Semua Bab Pesan Kotor Di Laptop Anakku: Bab 101 - Bab 110
150 Bab
101
BAGIAN 101POV ZULAIKADUA PRIA BERDASI               “Berita yang bagus, Ika. Itu adalah azab yang pantas untuk mereka berdua. Aku senang mendengarnya.” Ario yang berdiri di samping tempat tidurku menyeringai senang. Wajah bercahaya milik cowok 16 tahun yang tubuhnya semakin tinggi semampai tersebut tampak berseri-seri. Kami ternyata merasakan hal yang sama. Berbahagia di atas penderitaan Papi dan Tante Yeslin yang kini telah menuai balasan setimpal masing-masing.              Kulihat sekilas, Mami yang semula menasihati, kini wajahnya pun ikut menarik seulas senyum samar. Aku yakin bahwa Mami jelas merasa turut berbahagia ketika kedua anaknya yang penuh luka trauma ini, sekarang bisa tersenyum melihat orang-orang yang menjahati kami telah dihukum oleh Tuhan. Hanya saja, mungkin bahagia Mami tak bisa
Baca selengkapnya
102
BAGIAN 102POV ZULAIKABAYANG-BAYANG SEL               “Zulaika, jangan menangis,” kata Pak BB kepadaku ketika air mata ini tanpa bisa kutepis, luruh deras dengan sendirinya.              Hatiku benar terluka. Siapa yang tak sedih ketika pacar yang dia sayangi, ya, meskipun memang sesekali aku mencuranginya, kini pergi tanpa sepatah pesan pun. Mengapa Jo harus pergi tanpa sepengetahuanku? Apa sulitnya mengabari atau berusaha untuk menemuiku dulu di rumah sakit sebelum terbang?              “Om, aku … sangat kecewa,” kataku lirih sambil menyeka pelan air mata.              “Sabar, Zulaika. Jo pergi untuk melanjutkan sekolahnya. Dia ke
Baca selengkapnya
103
BAGIAN 103POV LUKAS HADINATADURI DALAM DAGING               Plak!              Tamparan kuat itu kuhantamkan ke wajah Jo, anak semata wayang yang semula kupikir bakal menjadi ujung tombak penerus keluarga. Lelaki itu terperanjat ketika mendapati tanganku yang tiba-tiba melayang, tanpa aba-aba terlebih dahulu.              “Pa, belum puas menyakitiku?” Anak itu malah memberikan perlawanan. Menatapku dingin dengan kata-kata yang ketus. Siapa yang mengajarinya begini?              “Anak tidak tahu diuntung! Berani-beraninya kamu membantah. Kamu pikir, siapa yang selama ini menghidupimu?!” Kuteriaki Jo dengan sangat lantang. Ruang tamu besar dengan
Baca selengkapnya
104
BAGIAN 104POV ZULAIKAANTARA DUA PRIA               “Jangan nangis, ya. Udahan sedihnya. Sekarang kamu sarapan dulu.” Mas Doni kembali menasihatiku. Membuat getar-getar di dada ini semakin nyata adanya.              Aku pun menyeka air mata perlahan. Mengangguk, kemudian menatap ke arah Airo. Kuberikan kode kepadanya agar dia lekas menyuapiku.              “Dek Ario, kamu coba suapi Ibu saja. Biar Mas yang suapi Mbak Zulaika.”              Deg! Jantungku langsung berdegup sangat kencang. Aku terperanjat. Mas Doni, kamu bercanda?              “Oh, oke, Mas.” Ario
Baca selengkapnya
105
BAGIAN 105POV ZULAIKAGOOD BYE               Kutepis rangkulan Mas Doni demi membuat jarak di antara kami. Pria itu terlihat terkesiap untuk sejenak, tetapi untungnya dia tampak mengerti maksudnya.              “Maaf,” katanya pelan sambil membereskan tempat makanku yang lalu dia bawa ke atas nakas.              “Halo, Boo. Itu tadi polisi yang menolongku semalam. Dia hari ini menjenguk ke rumah sakit,” jawabku dengan setenang mungkin sambil menyeka air mata di pipi.              “Oh, iya, Bee. Aku kira siapa,” katanya di seberang sana dengan nada lega.            &n
Baca selengkapnya
106
