Lahat ng Kabanata ng Hotel Bekas Pembunuhan: Kabanata 41 - Kabanata 50
88 Kabanata
Misteri nyi ratu Blorong part3
Saat udin masih bersih-bersih, Sarji pergi ke toko bangunan untuk belanja semua kebutuhan. Sesaat kemudian Sarji datang dengan membawa bahan bangunan, ia juga ikut membantu udin mulai membenahi plafon, pintu dan mengecat ulang tembok yang lusuh.Hari demi hari Udin mengerjakan kamar itu tapi dirinya tetap tidak tahu maksud dan tujuan Sarji sebenarnya, sampai akhirnya tempat benar-benar terlihat bersih dan terlihat seperti kamar yang cukup mewah. Sarji tetap masih jadi pengangguran sedang Udin kerja serabutan. Terkadang Udin sehari kerja, tiga hari ia menganggur, hal ini yang sering dijalani Udin. Siang itu Sarji duduk di teras rumahnya sambil menghitung hari, pada hitungannya hari itu nanti malam terjadi bulan purnama,Karena petunjuk ini adalah wawasan dan pengalaman dari Ronald. Diwaktu sore hari ia kebelakang rumah berusaha menemui Udin yang tengah duduk sendirian dibawah pohon keres, sambil mengawasi kedua anaknya yang masih kecil-kecil bermain.“
Magbasa pa
Misteri nyi ratu Blorong
Tanpa banyak kata Udin langsung mandi dan berkemas, tanpa sarapan pagi ia langsung menuju pasar. Kuli panggul waktu itu memang banyak saingan jadi untuk hari itu udin tidak mendapat jatah untuk membawa barang, karena udin juga berangkatnya sudah siangDengan langkah sedih Udin bukannya pulang malah pergi kewarung langganan, ia kembali mencatat hutangnya dan tak perduli berapa banyak lagi hutangnya sudah menumpuk. Sedang para pengunjung yang lain tahu akan keadaan udin memandangnya dengan tatapan sinis.Tapi Udin tak memperdulikan bisikan dan pandangan miring terhadapanya, karena disisi lain pikiran Udin sudah berat dan kalut ia hanya ingin sejenak melepas kepenatan dalam hidupnya diwarung kesayangan. Sesaat baru duduk didalam warung kakaknya yang sebagai Moden datang yang lewat depan warung langsung menghampirinya, karena tahu ada adiknya yang duduk menyendiri didalam.Setelah bersalaman dan menanyakan kabar tanpa basa basi Udin langsung menceritakan kejadian yang d
Magbasa pa
Misteri nyi ratu Blorong part 5
Tangan Retno dengan cepat menyibak tirai ini kedua kali, saat terbuka tirai itu ia mendapati kedua mertuanya sudah berdiri tepat di depannya menjadi pocong dengan kainnya yang lusuh dan compang camping semua. Mereka berdua membawa bau busuk yang menembus kaca dengan mukanya penuh luka sayatan. “Ya Allah, Astagfirullah bapak, ibu !!!," ucap spontan Retno serta tangan kanannya mengelus dada. Saat Retno masih beradu pandang mematung bersamaan dengan itu, bibir kedua mertuanya berucap bersamaan “Ingatkan suamimu nak, teganya membuat bapak ibu menjadi seperti ini." Selesai mereka bicara tubuhnya Retno masih tidak bisa digerakkan lagi karena tertegun, dengan cepat rasa takutnya menjalar ke seluruh tubuh membuat ia bisa menggerakkan tubuhnya.Saat badannya merasa bisa digerakkan sedikit, Retno langsung berteriak histeris dan menggeleng-gelengkan kepala “Tolong, tolong..tolong..enek bapak ibu di belakang."Sri tadinya tidur terlelap dengan ketiga buah
Magbasa pa
Misteri Nyi Ratu Blorong Part 6
