Semua Bab LOVE TARGET: Bab 71 - Bab 80
92 Bab
BAB 70: ACCIDENT 1
Sekarang Morin dan Darius sedang saling memelototi, tepatnya Morin yang memelototi omnya, karena Darius masih menatapnya dingin.“Aku akan menikahimu” kata Darius tiba tiba.“Karena?” Morin melirik sinis omnya. Melihat wajah datar omnya, rasanya dia yang gila kalau berpikir omnya akan berkata mencintainya.“Sekarang” kata Darius lagi mengabaikan pertanyaan Morin yang membuat mata Morin terbelalak.“Hah?!” “Aku akan bicara pada mama” kata Darius lagi sambil berbalik. Berniat melaksanakan perkataannya. Morin langsung berlari dan menghalangi jalan omnya.“O-om mau a-apa?” tanya Morin panik. “Mengatakan pada mama untuk menyiapkan pernikahan kita” jawab Darius.“Ihhhh… tidak mau! Aku kan belum bilang aku mau menikah dengan om!” bantah Morin.“Kamu sudah mengatakan itu padaku selama hampir tujuh tahun” kata Darius.“Aku sudah bilang kalau aku mau menikah jika om mencintaiku. Titik! Ga pake tawar dan koma!” komplain Morin. Dia semakin cemberut, omnya kenapa bebal sekali sih, ngebet
Baca selengkapnya
BAB 71: ACCIDENT 2
Darius tiba di rumahnya satu jam kemudian dan langsung melempar dirinya ke kolam renang, berusaha berenang agar menurunkan efek obat perangsang yang sudah mulai menyerangnya lagi. Di tempat parkir tadi dia langsung mendorong Fiona dengan kasar dan menyalakan mesin mobilnya, dia lebih memilih kecelakaan daripada masuk jebakan mantan tunangannya itu. Setengah mati dia menyetir dengan kondisi mata yang terasa berkabut, memaksakan otaknya untuk konsentrasi disaat bayangan Morin dengan baju minim berseliweran di matanya, beberapa kali dia hampir kecelakaan hingga sekitar lima belas menit kemudian efek dari obat pereda nyeri yang dia minum mulai bereaksi untuk menurunkan efek obat perangsang itu. Dia tahu waktunya mungkin hanya setengah hingga satu jam sebelum efek obat perangsang itu mulai menggila lagi.Setengah jam kemudian Darius keluar dari kolam renang dan bergegas menuju kamarnya untuk mengunci diri di dalam kamarnya itu, karena otaknya mulai menyuruhnya untuk ke rumah Donny dan men
Baca selengkapnya
BAB 72: ACCIDENT 3
Di pagi hari kepanikan terjadi karena semua orang menyadari kalau Morin berada di dalam kamar bersama Darius dan pintu kamar Darius terkunci, bahkan ponsel pria itu ada diluar kamar. Keributan dimulai saat Morin tidak kunjung pulang, padahal jika menginap di rumah Rosaline di hari sekolah, gadis itu akan pulang jam enam pagi untuk bersiap ke sekolah. Namun sekarang sudah jam setengah tujuh dan mereka semua berada di depan kamar Darius, sedang menggedor pintu kamar Darius. Dari rekaman cctv, mereka tahu kalau Morin tidur di kamar Darius, masalahnya adalah beberapa jam kemudian Darius pulang dan tidak ada yang keluar dari kamar itu sampai sekarang. Dan mereka semua tahu kalau Darius sudah terkontaminasi virus Morin dalam skala akut dan sangat berbahaya jika mereka menghabiskan malam bersama di satu kamar.Darius terbangun karena suara berisik di depan kamarnya dan hal pertama yang dia lihat adalah kepala yang tertidur di lengannya. Tubuhnya menegang saat ingatan semalam muncul, dia ber
Baca selengkapnya
BAB 73: KEPUTUSAN MORIN
