Semua Bab Kembalinya Sang Penyihir Hitam: Bab 21 - Bab 30
39 Bab
21. Undead baru
Dari sekian banyak monster yang berpihak kepada raja iblis dua ribu tahun lalu, Cerberus dan Fenrir merupakan monster yang sangat dekat satu sama lain. Dari segi kekuatan, keduanya tidak berbeda jauh. Kedua monster itu masuk dalam kategori monster tingkat legendaris.   Cerberus berperan penting dalam segi pertahan, sementara itu Fenrir berperan dalam segi penyerangan. Dalam kondisi terbaiknya tubuh Cerberus sangat kuat dan juga memiliki indra penciuman dan pendengaran yang sangat baik karena tiga hidung serta enam telinganya. Sementara itu, Fenrir memiliki kecepatan dan stamina yang sangat luar biasa. Tak jarang monster serigala itu mampu mengacak-acak pertahanan pihak aliansi.   Allein tentu sangat bingung dengan ucapan Cerberus yang seolah-olah kini sangat membenci Fenrir.   “Kenapa kau berkata begitu, bukankah kalian adalah monster yang bersahabat?” ejek Allein.   “Kau hanya mengejekku! Tapi baikl
Baca selengkapnya
22. Misteri
Cerberus pun mulai menjelaskan semua yang dia ketahui, dimulai dari konflik internal yang di alamai ras iblis, perubahan Fenrir, dan alasan kenapa dia sampai bisa ada di pulau ini.   Pertama, Cerberus kembali menjelaskan konflik internal ras iblis. Konflik yang diakibatkan ketidakpuasan dan dendam sebagian ras iblis karena kalahnya mereka dalam perang. Dan juga karena sebagian ras iblis sudah merasa lelah dengan peperangan yang terus terjadi.   Kedua kubu itu terus berselisih. Namun, karena kosongnya takhta tidak ada yang menjadi penengah atas konflik tersebut. Sehingga konflik tersebut terus melebar dan akhirnya menyebabkan kedua kubu tersebut saling berebut atas takhta yang kosong.   Calon ratu iblis sama sekali tidak diketahui lokasinya. Karena sebelumnya anak raja iblis ini memang jarang muncul di depan umum dan hanya sebagian iblis saja yang mengetahui wajahnya.   Rumor jika calon ratu iblis sud
Baca selengkapnya
23. Meninggalkan jurang
Allein benar-benar kebingungan. Otaknya terus bekerja mencerna setiap informasi dari Cerberus. Namun, tetap saja. Banyak hal yang tidak bisa ia pahami. Terlalu banyak misteri dari setiap kejadian yang Cerberus ceritakan.   “Oy! Endymion, kenapa kau malah melamun seperti itu?   “Ah....” Ucapan Cerberus pun menyadarkan Allein dari perenungannya.   Ia terlalu banyak memikirkan setiap kemungkinan yang menjadi penyebab dari setiap kejadian yang dialami oleh Cerberus.   “Aku sudah berbicara semua yang ku tahu. Endymion, sekarang apa yang akan kau lakukan?” ucap Cerberus.   “Sekarang kita akan berangkat menuju Benua Skoupidia!” seru Allein.   Cerberus hanya mengangguk dan bertanya. “Baiklah, sekarang bagaimana caraku agar bisa menjadi asap dan masuk ke dalam bayanganmu seperti undeadmu yang lain?”   “Apa yang kau katakan? Sekarang kau akan menja
Baca selengkapnya
24. Berbeda
Pemandangan di depan matanya masih sama seperti delapan tahun lalu. Semuanya masih berwarna hijau, hamparan padang rumput yang luas itu sama sekali tidak berubah. “Tidak ada yang berubah,” ucap Allein. Sambil menunggani Cerberus, dirinya terus memandangi padang rumput tersebut. “Endymion, lihatlah pemandangan di belakangmu.” Cerberus tiba-tiba saja berbicara. Allein langsung mengalihkan pandangannya ke belakang. Ia sedikit terkejut. Berbeda dengan padang rumput yang tetap masih sama, pemandangan di belakangnya sangat jauh berbeda dari delapan tahun lalu. “Indah sekali,” gumamnya. Jurang yang terlihat sangat hitam itu kini terlihat sangat jauh berbeda. Sejauh matanya memandang, hanya ada jurang yang sangat luas dan indah. Luas jurang itu hampir setengah luas pulau ini. Dengan teriknya cahaya matahari, warna hijau rerumputan dan sungai di bawah jurang terlihat begitu jelas. Delapan tahun lalu, Allein masih lemah. Ia harus terus w
