Semua Bab Berpisah Untuk Bersatu: Bab 51 - Bab 60
113 Bab
Alur Cerita Yang Berkelok-kelok
Assalamu'alaikum … Halo, Berpisah Untuk Bersatu hadir kembali di hadapan kalian. Sebelumnya author mohon maaf ya, karena belum bisa rutin update cerita. Semoga kalian nggak jenuh untuk menunggu, ya? BTW untuk kalian yang mungkin merasa bingung dengan alur cerita ini, silakan dibaca secara urut dari bab pertama, ya? Terima kasih dan selamat membaca. ***Humairah Samudera***Siapa sangka kalau akhirnya akan terdampar di Frankfurt seperti ini? Aku, jelas tidak sama sekali. Siapa sangka juga kalau seseorang yang bagiku malaikat tanpa sayap, Mbak Kinan, akan sampai hati seperti ini padaku? Mencampakkanku begitu saja seolah-olah aku seekor ulat pemakan daun atau hama wereng. Oh, jauh lebih sakit rasanya, berjuta-juta kali lipat dari pada  saat Mbak Kina  memindahkan pekerjaanku di apartemen Ema. Maksudku, saat dia menemuiku tadi---usai menemani Ema menjadi pemateri seminar---di Heidelberg University. Sungguh, tanpa perasaan Mbak Kinan menan
Baca selengkapnya
Goodbye, Pelakor!
Ratna. Niat sekali dia menghancurkan hidupku. Sampai hati memfitnah seperti itu. Jelas dan semua orang di dunia ini pun tahu, aku bukan dia yang bisa dengan tenangnya merebut suami orang. Menghancurkan rumah tangga orang lain. Jangankan  itu, sejahat apa pun Mas Tyas, tidak pernah sedikit pun terpikir untuk mencari yang lain, sungguh. Kuakui, tidak mudah bagiku untuk mencintai. Tetapi kalau sudah mencintai, takkan mudah untuk berpaling apa pun keadaannya. "Hahahaha …!" lagi-lagi Ratna tertawa, menggema di seluruh saluran voice call, memekakkan telinga. "Sekarang kamu tahu kan Ayung, aku orang yang nggak pernah main-main. Lepaskan Mas Tyas untukku atau aku akan meremukkanmu secara perlahan-lahan. Slowly but certainly." Klik! Tak ada pilihan lain sekarang. Hanya harus segera memutuskan saluran voice call dan memblokir kontak Ratna. Takkan kubiarkan dia mengusik ketenangan hidupku lagi. Ratna, Sari atau siapa pun itu wanit
Baca selengkapnya
Berita Gembira
Untuk memastikan semuanya tentang Mas Tyas, aku menelepon anak-anak pagi ini setelah Ema berangkat bekerja. Dia ada jam mengajar di kampus dan setelah itu akan langsung pergi berbelanja perlengkapan bayi bersama Kenzo. Dia juga menyampaikan kemungkinan pulang sebelum jam makan malam, jadi aku kebagian tugas memasak sore nanti. Kalkun panggang, salad dan kentang goreng. "Gimana Le, apa Ayah jadi pulang ke rumah?" pertanyaan super penting itu kulontarkan setelah menanyakan bagaimana keadaan mereka di sana, "Ayah nggak nakal kan, sama kalian?" Jawaban Langit benar-benar mengejutkan sekaligus memberikan  efek kebahagiaan tersendiri dalam diriku. "Ayah nggak jadi tinggal di rumah kita, Ma. Uti yang nggak boleh. Jadinya sekarang Ayah tinggal di rumah Uti."Ya Tuhan, berdosakah jika aku tersenyum bahagia? Karena setidaknya anak-anak terbebas dari Mas Tyas yang toxic. Bukan maksud hati juga untuk menjauhkan anak-anak dirinya. Bagaiamanapun Mas Tyas ayah
Baca selengkapnya
Tyas si Tukang Bajak
