Semua Bab Pure Blood (DARAH MURNI): Bab 31 - Bab 40
176 Bab
BAB 12 - Kamu Akan Mengenalku (Bagian 1)
"Jadi dia tidak mengingat namanya, di mana dia tinggal atau bahkan keluarganya?" dan satu anggukan mengikuti akhir pertanyaan ini. "Lalu kau berencana menjadikannya Ratu Raltz bahkan saat dia sendiri tidak mengetahui siapa dirinya?" tanya Julio. "Sebenarnya siapa pemimpin di sini? Kenapa kau lancang sekali melarangku melakukan ini dan itu?" kesal Kevin pada tangan kanannya—Julio. “Jelas aku melarangnya. Ini bukan hanya tentang seorang wanita atau manusia. Tapi ini masalah tentang siapa yang akan menjadi Ratu! Kau tidak bisa seceroboh ini dalam menentukan segalanya.” “Jaga bicaramu, kau hanya seorang tangan kanan. Akulah pemimpin di sini.” "Lupakan tata karma dan posisi saat ini! Yang aku lakukan hanya menjagamu!" seru Julio. "Jika begitu, jaga aku darinya! Vampir busuk itu... enyahkan dia!!" Dengan pandangan mata yang langsung dialihkan, Julio membalas, "Itu tidak mungkin. Dia adalah Tuan Benedict de Waltz. Pen
Baca selengkapnya
BAB 12 - Kamu Akan Mengenalku (Bagian 2)
Pagi hari dan tidur Diana harus sudah terganggu dengan kehadiran si kembar yang mencoba membangunkannya sejak tadi. Mereka terus saja mengganggu tidurnya. "Tidak geli," lirih Diana mengomentari tindakan mereka yang menggelitiki telapak kakinya menggunakan ilalang. "Selamat pagi, Kak Diana!" sapa Ika ceria. "Ngghh...” suara Diana mengerang, mencoba merelakskan tubuhnya yang menegang setelah tidur. “Kalian sudah tidak bersembunyi lagi?" "Hmm—" angguk Iki, "—tapi kami tetap tidak berani bertemu dengan Kak Rai," ucapnya. "Apa Rai sangat menakutkan?" tanyanya dengan mata setengah terpejam. "Kak Diana tidak mengetahuinya?" tanya Ika. "Mengetahui apa?" "Dibalik sifat dinginnya, Kak Rai adalah vampir yang kejam. Dia kasar dan juga arogan," jelas Iki. "Bahkan dia tidak pernah mengunjungi kami selama di Raltz. Kami hanya mendapat kabar dari Al yang datang ke sana setiap dua bulan sekali," tambah
Baca selengkapnya
BAB 13 - Pangeran (Bagian 1)
Iki dan Ika sedang berkonsentrasi membuat mahkota bunga yang akan diberikan ke Diana. Tetapi, mereka sesekali melirik ke arah Rai yang sekarang sedang berbicara dengan Al di sisi lainnya. "Mata kalian akan berpindah ke samping kalau kalian tetap seperti ini," kata Diana mengomentari perilaku keduanya. "Ah... tidak... kami tidak melihat apapun," balas Iki gugup. Diana menghela napasnya. Ia sangat tahu kenapa si kembar selalu melirik ke arah Rai, ini karena mereka takut Rai akan mengirim mereka kembali ke Raltz. Sepertinya Raltz adalah tempat yang buruk. Walau sebenarnya Diana sendiri tidak tahu seberapa buruknya tempat itu, tapi dia bisa menilai dari penolakan keras si kembar yang sangat tidak mau kembali ke sana. Maka sudah dapat dibayangkan bahwa memang tempat itu bukanlah sesuatu tempat yang nyaman untuk ditinggali. "Kenapa kalian bisa tinggal di sana?" tanya Diana. "Maksudnya Raltz? Itu—” Ika menjeda katanya, merasa
Baca selengkapnya
BAB 13 - Pangeran (Bagian 2)
