Pernikahan Sandiwara

Pernikahan Sandiwara

Oleh:  Nazila Arisakit  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
40Bab
3.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Menikah dengan orang yang sangat kita cintai merupakan impian semua orang. Akan tetapi, bagaimana jika laki-laki yang akan menjadi pasangan kita sesungguhnya bukan lelaki itu? Hanya memiliki wajah yang mirip. Bagaimana nasib Shaila yang sudah terlanjur diucapkan janji suci pernikahan? Akankah ada cinta diantara mereka?

Lihat lebih banyak
Pernikahan Sandiwara Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
40 Bab
Sah
 "Kamu bodoh! Mengapa kamu melakukan ini?" Fauzan membentak Alyne. Setelah memergoki Alyne mengirim foto mesra mereka pada Shaila.   "You're Crazy! Kamu pikir aku akan membiarkanmu menikah dengan wanita itu, setelah kamu menghamiliku? Ingat anak di dalam perut ini adalah darah dagingmu. Janji setiamu saat melakukan nya denganku mana?" Alyne menangis keras.   Ezra tak sengaja melewati kamar Fauzan saat hendak menemui Ibu dan Ayahnya. Dia mendengar percakapan Fauzan dengan Alyne, wanita yang dinikahinya diam-diam setelah pulang dari Australia.   Setelah tak terdengar percakapan, Ezra berlari menaiki anak tangga menuju kamar Ibunda tercintanya.   "Mama!" Ezra memeluk sang bunda yang ia tinggalkan 4 tahun lalu.   
Baca selengkapnya
Malam Pertama
Suasana hening. Mulut Shaila kaku meski pertanyaan sudah beruntun di dalam pikirannya. Ezra fokus dengan benda kotak pipih yang ia pegang.  "Zan, ada beberapa hal yang ingin aku tanyakan." Shaila menoleh ke arah Ezra yang sedari tadi duduk di sampingnya.  "Aku juga." Ezra sedikit melirik Shaila.  "Wanita itu?" Belum selesai Shaila berbicara.  "Wanita?" Sontak Ezra menengok ke arah Shaila sambil mengerutkan alisnya. Lalu Ia segera menyimpan ponselnya diatas tempat tidur.  Ia mendesah kasar.  "Oke, mungkin sekarang saatnya aku harus menjelaskan situasi ini. Tapi, kamu harus janji, tidak akan berkomentar apapun!" Seraya ia bangkit dan berdiri, lalu memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.  Sementara Shaila masih tetap dalam posisi duduk di te
Baca selengkapnya
Menantu Kesayangan
Ketika Shaila hendak menyusul Ezra, dia masih berdiri di tangga paling atas seolah menunggunya.  Mereka benar-benar menyaksikan apa yang terjadi di ruang tamu. Semua beradu mulut dengan hebatnya. Shaila membeku. Ayahnya mengusir Ezra? Lalu kenapa dia datang kembali dan menyelamatkan keluarga Nataprawira?  Dia berpikir dan menatap Ezra, semakin banyak teka-teki di rumah yang ia tempati saat ini. Popularitas, kenyamanan, kemewahan, kesempurnaan yang selama ini ia ketahui, semua itu hanyalah rekayasa belaka demi menutupi kekacauan yang sebenarnya terjadi pada keluarga Fauzan.  Ekspresi Ezra terlihat sangat tenang, seolah dia tak mendengar apapun yang dikatakan Fauzan saudara kembarnya. "Kamu sudah mendengar semuanya. Jadi sekarang kamu masih punya kesempatan meminta dia kembali." Nadanya dingin.  
Baca selengkapnya
Hanya Status
"Dan...satu hal lagi, jika kamu ingin mengakhiri semua ini, kapanpun kamu mau. Aku tidak keberatan. Tapi aku minta padamu jangan membuat malu!" Lagi, Shaila menunduk. Pernikahan ini hanyalah status, seandainya dia tidak memulai dengan pura-pura dekat saat didepan Indira, mungkin tidak akan sampai ke titik ini. Ia merasa hatinya sudah hancur berkeping.  "Oke, aku setuju. Begitu juga denganmu. Kalau kamu menemukan wanita yang ingin kamu nikahi, beritahu aku kapan saja. Aku berharap sebelum bercerai, kita bisa saling menjaga." Shaila tersenyum menahan seluruh  kepahitan yang sudah menggunung.  Tanpa berpamitan Shaila berbalik meninggalkan Ezra. Dia tak mau menunjukkan kesedihan di depan Ezra.  Dia pikir, Ezra adalah laki-laki yang baik dan berhati mulia, tapi pikirannya itu salah besar.  
Baca selengkapnya
Mulai Tergoda
Dua hari kemudian "Ila, nanti malam aku ada pertemuan. Kamu boleh ikut denganku." Shaila melihat ke arah Ezra yang sedang fokus dengan layar laptopnya.  Sebelum mereka berangkat ke Sukabumi, Ezra mengatakan bahwa ia akan mengajak Shaila sesuai rencana bulan madu yang diinginkan Mama Indira sekaligus akan mengurus proyek dengan Keluarga Han yang sangat berjasa pada perusahaannya. Keluarga Han adalah investor pertama dalam pembangunan Pabrik Sepatu milik Ezra di Bandung. Dia akan membangun Pabrik baru di Sukabumi. Jadi dia datang bukan untuk berbulan madu, Melainkan untuk kepentingan proyeknya membangun pabrik baru. Shaila terkejut mendengar tutur Ezra. Ia tak pernah menyangka Ezra akan mengajaknya ke pertemuan itu. Dia mengira akan berlama-lama sendirian tinggal di Villa yang membosankan itu.  Lebih terkejut, ketika Ezra membuka