[Yung, gimana kabar kalian di sana?] tanya Ajeng di chat pertamanya setelah aku bekerja di Jerman [Ini aku lagi di Palagan, jenguk anak-anak. Tapi maaf ya, aku nggak bawa oleh-oleh, je?] lanjutnya tanpa emotikon senyum lebar seperti biasanya [Eh Yung, anak-anak kamu hebat banget lho. Mandiri, dewasa. Lha wong Kiddo Jajanan saja sekarang tambah ramai kok, Yung. Bareng-bareng ngerjainnya. Aku sampai terharu, si Langit bilang kalau mereka bakal ngembangin Kiddo Jajanan sampai kapan pun soalnya itu kan perjuangan bareng kamu.]Sampai di sini aku hanya bisa berlinang air mata. Haru, bahagia sekaligus sedih bercampur aduk menjadi satu. Menciptakan sebentuk gemuruh di rongga dada. Jujur ya jujur, kadang-kadang aku merasa tidak berguna untuk anak-anak, masih terlalu banyak kekurangan tapi ternyata? Begitu istimewanya aku di mata mereka. Oh, salahkah jika air mata ini semakin deras mengalir? "Maafkan Mama ya, Le?" bisikku tertahan  sambil menepuk-nepuk lembut punggun
Baca selengkapnya
Saatnya Bersikap Tegas
Bersyukur sekali bisa langsung mengenali kejahatan Mas Tyas, meskipun tak habis pikir dan semakin kecewa. Bisa-bisanya dia mencoba untuk berbohong dan menipu lagi? Jelas-jelas itu dia, bukannya ibu! Ya Allah, kenapa sih Mas Tyas tidak pernah belajar dari kesalahannya sendiri? Tidak pernah mengambil pelajaran dari semua masalah yang terjadi akibat perbuatannya. Tidak, walaupun sampai memohon, mengemis atau mengancamku dalam bentuk apa pun sejuta kali setiap hari,  tidak akan mengirimkan uang lagi untuknya. Takkan pernah lagi, cukup yang sudah-sudah. Dulu, waktu kami masih jadi satu rumah. Jujur ya jujur, itu pun karena waktu itu belum tahu tentang semua kejahatan Mas Tyas. Bukan hanya membantu, aku bahkan ikut jungkir balik mengais rezeki, bukannya tinggal diam menadahkan tangan di rumah. Sungguh, lebih dari sakit rasanya ketika segala perjuangan dan pengorbanan berujung pada pengkhianatan seperti ini. Sampai hati Mas Tyas bermain perempuan di belakangk
Baca selengkapnya
Muka Tembok Ratna
Pesta minum teh sudah selesai. Kami baru mau berpamitan pulang ketika tiba-tiba Ratna datang dan membuat kacau suasana. Untung tamu yang lain sudah pulang, tinggal Ella dan kami. Meskipun begitu, tetap saja aku malu setengah mati. Ya ampun, ada ya orang sebrutal dia? Bayangkanlah! Tanpa perasaan dia langsung menyalami aku seakan-akan hanya ada kami berdua. Memandang dengan tajam dan dalam. Tersenyum sinis, dingin. "Kasihan banget sih kamu, Yung? Sampai rela jadi babu hanya demi status istri. Kalau aku jadi kamu sih, ogah! Hehehehe  … Ups, sorry aku keceplosan. Hahahaha …!"Sayang sekali, aku hanya bisa ternganga. Benar-benar ternganga, hingga nyaris meneteskan air liur. Entahlah, aku juga tidak mengerti mengapa tiba-tiba melemah seperti ini. Merapuh selayaknya kerupuk yang tersiram air. Padahal jelas, selama ini sangat penasaran dengan seseorang yang bernama Ratna. Oh, bukan hanya itu, tentu saja. Aku juga ingin memastikan hubungan
Baca selengkapnya
Kenangan dan Harapan
Lega!Bersyukur sekali rasanya masalah Ratna sudah teratasi dengan baik secara alami. Ratna, Ratna ... Apa yang sudah merasuki kamu? Kita tidak kenal satu sama lain bukan, tidak juga ada masalah, mengapa tega menyakiti? Senangkah hatimu jika suatu saat nanti dalam kehidupan rumah tangga kamu, ada seorang wanita yang datang mengusik ketenteraman hati? Tidak, kan?Oke, fine! Mungkin dulu Mas Tyas pernah menjanjikan sesuatu padamu tapi kan itu bukan aku? Di sini aku adalah korban dari kejahatan kalian, paham? Mas Tyas sampai selingkuh denganmu, mendulang puluhan juta rupiah darimu untuk kepentingan pribadinya ... Apa itu salahku? Kamu tentu tidak tahu Ratna, perjuangan seperti apa yang sudah kulakukan untuk keluargaku termasuk Mas Tyas. Meskipun di matamu aku tidak berkualitas, tetapi setidaknya aku tak pernah menjadi perusak rumah tangga orang. Tidak pernah menjadi perebut laki orang. Menurutku itu a
