Semua Bab Lelaki Impian Si Gadis Tak Sempurna: Bab 291 - Bab 300
330 Bab
Kita Akan Ke Niigata Malam Ini
POV MINAKI “Sagawa! Hentikan!” “Berapa kali aku dibohongi, Minaki?! Berapa kali aku diolok-olok?! Berapa banyak orang yang menganggap aku ini ‘kotor’?!” Sagawa masih memegang pisau itu dan mengarahkannya ke pergelangan tangannya. Dia adalah lelaki yang baru saja keluar dari masa trauma pelecehan seksual yang telah lama dialami. Akan sayang sekali jika usahaku untuk membuatnya sembuh berakhir sia-sia jika ia memutuskan bunuh diri. “Sagawa, tolong letakkan pisaunya.” Aku memohon dengan amat namun kepalanya menggeleng. “Kamu sama dengan orang-orang yang tidak pernah menepati janjinya untuk benar-benar berteman denganku! Aku lelah selalu terkurung dengan trauma itu, Minaki! Bahkan aku tidak berani bergaul dengan siapapun karena merasa 'kotor' dan takut!” “Tapi ketika kamu datang dan aku menemukan kenyamanan, kenapa kamu justru pergi! Kenapa!” “Kamu juga tidak mau mengandalkan aku sebagai seorang teman! Kenapa? Apa karena aku ini lelaki lemah? Lelaki yang bodoh?!” “Demi kamu agar
Baca selengkapnya
Romantika Klien Dan Terapisnya
POV MINAKI Akhirnya kami tiba di rumah berlantai satu bercat krem yang berada di Higashi Ward. Sebuah distrik yang berdekatan dengan Kantor Pelabuhan Niigata berada di Prefektur Niigata. Perjalanan selama empat jam yang kami tempuh dari Tokyo di malam yang dingin itu cukup melelahkan ditambah Mayka yang sempat rewel ketika mobil Sagawa keluar dari perbatasan Tokyo dengan Prefektur Saitama. Dan kerewelan Mayka terus berlanjut hingga kami tiba di Prefektur Gunma. Aku sadar jika Mayka rewel karena bisa merasakan kegundahan hatiku yang memilih terus menjauh dari Jayka. Benar-benar menjauh dari lelaki yang entah masih berstatus suamiku atau sudah mantan suami, meski hatiku masih mencintainya. Mengharapkannya kembali. Namun aku tahu, tidak akan ada yang berubah jika aku tidak mengubah takdirku sendiri dan melawan rasa cinta ini. "Maafkan Mama, Mayka. Kamu harus berpisah dari Papamu." Aku mengusap air mata yang akhirnya luruh ketika sudah berada di kamar rumah keluarga Sagawa. Sed
Baca selengkapnya
Aku Ingin Mencoba Lebih Akrab
POV MINAKI "Tidak ada masalah. Hanya saja tadi Dina menelfon lalu mengatakan padaku jika kalian berada di Niigata sekarang." "Kami bersama klienku, Manajer." "Syukurlah jika kalian berada di rumah klienmu. Setidaknya kehidupan kalian terjamin." "Kalau kamu memiliki waktu senggang, datanglah kemari, Manajer." "Aku tidak janji tapi jika ada kesempatan aku akan mengunjungimu, Minaki. Pesanku, hati-hati dan jaga diri. Karena hari ini, paparazi akan mengunggah identitasmu di pemberitaan surat kabar." "Astaga." Kemudian aku menghela nafas panjang. "Otomatis, kamu tidak seleluasa seperti biasanya. Jangan pergi kemanapun jika sangat tidak penting. Suruhlah Dina jika kamu memiliki satu dua hal yang harus diurus di luar rumah." "Terima kasih sarannya, Manajer." "Terus ikuti perkembangan gosipmu dengan Jayka, Minaki. Agar kamu bisa lebih waspada dan hati-hati dalam bertindak." Manajer Jayka selalu baik padaku dan entah dengan apa aku bisa membalas kebaikannya. Dan sekarang yang men
Baca selengkapnya
Bawa Aku Pergi Lebih Jauh
POV MINAKI "Aku ingin kita berteman baik, Minaki. Walau kamu sudah tidak menjadi terapisku, aku ingin kita bersahabat sangat erat." "Alasannya apa, Sagawa?" Ini adalah kesempatan bagiku untuk menilai perkembangan mentalnya. Apakah dia sudah memasuki tahap lepas dari traumatiknya atau belum. "Seperti yang kukatakan kemarin. Beberapa tahun ini aku tidak memiliki teman. Hidupku hanya berada di rumah saja. Kakak dan adikku juga menjauhiku dan sibuk dengan urusannya sendiri. Tapi mereka seperti jijik memandangku." "Dan Mama sibuk bekerja sebagai anggota parlemen. Pergi pagi pulang malam, belum lagi jika harus pergi ke luar kota karena kunjungan kedinasan. Akhirnya hidupku hanya berkutat di kamar saja. Mirip orang dalam gangguan jiwa." Aku meraih satu tangan Sagawa lalu menggenggamnya erat-erat untuk menyalurkan satu semangat hidup. Agar Sagawa tahu jika hidupnya terlalu berharga untuk mendengar cemoohan dan terkurung dalam traumatik pelecehan seksual yang dilakukan ayah tirinya di mas
Baca selengkapnya
Apa Kamu Mau?