Suara pembicaraan di ruang telah terdengar ibu pemilik warung, membuat ia datang menghampiri mereka untuk menanyakan apa maksud dan tujuan mereka datang ke kampung ini. Ibu itu sendiri dari tadi malam juga belum sempat tanya karena panik dan takut. Sarji dengan tenang tapi tetap menutupi rasa gelisah dan takutnya, ia menjawab semua pertanyaan ibu itu satu persatu dengan logis, intinya alasan yang dipakai adalah urusan bisnis dengan Ronald. Dengan cepat ibu pemilik warung segera memahami alasan yang disampaikan Sarji, kini mereka bertiga yang penasaran dengan kejadian semalam memutuskan untuk keluar rumah dan menanyakan kebenaran fakta tadi malam.Mereka berniat langsung berjalan menuju rumah Ronald tapi langkah mereka terhenti di pos ronda karena warga sudah ramai berkumpul. Begitupun jalan menuju arah rumah Ronald beberapa warga sudah di jalanan bergerombol dan saling berbisik satu sama lain. Konon waktu kejadian malam itu hampir seluruh warga kampung Ronald mende
Magbasa pa
Misteri Pernikahan Ghoib Buaya Putih Part1
Tahun 2008 Waktu itu saya masih berumur 8 tahun dan ayah juga ibu saya mengajak untuk pergi ke desa sumatra untuk pergi ke acara pernikahan. Ketika saya melihat isi undangan tersebut tertulis yang menikah adalah Nurhasannah binti Muhammad Aini dengan H Basid bin Muhammad.Bahkan tidak pernah terpikir sekalipun di benak saya waktu itu jika Nur berwujud buaya dan Basid berwujud ular.Sebuah pernikahan yang menerjang logika sehat. Namun, yang namanya pernikahan pastilah ada pesta begitu juga dengan pernikahan ini.Pagi itu, ayah dan ibu mengenakan pakaian layaknya pergi kondangan karna masih anak-anak saya pun mau ikut dan ayah saya melarang karena tempatnya sangat jauh.Dulu dari kota Kuala Tungkal menuju desa tersebut hampir makan waktu 3 sampai 4 jam. Karena memang jalannya memutar tidak seperti sekarang yang hanya dilakukan dalam 2 jam kurang saja sudah sampai.Karena ngotot mau ikut, akhirnya ayah pun menyerah dan mengizinkan saya un
Magbasa pa
Misteri Pernikahan Ghaib Buaya Putih Part 2
menutup pintu dan hanya mengintai dari balik jendela. Dia tidak berani membukakan pintu sampai Saini pulang.Hingga pada siang hari tepatnya pukul jam 2 siang, Saini pun pulang hari ini lebih cepat dari biasanya. Karena hasil tangkapannya hari ini melimpah sehingga perahu yang digunakannya untuk menjaring telah penuh dengan ikan. Dia pun pulang dengan membawa beberapa ikan untuk di makan sendiri karena sebelum itu dia sudah menjual ikannya ke pasar sebelum sampai ke rumah."Assalamualaikum, Bapak pulang," Ucap Saini sambil mengetuk pintu."Walaikumsallam," ucap Asmah dari dalam sambil menuju pintu lalu membukanya."Tumben bapak pulang cepat hari ini" Tanya Asmah kepada Saini."Alhamdulillah bu, Hari ini hasil tangkapan bapak lumayan banyak nih uang hasil dari menjual ikan tadi," sambil menyodorkan uang dari sakunyaKemudian Asmah pun mengambil uang itu dan menyimpannya.Saini pun duduk di depan teras rumahnya, lalu Asmah masuk dan memb
Magbasa pa
Misteri Pernikahan Ghoib Buaya Putih Part 3
Sesampai di rumah, ternyata Sattar sudah ada di rumahnya. Dia tengah berbincang dengan Asmah yang juga menunggu kepulangan saini."Akhirnya pak Saini pulang, besok adalah hari pernikahan Nurhasannah dan akan di lakukan di alamnya mereka" ucap Sattar dan Saini tetap saja memasang wajah lesunya karna merasa kecewa atas keputusan pihak kepala kepolisian."Ada apa pak? Bagaimana pernyataan pertemuan muspika tadi?," ujar Asmah yang menyadari jika Saini sedang tidak baik-baik saja."Pesta pernikahan anak kita di tentang keras oleh para tokoh agama serta masyarakat, Bagaimana ini bu? Apakah kita akan membatalkannya?," ucap Saini dengan nada lesu.Asmah hanya terdiam mendengarnya. Tidak mungkin rasanya di batalkan karna semua persiapkan sudah di pesan. "Bapak dan ibu jangan khawatir, Nurhasannah tidak menikah di dunia nyata. Jadi tidak perlu memanggil penghulu untuk melaksanakan acara nikahnya. Pestanya tetap di buat namun dengan alasan acara khatamnya roni." ucap Satt
