnya tak terhempas di jalanan. Ia melihat wajah tampan yang dipancari cahaya bulan, wajahnya begitu memukau. "Aku melayang! A
Baca selengkapnya
MBV 2
Ketiga pria yang berdiri di belakang Annabele, tampak memperhatikan punggung gadis itu, membuat Annabele sampai mengusap tengkuk karena merasa merinding. "Bukankah dia manis." "Hmm ... Cris, bagaimana menurutmu?"  Dua pria berbisik pada satu pria yang berdiri di tengah, sedangkan pria yang ada di tengah hanya diam seraya menatap tajam ke punggung Annabele. Annabele tengah berpikir, kenapa merasa wajah pria yang berada dalam satu lift dengannya itu begitu tak asing, dan dirinya baru menyadari kalau pria itu ada dalam mimpinya. "Kenapa kebetulan? Aku pikir itu hanya imajinasi," gumam Annebele dalam hati. Annebele melihat bayangan dari pantulan pintu lift yang berwarna silver, di mana sedikit menampakan bayangan yang berdiri di sana, sekilas dia merasa pria di belakangnya memperhatikan, membuat Annabele semakin merasa canggung. "Kenapa
Baca selengkapnya
MBV 3
"Apa kamu tidak melakukan apa yang aku perintahkan, hah!" "Sudah, aku tidak tahu kenapa dia masih baik-baik saja." "Kamu pasti bohong! Kalau dia jatuh dari atap, tentunya nyawanya sudah melayang! Bagaimana bisa dia masih hidup dan tidak terluka sedikit pun?!" "Aku benar-benar mendorongnya! Aku melihatnya jatuh, setelah itu aku pergi karena takut ada yang melihat." "Pembohong! Pokoknya, kamu sudah menerima uang dariku, aku mau kamu menyingkirkannya, bagaimanapun caranya aku tidak peduli!" -- "Mama yakin nggak lihat?" tanya Annabele, berharap Samantha menemukan sebelah antingnya. "Nggak ada, An. Memangnya terakhir sadar masih ada kapan?" tanya Samantha yang bicara sambil membereskan meja makan. "Semalam masih ada, tapi tadi pas di kantor udah nggak ada," jawab Annabele yang putus asa. "Mungk
Baca selengkapnya
MBV 4
Semua karyawan tengah menerka kenapa teman mereka sampai melompat dari gedung. Hingga menduga kalau masalah hutang menjadi dasar atas kenekatan Trishie melompat dari gedung bertingkat dua puluh lima itu. Pihak polisi sudah membawa mayat gadis itu, dan mengolah kejadian perkara untuk jadi barang bukti kalau Trishie benar-benar melompat dari sana. Annabele terlihat tidak fokus bekerja. Ia menatap laptop tapi pikirannya tertuju pada kematian teman kerjanya itu. "An, kamu tidak apa-apa?" tanya Sam yang ternyata ada di samping meja Annabele. Annabele terkejut mendengar suara Sam, hingga menatap pada teman kerja yang sudah bersandar di tepian mejanya. "Tidak apa-apa, mungkin hanya masih memikirkan nasib Trishie, kenapa dia sampai melompat dari gedung," jawab Annabele. "Jangan terlalu dipikirkan. Minumlah!" Sam memberikan sebotol minuman jus jeruk pada Annabele.
Baca selengkapnya
MBV 5
Pria yang sengaja ingin menabrak Annabele, baru saja keluar dari klub setelah mabuk. Pria itu masih tidak percaya dengan yang dilihatnya sore tadi, hal yang tak masuk akal dicerna oleh pikiran orang biasa. "Aku bilang dia hilang, tapi tidak ada yang percaya. Apa aku ini tampak seperti pembohong, hah! Kurang ajar, kenapa aku harus mendapat pekerjaan gila seperti ini? Dia bukan gadis biasa. Ya, aku yakin dia bukan gadis biasa." Pria itu terus meracau, melangkah dengan sedikit gontai menuju parkiran mobil. Saat akan membuka pintu mobil, tangan pria itu dicekal oleh seseorang lantas ditarik dan punggungnya membentur tembok. "Aghh!" pekik pria itu. Baru ingin melihat siapa yang menyeret dan mendorongnya, pria itu terkejut karena lehernya tercekik, bahkan tubuhnya terangkat hingga kakinya tidak menyentuh tanah. "Si-siapa ka-mu?" Pria itu bicara dengan menahan sakit karena tekanan jari
Baca selengkapnya
MBV 6
Annabele langsung pulang setelah Cristian pergi meninggalkannya, gadis itu terus bertanya-tanya kenapa sikap atasannya berubah. "Aku pulang!" Annabela masuk dan langsung duduk di sofa. "Baru pulang, kamu lembur?" tanya Samantha. "Tidak, tadi habis makan dengan Sam." Annabele bicara seraya menatap telapak tangan kiri yang terluka. Samantha yang kebetulan sedang di dapur, menghampiri Annabele di ruang tamu. Wanita itu terkejut saat melihat luka di tangan Annabele. "Tanganmu kenapa?" tanya Samantha seraya meraih tangan Annabele. "Tadi jatuh," jawab gadis itu sedikit meringis karena luka perih di tangan. "Kamu ini, sudah besar juga masih bisa terjatuh." Samantha berdiri dan kembali ke dapur mengambil air bersih untuk membersihkan lupa Annabele. Annabele menatap sapu tangan yang diberikan Cristian, pik
