All Chapters of Get Me Pregnant: Chapter 21 - Chapter 30
56 Chapters
21
Naya meremas kedua tangannya sendiri, menatap tajam punggung Deaz yang sedang berdiri membelakanginya, membantu Monica yang sedang memutar entah apa menggunakan kedua tangannya, tampak sedikit kesusahan. Jika dilihat dari sudut Naya saat ini, posisi Deaz lebih mirip disebut sebagai pelukan mesra. Ditambah tawa renyah dari kedua orang itu. Entah di sengaja atau tidak, Deaz jelas-jelas tidak lagi memperhatikan keberadaan Naya sejak kedatangan perempuan bernama Monica itu. Naya rasanya ingin menangis saja sekarang. Melihat bagaimana suaminya tampak begitu akrab dengan perempuan lain, meski hanya dilabeli sebagai teman, tentu saja Naya merasa sakit hati. Apalagi, Monica jelas selalu berusaha melakukan skinship, meski tahu bahwa dirinya ada disana dan telah Deaz perkenalkan sebagai istri beberapa menit yang lalu. "Deaz! Aku laper!" Sengaja, Naya berusaha mengalihkan fokus Deaz. Suaminya itu me
Read more
22
Naya meringis, menatap posisi tubuh nya yang masih terbaring di atas lantai dapur. Hari sudah berganti menjadi malam, entah sudah berapa lama dia jatuh pingsan. Naya langsung menyentuh perutnya sendiri, sudah tidak lagi sakit, tapi Naya sedikit pusing, mungkin karena baru saja pingsan. Bangkit berdiri dengan hati-hati, Naya melangkah menuju kamarnya. Membuka loker hendak mencari minyak angin, namun sebuah amplop dengan logo rumah sakit tersimpan disana membuat Naya mengerutkan keningnya penasaran. Mengambil amplop putih tersebut, Naya baru saja hendak membuka isinya namun terkejut ketika seseorang sudah menarik amplop itu terlebih dahulu. "Deaz?" "Mau cari apa?" Deaz yang entah kapan sudah tiba di rumah itu, tampak berjalan kearah lemari, membuka sebuah brankas dengan kode sandi dan menyimpan amplop tersebut di sana. Melihat itu
Read more
23
"Loh, Nay kok sendirian aja. Ayo masuk." Naya mengangguk. Mengikuti ibu mertuanya yang langsung mengajak Naya menuju ruang keluarga. Rumah mertuanya, sama besarnya dengan rumah kakek Naya. Hanya saja perabotannya terlihat jauh lebih klasik namun tetap berkelas. Naya segera mengambil posisi duduk di kursi sofa, sementara Rosalinda membantu pelayan menyajikan berbagai macam camilan yang sudah ia siapkan untuk menantunya.  Naya tersenyum lebar melihat beberapa camilan kesukaannya yang sudah tersaji di atas meja. Sepertinya, dia akan betah berada di rumah mertuanya.  "Mama, yang bikin semua ini buat Naya?" "Iya. Tapi dibantu sama pelayan juga." "Katanya, kamu suka cookies dan segala macam pudding. Omong-omong, di dalam kulkas juga masih ada es krim sama coklat. Naya mau?"
Read more
24
Atmosfir di dalam ruangan itu mendadak jadi panas. Jeni berdiri kikuk diantara Naya dan Deaz, merasa tidak nyaman, sekertaris Deaz itu segera pamit undur diri meninggalkan ruangan. Memberikan Deaz dan juga Naya waktu pribadi.   Deaz segera melangkah maju, mendekati Naya yang masih diam ditempatnya berdiri. Ribuan pikiran berkecamuk dalam otaknya, mengenai darimana Naya tahu alamat kantor tempatnya bekerja, dan siapa yang memberi tahu Naya tentang pekerjaan yang sengaja Deaz sembunyikan selama ini.   Deaz hendak membuka mulutnya, namun suara Naya telah lebih dulu menyela. "Aku tadi ke bengkel, tapi kamunya gak ada." Deaz diam. Memberikan Naya kesempatan untuk melanjutkan bicara.
Read more
25
"Apa benar kakek yang meminta Deaz menyembunyikan pekerjaan utamanya dari Naya?" "Darimana kamu tahu?" "Jadi, benar." "Naya ...." "Ya atau tidak?" "Ya." "Kenapa?" "Kakek hanya ingin kamu berubah. Lebih menghargai uang dan mensyukuri arti hidup. Maafkan kakek, Naya." "See ...." Deaz langsung mengambil paksa ponsel itu dari tangan Naya dan melempar benda tersebut menjauh dari jangkauan mereka. "Bukan aku yang salah," lanjut lelaki itu. Deaz kemudian dengan cepat bergerak, melanjutkan sesi percintaan mereka yang sempat tertunda. Suara erangan dan desahan itu kembali saling bersahutan dan bergema di dalam kamar, setelah keduanya juga sempat melakukannya di dalam kamar mandi.
