Semua Bab Pernikahan Sandiwara: Bab 11 - Bab 20
40 Bab
Penyatuan cinta
Dibawah pohon yang rindang, angin malam menusuk hingga sendi-sendi. Ezra mendekap Shaila penuh kasih dan harapan ia akan bersama  dengan gadis mungil yang telah menjadi takdirnya untuk selamanya. Ketika Shaila sedang berada dalam pelukan Ezra, ia tersadar kembali, terngiang perkataan Ezra yang membuat hatinya sakit. Perjanjian itu, keegoisan itu. Lantas, Shaila melepas pelukannya dan mundur dua langkah.  "Aku, aku menyukaimu Shaila, apa kau tahu perasaanku saat ini seperti hampir meledak? Aku sangat mencintaimu,"  "Lalu?... Kalau kamu menyukaiku dan perasaanmu akan meledak. Kau pikir perasaanku juga akan meledak sama sepertimu?"  Sekuat hati Shaila menahan air matanya, ia tak mau terbuai lagi dengan perkataan Ezra. Kali ini dia memilih untuk menyembunyikan perasaannya. Mungkin lebih baik menghindar dari perasaan yang ia takuti, takut akan rasa sak
Baca selengkapnya
Kekuatan Cinta
"Siapa?" Shaila mengalihkan pandangan yang tengah sibuk dengan layar laptopnya untuk melihat ke arah Ezra yang berdiri di ambang pintu.  "Direktur Han datang." Jawab Ezra dengan santai sambil kembali menghampiri Shaila.  "Apakah orang yang waktu itu hadir di pertemuan?" Tanya Shaila dengan memicingkan matanya.  "Betul, dia memang investor terbesar disini. Mungkin dia akan menagih kerugian yang kita alami akibat plagiat produk yang gagal launching." "Apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus bersembunyi? " "Buat apa bersembunyi kamu kan sudah menjadi istriku." "Tapi Zra, apa kamu lupa, tidak ada yang tahu tentang pernikahanmu denganku. " "Tidak, aku tidak lupa, justru aku akan mengenalkanmu pada mereka yang belum tahu." "Tidak Ezra, mereka
Baca selengkapnya
Diam-diam Cinta
Akhirnya Shaila di terima di perusahaan Ezra. Sesuai rencana, Ia memilih menyembunyikan identitasnya. Keputusan yang ia buat sudah bulat, tidak bisa di ganggu gugat. Hanya ini yang bisa ia lakukan demi melindungi Ezra dari hal yang tidak di harapkan. Ia akan mengerahkan semua kemampuannya untuk melalui krisis yang terjadi di dalam perusahaan Ezra. Hanya itu niat yang saat ini tetulis jelas di benak Shaila.  Ia tak ingin menjadi belenggu dalam kehidupan Ezra. Pun, ia harus mengalah dan enyah dari skenario kehidupan Ezra. Ia berpikir jika desain dan pengerjaan produk sepatu telah selesai sesuai idenya, saat itu pula waktu yang tepat untuk Ia pergi dan menghilang dari kehidupan Ezra.  Ezra berjalan lunglai memasuki rumah. Tangan kanannya menenteng Jas, sedang kemeja biru yang melekat pada tubuh atletnya begitu berantakan. Bagian tangannya melilit hingga sikut. Pikirannya begitu kalut. Sampai-sampai ia melupakan janji
Baca selengkapnya
Cinta Merubah Segalanya
  #Cinta_merubah_segalanya  {Sarapan ada di meja. Aku ke kantor duluan. Dan Tenang saja aku akan menjaga sikap agar status kita tak  ketahuan. Jangan lupa sarapannya di habisin!  Semangat!!! } Ezra membaca kertas memo kecil yang menempel di pintu lemari es. Ia tersenyum dan berulang-ulang membaca tulisan itu. Entah, seperti ada semangat baru yang ia temukan setelah tahu perasaan Shaila yang sesungguhnya. Bahkan dia berencana mengagalkan Shaila yang akan pergi meninggalkannya setelah perusahaannya pulih. Justru ia akan membawa Shaila tetap hidup bersamanya selamanya. Ia mesem-mesem sendiri.  "Good morning Bos Ezra." Tiba tiba suara seseorang muncul dari arah pintu masuk.  "Hayia...ada yang lagi bucin ni, pake senyum-senyum sendiri lagi, baca apa sih? Surat cintrong?"  Sekertar
Baca selengkapnya
Cinta Kakak Angkat
 "Hallo Ma. ""Apa? Baik Ma aku akan pulang sekarang."Seraya Shaila mematikan ponselnya dan menatap Ezra."Maaf, sepertinya aku harus pulang ke rumah Mama. Papa sedang dalam kondisi kritis.""Aku akan mengantarmu."Ezra  segera berlari menuju parkiran dan menyalakan mobil, lalu melaju menghampiri Shaila yang sedang berdiri menunggunya di depan kantor. Dengan cepat ia membukakan pintu sebelah kirinya. Shaila pun masuk dan duduk di samping Ezra. "Bushhh... " Mobil melaju dengan kecepatan tinggi. "Pelan saja! " Pinta Shaila sambil melihatkan ekspresi wajah yang sedang khawatir. Ezra tak berani mengeluarkan kata-kata karena takut menganggu suasana hati Shaila. Sesekali ia melirik Shaila yang terlihat gelisah. Dering ponsel memeca
Baca selengkapnya
Cinta dan Amarah
 "Kau, kenapa kau berani-beraninya menggantikan si brengsek itu?" Nada Raka meninggi "Maksudmu apa kak?" Tanya Ezra penuh tanya. "Asal kau tahu... " Raka menarik kerah baju Ezra. Shila yang menyaksikan itu dari balik pintu dapur merasa kaget. Ia langsung berlari menghampiri mereka berdua. Bagaimana bisa Raka bersikap seperti itu kepada Ezra.  "Ehm... Ehmmm.. Kalian main apa ko serius amat? " "Ahh, Ila... Biasa aja kalo cowok kan harus di tes keseriusannya. Apalagi Kakak dengar Ezra dengan berani menggantikan Fauzan sebagai mempelai Priamu." " Sudah! Sudah Kak! Sekarang bukan waktu yang tepat membahas soal itu. Aku juga sudah berniat mengenalkan Ezra sama Mama sama Papa. Tapi kondisi berkata lain. Aku juga yakin Mama tetap akan merestui kami." Jelas Shaila seraya duduk di samping Ezra. 
