Semua Bab Si Bodoh yang Luar Biasa (LDN Seri 1): Bab 91 - Bab 100
128 Bab
91. She Fo Tong
"Ibu ...." Renggin Ang mengigau."Ibu? Apakah maksudnya dia mengganggapku sebagai ibunya?" ketus sang ratu lebah berwajah kecut.Sementara itu, di sisi lain ternyata jiwa Renggin Ang masuk ke dalam ruang buku kuno. Kedatangannya membuat sang leluhur terkejut setegah mati. Baru saja kakek tua itu membodoh-bodohkan dirinya, ternyata ia mendekati wanita itu hanya karena merasakan kehangatan seorang ibu. Renggin Ang masuk dan langsung menuju ke tempat ibunya berada. Anak lelaki itu berdiri terdiam melihat ibunya dengan pilu."Hahaha ...." Duata Hun tertawa."Mengapa Kakek tertawa? Apakah Kakek sedang mengejekku karena aku anak laki-laki yang cengeng?""Tidak. Bukan itu. Hahahaha!" Kakek tua itu tertawa semakin keras hingga terpingkal-pingkal. "Sebenarnya, apa yang kau pikirkan saat berada di samping wanita itu?" tanya Duata Hun sembari menahan tawa."Aku merasa nyaman karena suaranya sangat lembut seperti ibu.""Buahahahaha." Lagi-lagi Duata tak bisa menahan tawa. Tangannya terus menepuk-
Baca selengkapnya
92. Sekte legi menghilang
Percobaan ke-88. Renggin Ang berhasil mencampurkan kayu legi dan air suci zam dengan sempurna dalam bentuk cairan. Namun, saat hendak memasukkan madu sarang tawon, dia tidak memperhatikan suhu cairan. Begitu cairan keluar dari perapian, anak itu langsung memasukkan segelas madu sarang tawon ke dalam tungku tanpa menunggu suhu panas cairan berkurang. Alhasil, percobaan ke-88 gagal."Aaargh!" gerutu Renggin Ang mengacak-acak rambutnya. "Padahal Kakek sudah mengingatkanku berkali-kali agar menunggu suhu cairan menjadi hangat kuku. Mengapa aku langsung memasukkannya begitu keluar dari perapian. Aaargh, dasar bodoh!""Jadi, kapan kau akan selesai? Ini sudah hampir tengah malam dan kau harus membawa ramuan itu besok. Gu Rhi San, walaupun dia penyakitan, kekuatannya tidak bisa diremehkan. Aku sendiri bahkan bukan tandingannya," oceh kakak angkatnya."Stok air suci tinggal sedikit. Ini adalah percobaan terakhir. Jika aku gagal, tamatlah sudah.""Berkonsentrasilah dengan baik. Aku akan menunggu
Baca selengkapnya
93. Wabah di Wilayah Lan
Shen Tu Han segera mendatangi Kediaman sekte legi untuk mengecek apa yang dikatakan si pria. Karena penasaran, Renggin Ang, Gu Rhi San, dan She Fo Tong mengikutinya. Namun, setelah sampai di tempat peristirahatan tetua dari sekte legi, jasadnya menghilang.""Di-di mana jasad Tetua? Ta-tadi a-aku sungguh melihatnya di sini!" ujar si pria menunjuk lantai yang terdapat sedikit bercak darah dengan badan gemetar.Shen Tu Han berjongkok mengecek bercak darah tersebut. Dia menyentuhnya dengan ujung jari telunjuk, lalu mengusapkannya di ujung ibu jari. "Ini ... mungkinkah ulah orang itu?" ucapnya."Apakah Anda membutuhkan bantuanku, Tetua?" tawar Renggin Ang. "Anda tampak mengetahui akar masalah ini.""Masalah ini masih belum jelas kebenarannya. Dahulu, aku pernah mengenal seorang pemuda dari Keluarga King di Daerah Sitta. Dia bercita-cita menjadi seorang ahli pedang terhebat di dunia. Dia pun mengikuti sebuah kompetisi. Namun, dia langsung kalah ketika pertandingan baru saja di mulai. Semua o
Baca selengkapnya
94. Hama rambut (tuma)