Baca selengkapnya
Dibakar Api Cemburu
"Pertemuan untuk kepentingan proyek? Apa tidak salah? ku kira hanya pertemuan makan malam biasa. Ternyata ini acara  pesta. Hmmh..." Gumam Shaila dalam hati saat ia hendak keluar dari kamar mandi. Ia merasa tak nyaman memakai gaun tertutup yang diberikan Ezra. Membuat dirinya tak percaya diri. Apalagi tamu yang hadir dalam pesta itu lumayan banyak.  "Ah, bodohnyaa... kenapa aku harus menuruti kemauan dia memakai baju seperti ini, ribet banget."  Dia mengangkat ujung pakaiannya yang menyapu jalanan.  Ekspresi Shaila berubah seketika menyaksikan pemandangan yang membuat ia melongo. Ia melihat Ezra berbincang dengan seorang wanita. Jaraknya sangat dekat. Tangan wanita itu hampir menyentuh bahu Ezra. Bahkan tatapan Ezra kepada wanita itu sangat lembut dibandingkan ketika sedang menatapnya.  "Oh ...Jadi itu wanita idaman Ezra? Dia menyuruhku memak
Baca selengkapnya
Memadu Kasih
"Kita akhiri hubungan ini. Kamu bisa tanda tangan surat cerainya! Dan, mulai detik ini, kamu boleh pergi dari kehidupanku." Ezra menyerahkan surat perceraian. Tatapannya dingin hingga menusuk hati seorang wanita yang berada di depannya.  Shaila meraih surat itu dengan tangan gemetar. Dadanya bergemuruh hebat. Mulut yanh berwarna merah merona itu kelu, seakan dunia hancur seketika.  Sifat lelaki yang begitu dingin, tidak ada sedikit pun rasa iba padanya.  Laki-laki berpostur tubuh tinggi, dengan sweater putih yang ia kenakan, melangkah berlalu meninggalkan Shaila, tanpa menoleh lagi, ia terus berlalu, semakin menjauh hingga hanya bayangan dan  menghilang. "Tuhan, kenapa ini harus terjadi? Lebih baik aku memilih mati sebelum pernikahan itu. Seharusnya aku memilih mundur, meski bertemankan sepi, jika tahu akhirnya akan terjerumus dalam pernikahan sep
Baca selengkapnya
Cinta Meleburkan Janji
Penyatuan kasih dalam balutan kehalalan telah terwujud. Kini mereka  menjadi pasangan normal layaknya suami istri.    Perjanjian hanyalah perjanjian, Ezra melanggarnya tanpa diminta oleh Shaila.    Laki-laki berwajah teduh, namun bersifat dingin itu masih tertidur pulas, mengingat dia kelelahan setelah itu. Tapi tidak dengan Shaila, dia masih tetap terjaga hingga matahari mulai mengintip. Tidak ada rasa kantuk sedikit pun menggelitik di matanya. Ia hanya tak ingin menyia-nyiakan momen-momen kedekatan antara mereka yang telah menjadi sejarah bagi Shaila.    Baru beberapa hari kebersamaannya dengan Ezra, namun Shaila sudah bisa membaca watak Ezra yang terkadang gampang berubah. Ia menatap laki-laki yang tidur di sebelahnya. Matanya terlihat seperti jarang tidur. Terdapat kantung mata sedikit hitam. Dan, seperti ada segurat rasa cemas dalam wajahnya. Terkadan
Baca selengkapnya
Wanita Penggoda
"Dasar egois, memangnya cuma dirinya yang paling pintar? " "Hmm...liat saja nanti laki laki bunglon. Akan ku pastikan namaku tertulis tebal di balik kesuksesan perusahanmu itu. Aku akan membuatmu mengakui kepintaranku. Aku akan membuatmu bertekuk lutut meminta maaf di hadapanku karena ucapan-ucapanmu itu ."  shaila  berjalan menelusuri trotoar sepanjang jalan H. Alpi sambil menggerutu kemudian ia mengikat rambut lurusnya tak teratur. Hingga tak sadar ia sudah berjalan jauh dari Kantor Ezra. Lantas, tangannya melambai ketika  melihat taksi AA berwana kuning melewatinya.  "Mau kemana Neng?" Tanya Sopir sambil melirik kaca spion depan.  "Jalan aja dulu Pak!"  Pun, Sopir itu  tersenyum melihat tingkah Shaila. Bagaimana tidak, mulutnya terus berkomat-kamit seperti baca mantra.  
Baca selengkapnya
Love Disease (Penyakit Cinta)
 Selama di ruangan rapat. Ezra tidak bisa fokus. Pikirannya masih terngiang dengan Shaila yang sama sekali tidak memberinya kabar.  Dia mulai gusar pada dirinya sendiri. Mengingat semua perlakuannya kepada Shaila sejak pertama kali bertemu. Ia menyesal, padahal dia tahu bagaimana hukum menyakiti hati seorang istri. Meski sejujurnya dia belum bisa memberikan rasa cinta itu untuk Shaila, tapi setidaknya dia tidak harus melakukan hal yang di larang agama. Yakni menyakiti hati seorang istri.  Melihat keadaan bosnya seperti itu, Sekertaris Gun mewakili Ezra menutup rapat sementara.  Setelah semua peserta rapat keluar dari ruangan, Gun menghampiri Ezra yang masih terlena dengan lamunannya.  "Bos, kamu kenapa? Mukamu terlihat sangat pucat." "Ah, apa karena gadis itu??" Lanjutnya sambil memperhatikan bosnya ya
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status