Semua Bab Menikahi Lelaki Brengsek: Bab 31 - Bab 40
167 Bab
Bab 31 - Bertemu Nyonya Ye
Sementara itu, Nia terus melangkah keluar dari apartemen itu dan masuk ke dalam mobil. Ia segera menuju ke Jamoo Restaurant karena sudah ada janji untuk bertemu dengan seseorang di sana. Perasaannya sangat tak karuan melihat puteranya bermain api dan membuat perusahaan keluarga mereka nyaris jatuh ke tangan keluarga bangsawan yang telah direnggut harga dirinya oleh sang anak. Beberapa menit kemudian, Nia sudah masuk ke dalam Jaamo Restaurant dan menghampiri seseorang yang sudah menunggunya di sana. “Hai ...!” sapa Nia sambil menghampiri wanita paruh baya yang sedang sibuk dengan tabletnya. “Hei ...!” balas wanita paruh baya itu sambil bangkit dari sofa dan menyambut kedatangan Nia dengan hangat. “Gimana kabarmu, Yun? Aku dengar, kamu tinggal di Amrik, ya?” tanya Nia. “Nggak. Cuma temenin suami berobat di sana. Yah, bolak-balik Washington-Indonesia,” jawab Yuna sambil menatap wajah Nia. Nia tersenyum manis dan duduk di sofa yang ada di
Baca selengkapnya
Bab 32 - Tak Tenang
Nanda mondar-mandir di ruang tamu rumahnya puluhan kali sambil menunggu Roro Ayu pulang ke rumahnya. Ia tidak tahu apa yang dilakukan oleh istrinya di luar sana hingga membuat kedua orang tuanya murka. Ia sangat kesal karena merasa dipermainkan oleh wanita yang terlihat tenang, lembut dan penurut itu. Yang lebih parahnya lagi, ia tidak mengetahui sama sekali perihal perjanjian antara keluarga Perdanakusuma dan keluarga bangsawan Keraton Surakarta yang jelas-jelas merugikan salah satu pihak. “Ay, kamu ini ngapain aja sih? Sudah jam sembilan malam, kenapa belum pulang juga? Ngapain aja sama Sonny?” gerutu Nanda sambil menggaruk kepalanya dengan gelisah. Perasaan Nanda semakin tak karuan saat sebuah mobil berhenti di depan pagar rumahnya. Ia buru-buru berlari keluar dari rumah dan melihat Ayu keluar dari dalam mobil tersebut. “Thank’s ya udah antarin aku!” ucap Ayu sambil menatap Sonny yang duduk di balik kemudi. Sonny mengangguk sambil tersenyum ke arah
Baca selengkapnya
Bab 33 - Tak Bisa Berkutik
Drrt ... drrt ... drrt ...! Nanda merogoh ponsel dan menatap nama Arlita yang masuk ke sana. Tanpa pikir panjang, ia langsung mematikan panggilan telepon dari wanita itu. Nanda menghela napas. Ia berlari-lari kecil untuk meredakan emosinya sebelum ia masuk ke dalam kamar untuk menemui Ayu. “Yu ...!” panggil Nanda lembut sambil menghampiri Ayu yang baru saja keluar dari kamar mandi dan sedang mengeringkan rambutnya. “Hmm.” Ayu menyahut sambil menyambungkan kabel haid dryer ke stopkontak. Nanda langsung mengambil alih hair dryer itu dan membantu Ayu mengeringkan rambutnya. Ayu langsung memperhatikan wajah Nanda dari balik cermin yang ada di hadapannya. Sudah hampir tiga bulan mereka tinggal di satu rumah dan baru pertama kalinya Nanda membantunya mengeringkan rambut. “Yu, aku boleh tanya sesuatu?” tanya Nanda sambil memperhatikan rambut Ayu yang terasa sangat lembut dengan aroma buah yang segar. “He-em,” sahut Ayu sambil
Baca selengkapnya
Bab 34 - Ayu vs Arlita