"Panggil Chen Tong ke sini! Bilang padanya, bahwa aku membutuhkan bantuannya!" perintah Puteri Sin kepada tiga orang pengawal. "Siap, laksanakan!"Saat itu, pada siang hari di Perguruan Rasa, Renggin Ang sedang menatap selembar lontar yang tertempel di dinding depan sekte asin. Lontar itu berisi sebuah pengumuman bahwa akan diadakan kompetisi herbalis yaitu membuat pil herbalis tingkat tiga."Ckck. Aku tidak tertarik untuk ikut," ucap Renggin Ang lirih."Heh, buang-buang waktu!" imbuh Gu Rhi San ikut-ikutan mengomentari isi pengumuman itu."Chen Tongku yang terhebat, kompetisi seperti itu tidak ada apa-apanya!" ujar She Fo Tong sembari menunjuk-nunjuk selembar lontar itu."Chen Tongmu? Cih, kau sangat berlebihan," ucap Gu Rhi San tak terima."Kenapa? Kau cemburu, kan?""Cemburu? Cih! Matamu selalu jelalatan setiap melihat pria tampan. Mana mungkin aku tertarik dengan wanita sepertimu!"Bla bla bla bla bla ....Keributan kedua siluman itu, tidak hanya sekali dua kali. Bahkan hampir se
Baca selengkapnya
95. Racun Pembasmi Tuma
"Hal itu tidak bisa dipastikan. Kecuali dia memiliki mata tembus pandang seperti Ampy Ang. Kakek pun hanya mengira-ngira saja. Beruntungnya, saat itu Keluarga Hun berangsur terus membaik hingga tidak ada dari kami yang terjangkit penyakit itu lagi," ujar Duata Hun. Lalu, dia mengingat bahwa, Renggin Ang memiliki catatan 999 racun. "Tapi, kau mungkin bisa membuat racun pembasmi tuma dengan catatan 999 racun di tanganmu. Dengan racun tersebut, binatang-binatang kecil itu akan mati dalam sekejap tanpa sisa."Renggin Ang pun tersenyum mengerti apa yang dikatakan sang leluhur. Di sisi lain, si kakek tua Che Mi Lan yang berada di hadapannya mengajukan sebuah taruhan."Jika kau bisa mengatasi wabah ini, aku akan melepaskan kedudukanku sebagai tetua sekte asin, dan memberikannya kepadamu!""Aku tidak tertarik," balas Renggin Ang tak acuh."Apa!" Che Mi Lan terkejut. "Bagaimana mungkin seseorang tidak tertarik dengan kedudukan?" umpatnya."Murid-murid sekte asin sangat arogan. Itulah hasil did
Baca selengkapnya
96. Mutiara spiritual Meng Aung
Di perbatasan wilayah kekuasaan Keluarga Shen, Ampy Ang bersama Meng Aung, Shen Tie Er, dan beberapa Keluarga Shen baru saja kembali dari berniaga. Sepanjang perjalanan pulang, gadis kecil itu melihat tiga orang mengikuti rombongannya. Salah satu dari mereka adalah Master Yu, orang yang telah membunuh ayahnya bersama enam master yang lain.Betapa terkejutnya Ampy Ang melihat orang itu. "Celaka! Keluarga Shen akan berada dalam masalah jika aku terus bersama mereka," gumamnya."Ada apa denganmu, Ampy Ang? Kau tampak cemas," tanya Shen Tie Er melihat gelagat aneh Ampy Ang yang tak biasa."Aku harus segera pergi sekarang juga. Jika tidak, Keluarga Shen akan terlibat dengan masalah pribadiku. Aku melihat tiga orang mengikuti kita. Mereka mengincarku.""Apakah dia orang yang telah membuatmu jatuh tak sadarkan diri hinga tujuh hari tujuh malam?"Ampy Ang mengangguk dan berkata, "Sampai jumpa, Kakak Tie Er. Aku berharap, kita bisa bertemu lagi." Gadis kecil itu melompat dari kereta kuda yang
Baca selengkapnya
97. Pengorbanan Shen Tie Er
Dua bola es besar melesat menghantam dua tangan api milik Master Yu. Baaam!Tubuh Ampy Ang terlempar ke udara. Shen Tie Er pun melompat dan menangkapnya. Ia segera membawa lari Ampy Ang pergi dari tempat itu."Mamo, tolong tahan orang itu!" ucap Shen Tie Er kepada roh hewan spiritualnya."Baik, Nona. Serahkan padaku!"Shen Tie Er berlari sejauh mungkin hingga tak tampak lagi batang hidung Master Yu. Gadis itu memindahkan Ampy Ang ke punggungnya agar ia lebih leluasa untuk berlari."Kenapa ... kenapa Kakak mengikutiku. Kenapa kalian harus berkorban untukku," bisik Ampy Ang lirih. Suaranya sedikit serak dan tak bertenaga. Tubuhnya pun sangat lemah dipenuhi luka bakar."Bagaimana bisa aku membiarkan adikku berada dalam kesulitan. Lagipula, kakakmu telah menitipkanmu kepadaku, aku tidak boleh mengecewakannya, kan."Shen Tie Er menghentakan kakinya membuat lubang yang cukup dalam di tanah. Kemudian, mereka memasuki lubang tersebut. Shen Tie Er menyalurkan energi spiritualnya ke tubuh Ampy
