All Chapters of Ternyata Kamu yang Aku Cintai: Chapter 11 - Chapter 20
99 Chapters
Apakah Kamu Rindu Kepadaku?
"Apa yang Kamu lakukan? Apakah Kamu tidak apa-apa?" tanya Eddy sambil menahan pinggang Milla dengan salah satu tangannya. Eddy merasa aneh melihat Milla yang hampir jatuh jika tidak dia tahan. Kalau hanya mengetuk pintu, tidak mungkin gadis itu sampai hampir terjatuh ketika pintu dibukanya. 'Sepertinya Dia mengetuk pintu sambil bersandar,' tebak Eddy dalam hati. "Tidak, Aku tidak apa-apa," kata Milla dengan wajah merah merona karena malu sambil berusaha menegakan tubuhnya dibantu oleh Eddy. Milla benar-benar merasa malu sekali dengan kejadian yang telah dialaminya tadi. Rasanya dia ingin sekali membenturkan kepalanya dan pura-pura pingsan karena merasa malu menghadapi Eddy. "Apakah ada masalah?" tanya Eddy perhatian. Eddy pikir tidak mungkin gadis di hadapannya ini menerobos kegelapan kalau tidak ada hal yang benar-benar serius untuk disampaikan. "Kenapa Kamu lama sekali membuka pintunya?" tanya Milla lebih seperti keluhan di wajah cemberutnya. "Aku baru saja selesai mandi," ja
Read more
Bukan Sekedar Orang Lewat
'Barang kali setelah semuanya dibicarakan, Eddy mau kembali menghidupkan listrik di pondok aku,' harap Milla dalam hati. Eddy mengajak Milla masuk ke dalam vila dan mengajaknya ke dapur untuk duduk di meja kopi yang berada di dapur. Meja itu hanya berukuran enam puluh kali seratus dua puluh sentimeter persegi menyambung dengan kitchen set yang terletak di antara dapur dan ruang makan. "Silakan," kata Eddy mempersilakan Milla agar duduk di kursi yang ada di seberangnya. Lalu Eddy sibuk memasak air dan menyeduh kopi untuk dua orang. Milla hanya diam memperhatikan kegiatan Eddy memasak air dan menyeduh kopi. Dari gerakannya Milla bisa melihat kalau pria itu sudah terbiasa melakukan kegiatan itu seorang diri. "Cream or sugar?" tanya Eddy kepada Milla ketika dia sudah menuangkan kopi ke dalam gelas kopi. "Sugar, please," sahut Milla sambil bertopang dagu. "Silakan," kata Eddy sambil meletakan kopi di hadapan Milla dan duduk di seberangnya. Eddy menyeruput kopinya dengan santai sam
Read more
Tidak Menjual Diri
"Oh?!" sahut Milla acuh tak acuh. "Saat itu Aku sedang rapat dan Dia meminjam ponselku, mungkin pada saat itulah tukang pangkas menelepon ke vila, kebetulan telepon di sini langsung dialihkan ke ponselku," kata Eddy menduga-duga. "Lalu sepupu angkat Kamu itu dengan beraninya mengangkat telepon untukmu dan memutuskan untuk Kamu?" cibir Milla sinis. Jelas Milla menanggapi sinis penjelasan pria di hadapannya ini. Sebab, sedekat apa pun sepupu apalagi ini hanya sepupu angkat, apa mungkin dia bisa memutuskan segala sesuatunya seenaknya sendiri tanpa izin dan setahu sepupu angkatnya yang dalam hal ini adalah Eddy? "Mungkin Dia mengira di vila ini tidak ada orang jadi Dia membatalkan janji itu dan setelahnya lupa untuk memberitahu Aku," kata Eddy berusaha membawa Milla untuk berprasangka baik kepada Nining. "Sepupumu itu apakah Dia adalah perempuan?" tanya Milla ingin tahu. "Iya," jawab Eddy singkat. "Pantas," gumam Milla sambil meletakan gelas kopinya dengan bosan. Milla telah mendug
Read more
Sangat Dekat