Rai yang sedang berbicara dengan Al merasa heran melihat tingkah laku si kembar yang dari tadi terus meliriknya walaupun sedang berinteraksi dengan Diana. Ia merasa ada sesuatu yang salah. "Ada apa dengan mereka? Kenapa mereka selalu melihat ke arahku?" "Itu karena kau mengatakan akan mengirim mereka kembali ke Raltz," jawab Al santai. "Tapi aku tidak jadi melakukannya." "Katakan pada mereka kalau begitu," balas Al dan pergi dari sana. Menuruti apa yang dikatakan Al, Rai melangkahkan kakinya mendekati mereka bertiga. Melihat Rai yang menuju ke arah mereka, Iki dan Ika langsung pamit pada Diana lalu kabur begitu saja. Rai berdecak, “Kenapa sekarang mereka malah melarikan diri!?". Diana tidak berkata apapun, dia hanya menatap Rai dengan mendongakkan wajahnya. Rai merasa tidak nyaman terus diperhatikan. Ia membalas tatapan wanita ini dengan tatapan tajam, namun Diana sama sekali tidak gentar. "Lehermu akan
Baca selengkapnya
BAB 14 - Rahasia (Bagian 1)
Kevin kembali mendapati Pine tidak berada di kamarnya. Wanita itu selalu saja menghilang. Meskipun ia telah diberitahu untuk tidak meninggalkan kamar, tapi tetap saja Pine tidak pernah mendengarkan. Namun, Kevin sangat tahu keberadaan wanitanya sekarang. "Pine, aku sudah katakan untuk tidak berada di luar," tegurnya yang menemui Pine di luar kastel. "Vin..." lirihnya, "Ada apa dibalik ranting-ranting ini?" Kevin memandang heran, "Maksudmu?" "Aku merasakannya... Aku merasakan kehadiran seseorang di sana.” Kevin terkejut namun dia berusaha mengontrol dirinya. "Ini hanya beberapa ranting tidak beraturan. Tidak lebih," balasnya. "Akh...!" pekik Pine ketika tiba-tiba saja rasa sakit menyerang kepalanya. Kevin langsung maju dan mengkhawatirkannya, "Ada apa? Kenapa? Kamu baik-baik saja?" dan dengan masih memegang kepalanya, Pine mengiyakan. "Ayo kita kembali ke kamar. Kondisimu belum sepenuhnya pulih," ajak Ke
Baca selengkapnya
BAB 14 - Rahasia (Bagian 2)
Gail kembali termenung. Ia memandangi botol kecil yang sedang ia pegang. Botol berbahan dasar kaca yang dengan jelas memperlihatkan isinya, yaitu cairan pekat kental berwarna merah darah."Kamu akan melubanginya," kata Ann melihat anaknya yang terus menerus memandangi botol ini."Ibu bilang ini racun, tapi aku sama sekali tidak percaya," balasnya tanpa menoleh sedikit pun.Ann duduk di hadapan anaknya lalu memangku wajahnya, "Ibu tidak berbohong, itu memang benar-benar racun," jelasnya.Gail memandang ibunya, "Racun apa kalau begitu? Aku tidak pernah menemukan racun seperti ini dalam hidupku.""Ibu tidak bisa mengatakannya. Kamu sudah tahu terlalu banyak," ucapnya lalu bangkit dari tempat duduknya."Jangan perlihatkan ini ke ayahmu, atau dia akan menggila," Ann memperingatkan sebelum meninggalkan anaknya."Racun...? Ibu pasti berbohong. Jika ini racun berarti vampir itu menyuruh kami untuk mati dalam keadaan terde
Baca selengkapnya
BAB 15 - Kisah Raja (Bagian 1)
Pine memandang hamparan salju dari jendela kamarnya. Pikirannya menerawang entah ke mana. Namun dibalik kekosongan pikirannya, dia masih menyadari langkah kaki Julio yang mendatangi kamarnya.“Apakah yang Kevin katakan itu benar? Apakah yang dia ceritakan adalah kebenaran?" Pine bertanya pada Julio.Tap.Julio melangkahkan kakinya, mendekati Pine, "Cerita apa yang kau maksud?" tanyanya."Kisah Raja."Hening.Julio langsung meniadakan suaranya. Hamparan salju yang luas membuat Pine kembali mengingat kisah yang diceritakan oleh Kevin. Kisah yang seharusnya hanya diketahui oleh keluarga utama Klan Raltz. Kisah yang tidak seorang pun tahu akan keberadaannya. Kisah yang disebut dengan Kisah Raja. *** "Dahulu, ada seorang Raja. Dia adalah pemimpin dari kerajaan yang dikenal dengan nama Kerajaan Lefko. Kerajaan yang seluruh daerahnya tertutupi oleh putihnya salju," Pine memut