Baca selengkapnya
25. Wyvern
Tujuan Allein memanggil Bergunn hanya satu, yaitu wyvern. Allein menginginkan undead wyvern sebagai tunggangannya di udara. Sudah jelas jika saat ini ia bisa terbang di udara dan tidak perlu tunggangan sama sekali. Hanya saja, Allein tak ingin terlalu menarik perhatian orang-orang di Benua Skoupidia nanti. Di kehidupannya yang sebelumnya, sudah jadi pengetahuan umum jika penyihir yang bisa terbang dan menciptakan sayap dengan sihir adalah penyihir yang kuat. Setidaknya, jika terbang dengan menunggangi wyvern, Allein bisa sedikit menyamarkan kekuatannya. Lagi pula selain digunakan menjadi tunggangan, wyvern juga adalah monster yang cocok digunakan untuk mengintai situasi dari udara. Mungkin dalam segi kekuatan wyvern tidak terlalu kuat seperti naga, tetapi dalam hal karakteristik dan sifat, wyvern memiliki banyak kesamaan dengan naga. Wyvern juga sering disebut saudara jauh naga. Keseimbangannya yang baik saat terbang serta kemampuan bertarungn
Baca selengkapnya
26. Orang asing
Kemampuan penciuman Cerberus dalam kondisi terbaiknya begitu luar biasa. Monster anjing berkepala tiga itu mampu mencium keberadaan manusia dan elf dari jarak yang sangat jauh.   Sehingga hanya butuh waktu beberapa jam saja untuk sampai di tempat tujuan.   Dan benar saja, ada dua orang manusia dan dua orang elf yang kini sedang duduk termenung di tepi pantai. Mereka berempat terus termenung melihat salah satu kawan mereka yang kini sudah terbujur kaku.   Mereka semua masih terlihat sangat muda dengan umur yang berkisar antara 15 sampai 17 tahun.   Sepertinya mereka sedang terpukul karena kehilangan seorang teman. Allein pun terus mengamati gerak-gerik dari keempat orang itu dari balik pepohonan yang tak jauh dari tepi pantai.   “Kesedihan karena kehilangan teman sangatlah menyakitkan. Tidak tepat sepertinya jika aku menunjukan diri pada mereka sekarang. Kondisi mereka sedang sang
Baca selengkapnya
27. Kebingungan
“Tentu kami belum menyerah. Apa kau lupa masih ada aku disini,” sahut seorang wanita elf. “Oh, jadi kau juga akan ikut bertarung ... Ayo serang aku secara beramaan!” Mereka berempat pun saling bertukar pandang satu sama lain. Seolah saling memberikan aba-aba untuk menyerang secara bersamaan. “Nessira!” Derald berteriak. Seorang wanita manusia yang sedari tadi hanya diam dan tak berbicara satu patah kata pun tiba-tiba mengarahkan tongkat sihirnya ke arah Allein. Tubuh Allein pun langsung terasa lebih ringan dari sebelumnya. Ekspresi wajah pun perlahan mengisyaratkan kebahagiaan. “Hahaha!” Ia tertawa dengan lantang. Alasannya sederhana, wanita manusia yang tak banyak bicara itu menyerangnya dengan sihir hitam. Serangan sihir hitam dari wanita tersebut adalah debuff. Debuff sendiri adalah salah satu efek sihir hitam yang memberikan kerugian dan dapat menurunkan kemampuan musuh. Namun, karena Allein sendiri adalah penyihir hitam serangan tersebut pun malah menjadi buff untuknya.