POV MINAKI Dan ... Sagawa tidak semampu itu membawaku pergi dari Niigata. Dan ... bodohnya aku yang terlalu memaksa dirinya agar menuruti kemauanku. Terapis macam apa aku ini? Akibat hal itu, Sagawa seperti memiliki beban. Dia seperti memikirkan cara lain agar bisa membawaku pergi lebih jauh dari Niigata. "Sagawa?" Aku menghampirinya yang duduk melamun kemudian menyentuh pundaknya. "Eh ... ada apa, Minaki?" "Mau menemaniku ke kuil? Bersama Mayka." Sagawa mengangguk setuju kemudian aku meminta Mayka dari pengasuhnya untuk kuajak pergi ke kuil yang jaraknya tidak jauh dari rumah ini. Dina sempat melarang tapi aku berkata jika tidak akan melepas masker sampai pulang. Karena tidak tega jika aku hanya pergi berdua dengan Sagawa, akhirnya Dina ikut bersamaku. Dia menggendong Mayka, sedang kursi rodaku didorong Sagawa. Kami tiba di Kuil Shinto Suwa. Tapi ada masalah, disana tidak tersedia jalan khusus pengguna kursi roda. "Bagaimana ini, Sagawa?" tanyaku. Padahal aku ingin s
Baca selengkapnya
Kenangan Lama di Ebino
Satu bulan kemudian ... Sagawa menunjukkan perkembangan bagus dalam satu bulan ini. Tepatnya setelah kami tinggal di Niigata. Aku mengerahkan semua kemampuanku untuk membuatnya cepat sembuh dengan memberikan terapi yang dibutuhkan tanpa melupakan tugasku untuk menemani Mayka agar tumbuh kembangnya optimal. Komunikasi Sagawa dengan orang baru yang kami temui selama melakukan terapi di luar rumah cukup baik. Aku memberinya banyak tugas yang berkaitan dengan sosialisasi dan ia mulai terbiasa dengan itu. Sedang terapi sentuhan berjalan sebagaimana mestinya dan Sagawa akhirnya memiliki kepercayaan diri. Bila ia cukup jantan saat ini. Ia bisa memulai membuka hatinya untuk mencintai perempuan lain. "Sekarang waktunya keterampilan diri, Sagawa." "Aku sangat siap menunggu waktu ini, Minaki," ucapnya dengan binar penuh semangat. "Baiklah. Ini akan menjadi perjalanan jauh pertamamu bersamaku." "Dan Mayka," Sagawa melengkapi. Setelah rekapan terapi Sagawa disetujui oleh yayasan yang me
Baca selengkapnya
Masuk Ke Mulut Buaya
"Minaki, apa mentorku sudah datang? Aku gugup sekali."Sagawa sudah siap dengan pakaian bersepeda gunung yang melekat sempurna di tubuh tingginya. Dengan tangan kiri membawa helm khusus bersepeda berwarna biru. "Belum, Sagawa. Mungkin sebentar lagi."Sudah dua bulan kami tinggal di dataran tinggi Ebino. Kami menempati vila kecil keluargaku ini tanpa sepengetahuan orang tuaku. Hanya Kak Yamada yang tahu. Cuaca semi tropis disini sangat cocok dengan Sagawa yang menyukai iklim tidak terlalu dingin seperti di Tokyo. Dan pemandangan alam sesuai dengan jiwanya yang menyukai olah raga ekstrim."Empat minggu belajar menggunakan sepeda downhill bukan hal yang mudah, Minaki. Aku sangat senang diperbolehkan ikut turnamen ini walau masih sangat pemula. Aku akan berusaha sebaik mungkin!" ucapnya antusias."Aku ikut senang kalau kamu menyukainya dan membuat perkembangan mentalmu membaik.""Ya. Aku tidak sabar segera dinyatakan sembuh lalu melakukan olah raga menantang lainnya.""Sebentar lagi. Ka
Baca selengkapnya
Kita Pergi Sekarang?