Read more
26
Naya telah lama menunggu. Duduk sendirian di dalam ruang kerja Deaz sementara lelaki itu telah pergi untuk meeting sejak satu jam yang lalu bersama Jeni. Naya cemberut mengamati camilan yang entah sudah berapa banyak dia habiskan itu. Menonton mellow drama melalui laptop suaminya itu ternyata tidak berhasil membuat Naya melupakan keresahannya. Naya masih saja terus memikirkan Jeni. Takut jika Jeni diam-diam memang akan menggoda suaminya itu. Suara pintu yang dibuka dari luar mengejutkan gadis itu. Naya bergegas berdiri, menghampiri Deaz dan memeriksa sekujur tubuh suaminya itu. Naya bahkan memutar tubuh Deaz beberapa kali, hingga Deaz mengernyit tak mengerti. "Naya, kamu ngapain sih?" "Gak ada noda lipstik di baju kamu." Deaz mendelik, "Kamu pikir aku apa. Demi Tuhan Nay, aku tadi pergi meeting. Bukan berselingkuh dengan Jeni."
Read more
27
Naya tidak tahu kenapa dia berada di tempat ini saat ini. Sebagai seseorang yang cukup mengenal Rega, meski baru beberapa kali pertemuan mereka, Naya merasa peduli.  Peduli karena Naya ingin tahu apa yang sebenarnya telah terjadi. Terutama, kenapa pemuda itu mendekatinya selama ini. Setelah bicara pada polisi, Naya diperbolehkan mengunjungi Rega, meski dengan catatan, Rega harus tetap berada di dalam sel tahanan karena kondisi lelaki itu yang masih berada di bawah pengaruh obat-obatan terlarang itu. Sungguh, Naya semakin takut setelah tahu kalau Rega ternyata juga seorang pecandu. Melangkah dengan langkah hati-hati, kedua tangan Naya tampak menggenggam kuat tali tasnya sendiri. Dari posisinya saat ini, Naya sudah bisa melihat Rega yang tampak begitu kacau, duduk bersandar di balik jeruji besi dengan tatapan kosong ke arahnya. Naya sampai bergidik nger
Read more
28
"Naya!" Naya terkejut begitu mendengar pintu rumah yang dibuka secara kasar dari luar. Naya yang sedang minum, sontak saja langsung meletakkan gelas berisi air putih keatas meja yang baru saja di minumnya begitu mendapati Deaz di sana, sedang menatapnya dengan raut wajah panik. Naya lagi-lagi dibuat terkejut ketika Deaz tampak terburu melangkah kearahnya, kemudian memeluk erat tubuh Naya. Naya sampai harus memukul pelan punggung lelaki itu beberapa kali agar Deaz segera melepaskan pelukannya karena sesak. "Deaz, kamu kenapa sih?" "Kamu gak papa kan?" Naya malah mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan lelaki itu."Kayaknya, pertanyaan itu lebih cocok ditujukan buat kamu. Kamu gak papa?" "Nay, aku serius?" "Aku juga serius Deaz. Kamu aneh tau nggak. Dateng-dateng bukannya salam, m
Read more
29
"Aku tadi siang nyamperin Rega ke kantor polisi." Melihat keterdiaman lelaki itu, membuat Naya semakin curiga bahwa Deaz memang seorang Narkotika. Namun, daripada terkejut karena tuduhannya barusan, Deaz rupanya jauh lebih terkejut begitu Naya mengutarakan informasi tentang dirinya yang berkunjung ke kantor polisi untuk menjumpai Rega. Kontan saja Deaz langsung melotot menatap kearah gadis itu. "Kamu, ngapain kesana?" "Aku penasaran aja. Tentang apa alasan dia sebenarnya mendekatiku selama ini." "Jawabannya?" "Dia mau nawarin aku narkoba."
Read more
30
"Deaz, kamu kenapa sih?" Naya Jengkel. Deaz selalu mengikuti kemana pun Naya pergi seperti anak ayam. Naya pergi ke kamar mandi, Deaz selalu menunggu di depan pintu bahkan sering ikut memaksa masuk. Naya merasa haus di tengah malam, Deaz pergi menyusul ke dapur hingga mengejutkan gadis itu. Bahkan, ketika Naya sedang sibuk mencuci piring kotor seperti saat ini, Deaz tampak setia menemani Naya, memeluk tubuh gadis itu dari arah belakang dan beberapa kali tampak membantunya meski lebih pantas disebut merecoki. Dan setiap kali Naya menanyakan alasan kenapa lelaki itu terus melakukan semua keanehan itu, kalimat yang Deaz keluarkan selalu sama. "Kamu beneran gak jijik kan sama aku?" seperti itu. Naya sampai eneg mendengar pertanyaan itu berulangkali keluar dari bibir seksi sang suami. Demi tuhan. Naya memang sempat terkejut ketika tahu Deaz mantan pecandu. Tapi, tidak p
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status