Baca selengkapnya
28. Semakin membingungkan
“Tuan, apakah ada hal yang bisa kami jelaskan lagi?” tanya Derald. Pemuda itu merasa jika Allein sedang mencoba untuk mengingat kembali ingatannya yang hilang. “Ah, sepertinya aku sedikit kesulitan untuk mencoba mengingat ini. Derald, bisakah kau ceritakan semua yang kau tahu mengenai Benua Skoupidia?” “Itu bisa saja, t-tapi sebelum itu ....” Derald mengalihkan pandangannya ke arah ketiga rekannya, “Sepertinya Nessira dan Tassia tak begitu nyaman melihat anda!” “Apa maksudmu?!” ucap Allein seraya menatap tajam ke arah Derald. “Itu ...” Derald seolah kesulitan untuk bicara. Allein pun kini mengalihkan pandangannya ke arah Tassia dan Nessira. Namun, kedua wanita itu hanya menunduk dan tak menatapnya. Allein semakin bingung. Ia pun langsung mengecek tubuhnya sendiri jikalau ada sesuatu yang aneh. Dan benar saja ia menemukan jawabannya. Ia sama sekali tak mengenakan pakaian apapun. Sedari tadi ia bertelanjang di hadapan kedua wanita tersebut. Sungguh, Allein tak begitu menyadari i
Baca selengkapnya
29. Mencari Makanan
“Rrrr!” tiba-tiba terdengar suara. Itu bukan auman suara monster, melainkan suara dari perut yang sudah meminta untuk diisi. Semua mata memandang ke arah Derald. Ya, suara itu berasal dari perutnya. “Hahaha, maafkan aku.” Derald tertawa dengan wajah canggung. Wajahnya kemudian memerah seketika, entah seberapa besar rasa malu yang kini sedang dirinya tahan. “Sepertinya kau harus mengisi perutmu dulu ...,” ucap Allein sambil memandang ke arah Derald. “Baiklah ... Derald, Neiryl. Ayo ikut aku!” “K-kemana?” Neiryl pun tergagap, pria elf itu tidak mengerti maksud Allein. “Ah, kita akan berburu makanan. Sepertinya bukan hanya Derald, tapi kalian semua juga sedang merasa lapar, bukan?” Derald dan Neiryl pun tampak sedikit ragu-ragu. Bagaimana pun di dalam pandangan mereka berdua Allein masihlah orang asing. Derald dan Neiryl tentu masih takut jika Allein akan berbuat jahat pada mereka. Namun, tiba-tiba saja Tassia memberikan semacam kode lewat anggukan kepala agar Derald dan Neiryl me
Baca selengkapnya
30. Menggali Informasi
Cahaya dari langit sore mulai terlihat dari ujung hutan. Tanpa sadar mereka bertiga sudah berjalan cukup jauh dan akan segera sampai di tepi pantai lagi. Sesampainya di tepi pantai, terlihat Tasia dan Nessira sedang duduk di atas hamparan pasir. Mereka berdua terlihat sudah menunggu kedatangan Derald dan Neiryl. Beberapa batang kayu kering juga terlihat di sebelah tempat mereka duduk. Ini menandakan saat Allein berburu kelinci bertanduk bersama Derald dan Neiryl, Tassia dan Nessira sudah melakukan persiapan. Allein beserta Derald dan Neiryl pun berjalan ke arah mereka berdua. “Biarkan kami berdua yang membersihkan ini,” ucap Tassia. Allein pun mengerti dengan maksud Tassia. Daging kelinci bertanduk harus dibersihkan dulu untuk siap di bakar. Tassia adalah penyihir, sehingga akan lebih cepat dibersihkan olehnya. Tassia bisa saja menggunakan sihir air untuk membersihkannya. Nessira juga ikut membantu dengan menguliti daging kelinci bertanduk tersebut dengan pisau yang kini digeng
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status