Lahat ng Kabanata ng Hotel Bekas Pembunuhan: Kabanata 21 - Kabanata 30
88 Kabanata
Gending Alas Mayit Part 4
Pak… Sekar inget pak," ucap Sekar saat tersadar. Ia segera menoleh ke arah Danan.“Mas… Desa mas, desa kena kutukan..  tiap malam purnama satu persatu warga desa menari masuk hutan, dan paginya ditemukan tewas dengan tubuh yang tidak utuh,” ucap Sekar dengan histeris kepada danan.“Bapak? Pak Sardi? Bagaimana keadaanya?,” tanya Danan.“Bapak tinggal di desa membantu warga yang kesurupan, Sekar disuruh lari keluar desa untuk mencari mas Danan.. katanya mungkin mas Danan bisa bantu,” jawab Sekar.Terlihat Danan mencoba mengingat sesuatu.“Alas mayit… di sana ada sendang banyu ireng dan tempat asal eyang Widarpa… mungkin eyang Widarpa bisa membantu,” ucap Danan.Seolah mengerti maksud Danan Eyang Widarpa berbicara“Tidak, gending alas mayit itu kutukan karena perbuatan dosa, aku tidak bisa menolong apa apa," kami menjadi semakin bingung, Sekar terliihat sedih dan me
Magbasa pa
Gending Alas Mayit Part 5
Kami menurut dan menikmati secangkir teh yang disediakan oleh Ismi. Seorang kakek tua berjalan perlahan menghampiri kami, Ismi terlihat menggandengnya berjalan dengan hati-hati dan mendudukanya di dekat kami.“Ini kakek saya… mbah Rusman, dia yang akan menceritakan semuanya,” jelas Ismi pada kami.Mbah Rusman memperhatikan kami satu per satu sepertinya ia juga menyadari keberadaan hantu Nandar yang terus mengikutiku, kami merapikan posisi duduk dan memberikan senyum seramah mungkin kepada mbah Rusman.“Setelah kalian tau semuanya, apa yang akan kalian lakukan?” tanya mbah Rusman kepada kami.“Kami hanya mencari informasi mbah, teman kami di Jawa Tengah, mereka yang ahli soal hal gaib yang akan mencoba menghentikan kutukan itu” jelasku pada pak Rusman.“Bagus.. jika kalian yang ikut campur, sudah pasti kalian mati,” ucapnya.Kami sangat mengerti akan hal itu, namun setidaknya aku harus mendapatkan
Magbasa pa
Gending Alas Mayit Part 6
Kami melalui hutan-hutan yang rindang, sesekali kami beristirahat di pinggir sungai untuk sekedar menarik nafas dan mencuci muka sampai akhirnya kami sampai di desa Sekar tepat sebelum malam.Aku sedikit bernostalgia dengan desa ini, sudah ada kemajuan saat aku tersesat disini listrik masih belum menerangi desa ini. Selain itu tidak banyak yang berbeda, selain sebuah rumah yang terlihat cukup besar di tengah-tengah desa. Mungkin saja itu rumah juragan kaya yang bernama Aswangga.Beberapa orang terlihat berkumpul di balai desa. Sekar segera berlari menuju kesana.“Bapak! Sekar pulang,” teriak Sekar yang bergegas menemui ayahnya di tempat itu.“Sekar…” ucap ayah Sekar yang segera memeluknya, sepertinya ia juga sadar dengan keberadaanku.Aku dan Cahyo segera menyusul untuk menemui ayahnya sekar itu.“Mas Danan… kamu bener mas Danan kan?” ucap pak Sardi dengan senyuman di wajahnya.“Iya Pak Sardi,
Magbasa pa
Gending Alas Mayit Part 7
