Semua Bab Get Me Pregnant: Bab 31 - Bab 40
56 Bab
31
Tomi Sutedja sedang terbaring di atas brankar rumah sakit dalam keadaan tidak sadarkan diri. Lelaki tua itu terkena serangan jantung membuatnya harus segera dilarikan ke rumah sakit tadi. Wajah tuanya terlihat pucat pasi, sementara tubuhnya telah terpasang alat-alat pendeteksi detak jantung, alat bantu pernapasan di mulut, serta selang infus yang menancap di tangan sebelah kirinya.   Naya dapat melihat tubuh ringkih kakeknya dari balik kaca jendela ruang ICU. Air matanya meluruh turun makin banyak sementara Deaz terus mendekapnya, berulangkali membisikan kalimat penenang sampai Naya mulai lelah menangis. Dikecupnya puncak kepala gadis itu dengan sayang dan Naya semakin memeluk erat tubuh Deaz yang masih mendekapnya.   Naya mendongakkan wajah kearah Deaz
Baca selengkapnya
32
"Naya, pelan-pelan sayang!" Naya mengabaikan peringatan dari suaminya itu dan tetap melangkah tergesa untuk mencari ruang rawat kakeknya berada. Deaz benar-benar menepati janjinya dengan menjemput Naya pagi-pagi sekali hari ini. Dan berita baiknya, Tomi Sutedja sudah sadar sejak semalam dan kini sudah dipindahkan pula ke ruang rawat inap kelas VIP. Naya sungguh tidak sabar untuk segera memeluk kakeknya itu. Kedebum suara pintu yang terbuka dari luar, hingga suara langkah kaki Naya yang melangkah masuk, mengejutkan empat orang dewasa yang ternyata sedang berada di dalam ruang rawat tersebut. Naya dengan napas terengah, menemukan tubuh sang kakek yang sedang terbaring lemah tak berdaya di sana, membalas tatapannya. "Naya?" Lelaki paruh baya itu masih tampak begit
Baca selengkapnya
33
"Abinaya?" Naya yang tengah berjalan disepanjang lorong rumah sakit hendak pulang langsung menghentikan langkah kedua kakinya begitu mendengar suara seseorang memanggilnya dari arah belakang. Gadis itu, lantas segera memutar tubuh, menatap kearah belakang dan Naya langsung menemukan Agatha disana, tampak duduk di atas kursi roda dengan pakaian rumah sakit. Naya terkejut melihat keadaan temannya itu. "Agatha, kamu?" "Benar lo rupanya. Gue pikir tadi, gue salah orang." Agatha menggerakkan kursi roda menuju kearah Naya. Gadis itu seorang diri. Tidak ada satu orang pun yang menemani. Sementara Naya segera bergerak maju, ikut mendekati Agatha yang terlihat begitu kesulitan karena kursi rodanya. "Agatha, apa yang terjadi?" tanya Naya, memperhatikan Agatha dengan lekat. Ada bekas luka di kening gadis itu dan Naya semakin merasa penasara
Baca selengkapnya
34
Flashback On. "Kedatangan saya kemari, untuk melamar cucu kakek?" Kedua alis Tomi saling bertaut melihat lelaki muda dihadapannya itu. Tidak tahu harus merespon seperti apa karena terlalu terkejut. Pasalnya, Tomi tidak mengenal siapa lelaki yang telah memperkenalkan diri sebagai putra tunggal dari sebuah keluarga terpandang yang cukup Tomi kenal itu. Deaz tiba-tiba datang bertamu, mengaku mengenal Retno Ayu--- anak tunggalnya yang telah meninggal dunia. "Yang kamu maksud cucu saya itu, Abinaya Sutedja?" Deaz mengangguk. Tomi memang hanya memiliki satu orang cucu. Namun keberadaan Naya selama ini tidak pernah ia publikasikan dihadapan publik. Jadi, Tomi makin terkejut ketika Deaz tahu dan mengenali Naya sebagai cucunya. "Kamu yakin? Cucu saya itu, orangnya--- ya, begitu." Bu
Baca selengkapnya
35
"Maaf kalau boleh tau, Bapak dirawat dirumah sakitnya berapa hari ya, Non?" "Belum tahu, bik. Dokter cuma bilang, untuk sementara ini, Kakek belum bisa di pulangkan. Dokter masih harus terus memantau keadaan kakek paling tidak untuk tiga hari ke depan," jelas Naya, pada salah satu pelayan yang tengah membantu mengemas beberapa pakaian Tomi Sutedja kedalam tas. Sementara Naya baru saja usai berganti pakaian setelah mandi. Kini sedang duduk tepat di depan meja rias dan menyisir rambutnya yang masih basah. Sebelum kembali ke rumah sakit, Naya juga menyempatkan diri untuk makan dan minum vitamin. Tak lupa segelas susu ibu hamil yang juga rutin harus ia konsumsi. Naya juga berpesan dan menitipkan rumah pada seluruh pelayan yang bekerja di rumah besar itu selama Tomi dirawat di rumah sakit. "Semoga, Bapak lekas sembuh ya Non." "Terima kasih, Bik. Naya pergi
Baca selengkapnya
36
"Kamu bohong!" "Nay ...." "Kamu bohong lagi sama aku!" "Naya, please. Dengerin penjelasan aku dulu." "Kebohongan apa lagi yang kamu sembunyiin dari aku Deaz. Aku muak! Aku capek." "Nay, please." "Kenapa? Kenapa kamu gak bilang kalau kamu terlibat dalam kecelakaan itu?" "Maaf." "Maaf, maaf, maaf! Kamu tahu nggak! Aku udah bosen dengerin kata maaf itu dari kamu." "Nay, aku melakukan itu karena aku gak mau kamu sedih dan jauhin aku. Aku gak mau kehilangan kamu." "Tapi sayangnya, kebohongan kamu kali ini udah bikin kamu kehilangan aku, Deaz." "Nggak Nay. Tolong, kumohon. Jangan." "Kalau aja dari awal kamu cerita semuanya dengan jujur, aku mungkin masih ada sedikit rasa kasihan sama kamu."
