All Chapters of MELACUR KARENA TERPAKSA : Chapter 11 - Chapter 20
114 Chapters
BAB 11 PENGHIANATAN
Hendra menghentikan tawanya. Dia menatap serius muka Kamilia. Kamilia bergeming, mukanya menunjukkan kebulatan hatinya."Mengapa?" tanya Hendra. "Aku pikir kau adalah penganut kebebasan, Mila. Kau tahu, kewajiban apa yang harus kau lakukan, bila menjadi seorang istri?""Aku tahu." Kamilia menjawab singkat. "Aku juga tahu, kewajibanku untuk melabrak Calista. Begitu juga pengganggu-pengganggu lainya," terusnya dalam hati.Hendra mengangkat bahu. Kamilia menganggap Hendra tidak peduli. Wanita itu berusaha mendesak Hendra. Namun, lelaki itu malah mencumbunya. "Kita pikirkan nanti, oke!" Akhirnya Kamilia mengalah. Pikirnya, seandainya dia tetap memaksa, Hendra pasti akan marah. Kamilia tahu sifat Hendra, kalau hasratnya tidak kesampaian maka dia akan meradang. Kamilia menjadi pelampiasan Hendra setiap malam, tanpa jeda, kecuali saat datang bulan.Rasa kecewa yang tidak tercerna sempurna membuat Kamilia tidak sehangat biasanya. Namun,
Read more
Bab 12 TERJEBAK LAGI
Setelah beberapa saat menelan fase kebimbangan. Kamilia memutuskan untuk datang. Lenyap sudah rasa laparnya. Berganti dengan keinginan untuk menjadikan badan Calista sebagai samsak. Pelampiasan segala murkanya. Kamila berusaha tenang. Diam sejenak, memberikan energi positif kepada dirinya sendiri.Bagas menyambutnya di tempat tersembunyi. Dia mencoba merayu untuk tidak melabrak mereka. Namun, sebagai gantinya dia menawarkan sesuatu."Bagaimana kalau kita melakukan hal yang sama, Mila?" Ide gilanya membuat Kamilia melotot. Hampir telapak tangannya mampir ke wajah tampan itu. Namun, Kamilia masih bisa menahan diri."Jangan gila, Bagas!" desisnya geram. "Kau hanya perlu menunjukkan mereka. Selanjutnya menghilanglah dari hadapanku!" "Sorry, bercanda," kata lelaki itu sambil menyeringai. Dia tahu lelaki macam apa Hendra. Celakalah dirinya bila Hendra tahu dirinya terlibat. Akan tetapi Bagas juga bukan seseorang yang gampang mengaku kalah. Di
Read more
Bab 13 SISI LAIN HENDRA
Selama ini Kamilia tidak pernah tahu, siapa sebenarnya Hendra. Wanita itu hanya tahu, dia seorang pengusaha muda yang sukses. Uangnya banyak. Menjadi incaran para kupu-kupu di tempat Tante Melly. Tidak terkecuali Calista. Sejak mengenal Hendra, sesungguhnya dirinya sudah jatuh cinta. Namun, dia malu untuk mengungkapkan. Tiba-tiba datanglah Kamilia yang merebut segala harapannya. Kamila yang polos tidak tahu jika Calista berharap banyak kepada Hendra. Kamila setuju saja saat dirinya dijadikan gendak. Dirinya hanyalah seorang hina yang tidak boleh punya kehendak. Setelah bertemu dengan Bagas, perlahan-lahan mata Kamilia terbuka. Ternyata selama ini dia tidak peduli siapa Hendra. Kini, dia ingin sekali tahu siapa sebenarnya Hendra. "Sepertinya Bagas tahu sesuatu tentang Hendra," pikir Kamilia. "Setelah kembali ke Jakarta, aku harus mengorek keterangan dari Bagas." Sementara itu, dari tempat duduknya Hendra melihat ombak. Seperti melihat sebuah fi
Read more
Bab 14 SIAPAKAH BAGAS?
Hendra tersenyum mendapat pertanyaan dari Kamilia. Dia tertawa sambil memeluk bahu Kamilia."Ayo kita bersiap-siap, nanti siang harus kembali ke Jakarta.""Jangan tanya!" sentak Kamilia."Sejak kapan Kelinciku pandai membentak?" tanya Hendra sambil tersenyum nakal."Payah!" Gerutu Kamilia. Ga
Read more
Bab 15 FREZA
Bagas mengantar Kamilia sampai rumahnya. Kamilia tidak mengajaknya mampir. Dia hanya mengucapkan terima kasih."Jangan lupa janjimu, Mila." Bagas mengingatkan. "Kalau Hendra belum ketemu, jangan mimpi aku bakal menemuimu, Bagas!""Gampang, nanti dia aku cariin," kata Bagas.Kamilia menarik bibirnya sedikit ke atas, mengejek Bagas. Bagas mengedikkan bahu tidak peduli."Kamu belum tahu, kalau aku super hero," kata Bagas.Kamilia tidak memperdulikan Bagas. Dia menarik kopernya masuk rumah. Sesaat Bagas masih memperhatikan gadis itu menghilang di balik pintu.Kamilia mengempaskan bokongnya di kursi. Dia mencoba menghubungi Hendra, tetapi handphonenya tidak bisa dihubungi. Kamilia tidak tahu harus berbuat apa. Kepada siapa harus meminta bantuan. Dia tidak tahu apa-apa tentang Hendra. Siapa orang tuanya atau saudaranya. "Bagas … bisakah dia dipercaya?" pikirnya. Kamilia ragu dengan laki-laki itu. Kalau minta tolong
Read more
Bab 16. CALON ISTRI
Freza tersenyum sambil keluar dari ruangan. Dia menerima telepon dari orang yang paling dia rindukan. Freza :"Halo, Sayang."Seseorang menjawab dari seberang telepon : "Papa, bebaskan Hendra!"Setelah adu argumen yang cukup banyak, akhirnya Freza mendukung untuk mendukung Hendra. Dengan satu syarat mereka harus bertemu. Freza masuk lagi, kemudian berkata kepada Andi.