Morin terus mengurung diri di kamar, dia bahkan tidak mau sekolah. Dan Darius dilarang oleh semua orang untuk menerobos masuk ke kamar gadis itu. Pelayan hanya boleh meletakkan makanan di depan pintu kamar gadis itu, yang sesekali akan dimakan oleh Morin.Sedangkan Darius mulai kembali bekerja dari Indonesia. Dia tidak bisa meninggalkan Morin dalam kondisi seperti ini. Setiap hari dia akan mampir ke rumah Donny untuk mencoba bicara dengan gadis itu, namun Morin tidak pernah mau bicara dengannya.Dia pergi sekali ke London untuk menghadiri meeting tahunan yang memang sudah diatur sejak dua bulan lalu dan langsung kembali ke Indonesia begitu urusannya disana selesai.Morin akhirnya keluar dari kamar hampir dua minggu kemudian. Tubuhnya kurus dan wajahnya muram. Dia duduk di meja sarapan dan berkata ingin pergi ke sekolah. Donny dan Monika tidak melarangnya. Hanya menyuruhnya memberitahu jika tubuhnya kelelahan karena hanya makan sedikit selama dua minggu ini.“Aku baik baik saja, mama p
Baca selengkapnya
BAB 74 : AKHIRNYA NYADAR
Darius baru saja melempar laporan ke atas meja. Suasana di ruangan meeting itu semakin mencekam saat Darius menatap pria yang membuat laporan itu. Selama sebulan ini hidup karyawan disana sudah seperti di neraka. Darius mempercepat deadline mereka dalam semua hal yang membuat mereka bekerja semakin keras, karena selama ini kerjanya juga sudah berat.“Ini kedua kalinya bulan ini anda membuat laporan yang tidak lengkap. Sekali lagi saya terima laporan semacam ini, angkat kaki anda dari sini” kata Darius.“Maafkan saya Pak. akan segera saya bereskan” jawab pria itu panik. Darius melirik semua peserta meeting.“Saya tidak terima kesalahan dalam bentuk apapun” katanya final sebelum dia berdiri dan berjalan meninggalkan ruangan meeting. Setelah pintu ditutup, barulah mereka bisa bernafa
Baca selengkapnya
BAB 75: RENCANA MORIN, LAGI?! 1
Morin membuka matanya dan menyadari kalau dirinya berada di ruang perawatan. Dia menoleh dan melihat ayah dan ibunya yang sedang mengobrol dengan omah dan opah di sofa. Ternyata dia ada di rumah sakit, awalnya dia pikir dia berada di UKS sekolahnya.Tidak lama dia mendengar suara pintu diketuk dan dokter masuk bersama perawat. Dokter langsung menghampiri ranjangnya.“Anda sudah sadar nona Morin. Bagaimana perasaan anda? Apakah ada yang sakit?” tanya dokter. Pertanyaan dokter membuat semua yang di sofa segera menghampiri ranjang, mereka baru menyadari kalau Morin sudah sadar.Morin menggeleng, karena memang rasanya tubuhnya masih lemas, jadi bicara juga malas.“Morin bagaimana keadaan kamu, sayang? Kamu terlalu memaksakan diri belajar hingga pingsan begi
Baca selengkapnya
BAB 76: RENCANA MORIN, LAGI?! 2
“Kau harus membantuku membuat ide brilian, Sissy” kata Morin dengan nada berkomplot sambil menarik tangan Sissy untuk segera duduk di sisinya.“Memang kau mau apa, Morin?” tanya Sissy penasaran.“Kita harus membuat Om Darius menyadari perasaannya padaku dan mengatakan kalau dia mencintaiku” kata Morin serius.“Hah?! Apa kepalamu terantuk saat kau pingsan tadi siang?” tanya Sissy sambil memegang kening Morin.“Aish. Serius ini. Tadi omah, opah, papa dan mama bilang kalau Om Darius sebenarnya mencintaiku, hanya saja dia lola, jadi ngak ngeh ngeh. Gitu loh” kata Morin sambil menepis tangan Sissy.“Lah, biasa kan kau buat ide sendiri kalau urusan si om” kata Sissy.“Aduh, Waktunya mepet sekarang! Kalau kandunganku semakin besar, nanti mereka pasti memaksaku segera menikah” jawab Morin.“Apa?!” jerit Sissy sambil berdiri seakan dia baru menduduki paku. Dia melotot pada perut rata Morin yang tertutup selimut.“Itu.. itu… ada baby disitu” kata Sissy sambil menunjuk perut Morin dan Morin meng