Hari semakin malam, tak ada satupun cahaya masuk ke hutan itu. Laksmi tersadar dan menyeret tubuhnya sedikit demi sedikit.Di tengah rasa dendam yang menyelimutinya, ia sampai ke sebuah sendang yang digenangi dengan air yang berwarna hitam.Bau busuk mengelilingi tempat itu.“Mati… warga desa harus mati!” bisik Laksmi di setiap langkahnya.Suara gemericik air terdengar, riak air muncul dari genangan air yang berwarna hitam itu.Sebuah kepala dengan sanggul di kepala muncul dari dalam sendang, namun tak ada bola mata di wajah itu.Makhluk itu berdiri dan semakin mendekat ke Laksmi.“Khikhikhi…. Aku bisa nolongin kamu membunuh orang-orang itu," ucap makhluk itu pada Laksmi.Laksmi memandang setan itu,  setelah semua yang iya lalui, wajah seram setan itu sama sekali tidak membuatnya takut.“Saya kasi apa saja.. yang penting warga desa mati!"  ucap Laksmi kepada makhluk itu.Suara gong berb
Magbasa pa
Gending Alas Mayit Part 8
Aku dan Cahyo sudah bersiap untuk menyerang kedua manusia penyebab semua kutukan ini, Pak Kades dan Aswangga.Namun.. serangan kami terhenti oleh sebuah kekuatan yang berwarna hitam pekat, dan itu muncul dari Aswangga yang menghadang kami.“Hei Aswangga, untuk apa kamu menjual dirimu pada setan-setan laknat itu,”  tanyaku yang masih berharap Aswangga masih bisa diselamatkan.“Untuk apa?  Kekayaan, kekuatan, dan hidup abadi.. tentu saja untuk itu semua,” ucapnya sambil tertawa meledeku.“Saat ini tidak ada satupun dari kalian yang bisa mengalahkanku…” lanjutnya.Aku heran, mengapa Aswangga menjadi percaya diri seperti itu.“Danan.. lihat! bukanya itu anak buah Aswangga,” ucap Cahyo sambil menunjuk pada setumpukan mayat yang dipersembahkan di sebuah candi.“Edan kowe… anak buahmu sendiri kamu jadiin tumbal?” Cahyo merasa emosi dengan perbuatan Aswangga.“It
Magbasa pa
Teror makhluk halus dirumahku
Perkenalkan, namaku Reno. Aku masih duduk di bangku SMP kelas 1. Bisa dibilang aku ini anak yang sederhana dari teman-temanku di sekolah. Teman-temanku hidup mewah, beberapa dari mereka ada yang kalem, baik, tapi juga ada yang suka jahil. Oke … Kembali ke kehidupanku. Aku mempunyai 2 adik. Namanya Bagas dan Bagus.Suatu malam, ayah dan ibu berencana untuk makan malam bersama di kota. Jarak dari desaku dengan kota kurang lebih 15 km jauhnya. Kira-kira dengan naik motor, kita akan sampai selama 45 menit. Kebetulan desaku ini memiliki penerangan yang kurang. Hanya beberapa rumah yang memiliki lampu yang cukup terang, salah satunya rumahku.“Reno, jaga adik-adikmu dan dirimu ya, Nak. Ayah dan Ibu akan kembali ke rumah kira-kira jam 2 subuh. Hati – hati di rumah ya!” Kata Ayahku kepadaku sebelum mereka berangkat. Aku memberi salam kepada Ayah dan Ibu, lalu mereka pergi menjauh dengan motor. Jadi hanya kami bertiga (aku, Bagas, Bagus) yang ber
Magbasa pa
Supir Ambulance
Terkadang, alam bawah sadar merasakan hal yang semestinya gak kita rasa,Semu hampa sisi lain selalu membuat nurani terpana, walau mata jelas terbuka, sampai akhirnya “takut” menghentikan laju nyali.Mari simak kisah seram sekali lagi, hanya di sini, di Briistory..***Sekali lagi aku melirik kaca spion, bapak itu masih ada, duduk diam paling belakang sambil menatap ke luar, senyum terus mengembang di wajahnya yang terlihat bersih, terpancar rona bahagia.  Di sebelah Bapak itu ada seorang ibu dan anak lelakinya, si Ibu terus-terusan menangis, sementara anaknya terus menenangkan ibunya. Drama hidup yang sudah sering aku saksikan ini belum juga membuat jadi terbiasa, melihat dan mendengar orang yang sedang dalam kesedihan karena salah satu anggota keluarga terbaring kritis, tetap membuat hati dan perasaanku bergetar juga. Aku jadi ikut sedih, selalu begitu. Sementara Doni, perawat yang ikut dalam penjemputan