"Mengapa Kamu menatapku seperti itu? Apakah Kamu tidak terima pada apa yang Aku katakan mengenai sepupu angkat Kamu itu?" tanya Milla kesal mendapat tatapan menyelidik dari pria di hadapannya itu. 'Apakah Dia marah? Hah! Yang benar saja, dasar aneh, bukankah Aku yang seharusnya lebih marah karena telah dibuat menunggu tanpa kejelasan. Semua itu gara-gara sepupu angkatnya yang suka ikut campur itu,' cibir Milla dalam hati merasa tidak puas dengan sikap Eddy yang hanya diam saja dan malah menatap dirinya dengan teliti seperti saat ini. Milla tidak tahu kalau Eddy memperhatikannya bukan karena tidak senang saat mendengar Milla mengomentari soal Nining. Sikap Eddy saat ini lebih kepada rasa tertarik dan ingin tahu tentang Milla sendiri sehingga dia mulai menilai gadis di hadapannya ini secara keseluruhan dan mulai membandingkannya dengan Nining. "Nona Milla, apakah Kamu merasa ada masalah kalau sepupu angkat ku itu ingin menjadi istriku? Apakah Kamu keberatan?" tanya Eddy setengah men
Read more
Bisa Saja Terjadi
Satu hal yang tidak diketahui oleh Milla, Eddy sebenarnya telah membaca buku harian adiknya - Shasha- di situ banyak sekali tertulis doa-doa dan pengharapan adiknya itu agar Eddy dan Milla bisa berjodoh. Awalnya Eddy merasa harapan adiknya itu suatu hal yang konyol. Namun, setelah beberapa hari dirinya mengenal dan memperhatikan Milla, Eddy mulai merasa semuanya bisa saja terjadi. "Sudah malam sekali, akan lebih baik kalau Kamu menginap di sini dulu malam ini. Kamu bisa tidur di kamar Shasha. Di sana juga masih terdapat baju-bajunya, Kamu bisa meminjam baju tidur Dia untuk sementara," tawar Eddy untuk mengalihkan pembicaraan dan mencairkan suasana yang agak canggung antara dia dan Milla. "Oh iya, Aku hampir lupa untuk menanyakannya kepadamu, mengapa Kamu mematikan listrik di pondokku?" tanya Milla yang tiba-tiba saja teringat tujuannya datang ke vila utama menemui Eddy tanpa menghiraukan tawaran yang baru saja dilontarkan olehnya. Bagaimana pun kalau disuruh memilih, tentu saja M
Read more
Suka Keduanya
"Apakah Kamu tetap akan pulang?" tanya Eddy mengerutkan kening khawatir. Milla terdiam. Dia benar-benar bingung sekarang. Di satu sisi dia takut untuk pulang kembali dalam keadaan gelap gulita seperti saat ini, tapi dia juga merasa tidak enak jika harus menginap di vila bersama Eddy. "Bagaimana dengan tawaranku sebelumnya? Aku tidak bisa membiarkanmu balik ke pondok sendirian karena hari sudah malam dan di luar sangat gelap," kata Eddy kepada Milla tidak dapat menyembunyikan rasa khawatirnya. Milla mulai mempertimbangkan apa yang baru saja dikatakan oleh Eddy. Kalau dia pulang sekarang ketakutannya tidak hanya pada makhluk halus saja. Namun, Milla justru lebih takut pada binatang melata seperti ular yang bisa saja ada di semak-semak menuju ke pondoknya. Gadis itu akhirnya memutuskan lebih memilih menginap di vila dan tidur di kamar sahabatnya yang sering dia pakai belajar dan tidur bersama sewaktu sahabatnya itu masih hidup dari pada harus pulang ke pondok dalam keadaan gelap gul
Read more
Babi Makan Spageti
"Aku baru tahu kalau babi bisa makan spaghetti dan makaroni," kata Eddy sambil tersenyum terhibur memperlihatkan gigi-giginya yang berjajar rapi. "Kita makan sama-sama saja," usul Milla mengabaikan kata-kata Eddy. "Baiklah ... ayo kita makan bersama, selamat makan," kata Eddy sambil menyendok spaghetti dari dalam mangkuknya. Milla mengangguk dan melakukan hal yang sama dengan Eddy. Mereka makan malam dalam keheningan, baik Eddy maupun Milla, keduanya sama-sama tidak suka berbicara ketika sedang makan. Sedikit demi sedikit makanan di atas meja itu berhasil mereka habiskan. Eddy benar-benar senang bisa memiliki teman makan seperti Milla. Tidak seperti gadis-gadis lain yang selalu menjaga image ketika makan, Milla malah cenderung cuek dan tidak takut terlihat berantakan saat mereka makan bersama. Eddy menambahkan makanan terakhir ke piring Milla karena melihat makanan di piringnya telah habis lebih dulu. Perilaku Eddy ini membuat gadis itu protes dengan membulatkan matanya ke arah E