Baca selengkapnya
Kelahiran Baby Elora
Benar-benar musim semi yang indah di Frankfurt. Walaupun belum pernah melihat musim-musim semi sebelumnya, sih. Tapi menurutku ini sangat indah, semua tanaman bertumbuh menghijau. Seolah-olah gambar polos yang warnai dengan pensil warna, krayon atau cat air hijau muda. Sejuk, segar dan berseri-seri. Sungguh, di sini aku benar-benar takjub, kagum pada kekuasaan dan kesempurnaan Sang Maha Pencipta. Pohon-pohon yang tadinya gundul terlihat kering kerontang, tiba-tiba bersemi indah. Oh, aku sampai tak tahu harus berkata apa lagi. So beautiful lah, pokoknya. Tapi itu, semua itu masih belum ada apa-apa jika dibandingkan dengan kelahiran Baby Elora semalam. Ya, Ema sudah melahirkan bayi perempuan yang sangat cantik. Mengadopsi wajah tampan Kenzo seutuhnya kecuali mata dan bibir, copy paste Ema. Rambut dan bentuk jari kaki dan tangan juga mewarisi Ema. Cantik, lucu, imut-imut dan menggemaskan. Benar-benar lega sekarang. Perjuangan berat, panjang dan be
Baca selengkapnya
Menyerah Atau Bertahan
Rasanya seperti terkepung musuh di sebuah ruangan sempit, pengap dan gelap gulita. Tanpa sependar cahaya pun menerangi, tak seorang pun menemani. Di luar, musuh terus menerus memuntahkan timah panas dari tangan-tangan yang dialiri dendam kesumat. Berteriak-teriak dengan nada mengancam, memintaku menyerah. Sekarang aku hanya punya satu pilihan, keluar dari ruangan persembunyian yang berarti harus rela kehilangan nyawa atau terus bertahan di sini? Itu pun berarti harus rela kehilangan nyawa secara perlahan-lahan, karena kekurangan oksigen. "Ibu, tolong dengarkan Ayung, Bu?" aku setengah meratap. Berharap dukungan. Sebab bagaiamanapun Ibu kan orangtua Mas Tyas, mustahil menginginkan kehancuran dalam rumah tangga kami. "Ayung hanya ingin Mas Tyas berubah baik, Bu. Memperbaiki diri. Bukan berarti Ayung pelit atau bagaimana, Bu. Kalau Ayung kirim uang ke Mas Tyas, Ayung nggak tahu untuk apa? Ya, jujur saja Ayung nggak rela kalau untuk perempuan lain, Bu. Ayung bekerja keras d
Baca selengkapnya
Arti Kebahagiaan Bagiku
Jika ada yang bertanya kepadaku, apakah arti kebahagiaan hidup itu? Maka inilah jawabannya, bahagia adalah hidup rukun, damai dan seiring sejalan bersama keluarga. Bisa saling memberi, menerima dan mendukung satu dengan yang lain. Jika ada masalah, bisa duduk bersama dan berbicara. Jika ada kesalahan yang terjadi, tidak mencari siapa yang salah tetapi memperbaikinya. Ada tak ada, lebih atau kurang bisa sama-sama menerima. Saling mengingatkan dengan kebaikan dan kesabaran. Itu, seperti itu arti kebahagiaan hidup bagiku. Entah, apa artinya di mata Mas Tyas? Aku tidak mengerti. Sebenarnya pagi ini, aku hanya ingin menceritakan kalau Mas Tyas sudah menceraikan aku. Talak tiga. Baginya aku perempuan, istri dan ibu yang tak berguna. Untuk apa lagi dipertahankan? Sejujur-jujurnya kukatakan, walaupun  sudah menduga dari sejak dia sering mengancam akan menceraikan aki sudah tahu kalau hal ini akan terjadi, tetap saja merasa hancur. Rumah Tangga yan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status