Baca selengkapnya
MBV 7
'Jika makhluk fantasi itu memang ada, lalu kenapa tidak ada yang tahu? Atau rupa mereka benar-benar menyerupai kita, sehingga kita tak pernah menyadari dan tahu akan hal itu.'   Annabele baru saja mengambil paket dokumen di meja resepsionis. Pikirannya masih tertuju dengan artikel yang dibacanya semalam. Meski Annabele baru saja mengenal dan melihat Cristian beberapa kali, tapi entah kenapa merasa sangat tertarik dengan pria itu. Ada sesuatu di dalam diri Cristian yang membuat Annabele ingin mendekat.   Pintu lift terbuka di lantai satu, Annabele cukup terkejut ketika mendongak untuk melihat siapa yang masuk. Cristian sudah berdiri di hadapannya, sendirian.   Pria itu masuk dan berdiri di samping Annabele, membuat gadis itu lantas sedikit bergeser ke kanan untuk tidak terlalu dekat. Begitu pintu lift tertutup, Annabele sesekali melirik ke arah Cristian,   "Jauhi temanmu!"   Ucapa
Baca selengkapnya
MBV 8
"Lebih baik tidak sekarang." Cristian menarik telapak tangannya dari sisi wajah Annabele, mengurungkan niat yang ingin dilakukan. Annabele yang sudah memejamkan mata, lantas membuka dan menatap Cristian. "Kenapa?" tanya Annabele yang sudah penasaran dengan yang sebenarnya terjadi. "Tidak baik mengingatnya di sini, akan aku ingatkan saat berada di tempat yang lebih baik dan nyaman untukmu," jawab Cristian yang kemudian menepuk pelan pucuk kepala Annabele. Annabele menggelembungkan kedua pipi karena merasa diberi harapan palsu, padahal sudah sangat senang karena akan mengetahui segalanya. "Dasar pembohong!" gerutu Annabele. Cristian gemas melihat Annabele yang mengelembungkan pipi, hingga menangkup kedua sisi wajah gadis itu. "Aku janji akan memperlihatkannya, sekarang kembalilah ke tempat kerja. Ingat untuk waspada pada Julie," kata Cristi
Baca selengkapnya
MBV 9
'Jika memang aku harus mati karena sebuah kesalahan yang tak pernah aku sengaja, apakah aku rela? Apa aku rela menanggung beban kesalahan yang sama sekali tak pernah aku lakukan.'   Annabele melihat dengan jelas peluru itu melesat ke arahnya, hingga terpaan angin itu menerpa wajah. Ia melihat Cristian yang sudah di hadapannya, satu tangan pria itu merangkul pinggang dan membuatnya terhindar dari peluru.   "Ap-apa?" Julie begitu terkejut ketika melihat Cristian yang ada di sana, bahkan bisa membuat Annabele terhindar dari peluru.   Cristian langsung menoleh ke arah Julie, menatap tajam dengan bola mata merahnya. Takkan membiarkan gadis itu melukai Annabele meski hanya seujung kuku.   "Cris." Annabele bisa melihat amarah di tatapan Cristian.   "Persetan dengan kalian!" Julie yang sudah diliputi amarah, benci, dan dendam, kembali mengarahkan mata pistol ke arah Cristian dan Annabele
Baca selengkapnya
MBV 10
Annabele hendak mengabaikan tentang taruhan yang dilakukan oleh Bastian dan Max, dia tetap tidak akan menerima hasil taruhan itu meski mendapatkan pemenang. Namun, Annabele tiba-tiba merasa gelisah, entah kenapa dirinya sangat cemas dan tak bisa tenang. Ia pun pergi ke bukit di mana Bastian dan Max melakukan balap mobil, tempat dengan banyak tikungan tajam dan jurang di sisi kanan dan kiri. Saat sampai di tempat itu, Julie ternyata ada di sana, temannya itu terlihat cemas dan khawatir. Hingga ketika dua mobil sudah tampak memasuki garis finish, Annabele melihat mobil Bastian yang memimpin balapan, saat itu Annabele tiba-tiba merasa lega karena setidaknya Bastian yang akan menang, hingga siapa sangka jika Max menabrak bagian belakang mobil Bastian, tepat saat mereka melaju di tikungan tajam, membuat mobil Bastian oleng dan berputar beberapa kali karena kerasnya benturan dan cepatnya laju mobil itu, sebelum akhirnya menabrak pembatas jalan dan mobil itu terjun beb
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status