Semua Bab Menggerebek Suami Dan Selingkuhannya (Season 1 & 2): Bab 41 - Bab 50
71 Bab
Extra part 3
Terus dukung author, dengan memberi bintang 5 dan gams  "Ra, jangan teriak. Lihat cucuku nangis," tegur Aulia membuat Maura menoleh dan meminta maaf."Maafin, Mama ya, Sayang," lirih Maura pelan, mengusap sayang kepala anaknya lalu melihat sang suami tengah meminta dibukakan gerbang dan masuk membuka pintu utama."Lo masuk dulu ya, gue parkirin mobil dulu," seru Aji dengan santai mengulas senyum mempersilakan gadis itu masuk ke kediaman lalu melangkah ke mobil."Mas," panggil Maura terhenti saat melihat suaminya tengah menerima telepon."Ahh ... ayo berkumpul, kalian ke rumahku saja," seru Aji lalu mematikan sambungan telepon dan memasuki gerbang, tak lupa memarkirkan kendaraan roda empat miliknya."Ayo keluar," ajak Aji membantu sang istri menuju ke rumah.Gadis itu memandang Maura yang dipapah oleh Aji. Melihat perlakuan sayang Aji pada wanita yang menyandang sebagai istri, membuat ia cemburu, menatap Maura dengan
Baca selengkapnya
Extra part 4
Tolong berikan bintang 5, agar saya semakin smngt untuk nulis. Jangan lupa kasih gams jga ya, biar karya ini dipromosikan oleh pihak GN Sedangkan tatapan Maura ke arah mereka sulit sekali diartikan. Melihat suaminya mengangguk serasa beribu jarum menancap di jantung, sakit tapi tak berdarah. Angel melihat tingkah Shilla pada Aji jadi serba salah, seperti ia harus mengingatkan sahabatnya. "Ya sudah, gue sama Angel pergi beli makanan. Kalian buat tenda ya! Mengenang masa dulu," perintah Shilla membuat semua orang saling memandang. "Gue beli tenda kalau gitu," seru Bagas lalu pergi."Bocah itu maen nyolong aja," gerutu Shilla menatap kepergian Bagas."Ampun ... gak nyadar kalau dia sendiri yang bocah, udahlah dia ngerasa jadi nenek-nenek kali," ucap Dimas membuat Shilla menatapnya dengan tajam."Awas ya, lo!" geram Shilla lalu mendekati Dimas yang sudah kabur takut kena amukan Shilla."Shilla kadang masih bertingkah sep
Baca selengkapnya
Extra part 5
Terimakasih dukungannya, terus dukung saya ya. Waktu berlalu begitu saja, sudah tiga hari Shilla menginap di kediaman mereka. Gadis itu terus menempel pada suaminya. Maura mengembuskan napas kesal, memilih fokus dengan sang buah hati."Mas berangkat kerja dulu ya, Sayang," pamit Aji mencium kening sang anak dan istrinya."Mas, Shilla ikut ya," ucap Shilla yang telah rapi tak lupa menenteng tas. "Boleh," kata itu meluncur dari bibir Aji, membuat Maura terdiam seketika."Ngapain dia ikut, Mas. Mendingan dia bantuin Mama," seru Maura menatap sinis ke arah Shilla membuat gadis itu mendengkus marah."Enak saja, Shilla ke sini buat liburan sambil belajar, masa disuruh di rumah terus, bosen dong! Apalagi Shilla anak gaul," seru Shilla protes memandang Maura penuh permusuhan."Udah-udah, jangan berantem. Biar Shilla ikut sama aku, Ma. Kasian udah beberapa hari dia diem di rumah bantuin Mama," ujar Aji membuat Maura hanya mengerucu
Baca selengkapnya
Extra part 6