“Tante, kasih aku kesempatan buat tinggal di sini! Aku belum dapet tempat tinggal baru, Tante,” pinta Arlita sambil menatap wajah Nia dan Roro Ayu yang ikut di belakangnya. “Gimana mau dapet kalau kamu nggak nyari?” tanya Ayu sambil menatap wajah Arlita. Arlita langsung menatap tajam ke arah Ayu. Benih kebencian di dalam hatinya tiba-tiba muncul ketika Ayu merenggut semua yang seharusnya menjadi miliknya. “Arlita, keluarga kami menolongmu, bukan berarti kamu harus terus menikmati kekayaan kami seperti ini terus. Sudah saatnya kamu mandiri. Nanda bukan lagi pacarmu dan semua harta yang dia miliki, sudah sah jadi milik Roro Ayu.” “Tante, aku yang pacarnya Nanda dan kami saling mencintai. Kalau bukan karena Roro yang gatel, dia nggak akan menikahi Roro. Roro yang udah ngerebut Nanda dari aku, Tante. Selama ini hubungan kita baik dan Tante sayang sama Lita ‘kan?” Arlita menatap wajah Nia dengan mata berkaca-kaca. Nia terdiam sambil melirik Roro ya
Baca selengkapnya
Bab 35 - Pembalasan dari Roro Ayu
 “Arlita, kamu harus tahu sedang berhadapan dengan siapa. Roro Ayu ini bukan wanita sembarangan, masih cucu Keraton Solo. Anak tante memang sudah melakukan kesalahan karena berani merenggut kesucian puteri mereka dengan paksa. Keluarga kami harus menerima hukum adat yang sudah diputuskan oleh mereka. Harta keluarga kami menjadi taruhannya. Jadi, mengertilah keadaan kami! Kalau kamu sayang sama Nanda, tinggalkan dia!” pinta Nia sambil menatap wajah Arlita. “Ayu, kamu masih cinta sama Sonny ‘kan? Kenapa malah mengikat Nanda seperti ini? Dengan bercerai dengan Nanda saja, kamu sudah bisa kembali ke cowok yang kamu cintai. Kenapa harus ngambil semua harta Nanda?” tanya Arlita. “Kamu jahat, Ay!” “Aku sudah bilang kalau semua harta yang dimiliki Nanda, tidak cukup untuk membayar harga diriku, Lit. Aku bukan perempuan miskin yang bergantung hidup sama laki-laki. Tanggung jawab Nanda, bukan sekedar menikahiku saja. Ada banyak banyak tanggung jawab yang harus dia lakukan
Baca selengkapnya
Bab 36 - Istri Berbahaya Part.1
Nanda buru-buru melangkah keluar dari ruang kerjanya ketika ia baru saja selesai menerima panggilan telepon dari Arlita yang memintanya untuk mencarikan tempat tinggal baru karena ibunya mengambil paksa apartemen yang digunakan oleh wanita itu. “Mau ke mana?” Ayu menghadang langkah Nanda yang baru saja sampai di pintu utama perusahaan tersebut. Ia tersenyum sambil memegang rantang makanan di tangannya. “A-ayu? Ngapain kamu ke sini?” Nanda gelagapan saat melihat Ayu tiba-tiba datang ke perusahaannya. “Mau antar makan siang untuk kamu,” jawab Ayu sambil mengangkat rantang yang ada di tangannya. Tentunya dengan senyuman manis yang terukir indah di bibirnya. Nanda terdiam sambil memeriksa layar ponselnya saat notifikasi pesan dari Arlita masuk ke sana. “Sudah ada janji sama orang lain?” tanya Ayu sambil menatap wajah Nanda. “Eh!?” Nanda menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ayu menghela napas. “Ada janji makan siang sama siapa?”
Baca selengkapnya
Bab 37 - Istri Berbahaya Part.2
Ayu memperhatikan setiap detail ruang kerja Nanda. Ini pertama kalinya ia masuk ke dalam ruang kerja suaminya itu setelah mereka menikah. Sepertinya, ia terlalu lama terlarut dalam kesedihan. Tidak bisa menerima apa yang sekarang ia miliki dan baru menyadari kalau suaminya punya kedudukan yang begitu bagus, kedudukan yang diinginkan semua wanita di dunia. Terutama wanita yang tidak bisa hidup mandiri dan menggantungkan hidup mereka pada pria berduit. “Ruang kerjamu lumayan juga,” puji Ayu sambil duduk di kursi kerja Nanda. “Sepertinya, sudah lama aku nggak duduk di kursi seperti ini,” lanjutnya sambil menyandarkan punggungnya ke kursi. Nanda tak menyahut. Hanya mengawasi Ayu dengan matanya sambil menikmati makanan yang ada di hadapannya satu per satu. Ayu tersenyum sambil menekan tombol power yang ada di laptop Nanda. “Aku boleh akses laptop ini?” “Mau ngapain, Ay?” tanya Nanda sambil memperhatikan Ayu lewat sofa yang tak jauh dari meja kerjanya.