Magbasa pa
Hantu dirumah Mertua
HARI KE-1Hari ini menjadi waktu paling berat bagi suamiku, Angga. Dia harus kehilangan Ayahnya, setelah 15 tahun silam Ibunya juga meninggal. Sebagai istri, aku pun ikut pulang ke kampung halamannya di Kalimantan.Perjalanan ke rumah orang tua Angga tidaklah singkat, setelah tiba di Bandar Udara Supadio Pontianak, kami masih harus menggunakan mobil untuk menuju sebuah kota kecil di daerah Kalimantan Barat yang memakan waktu 4 jam.Setibanya di sana, aku bisa melihat banyak bendera putih dikibarkan sepanjang jalan. Bendera ini memang menandakan bahwa baru saja ada seseorang yang meninggal, sehingga kerabat atau tetangga tahu dan bisa berpamitan untuk kali terakhir.“Oh iya ini kenapa rumah kamu juga ramai?” Tanyaku heran karena melihat banyak orang, memenuhi teras.“Kan acaranya di rumah.”“Di rumah?” Tanyaku masih bingung. “Kok nggak di rumah duka aja?”“Di sini belum ada Rumah Duka.&rd
Magbasa pa
Selepas pulang kerja part 1
Kisahnya dialami oleh Mas Yono dkk, yang pernah bekerja di gedung itu, sebagai sekuriti.Mari kita mulai.. Ingat, jangan pernah baca sendirian.. ***~Yono, Jam satu lewat tengah malam.~23..22..21..20...19...18...Lift berhenti bergerak.."Ting.."Pintu lift terbuka dengan sendirinya di lantai 18, padahal aku gak menekan tombolnya tadi.Gelap, lantai 18 ini sangat gelap, penerangan hanya bersumber dari cahaya lampu dari dalam lift yang isinya hanya ada aku sendirian.Sangat berat kaki untuk melangkah, kejadian yang pernah terjadi beberapa minggu yang lalu membuatku berpikir seribu kali untuk melongokkan kepala sekadar untuk melihat keadaan.Pintu lift tetap dalam keadaan terbuka. Dari tempatku berdiri, aku menjulurkan tangan semaksimal mungkin meraih tombol untuk menutupnya. Tombol berhasil kujangkau, lalu ku tekan beberapa kali, namun lift tetap saja gak mau menu
Magbasa pa
Selepas Pulang kerja Part2
,Basement dua, salah satu bagian gedung yang cukup menyeramkan. Banyak kejadian aneh dan menakutkan yang pernah terjadi di tempat ini.Gak cuma sekuriti dan office boy, karyawan dan karyawati yang bekerja di gedung ink pun sering mengalami kejadian seram.Basement satu dan dua hanya diisi oleh mobil, sementara motor parkir di lapangan luas di bagian belakang gedung.Kami sebagai sekuriti biasanya memang mengarahkan parkir mobil di basement satu terlebih dahulu, setelah penuh baru basement dua mulai diisi.Di basement satu dan dua, pengelola gedung menyiapkan ruangan khusus sebagai ruang tunggu sopir, tempat yang cukup nyaman untuk sopir beristirahat dan melepas lelah.Tapi, mayoritas sopir gak mau menunggu di ruang tunggu basement dua, apa lagi sopir-sopir yang sudah sering berkunjung ke gedung ini, mereka lebih memilih untuk ke ruang tunggu di basement satu.Ya karena itu tadi, basement dua cukup menyeramkan menurut mereka. Ada yang bil
Magbasa pa
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status