Read more
Keuletan Dalam Berusaha
"Aku memiliki usaha yang bergerak di bidang jasa online," jawab Eddy sambil menopang dagunya dengan punggung tangan dan tersenyum menatap Milla yang sedang menghabiskan potongan pizza terakhirnya secara perlahan. "Jasa online?" tanya Milla heran. Akhir-akhir ini Milla memang sering mendengar usaha online yang katanya lebih berkembang di pasaran dibanding usaha non online. Tapi dia sama sekali tidak pernah membayangkan kalau dirinya akan bertemu langsung dengan salah satu pengusaha dalam bidang tersebut. Milla jadi tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang usaha yang dijalani Eddy ini. "Iya, Aku menyediakan lapak untuk bertemunya produsen dan pembeli. Selain itu Aku juga punya usaha jasa pengiriman barang dan angkutan umum online," jelas Eddy jujur. "Wow, Kamu hebat! Bagaimana hingga Kamu memiliki ide untuk membuka usaha di bidang tersebut?" tanya Milla kagum. "Aku join dengan sahabatku, awal adanya ide itu sebenarnya hanya iseng-iseng saja, tidak disangka perusahaan itu bisa
Read more
Pria Beristri
Dia tidak ingin terus terjebak dalam situasi tidak mengenakkan bersama Milla. Bagaimana pun Eddy ingin lebih jauh mengenal sahabat almarhum adiknya ini dan mencari tahu mengapa adiknya bisa betah berteman sedekat itu dengannya. "Yah, Kamu benar, memang sangat menjanjikan untuk berkarir di Jakarta. Sebelumnya Aku sudah bekerja di sana, di sebuah perusahaan konstruksi dan real estate," kata Milla sambil menghela napas dengan tatapan kosong. Milla masih ingat sebelumnya ketika dia diterima bekerja sebagai salah satu karyawan di salah satu perusahaan konstruksi dan real estate, dia merasa sangat bahagia dan bangga sekali karena bisa menunjukan kepada dunia bahwa anak sopir seperti dirinya bisa bekerja di perusahaan besar sebagai karyawan tetap. "Lalu mengapa Kamu berhenti?" tanya Eddy dengan heran memotong lamunan gadis berusia dua puluh lima tahun itu seketika. Milla menatap pria yang usianya lebih tua empat tahun darinya itu dan saat ini sedang menatap dirinya penuh rasa ingin tahu
Read more
Masih Banyak Pria Baik
Milla ingat sekali bagaimana perasaannya ketika mengetahui pacarnya itu berdusta. Dia merasa seakan langitnya runtuh sebab, semuanya terjadi di saat Milla sedang berduka karena kehilangan ayah dan sahabat terbaiknya. Saat itu dia benar-benar merasa sendirian, tidak punya orangtua dan kerabat, tidak ada tempat untuk mencurahkan kesedihan, bahkan Milla pun sempat berpikir untuk mengakhiri hidupnya sendiri namun, dia ingat bahwa laki-laki itu tidak cukup berharga untuk membuatnya mengorbankan nyawa. "Jangan sedih, masih banyak pria baik-baik yang bisa dijadikan pendamping dan akan melindungi Kamu seumur hidup," hibur Eddy. Milla tertawa sumbang. "Apakah menurutmu Aku masih ada minat untuk kembali menjalin cinta dengan laki-laki lain?" tanya Milla sambil memutar bola matanya bosan. "Semuanya mungkin-mungkin saja, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Apakah Kamu tidak pernah mendengar pepatah yang mengatakan bahwa hati yang terluka dapat disembuhkan dengan hati yang baru?" kat
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status