terimakasih atas dukungannya, kira² mau gak baca kalau saya lembar naskah ke sini, judulnya. Malam Pertama Dengan Kakak IparNetra Maura membulat kala melihat sebuah foto yang membuat dia terbakar cemburu. Tanpa sadar ia mencengkram lengan kiri anak perempuannya yang tengah diam di meja lipat untuk belajar. Gadis kecil itu mengaduh lalu menarik tangan mungil yang terasa sakit."Bunda ... sakit!" pekik Delia dengan mata berkaca-kaca."Apa tulisan Lia jelek, jadi Bunda marah?" tanya gadis kecil itu sambil terisak hingga wajah mungil itu basah oleh air mata. "Sayang, maaf. Bunda gak sengaja nyakitin kamu," jelas Maura kala sadar memandang anaknya yang sudah berurai air mata lalu menghapus jejak itu di pipi. "Sakit, Bun," keluh Delia mengusap tangannya yang sedikit memerah."Maafkan Bunda," kata Maura langsung mendekat anak perempuannya."Pasti karna tulisan Lia jelek, makanya Bunda marah," ucap Delia masih teguh dengan pe
Baca selengkapnya
Extra Part 7 (Bagian 1)
maaf karna gak post, otor sebenernya masih sakit. otor paksain buat setengahnya. oh iya, otor udh kirim naskah Malam Pertama Dengan Kakak Ipar kalian bisa mampir kali aja jatuh hati, tapi masih dalam versi web ya, karena baru ajukan kontrak☺Kaki Shilla telah diobati, Aji menghembuskan napas lega. Gadis dihadapannya ini ceroboh tak hilang-hilang. Ia baru teringat jika dia tengah video call tadi, dengan cepat melihat ke arah handphone yang telah mati."Haduh, baterainya segala habis," keluh Aji lalu mendaratkan bokong di kursi kebesaran."Pasti Maura mengerti, dia tak akan marah," gumam Aji pelan menyakinkan hatinya."Kenapa Mas, berbicara sendiri? Sudah gila ya," seru Shilla disertai tawa kala mendapatkan tatapan tajam Aji. "Santuy, Mas. Maaf Shilla jadi ngerepotin deh," ucap gadis itu lalu bahagia karena rencananya berhasil, tak sia-sia menyakiti diri sendiri."Kamu memang selalu merepotkan," tutur Aji membuat Shilla memasukan bibir ce
Baca selengkapnya
Extra part 7 (bagian 2)
"Ayo, Mas! Aku pengen ke kamar," pinta Shilla dengan manja, membuat Aji akhirnya mengangguk dan melangkah.Setelah mengantar Shilla ke kamar perempuan itu, kala keluar dari ruangan tersebut tangannya ditarik oleh sang ibu membuat Aji terkejut. Ia memandang wanita yang melahirkannya saat sampai, tatapan teduh Aulia layangkan pada sang anak. Lalu mengajak Aji duduk kursi."Ada apa, Mah?" tanya Aji membalas tatapan wanita yang telah melimpahkan kasih sayang pada dirinya."Jangan terlalu dekat dengan Shilla, kamu harus lebih memperhatikan Maura, dia baru beberapa hari habis melahirkan, Aji," nasehat Aulia membuat Aji mengangkat alisnya bingung."Sikapku sepertinya gak berlebihan, Mah. Aku bersikap seperti biasa," sahut Aji pelan."Maura juga sudah tau, kan, karena kami berteman," jelas Aji membuat Aulia menghela napas karena anaknya sama sekali tak peka dengan keadaan sang istri. "Iya, tapi harusnya kamu memberikan batasan pada Shi
Baca selengkapnya
Extra part 8 (bagian 1)
jangan lupa terus dukung author agar smngt lagi"Mas, aku ingin ngomong empat mata denganmu," ajak Maura menarik lengan suaminya ke kamar."Ngomong apa, Sayang?" tanya Aji semangat, karena istrinya mulai mengajak bicara setelah cukup lama mereka saling diam."Shilla nginep berapa lama?" Maura bertanya kala mendaratkan bokong di kasur dengan tatapan sedingin es."Memang kenapa, Sayang. Shilla sudah Mas anggap seperti adik, orang tuanya pun menitipkan dia pada kami," ujar Aji memandang istri yang tak memberikan sedikit senyuman."Kalau gitu, kamu harusnya jaga jarak sama dia," ucap Maura membuat Aji mengernyitkan alisnya.Baru saja Aji hendak menjawab, Maura telah menyela. "Mas dan Shilla itu terlalu dekat, udah kaya prangko lengket banget!" tutur Maura dengan memggebu-gebu. "Mas itu pria beristri, harus menjaga jarak. Mas dan Shilla itu bukan mahram, Mas!!" sembur Maura membuat Aji perlahan menerbitkan senyuman.