Baca selengkapnya
37
Deaz duduk diam dibalik kemudi, dengan kening yang menempel pada stir mobil. Lelaki itu sedang meratapi penyesalannya, marah dengan dirinya sendiri. Masa lalu itu nyatanya tetap menjadi racun meski kini dirinya telah menjadi manusia yang lebih baik. Deaz tidak mungkin marah pada Tuhan atau menyalahkan keadaan. Karena dosa masa lalu itu adalah perbuatan dirinya sendiri. Karma. Deaz percaya itu memang ada. Tapi, dia masih berharap akan mendapatkan keringanan dari Tuhan atas dosa-dosa di masa lalunya itu. Deaz berjanji tidak akan terjerumus kembali. Tapi, bisakah Naya memaafkan kesalahannya? Kesalahan masa lalu yang sebenarnya tidak disengaja terjadi. Deaz ingin hidup bersama Naya dan calon anak mereka. Meski belum ada rasa cinta, namun lelaki itu yakin seiring berjalannya waktu usia pernikahan mereka, cinta akan hadir melingkupi keluarga kecil yang mereka ba
Baca selengkapnya
38). Mimpi
"Nay ... Bangun ..," "Gimana nih Cel, kok gak bangun-bangun sih." Celine dan Agatha tampak sedikit frustasi ketika berusaha membangunkan Naya yang tertidur pulas dengan kepala berada di atas meja. Ketiga gadis itu, saat ini memang sedang berada di Brilliane Cafe, tempat mereka janjian untuk bertemu dan rencananya akan pergi shopping seperti biasa. Namun, rencana mereka tidak berjalan mulus karena Naya yang justru malah ketiduran usai membaca novel yang di belinya dari toko buku tepat di seberang Cafe tempat mereka nongkrong saat ini. Celine dan Agatha awalnya berusaha maklum, Naya pasti semalam habis nananinu dengan suaminya, jadi mereka biarkan saja Naya tidur. Namun kini sudah lebih dari 30 menit, dan Naya tidak juga ada tanda-tanda ingin bangun. Khawatir karena keadaan Naya yang tengah hamil, kedua gadis itu pada akhirnya memutuska
Baca selengkapnya
39
  "Deaz pekerjaan kamu beneran cuma di bengkel doang? Kamu gak punya perusahaan sendiri atau kerja di perusahaan keluarga kamu gitu? Kamu gak punya sekertaris cantik namanya Jeni?" Deaz yang sedang menikmati makan siangnya itu terlihat menghela napas mendengar pertanyaan Naya barusan. Sementara tepat di seberangnya, Naya terlihat tidak minat untuk makan, sedari tadi hanya terus mengaduk-aduk makanan yang Deaz pesankan tanpa minat. Naya tampaknya masih memikirkan mimpi gila yang baru gadis itu alami hari ini. "Ini masih soal mimpi kamu itu?" Naya mengangguk. "Aku jadi paranoid. Soalnya kamu belum cerita apapun tentang diri kamu ke aku."
Baca selengkapnya
40
Rasanya seperti rumah sendiri. Ya, itu yang Naya rasakan saat tinggal di rumah mertuanya. Naya di perlakukan dengan sangat baik. Tidak ada drama ibu mertua yang sinis pada menantunya seperti yang terjadi di beberapa novel yang pernah Naya baca. Padahal, kerjaan Naya hanya berleha-leha. Tidak melakukan apapun selain menonton tv, tiduran dan kegiatan mager lainnya. Hanya saja, Naya sering dibikin kesal dengan satu orang yang sering mengganggunya. Siapa lagi kalau bukan Rega. "Eits... bagi dua." "Rega, aku rasa kita masih belum sedekat itu untuk bisa berbagi makanan." Naya mendelik kearah Rega yang mencomot begitu saja satu pizza yang masih tersisa di dalam kotak yang Naya letakkan di atas meja. Namun, Rega nyatanya tetap memasukkan potongan itu ke dalam mulutnya sambil melihat ke arah Naya dengan wajah tengilnya tanpa dosa. "Gak boleh pelit sama adik
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status