"Dina, kita harus bagaimana?" tanya aku cemas. Dina memandangi sekitar untuk menemukan tempat yang cocok untuk bersembunyi dari tatapan perempuan tadi. Yang kini justru bercakap-cakap dengan temannya sambil menatapku. "Kita ke sebelah tenda panitia saja." Dina segera mendorong kursi rodaku tanpa banyak kompromi."Maaf, Dina. Merepotkanmu.""Tidak masalah, Minaki San. Aku tahu kamu nekat melakukan ini karena rasa tanggung jawabmu pada Sagawa."Setelah tiba di samping tenda, Dina mengunci roda kursi rodaku lalu mengintip kesana kemari untuk memastikan tidak ada yang mengetahui keberadaan kami.Entah jika tidak ada Dina, apa yang akan terjadi padaku. Hampir tiga jam lamanya kami menunggu Sagawa di sini. Sedari tadi aku terus berdoa agar ia tiba dengan selamat tanpa cedera apapun. Sungguh aku sangat mengkhawatirkan dirinya. "Jangan cemas, Minaki San. Sagawa pasti tiba dengan selamat."Dina ikut meremas kedua tanganku yang saling meremas. Hatiku sangat cemas dan pikiranku tidak karuan.
Baca selengkapnya
Bukan Minaki, Tapi Tunangan
POV MINAKI "Dina tutupi aku menggunakan tubuhmu!"Aku tidak memiliki waktu untuk lari dari kejaran paparazi. Apalagi menyuruh Dina mendorong kursi rodaku keluar dari tempat ini. Dina langsung menutupi keberadaanku dengan tubuhnya sambil menghadap ke arah paparazi yang berjalan ke arah kami. Tidak banyak, hanya empat orang.Namun jika aku salah memberi jawaban maka itu bisa berdampak pada diriku sendiri, terlebih putriku. Aku dan Mayka tidak sekuat Jayka yang bisa mengatur dan membereskan masalah ini. Juga, kami tidak sanggup jika digunjing masyarakat terkait hubungan kami. Kami tidak ada yang melindungi. Aku belum kembali pada kedua orang tuaku."Siapa kalian? Mau apa mendatangi kami?" Dina bertanya tegas."Kami hanya ingin tahu apa benar perempuan yang berada di belakangmu itu adalah Minaki Siraga?""Bukan! Namanya Nathasya. Kami bukan asli orang Jepang. Kami dari Asia Tenggara. Kalian salah orang. Pergilah!"Keempat paparazi itu saling pandang dengan kamera dan perekam yang siap d
Baca selengkapnya
Satu-Satunya Wanita Dalam Hatiku
POV MINAKI "Apa ini sakit, Sagawa?" tanyaku ketika melihat lengannya membiru. Kami sudah tiba di vilaku sejak dua jam yang lalu. Dan aku langsung membantu Sagawa mengobati luka dan mengompres bagian lengannya yang memar. "Iya, tapi aku harus kuat. Lelaki tidak boleh gampang mengeluh. Dan aku harus siap menerima resiko dari olahraga ekstrem yang kugeluti sekarang." "Biar aku kompres." Tanganku memegang kompres yang sudah terisi es batu dan meletakkannya secara bergantian di beberapa bagian tangannya yang terlihat memar. Sagawa hanya meringis sesaat namun ketika tanganku akan menarik kompres itu, tangan Sagawa langsung menahannya. "Boleh aku tanya, Minaki?" "Tentang apa?" "Hubungan masa lalumu dengan Jayka. Apa itu benar seperti yang paparazi katakan?" "Sagawa, aku sebenarnya benci jika disuruh mengungkit cerita masa lalu yang terlalu menyesakkan itu. Kalau bisa jangan pernah tanya ada apa." "Maaf, tapi aku sangat ingin tahu. Karena aku menganggapmu bukan hanya sekedar terap
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
282930313233
DMCA.com Protection Status