Semua Bab Rahasia Sang CEO: Bab 81 - Bab 90
100 Bab
Bab 81. Aku Ingin Kau Bersamaku, Lody
 Lody terdiam untuk sesaat, dia tak tahu apa yang dimaksud oleh Chris. Jika memang Chris mengetahui dengan pasti saat ini dia bersama Audrey, siapa yang memberitahunya?“Apa maksudmu, Tuan Muda Chris?” tanya Lody berpura-pura polos seakan dia tidak mengetahui dengan baik apa yang dimaksudkan oleh tuan mudanya yang berhati batu itu.Chris berdehem lalu berkata, “Kau masih tak memahami dengan baik apa yang aku katakan barusan, Lody? Aku tahu kau bersama Audrey saat ini di rumah tepi pantai. Di rumahmu. Apakah aku masih kurang jelas mengatakannya?”Lody menarik nafas panjang, lalu menatap Audrey. Dia tak perlu bertanya lagi darimana Chris mengetahuinya karena dia sangat paham siapa Chris dan bagaimana dia bisa mengetahuinya. Apakah salah jika dia bersama Audrey sekarang, lagi pula Audrey bukanlah siapa-siapa bagi Chris. Dia hanya ibu dari anak Chris.Apakah dia akan menyalahkan Lody karena bersama Audrey tanpa memberitahu
Baca selengkapnya
Bab 82. Pertemuan Kembali
  Rumah besar di hadapan Audrey membuat tubuh Audrey mendadak kaku dan tegang, dia tak tahu apakah dia harus masuk ke dalam, atau tetap terdiam seperti patung. Sementara Lody terus menatapnya.Keduanya telah sampai di depan sebuah gerbang besar, di mana kedua orangtua dan kakak  perempuannya berada. Hanya saja langkah kakinya terasa sangat berat untuk melanjutkan masuk ke dalam untuk menekan bel. Dia masih tak sanggup untuk bertemu.Apakah mereka akan memarahinya?Apakah mereka akan membencinya?Semua pertanyaan itu muncul di dalam kepala Audrey. Sesekali dia melirik ke arah Lody. Lody hanya mengisyaratkan dengan sebuah anggukkan di kepala, agar Audrey membuka gerbang, lalu masuk ke dalam menjumpai keluarga yang mungkin sangat merindukan dirinya.Sementara Lody berada di sampingnya, mendekap bahu Audrey. Dia menemani wanita itu sampai di depan pintu. Langkah kaki Audrey seakan membeku di tempat, satu tangannya terangk
Baca selengkapnya
Bab 83. Perpisahan
  Audrey pun pada akhirnya kembali ke apartemen miliknya, di sana Nicole dan Jack sudah sangat rindu pada perempuan cantik yang kini wajahnya terlihat lebih berseri. Saat itu Lody yang mengantar Audrey kembali ke apartemen miliknya. Nicole menyadari jika wajah Lody sudah tak asing baginya. “Aku seperti pernah melihatmu sebelumnya. Kau pernah ke apartemen ini, kan?” kata Nicole. Dia masih ingat beberapa waktu yang lalu, Lody datang ke apartemen dan mengatakan pada Nicole jika Audrey harus ke luar kota selama beberapa hari. Pada awalnya dia sempat tidak percaya, tapi gaya Lody memang meyakinkan. “Benar, aku pernah menyampaikan pesan, jika Audrey pergi ke luar kota. Sekarang, aku mengantarkannya pulang,” kata Lody. Nicole tersenyum-senyum melihat tangan Lody yang begitu erat menggenggam tangan Auidrey. “Lody?” Jack tiba-tiba memanggil nama Lody. Ah ya, Lody lupa, jika Jack pun mengenalinya. Anak itu bukan anak berusia satu atau dua tahun yan
Baca selengkapnya
Bab 84. Lody Adalah ....