Baca selengkapnya
Bab 38 - Pilih Menantu Part.1
Nanda melangkahkan kakinya dengan pasti menuju ke ruang Presdir Amora International. Tempat papanya biasa bekerja setiap hari. Amora International adalah grup perusahaan dari lima belas anak perusahaan. Nanda yang masih suka bermain-main, hanya diberi jatah untuk mengurus satu anak perusahaan saja. Satu perusahaan saja tidak berkembang dan sering mengalami kerugian. Membuat Andre tidak bisa mempercayakan semua perusahaan yang ia miliki kepada puteranya. “Pagi, Pa ...!” sapa Nanda sambil melangkah masuk ke dalam ruang kerja Papa Andre. “Pagi. Tumben ke sini? Perusahaanmu bermasalah lagi?” tanya Andre. Nanda mengangguk dan duduk santai di kursi yang ada di hadapan meja kerja papanya. “Perusahaan produksi anak lagi kacau dan bermasalah.” “Kamu lagi bicarain Roro Ayu?” tanya Nia yang baru saja keluar dari toilet ruangan tersebut. “He-em,” jawab Nanda sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Nan, Roro Ayu itu keturunan bangsawan. Dia w
Baca selengkapnya
Bab 39 - Pilih Menantu Part.2
 “Pa, itu semua cuma hiburan doang. Setress sama kerjaan kantor yang numpuk, pulang ke rumah denger istri ngomel terus. Makin setress aku kalau nggak ada hiburan,” ucap Nanda berdalih. “Pandai banget beralasan. Lebih baik, kamu urus aja perusahaan dengan baik! Ada Roro Ayu yang akan membantumu mengembangkan bisnis. Daripada kamu buang-buang waktu buat ngeluh di sini, lebih baik pulang dan urus perusahaanmu!” pinta Andre. “Papa ngusir aku?” Nanda mengernyitkan dahi menatap wajah dingin papanya. “Papa ada tamu penting. Lebih baik kamu keluar dari ruangan ini! Papa nggak mau dia tahu kalau papa punya pewaris bisnis yang begitu payah!” perintah Andre sambil menatap serius ke arah Nanda. Nanda langsung bangkit dari sofa dan menatap kesal ke arah papanya. Ia benar-benar tidak menyangka kalau papanya tidak mau mendengarkan dia sama sekali. Kedua orang tuanya lebih memilih untuk memihak Roro Ayu yang jelas-jelas sedang ingin mengendalikannya. Apa pun yan
Baca selengkapnya
Bab 40 - Sisi Baik Nanda
“Ndre, minggu depan acara ulang tahun kami. Mau bikin syukuran kecil-kecilan. Kalian semua datang, ya!” pinta Yuna sambil menatap wajah Andre dan Nia. Nia mengangguk sambil tersenyum manis. “Pasti, dong. Kalian berdua enak banget, ya? Hari ulang tahunnya sama. Jadi, bisa rayakan bareng.” Yuna tersenyum, ia menoleh sejenak ke arah suaminya. “Kalian bisa datang ‘kan?” Nia mengangguk. “Kebetulan, kami juga nggak terlalu sibuk.” “Nanda juga datang, ya! Bawa istri kamu supaya kami bisa kenal. Tante dengar, dia salah satu lulusan terbaik di Melbourne. Tante juga lulusan dari sana. Bukan lulusan terbaik seperti dia. Hanya mahasiswa biasa. Tante penasaran sama dia. Pengen kenal.” Nanda mengangguk sambil tersenyum lebar. “Baik, Tante. Saya pasti bawa dia untuk berkenalan dengan Tante Yuna.” Yuna tersenyum bangga menatap wajah Nanda. Meski cara yang dilakukan pria muda ini melanggar norma, tapi tetap saja bisa dianggap beruntung karena mendapatk
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
17
DMCA.com Protection Status