Baca selengkapnya
BAB 77: RENCANA MORIN, LAGI?! 3
Dua minggu kemudian…“Kau yakin si om ga akan membunuhku?” tanya Albert untuk kesekian kalinya.“Gaklah. Nanti setelah om datang, kamu berdiri di belakangku saja” jawab Morin yang juga sedang nervous. Ayahnya sudah mengirimkan undangan pernikahannya satu minggu lalu, tapi sampai sekarang omnya tidak kunjung muncul. Dia bahkan sudah didandani seperti pengantin sungguhan. Tidak mungkin omnya tidak datang kan? Nanti kalau pendeta beneran menikahkan dia dengan Albert bagaimana? Itu dokumen semua sudah atas nama dirinya dan si om loh, kalau kalau nanti dia memang harus langsung menikah setelah si om menyatakan perasaannya. Padahal dia berharap si om datang sejak papa mengirimkan undangan pernikahannya. Tapi koq malah ga ada kabar sampai sekarang yang membuat dirinya jadi pengantin begini? Apa mungkin perkiraan keluarganya salah? Ternyata si om sudah lupa pada dirinya? Ih amit amit, jangan sampai deh!Rosaline dan Monika masuk ke dalam ruang tunggu pernikahan di gereja dan melihat Morin y
Baca selengkapnya
BAB 78: PERNYATAAN CINTA YANG AKHIRNYA DATANG
“Ya ampun Morin! Hati hati kandunganmu!” bentak Darius panik saat Morin sudah berlari dan sekarang berlindung di belakang Rosaline. Dia tahu omnya tidak akan berani pada omah. “Ba-bagaimana om bisa tahu?” tanya Morin panik dan menoleh pada anggota keluarganya yang semua menggeleng. Tidak ada yang terkejut karena Darius tahu, mereka malah bingung kalau Darius tidak tahu, karena mereka yakin selama ini Darius pasti memata matai Morin. “Su-sudah kubilang aku tidak mau menikah dengan om jika om tidak mencintaiku!” kukuh Morin. Dia berusaha menutupi kegugupannya. Karena omnya sudah tahu, dia pasti akan diseret untuk menikah walaupun omnya itu belum bilang mencintainya. “Sudahlah kak. Katakan saja kau mencintainya dan akhiri drama ini” kata Darren sambil tertawa. Dia merasa lucu dengan aksi kejar kejaran di depannya ini. Kakaknya si papan jati yang bilang tidak mau nikah seumur hidup sekarang sedang berusaha menyeret gadis abege ke altar. “Aku mencintaimu” kata Darius datar, sedatar waja
Baca selengkapnya
BAB 79: SISSY, ROSE DAN JENNY
Acara selanjutnya berjalan seperti yang sudah direncanakan Morin. Mereka makan siang di tempat yang sudah disiapkan di Volle Hotel sambil membahas tema acara resepsi yang akan dilangsungkan nanti. Soal resepsi belum direncanakan Morin karena fokusnya saat membuat rencana adalah pernyataan cinta Darius. Bahkan dia tidak berpikir kalau dia akan langsung menikah. Pada saat malam H-1 dan si om belum kelihatan, barulah Morin merencanakan acara makan siang ini, yang dengan optimis dia berpikir omnya akan langsung menikahinya setelah deklarasi cinta yang dia tunggu itu. Dan ternyata memang itulah yang terjadi.Morin sedang duduk di meja teman temannya sambil mengobrol saat Diego menghampirinya untuk pamit karena dia harus segera kembali ke Italia.“Diego. Dimana Rose?” tanya Morin. Setelah pertemuan terakhir mereka, malamnya Rose mengirimkan pesan dan mengatakan kalau dia masih harus menemani Diego hingga pria itu benar benar sembuh. Nah, sekarang Diego sudah terlihat baik baik saja, tapi Ro
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status