  Lody baru saja tiba di apartemen milik Chris, saat dia membuka pintu, dia melihat sosok Chris yang sedang duduk di atas sofa. Di hadapan pria itu ada sebuah botol vodka yang hanya tersisa setengah. Lody sudah bisa menebak jika Chris mabuk lagi seperti biasanya.Tapi kenapa dia harus meminum-minuman yang ada di depannya?Apakah dia sedang menghadapi sebuah masalah?“Tuan Muda, apakah yang kau lakukan dengan sebotol vodka itu?” tanya Lody. Biasanya pria kepala batu itu akan minum hanya saat dia merasa buntu menghadapi sesuatu.Chris menatap Lody dengan kedua matanya yang memerah, dia tersenyum, lalu menjawab, “Bagaimana rasanya bercinta dengan wanita bekasku? Ternyata selama ini kau menginginkannya, ya?”Lody terdiam mendengar kata-kata Chris yang cukup kasar baginya. Memang Audrey adalah bekas Chris, tetapi itu pun dilakukan bukan karena perasaan yang ada di antara mereka. Tapi Chris yang memaksa w
Baca selengkapnya
Bab 85. Obsesi Clara
Lody tak bisa membayangkan jika Chris sampai menyakiti lagi Audrey. Dia tak akan berdiam diri kali ini jika sampai Chris berani menyakiti Audrey. Bukankah sudah cukup dengan apa yang telah dilakukannya selama ini? Apalagi yang kurang?Belum lama dia hampir membuat Audrey mati, lalu kini dia ingin berbuat sejauh mana?“Kau tak akan kubiarkan jika sampai menyakiti wanita itu. Kau pikir ... dia masih kurang menderita atas perbuatanmu, Chris?” ucap Lody.“Jika memang dia harus menderita lebih, maka aku akan memberikan siksaan yang belum pernah dia rasakan, Lody,” jawab Chris tanpa ada rasa belas kasih sedikit pun. Tatapannya begitu tajam dan dingin, pekat menusuk hati, membuat Lody terdiam, lalu menghela nafas. Dia tak mengerti apa sebetulnya yang ada di dalam pikiran Chris.Dia tak memiliki dendam apa pun terhadap Audrey, tetapi kenapa terlihat begitu membenci wanita tersebut?“Kau tak berhak terus menerus menyakit perasaan wanita itu, Chris. Kalau kau bisa menyadarinya, kau lah dalam ha
Baca selengkapnya
Bab 86. Hanya Menjadi Sahabat
Kedua perawat merasa bingung, Clara terus merengek agar diberikan kesempatan untuk pergi dari rumah sakit. Sementara dirinya saja belum benar-benar pulih, jika Clara diberikan ijin untuk keluar dari rumah sakit, lalu setelahnya kembali terjadi sesuatu pada Clara, apa yang bisa mereka lakukan?Mereka tak ingin menjadi pihak yang disalahkan karena dianggap lalai menjalankan tugas mereka.“Kumohon, biarkan aku keluar. Aku harus menemui seseorang,” pinta Clara dengan kedua mata berkaca-kaca, menahan air mata yang mungkin tak lama akan mengalir deras membasahi wajah cantiknya.“Kami tidak bisa mengabulkannya, Nona.”Meski wajah Clara begitu memelas dan juga terlihat menyedihkan, tetap saja keinginan Clara untuk keluar dari rumah sakit tak bisa dikabulkan oleh para perawat.Sementara di perusahaa Leon, Audrey baru saja kembali bekerja. Saat dia memasuki kantor, enthah kenapa dia merasa semua pasang mata memandangnya dengan aneh. Apa mungkin ada yang salah dengan dirinya?Audrey merasa tatap
Baca selengkapnya
Bab 87. Sebuah Rahasia
Sarah—kakak dari Audrey—telah mendengar mengenai Audrey yang telah kembali ke rumah menemui Tuan Logan, ayahnya. Dia tak percaya jika Audrey yang dikiranya telah lama menghilang dan tak akan mungkin kembali, menampakkan batang hidungnya, setelah sekian lama?Wanita berusia 31 tahun itu baru saja kembali dari kantor, dia melihat Arnold—ayahnya—sedang tertidur dengan pulas di atas sofa. Semenjak ibunya meninggalkan mereka, Arnold seperti tak memiliki gairah hidup. Tak ada yang bisa dilakukan Sarah, selain memberikan semangat pada pria tua itu. Hanya Arnold dan Audrey yang kini dimilikinya.Sarah naik ke lantai dua, dia melirik sekilas ke arah kamar Audrey yang telah lama ditinggalkan oleh penghuninya. Agak ragu, Sarah mendekat dan berdiri cukup lama di depan pintu kamar, sebelum akhirnya dia membuka kenop pintu dan memutarnya.Ruangan itu selalu dibersihkan oleh pembantu, tetapi seluruh tata letak di dalam kamar tak ada yang berubah, dia menyisir pandangannya ke segala arah, lalu berhen