Baca selengkapnya
Extra part 8 (Bagian 2)
Sudah sekitar dua puluh enam menit Maura berada di kamar menenangkan hatinya. Suara tangisan sang buah hati langsung membuat dia bangkit lalu dengan kasar mengusap air mata. Ia bertekad tidak akan berlarut-larut dalam kesedihan, dan akan terus memperjuangkan mahligai rumah tangga yang sudah lama ia serta suaminya bina."Sayang, anak kita nangis. Tolong keluar," panggil Aji seraya mengetuk pintu lalu perlahan benda itu terbuka.Maura membuka pintu, wajahnya terlihat sembab. Ia menatap datar sang suami, lalu melangkah menuju ruang tengah. Terlihat Aulia sedang kewalahan mendiamkan cucu pertamanya. Dengan sigap lekas mengambil bayi itu, dan cepat memberikan ASI dan duduk si sofa."Kamu kenapa, Ra?" tanya Aulia ikut duduk di samping sang menantu, menatap wajah sembab Maura."Aku gak papa, kok Mah," sahut Maura pelan seraya menggelengkan kepalanya. "Mah, aku boleh bicara sesuatu?" tanya Maura kala melihat suaminya mendekat."Kami mau
Baca selengkapnya
Extra part 9
"Gak papa kok, La. Nanti Tante bisa ke rumah mereka jika kangen kedua cucu, Tante," bela Aulia lalu segera mengajak Maura agar cepat duduk di dalam mobil."Shilla belum selesai bicara," ucap Shilla membuat Aulia menoleh."Sudahlah, La. Biarkan mereka pulang," tambah Aulia menatap ke arah Shilla yang terus mencoba menghalangi kepergian mereka."Mas pergi dulu, jangan menyusahkan Mamaku," seru Aji kala istri dan anak-anaknya telah masuk mobil."Iya Mas," sahut Shilla pelan, lalu memandang kepergian mereka.Maura mengulas senyuman kala sampai ke kediaman. Ia melangkah masuk saat Aji membukakan pintu. Perlahan dia menghirup udara dalam rumah dan mengembuskan perlahan, sambil menatap Delia yang telah berlari ke kamar karena sangat merindukan mainannya."Ahh ... Lia sangat merindukan kalian," ucap Delia kala mendekati orang tuanya sambil membawa beberapa boneka di dekapan."Kamu istirahat saja, Mas siapkan air minum. Pasti ka
Baca selengkapnya
Extra part 10
Empat hari berlalu, Maura benar-benar sibuk mengurus kedua anaknya. Ia belum terbiasa, wajah lelah terlihat jelas di paras yang ayunya. Langit sebentar lagi gelap, hanya cahaya rembulan yang menerangi. Suara angin bertiup kencang, disertai rintik-rintik hujan mulai membasahi bumi, perlahan semakin deras. Perempuan tersebut memeluk kedua buah hatinya, melirik jam menunggu sang suami pulang. "Bunda ... Lia takut," keluh Delia dengan tubuh gemetar, ia memeluk tubuh sang Bunda dengan erat. "Jangan takut, ada Bunda, Bunda bakal jagain kalian," hibur Maura dengan suara pelan, ia terkejut kala suara petir menggelegar membuat bayi mungil yang terlelap di dekapannya terbangun dan menangis. "Cup, cup, cup, Sayang jangan menangis. Ada Bunda disini," ucap Maura berusaha agar sang bayi tenang ia mulai menimang sedangkan Delia memeluk kakinya."Bunda, jangan tinggalin Lia," pekik gadis itu sangat erat memeluk kaki sang Bunda."Bunda gak a
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status