BAGIAN 106POV ZULAIKAKETUK PALU HAKIM DI SIDANG TERAKHIR Hampir setahun kasus ini bergulir. Total 15 kali persidangan digelar dengan menghadirkan para saksi ahli, saksi-saksi terkait, keluarga para korban, dan lembaga bantuan hukum nirlaba yang membela hak-hak asasi perempuan. Dalam kasus ini, aku tak pernah menyangka, bahwa seorang Zulaika Azzikra pada akhirnya dinyatakan ….               “Pada hari ini, majelis hakim memutuskan saudara Bonaventura Aditio terbukti melakukan tindak kekerasan, pemerkosaan anak di bawah umur, dan praktik jual-beli manusia. Selain itu, hakim memutuskan bahwa saudara Bonaventura Aditio merupakan otak sekaligus pelaku tindak pembunuhan atas LV, TY, IK, SU, KL, WIL, WOP, JL, NN, AK, SA, SF, MD, BP, DIS, dan DS. Terdakwa Bonaventura Aditio juga terbukti melakukan transaksi jual beli narkoba jenis heroin dan sabu-sabu, sert
Baca selengkapnya
107
 BAGIAN 107POV BONAVENTURA ADITIOBAKSO DAGING DAN WAJAH PAUL YANG TERCENGANG                           “Jadi, sejak kapan kau berpacaran dengan anak itu?” Seorang penyidik bernama Paul, memeriksaku dalam ruangan interogasi hanya berduaan saja. Sementara itu, aku yang belum pulih benar dari luka tembak di kaki, hanya bisa terduduk lemas sambil menahan rasa nyeri.              “Tiga tahun,” jawabku pelan sambil menarik napas dalam.              Lelaki dengan brewok rapi di wajah dan kemeja hitam polos yang menampakan tubuh kekarnya tersebut menatapku tajam. “Artinya, saat anak itu berusia 14 tahun. Begitu?” tanyanya sinis.  
Baca selengkapnya
108
BAGIAN 108POV ALINGMENGINCAR MILIK TEMAN               “Papa! Bukakan pintunya, Pa! Aku nggak salah! Anakmu yang salah. Dia memfitnahku!”              Setengah mati kugedor-gedor pintu rumah mewah milik suami tajir yang selama ini menafkahiku. Namun, Lukas sama sekali tak bergeming. Lelaki tua itu tak juga muncul untuk membukakan pintu.              Aku menangis. Meraung-raung dan berusaha untuk mendobrak pintu dengan tubuh. Namun, semua usahaku sia-sia belaka. Berjam-jam aku berada di luar, tanpa ada yang mau peduli dengan kepedihanku.              Aku benar-benar putus asa. Ini adalah kali pertamanya Lukas marah. Lelaki tua bangka itu selama ini selalu b
Baca selengkapnya
109
BAGIAN 109POV ALINGMELANCARKAN AKSI               Aku digiring masuk oleh Tyo hingga ke meja makan. Suasana rumah dua lantai yang cukup lega ini terasa sangat lengang. Tentu saja, sebab tak ramai orang di sini. Aku malah senang. Terlebih ketika di ruang makan hanya ada kami berdua saja.              “Ayo, Ling. Makan seadanya,” ucap Tyo sembari membalik piring yang telah disediakan oleh pembantunya.              Aku menatap ke arah lauk pauk yang tersajikan. Ada semangkuk besar semur sapi dengan aroma menggoda. Kemudian, ada pula sepiring besar berbentuk oval cah brokoli lengkap dengan irisan cabai merah dan tomat ceri. Tini juga menyiapkan pepesan yang terbungkus dalam daun pisang. Entah itu pepesan apa. Namun, dari wanginya s
Baca selengkapnya
110
110POV BONAVENTURA ADITIOBAHAN TERTAWAAN PENYIDIK               “Lucu?” tanya Paul dengan wajah yang penuh heran.              “Ya, lumayan menurutku. Pikir saja, bagaimana reaksi Gavin dan Danu saat tahu jika bakso yang kukirimkan tersebut adalah hasil olahan dari daging milik seorang pelacur. Pecandu pula! Apa mereka berdua tidak pusing-pusing ya, habis makan daging mengandung heroin? Hahaha!” Aku benar-benar geli. Merasa ini adalah benar-benar hal yang lucu. Kejadiannya memang sudah cukup lama, tetapi entah mengapa sangat membekas.              Paul terdengar berdecak. Entah itu ekspresi kekaguman atau mengejek, aku juga tidak mau peduli. Terserah saja. Yang jelas, aku sangat senang bila menceritakan ulang hal ko
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
15
DMCA.com Protection Status