Baca selengkapnya
BAB 15 - Kisah Raja (Bagian 2)
Haahhh...Pine menghela napasnya ketika ingatan tersebut berakhir. Baginya, baik Raja dan Pangeran sama-sama bersalah. Raja yang memaksakan kehendak, dan Pangeran yang meninggalkan rakyat dan kerajaannya. Mereka berdua bersalah. Terlebih Penasihat.Pine merasa dia benar-benar jahat. Melakukan kudeta, mengambil nyawa orang lain, bahkan memanipulasi pemerintahan. Benar-benar tindakan yang membuat Pine menjadi geram.Hal penting yang membuat Pine sangat terkejut sampai sekarang adalah fakta bahwa Sang Raja adalah ayah dari Kevin. Kemarin Raja menangis, dan kenyataan bahwa Raja masih hidup sampai sekarang serta merupakan seorang vampir, telah mengguncang Pine dari dunia nyatanya."Raja adalah Ayahku, itu berarti Ayahku adalah Raja. Raja masih hidup sampai sekarang, dia telah hidup satu milenium lamanya, dan seperti yang kamu ketahui. Ayahku adalah vampir," ungkap Kevin saat itu. *** Tak!
Baca selengkapnya
BAB 16 - Memberi Makan (Bagian 1)
Diana menyentuh kepalanya, ia merasa kepalanya berkunang-kunang. Perlahan cahaya yang masuk ke matanya kian meredup, lalu menggelap bersamaan dengan waktu yang terlewat.Diana berusaha untuk sadar. Ia berusaha untuk bangkit, namun tubuhnya menolak keinginannya. Tubuhnya lemas dan kian menunduk, hingga akhirnya Diana pun kehilangan kesadarannya.Hap!Refleks, Rai langsung sigap menangkap tubuh Diana yang terjatuh ke arahnya. Sedangkan mata wanita telah terpejam, peluh keringat membasahi keningnya, dan dadanya turun naik dengan cepat."Oi!" seru Rai bingung.Rai mencoba mengguncang-guncang tubuh Diana, namun wanita ini tidak merespons dan tetap saja memejamkan mata. Dengan menempatkan telapak tangannya ke kening Diana, Rai memeriksa suhu tubuh wanita ini. Rasa hangat menuju panas langsung menjalar ke tangan dingin milik Rai.Rai menghela napasnya, "Jadi kau benar-benar akan terus diam? Bahkan setelah kau mendiamkanku
Baca selengkapnya
BAB 16 - Memberi Makan (Bagian 2)
Krrttt...Al datang, ia membuka pintu namun kemudian langsung membuang arah pandangannya ke samping. "Apa yang sedang kau lakukan?" tanyanya terkejut.Hal yang membuat Al mengalihkan pandangannya adalah karena tindakan Rai pada Diana. Dengan mata kepalanya sendiri, dia melihat Rai sedang memberikan makanan pada Diana yang bersandar pada tubuhnya.Namun Rai tidak memberikan makanan dengan cara menyuapi menggunakan sendok. Vampir ini malah menggunakan mulutnya. Rai memasukkan buah mangga ke mulutnya, mengunyahnya kemudian memberikannya ke Diana melalui mulut ke mulut secara langsung.Rai melirik kehadiran Al dan menjawab pertanyaannya, "Tentu saja memberikan cairan dan nutrisi, persis seperti yang kau katakan tadi," jawabnya seraya mengelap mulut yang berlumuran jus dari mangga.Al menghela napas dalam-dalam, "Ya, tapi tidak—"Rai langsung memotongnya. "Ini obatnya? Berikan padaku, dan bawakan aku air," perintah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
18
DMCA.com Protection Status