Baca selengkapnya
Bab 88. Kebenaran Terkuak
Lody tak bisa mempercayai telinganya sendiri. Chris ingin membuat Audrey jatuh cinta padanya? Apakah ini semua bagian dari permainan yang akan dilakukan Chris pada wanita itu? Tidak, dia tak akan bisa membiarkan Audrey jatuh ke dalam genggaman Chris, setelah apa yang telah diperbuatnya pada Audrey selama ini, tidak semudah itu. Lody akan ada untuk Audrey, apa pun yang terjadi. Meski kali ini dia harus menentang Chris habis-habisan! “Kau tidak bisa melakukan ini kepada Audrey, Chris. Sudah cukup, aku tidak akan membiarkanmu menyakiti wanita itu lagi!” seru Lody, tidak menyetujui apa yang baru saja dikatakan pria itu padanya. Chris mendekati Lody, aura gelap dan pekat yang begitu kuat seakan menyelimuti seluruh ruangan di mana dirinya dan Lody berada. Lalu dia mengeluarkan sesuatu dari balik jas yang dikenakan. “Katakan sekali lagi,” ucap Chris seraya menodongkan sebuah pistol berlaras pendek ke arah dahi Lody, “tak ada yang bisa memerintahku, tidak juga kau. Bagaimana kalau aku kata
Baca selengkapnya
Bab 89. Lebih Baik Bunuh Aku!
Sepupu? Audrey berharap apa yang baru saja didengarnya adalah sebuah kesalahan pada pendengarannya. Kedua mata Audrey membulat, membelalak tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. “K-kau dan Lody?” “Benar, kau terkejut?” tanya Chris. “Tidak mungkin. Sifat kalian berbeda,” jawab Audrey seraya menggeleng. Logikanya menolak untuk mempercayai apa yang baru saja didengarnya. “Jelas saja berbeda. Dia bukan adik atau kakakku. Kita akan bersenang-senang setelah ini, Audrey. Kupastikan, kau akan menjadi milikku. Aku tak akan menyerahkanmu pada Leon atau pun Lody,” ucap Chris seraya mencibir pada Audrey. Audrey mendekap tubuhnya sendiri, perasaan takut pada ingatan-ingatan tujuh tahun lalu di mana Chris melakukan perbuatan itu kembali membayanginya. Tubuhnya gemetar. “Kenapa? Kenapa kau mengabaikanku? Aku bersedia melepaskan Clara demi dirimu, Audrey. Kau masih juga berpikir jika aku sedang bermain-main denganmu, begitu?” tegas Chris. Chris meraih dengan paksa ponsel milik Audr
Baca selengkapnya
Bab 90. Tepat Waktu!
“Bajingan! Buka pintunya!” teriak Lody semakin kencang.Sementara di dalam, Chris tampak tidak memedulikan suara Lody yang berteriak memanggil dari luar. Chris terus saja melakukan aksinya, menikmati seluruh tubuh Audrey tanpa belas kasih, dan ketika dia hendak memasukkan miliknya ke dalam tubuh Audrey terdengar suara tembakan di pintu depan apartemen Chris, membuat Chris mengurungkan niat dan bergegas keluar dari dalam kamar.Dilihatnya Lody berhasil membuka pintu apartemen dengan menembak handle pintu tersebut. Wajah Lody benar-benar mengerikan, raut wajah yang begitu kelam, serta tatapan yang seakan mampu membunuh lawan hanya dengan sekali tatap, terlihat begitu jelas kini pada Lody.Lody mengangkat pistol miliknya ke arah Chris, satu dalam hati, dia berharap Chris sama sekali belum menyentuh Audrey.“Di mana dia?” tanya Lody dingin.Chris tersenyum, mengejek Lody yang terlihat begitu mencemaskan Audrey. Chris mendengus lalu, membuang pandangan ke arah lain, seraya menjawab dengan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status