Baca selengkapnya
98. Kekuatan tanda
"Astaga, kita sudah dikepung. Rupanya orang itu hanya berpura-pura pergi untuk memancing kita keluar!" ucap Ampy Ang."Siapa?" tanya Renggin Ang tak paham."Musuh bebuyutan kita. Dia berhasil menemukanku saat sedang bersama rombongan Keluarga Shen. Kemudian, aku pergi karena khawatir Keluarga Shen akan tertimpa suatu bencana sebab aku berada di deket mereka. Kakak Tie Er dan Meng Aung diam-diam keluar dari rombongan dan mengikutiku. Di saat aku terdesak dan hampir mati, Meng Aung mengorbankan dirinya menghadang serangan besar yang dikeluarkan orang itu, hingga tubuhnya hancur berkeping-keping." Ampy Ang menunduk. Ia melihat genggaman tangannya masih menggenggam sebuah mutiara berwarna putih keemasan sejak saat kejadian itu."Me-meng Aung su-sudah mati?"Ampy Ang mengangguk dan menunjukan mutiara tersebut kepada Renggin Ang. Renggin Ang pun tidak menyangka bahwa Meng Aung akan pergi secepat ini. Padahal, anak itu berharap bisa mempertemukannya dengan ibunya."Master Yu! Aku bersumpah ak
Baca selengkapnya
99. Lenyapnya roh sang leluhur
Whuuuuuuuuush! Ampy Ang melompat berdiri di atas kepala Cai Cing menahan tombak api itu. Tombak api itu terus berputar-putar di telunjuknya, membuat Ampy Ang mengeluarkan keringat bercucuran."Simpan saja energimu untuk merawat adikmu nanti, Bocah Tengik! Setelah ini, kau tidak akan bisa mengandalkanku lagi. Ingat pesanku, jangan meremehkan orang yang kuat, meskipun ia dalam keadaan sekarat," ujar sang leluhur kepada Renggin Ang.Renggin Ang mengangguk mengerti."Sangat disayang aku tidak bisa bermain lebih lama denganmu, Master Yu. Kau cukup hebat untuk bisa merenggangkan otot-ototku! Tapi sayangnya, kau tidak akan bisa menandingiku!"Sssssh!Tombak api lenyap menjadi asap hanya dengan Duata Hun menyalurkan energi spiritual ke ujung telunjuknya.A-apa! Master Yu menduga, ada yang aneh dengan gadis itu. Dia tiba-tiba menjadi sangat kuat dalam sekejap. Padahal hanya berada di tingkat kesatria. Mungkinkah ada sesuatu telah merasukinya? Pikirnya."Tidak bisa menandingimu?! Hahaha." Maste
Baca selengkapnya
100. Menemukan Shen Tie Er
"Ikutlah bersamaku ke laut pelangi bagian utara!" kata Tu Lung Dong.Renggin Ang menoleh kembali tubuh adik kecilnya yang tengah terbaring."Tunggu! Bukankah kasus adikmu sama dengan ayahku waktu itu?" ucap Puteri Sin mengingat-ingat.Dahulu, ada leluhurnya yang selalu membantu Renggin Ang di setiap kesulitan dan menjelaskan setiap detail masalah yang terjadi. Namun, kini Renggin Ang benar-benar seperti orang bodoh. Dia tak bisa berpikir jernih. Isi otaknya sekarang, seperti benang kusut yang selalu diliputi bayang-bayang kekhawatiran.Renggin Ang mencoba memberikan pil pemulih jiwa yang dulu ia gunakan untuk menyembuhkan Kaisar Kerajaan Wong. Anak itu kemasukkannya ke dalam mulut Ampy Ang secara paksa. Akan tetapi, tidak ada reaksi apapun pada tubuhnya."Luka yang menimpa adikku, tidaklah sana dengan apa yang terjadi pada Kaisar Wong." Kemudian Renggin Ang menoleh ke arah Tu Lung Dong dan berkata, "Tuan Dong, sebelum ke laut pelangi bagian utara. Izinkan aku memastikan satu hal." Ren
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status