All Chapters of Pernikahan Sandiwara: Chapter 21 - Chapter 30
40 Chapters
Aku Mencintaimu, Sayang. Bangunlah!
 Keadaan di kantor mulai memanas, Direktur Han mencoba mengadakan meeting antara pemegang saham tanpa hadirnya Ezra. Sekertaris Gun sibuk dengan ponselnya. Dia terus mencoba menghubungi Ezra, tapi tak ada respon. "Apa yang terjadi? kenapa dia tidak mengangkat panggilanku?" Gun mulai resah dan terus menggerutu. "Masih tidak ada jawaban?" tanya Direktur Han dengan raut wajah penuh kecewa. Kerutan di wajahnya nampak sudah terlihat kalau dia memang sudah tua. "Belum Pak, padahal satu jam yang lalu dia masih berkeliaran di kantor," jawab Gun khawatir. "Apa yang terjadi? Apa karena wanita itu? Hemh..." Senyum sinis orang tua paruh baya itu menyeringai. "Dia memang tak bisa dipercaya, rasa tanggung jawabnya sudah mulai hilang," lanjutnya masih dalam keadaan marah. "Agh, aku bisa gila ini." Gun menggertakkan giginya. Sesekali menyugar rambut yang sudah rapi sekedar
Read more
Tetaplah tidur di sampingku
๐˜ˆ๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ด๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ต ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฎ๐˜ถ. ๐˜‰๐˜ข๐˜ฉ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ด๐˜ข๐˜ข๐˜ต ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฎ.  {Moh. Ezra Nataprawira} ๐˜™๐˜ช๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ช๐˜ฉ๐˜ช ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ฎ๐˜ถ. ๐˜‰๐˜ข๐˜ฉ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ต๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ถ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ต๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ถ ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ ๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ญ๐˜ข๐˜ช ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ค๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ. ๐˜™๐˜ช๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ถ ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข๐˜ต๐˜ถ ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ข๐˜ญ๐˜ช๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ณ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ด ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ญ๐˜ช๐˜ณ ๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฑ๐˜ข ๐˜ฉ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ต๐˜ช. ๐˜š๐˜ฆ๐˜ฉ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ๐˜จ๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ช๐˜ต๐˜ข๐˜ฉ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ต๐˜ข๐˜ฑ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ซ๐˜ข๐˜จ๐˜ข ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ต๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ฎ๐˜ถ.  {Shaila Shena Anjani} <<<<<<___________________________>>>>> Ezra Masih berbaring terkulai tak sadarkan diri. Sedangkan Shaila menggelar sejadahnya memohon kesembuhan untuk Ezra. Berharap semua awan kesedihan yang menimpa dirinya dan Ezra segera berlalu diganti dengan pelangi
Read more
Terluka karena Cinta
 Ezra memeluk Shaila dengan erat dari belakang. Sedangkan Shaila masih memikirkan bagaimana caranya dia akan pergi meninggalkan Ezra. "Setelah Papa mengusirku dan Mama tidak bisa membelaku, aku pikir tidak ada satu orang pun yang menyayangiku. Kenapa aku harus hidup di jalanan? padahal Papa adalah orang berada. Aku merasa hidup sendiri tak punya orang tua. Tapi kali ini aku tidak akan merasa hidup sendiri lagi, karena aku punya kamu kekasih impianku. Kamu adalah alasanku untuk bangkit dan tetap bertahan." Ezra bercerita. Mulutnya hampir menempel pada kepala Shaila. Kemudian Shaila pun bercerita tentang kisahnya. Lama dan semakin lama Ezra terlelap dalam kisah-kisah yang terjadi dalam mimpi. Pelan, Shaila melepas tangan Ezra yang masih memeluknya dari belakang. Ia ingin beranjak pergi dari rumah sakit pagi-pagi sekali, sebelum Ez
Read more
Jangan pergi! Aku rapuh
  Tak percaya dengan apa yang dia dengar. Ezra merasa kalut. Pikirannya dipenuhi tanya mengapa dengan teganya Shaila mengatakan kata-kata yang membuat hatinya hancur berkeping-keping.Cinta yang sudah mulai tumbuh dan menguasai hatinya. Cinta yang sudah mengakar dalam hatinya hanya untuk Shaila seorang. Cinta yang tak bisa ia gantikan dengan apapun. Cinta yang mencintai seutuhnya. Kini cinta itu juga yang menorehkan luka pada hatinya. Air mata menetes tak tertahan dari kelopak mata Ezra. Pandangannya tak lepas dari Shaila yang berlalu menaiki anak tangga. Shaila yang masuk kedalam kamar langsung menutup pintu dan menyandarkan tubuhnya pada pintu. ia menangis sejadi-jadinya. Air mata tak terbendung membasahi pipinya. "Maafkan aku!" bisik hatinya sambil menangis
Read more
Inikah akhir cintamu padaku?