Read more
Bab 17. DILEMA
Rasa kantuk Kamilia hilang seketika. Begitu teringat dengan nama Freza. "Apakah Freza yang sama? Atau hanya kebetulan persamaan nama saja," pikir Kamilia.Teringat oleh wanita itu, tatapan mata Freza yang dingin. Tidak ada kehangatan di sana. Merinding Kamilia membayangkannya."Bagas harus menjelaskan kepadaku." Hati Kamilia mereka-reka rencana, agar bisa mengorek keterangan dari Bagas. Besok, dirinya akan menemui Bagas secara khusus. Kebetulan besok ada pemotretan di sebuah taman kota. Untuk sebuah iklan makanan instan.Hendra menggigil lagi, dia mengerang kesakitan. Kamilia panik, akhirnya memutuskan untuk membawanya ke dokter."Ayo, Hendra, kita ke dokter," Kamilia membangunkan Hendra.Mata Hendra terbuka sedikit. Lelaki itu merasa heran, mengapa sampai sakit seperti ini. Kehidupannya yang keras dari dulu tidak pernah membuatnya meringkuk sakit apalagi masuk rumah sakit."Tidak!" Hendra menolak. Kamilia hanya terdiam dengan p
Read more
Bab 18. MELAKUKAN RITUAL
"Parasit sepertiku tidak membutuhkan cinta," kata Kamilia dingin.Selalu diulang-ulang lagi kata-kata itu. Ya … dia merasa seperti parasit sebelum menjadi model kini. Seharusnya dirinya tidak banyak tingkah di luaran."Tidak seperti itu, Mila. Aku akan mencintaimu seumur hidupku." Bagas mulai mengeluarkan rayuannya. Tentu saja gadis itu hanya mencibir."Hhhh … baru saja kau mengajakku bekerja sama agar Calista bisa kembali ke pelukanmu, kini kau menjilat ludahmu sendiri." Kamilia mendengkus."Hahaha hahaha. Kau cemburu?""Heei … !"Kamilia mencibir saat Bagas menyebutnya cemburu. Entah apa yang ada dalam pikiran pemuda itu. Kamilia tidak bisa menduganya. "Cemburu apa?" kata hatinya.Sementara itu, Hendra di rumahnya merasa badannya semakin sakit. Lemas sekujur badannya. Dia melihat jam dinding."Harusnya Kamilia sudah kembali, kemana dia pergi?" Hendra bertanya-tanya.Dia merasa kalau ada yang beruba
Read more
Bab 19. MASUK RUMAH SAKIT
Wajah Kamilia sedikit pucat saat tahu itu rumah orang tua Bagas. Wanita itu mengeluh dalam hatinya. Dia merasa Bagas sudah menjebaknya semakin jauh."Mengapa kau membawaku ke sini?" tanya Kamilia.Pemuda itu hanya mengangkat bahunya. Dia malah bersiap untuk turun."Tunggu, mengapa kau membawaku ke sini?" Kamilia bertanya lagi."Aku sudah lama tidak ke sini, kangen." Bagas menjawab sekenanya."Bukan sebuah alasan!" Kamilia berkata dengan sedikit penekanan. Dia memandang Bagas dengan tajam."Sudahlah, mau ikut turun gak?""Hendra sedang sakit dan menungguku di rumah," jawab Kamilia."Terlambat … ayo ikut!" Bagas tidak menyerahkan kunci mobil kepada Kamilia.Kamilia terpaksa mengikuti Bagas. Entah rencana apa lagi yang ada di pikiran laki-laki itu. Kamilia benar-benar tidak bisa menduga. Pikirannya masih tertuju kepada Hendra. Takut penyakitnya bertambah parah.Kamilia melihat ada beberapa mobil mewah berderet
Read more
Bab.20 MASUK PENJARA
Bang Bos melayangkan tinjauannya ke muka anak muda tersebut. Lelaki itu berkelit, tapi ia tetap dalam posisi bertahan, mungkin ia segan dengan Bang Bos yang menjadi pemimpin para napi di sini. Biarpun Bang Bos pimpinan, dirinya tidak sesuka hati melecehkan para napi bawahannya. Dia termasuk pemimpin yang bijak. Namun, bagi napi baru memang ada semacam perkenalan di sini, dilihat dari kasusnya dulu. Kalau kasus ringan cukup satu pukulan. Namun, jika kasus perkosaan, wow ini sasaran empuk bagi penghuni lama, untuk menghadapi tangan melayangkan bogem muka napi baru.
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status