Baca selengkapnya
Hasrat Cinta Shaila
Kalau saja Shaila tidak mendengarkan percakapan Alyne dan Raka, mungkin selamanya dia akan dikelabaui oleh sandiwara Raka. Tapi, bagaimana bisa Alyne pergi sendiri tanpa Fauzan? Lalu mengapa Alyne berhubungan dengan Raka? Dan...apa benar Raka mencintainya. Pikirannya membuncah. Pusara Sang Ayah saja, masih basah. Kini di timpa oleh teka-teki yang bermunculan menggelisahi hati Shaila. Mengabaikannya pun bukan solusi.  Shaila terus memikirkan dari segala sisi. Ia menemukan beberapa hal yang mungkin ia mengerti, tapi ia sama sekali tidak menginginkan perpecahan hubungan antara mereka yang sudah seperti keluarga.  "Oke, aku harus mulai menyelidiki. Ila yang sekarang harus beda dengan Ila yang dulu, yang selalu mengalah dan polos sehingga akan terus tersakiti. Dunia sudah sangat kejam padamu Ila." Shaila mengepalkan tangannya. Nafasnya terengah-engah. Marah yang berbaur dengan sakit telah melebur dal
Baca selengkapnya
Janji Cinta
 Angin sepertiga malam berhembus. Menerka jendela yang sedikit terbuka. Menyapa  Kedua insan yang tengah menengadah memohon rida Tuhan. Seraya Ezra berbalik, kedua tangannya menyentuh kepala Shaila yang masih tertutup dengan balutan mukena. Mukena pemberian Ezra yang pertama kali ia kenakan. Matanya menatap penuh kehangatan.  "Kamu sangat cantik," Bisik Ezra.  "Kamu harus tahu, aku mencintaimu karena allah. Karena aku yakin jika cintaku karena allah, maka cintaku padamu akan  kekal hingga maut merenggut nyawaku."  Kata-kata Ezra begitu dalam. Hingga tak terasa embun di sudut mata Shaila mulai menetes. Usai berdo'a bersama. Shaila belajar membaca al-qur'an. Damai mendengar ayat yang dilantunkan Ezra. Hati Shaila mulai berdesir indah bagaikan ombak yang melambai sang fajar, Kala Ezra melantunkan ayat, 
Baca selengkapnya
Rintangan Cinta
"Kalian siap dengan desain produk baru kita? Sepatu dengan motif batik pasti banyak peminat, karena  batik merupakan khas kita sebagai orang Indonesia, tentunya kita akan bangga ketika salah satu warisan budaya Indonesia bisa dinikmati oleh seluruh rakyatnya, bahkan hingga ke  mancanegara." Tutur Shaila menuangkan seluruh idenya.  Shaila merasa tenang. Salah satu rencananya membantu Ezra terwujudkan. Tinggal menunggu hasil. Jam istirahatpun tiba. Shaila berniat mengajak Ezra untuk makan siang bersama di Cafe dekat Kantor. Dia berjalan sambil  tersenyum sembari mengeluarkan ponsel  dari saku blazer. Tiba-tiba  seseorang menarik tangan kanannya dan membawa Shaila masuk ke dalam mobil. Shaila merasa kaget, spontan ia ingin berteriak. Namun keinginan itu terhenti ketika melihat Direktur Han di dalam mobil. Alhasil dia hanya terdiam duduk di sebelah Direktur Han.  "Saya tahu,
Baca selengkapnya
Bertahanlah, Sayang!
 "Ila aku mengenalmu sejak kecil. Tapi kamu, kamu tidak pernah melihatku layaknya seorang laki-laki yang mengagumimu. Laki-laki yang mencintaimu. Asal kamu tahu, betapa akan menyesalnya kamu memilih Ezra. Karena sesungguhnya hanya aku orang yang paling baik untukmu, orang yang paling tepat untukmu," teriak Raka dengan nada suara semakin meninggi, hingga suaranya menggema di dalam ruangan dan terdengar keluar. Senyum penuh ironis kembali muncul dari bibir Raka. Pun, Shaila semakin sulit menebak bagaimana sebenarnya jalan pikiran kakak angkatnya itu. "Raka, dimana perasaanmu sebagai seorang Kakak yang mencintai adiknya? Kamu telah menghancurkan pernikahanku dengan memperalat wanita itu, padahal dia  mengandung anakmu. Apa itu yang dinamakan cinta?" pertanyaan Shaila tak mampu mengubah niat Raka untuk meyakinkan, kalau dia benar-benar cinta pada sang adik.  "Braakkkk..."Tiba-tiba pintu terbuk
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status