Perlahan Ezra membuka mata. Ia baru tersadar dari pingsannya. Pikiran tentang  Shaila yang tiba-tiba meninggalkannya masih mengusik ketenangan jiwa lelaki yang terkulai lemah itu. Ketenangannya hanya ada pada kehadiran Shaila di sisinya. Lantas, ia duduk dan mengambil kotak cincin dari saku celananya. Ia menatap cincin itu, cincin pernikahan yang ia berikan pada Shaila. Dan kini cincin itu kembali berada di genggamannya. "Kenapa kamu lakukan ini padaku, Shaila?" Air matanya tak terasa mengalir. Dadanya terasa sangat sesak seperti ingin mati saat ini juga.Tiba-tiba Jian Li datang. Dia merasa dirinya menang dari Shaila. Dia sudah kembali normal dan bisa berjalan seperti orang biasa setelah melakukan operasi pemasangan kaki robot di Jepang. Harapan Jian Li terhadap Ezra melambung kembali setelah ia memiliki kaki robot itu. Tentu saja Direktur Han melakukan sem
Read more
Kehamilan Shaila
 "Pergilah! Aku ingin sendiri." Sorot mata Ezra menunjukkan kekesalan. Sekuat mungkin menahan nada suara, meredam amarah yang mulai membara."Pergilah...! Pergi!!!" Teriak Ezra tak mampu mengendalikan emosi karena Jian Li masih berdiri disamping ranjangnya. Jian Li tersentak. Kaki kirinya  mulai goyah menahan keseimbangan kaki kanan yang tiba-tiba terasa sakit efek bekas operasi kaki robotnya. Seharusnya dia beristirahat dalam beberapa bulan. Namun ambisinya untuk memiliki Ezra membutakan segala hal, hingga kesehatan sendiri tak berarti.Gun menarik tangan Jian Li dan menyeretnya keluar. Berusaha meredamkan suasana dengan meninggalkan Ezra dalam kesendirian. Ia paham betul watak sahabatnya yang mudah terpancing emosi ketika dirunduk masalah. Emosinya akan membeludak, dan berakhir pada episode dimana air mata akan mengalir penuh ke
Read more
Aku Hamil Anakmu
Shaila duduk terdiam di sudut kamar memeluk kedua lututnya ditemani rasa sesak yang menjalar dalam dada.Kata "Pernikahan yang berbuah sial" terus terngiang ditelinganya. Mulai dari kematian Sang Papa yang misterius, runtuhnya bisnis Ezra. Pun ia harus mundur dari pernikahan yang baru saja dibina bersama Ezra, Sang Dewa yang telah menyelamatkannya dari ambang keputusasaan. Semua berbaur dalam satu memori. Mau tak mau Shaila harus mencari jawaban atas teka-teki puzzle yang telah menjebak skenario kehidupannya. Bayangan tentang kejahatan Raka, kekejaman Papa Dirga, keusilan Direktur Han membuat kepala Shaila pening. Untung saja dia masih mampu menjaga keseimbangan otak dan hatinya yang sudah dibentengi dengan banyak berdzikir serta membaca ayat suci al-qur'an sejak mengenal Ezra. Hingga kekuatan mengendalikan diri semakin mengokoh dalam hati Shaila. Kalau saja dia tidak punya kekuatan, mu
Read more
Hubungan Terlarang
Tentang Raka dan Alyne.    "Puas kamu, puas melihatku membusuk  disini?" Teriak Raka histeris ketika Alyne menemuinya dipenjara.   Mukanya merah membara meluapkan kekesalan pada keluarga Hardi. Meremas rambut yang mulai gimbal tak terurus.   Alyne menangis menyaksikan sikap Raka. Tak pernah ia duga akan berakhir seperti ini.   Sejak awal diangkat menjadi anak Papa Hardi, Raka merasa dianggap seperti hewan peliharaan di keluarganya. Betapapun ia  mengerahkan seluruh tenaganya demi keluarga Hardi. Tapi tetap, Hardi tidak memberikan Shaila kepadanya.   Hingga bertemu Alyne yang berdandan mirip Shaila. Entah mata dan hatinya sudah terkunci ol
Read more
Jangan Pergi Lagi!
Shaila mengejar Ezra yang tengah mendekati Raka dan Alyne.   "Apa tujuanmu datang kesini?" tanya Shaila dengan suara gemetar. Ia berusaha menyeimbangkan langkahnya dengan Ezra yang hampir sampai di depan kamar tahanan Raka.   "Menurutmu, apa saya akan membiarkan orang yang telah jahat pada kita lolos begitu saja?"    Setelah sampai, Ezra terdiam beberapa detik, lalu melanjutkan pembicaraannya, "Ah...bukan, maksudku jahat padaku." Ezra menjawab dengan memalingkan muka kearah lorong tahanan yang sepi.   Mereka tak menyadari kehadiran Raka dan Alyne yang diam-diam memperhatikan.   "Hmmh,,,Kamu  puas membohongi semua orang dengan kedok k
Read more
Kita berpisah ( Talak dua)
"Aku bilang, aku aborsi." Shaila mengulang perkataan yang sama, sambil berusaha menahan getaran tubuhnya. Ketahanannya hampir runtuh. Ia nyaris terkulai, sebab terpaksa   mengeluarkan perktaan itu. Perkataan yang bertolak belakanh dengan kenyataan dan hati nurani. Perkataan Shaila membuat Ezra benar-benar murka. "Shaila!" teriak Ezra kencang. Ini kali pertama Ezra benar-benar marah hingga darahnya mendidih, bahkan ia mengangkat tangan kanannya ke atas. Spontan Shaila menutup mata. Dengan ikhlas dia akan menerima tamparan Ezra. Ia pantas mendapatkan tamparan itu atas mulutnya yang tak bisa di jaga.Tangan Ezra melayang sejajar dengan kepala Shaila, bukan menampar wajah. Dia memukul tembok yang menjadi sandaran Shaila. Perih di dada. Namun kebenci semakin menggunung. Rasa iba pun kembali hancur seketika. Anak yang menjadi harapannya, darah daging yang akan menjadi saksi kesuci
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status