Magbasa pa
Perkurel Rumah Hantu Perkebunan karet Part 1
***Mungkin nyaris semua doa yang ku hapal sudah terucap pelan, namun ketakutan tetap di kepala gak mau menghilang. Tarikan napas hanya sebatas leher, gak ada kekuatan untuk menghirup udara dalam-dalam. Keringat dingin mulai mengucur pelan, membasahi kulit kepala turun ke dahi dan wajah.Aku tenggelam dalam suasana mencekam..Sendirian..Di rumah, di tengah perkebunan karet.Desir udara yang tadinya bertiup bergerak, seketika menghilang, mati. Suara pepohonan yang bergoyang karena angin, tiba-tiba hening, sepi tanpa aba-aba.Tuhan, lindungi aku, selamatkan aku, berikan kekuatan untuk dapat melalui malam mencekam ini, sekali lagi.Sekali lagi, aku mendengar suara langkah-langkah kaki yang berjalan di atas semak dan rerumputan. Awalnya terdengar jauh, namun semakin lama semakin mendekat, dan akhirnya seperti berhenti tepat di depan rumahJam 1 lewat tengah malam, aku yang terkurung sendirian di dalam rumah akhirnya memberanikan diri untu
Magbasa pa
Perkurel Rumah Hantu diperkebunan karet Part 2
 “San, ada pocong di kamar Pak Rahman,” nyaris berbisik aku bilang begitu.“Hah? Serius? Lo tau dari mana?” Sandi langsung total terjaga.“Gue liat sendiri tadi, waktu balik dari kamar mandi,” masih gemetar aku berbicara.Tiba-tiba..“Creek, creek, creeekk.”Suara itu kedengaran lagi, aku dan Sandi mendengarnya..“Itu bukan suara jangkrik San,” ucapku.“Trus, suara apa?” Tanya Sandi mulai ketakutan juga.“Kayaknya itu suara pocongnya.”“Ah, gila lo. Serem amat,”“Coba liat aja sendiri kalo gak percaya.”Entah apa yang ada di pikiran Sandi, dia malah berdiri lalu berjalan mendekati pintu, kemudian membukanya perlahan.Sandi mengintip ke luar..Gak lama setelah mengintip, Sandi lalu memandangku dengan wajah pucat, kelihatan sangat ketakutan..***Wajah pucat Sandi terlihat jelas dalam balut r
Magbasa pa
Perkurel Rumah Hantu di perkebunan karet Part 3
Ternyata peristiwanya sangat seram, Sandi mengalami satu fragmen hidup yang gak akan dia lupakan.***Aldo sudah masuk ke kamarnya, dia terlihat sangat kelelahan, sejak kemarin memang sungguh melelahkan buat kami. Walaupun selalu terus bersama, tapi selama perjalanan dari Jakarta sampai ke tujuan, aku lebih banyak tidur, sementara Aldo sama sekali gak tidur, jadi ya mungkin aku bisa lebih segar. Sementara itu, aku masih duduk melepas lelah di ruang tengah bersama Pak Rahman.Jam dua siang, matahari sudah agak condong ke bagian barat permukaan bumi namun sengat panasnya masih terasa galak. Sepoy angin perkebunan bertiup perlahan, seperti menetralisir udara jadi gak mendidih gerah. Bertelanjang dada, aku menghela napas panjang, menyeka keringat yang sedikit bercampur debu tipis.“Wah, lahannya bener-bener kotor ya, Pak.” Aku membuka percakapan dengan Pak Rahman.“Kan sudah saya bilang, perkebunan ini memang sudah sangat lama gak
Magbasa pa
PREV
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status