All Chapters of THE POSSIBLE: Chapter 101 - Chapter 110
145 Chapters
seratus satu
AKU tahu Yuval sulit sekali mengendalikan kegembiraannya akhir-akhir ini. Gagasan untuk memiliki kantor sendiri dan menyimpan setengah uang jasa tanpa perlu izin praktek sangat menggetarkan perasaan. Kalau aku tidak mengüsiknya, ia akan membereskan kantor itu dengan baik dalam seminggu. Aku tak pernah melihat energi sebesar itu. Mungkin ia sedikit terlalu bersemangat, tapi aku akan membiarkannya.Akan tetapi, ketika telepon berdering lagi dua pagi berturutan sebelum matahari terbit, dan aku mendengar suaranya, sulit untuk bersikap manis."Apa kau sudah lihat koran?" ia bertanya gembira."Aku sedang tidur tadi.""Maaf. Kau tidak akan percaya ini. Henry dan Prince muncul menghiasi halaman depan.”"Tidak bisakah ini menunggu satu-dua jam lagi, Yuval?" aku bertanya. Aku bertekad menghentikan kebiasaannya yang lancang ini sekarang juga. "Kalau kau mau bangun pukul empat, itu tidak apa-apa. Tapi jangan meneleponku sampai pukul tujuh... tidak..
Read more
seratus dua
Aku dan Bolie sudah dua kali bicara per telepon sejak menerima hasil ujian. Seperti diduga, ia menanggapinya sebagai langkah mundur yang sangat kecil dan sangat sementara. Seperti diduga, ia benar benar gembira untukku. la sudah duduk di bagian belakang kedai kecil itu ketika aku masuk. Kami saling menyapa, seolah-olah sudah berbulan-bulan tak berjumpa. Kami memesan teh dan gumbo tanpa melihat daftar menu. Anak anak sehat-sehat saja. Emily baik-baik.la tetap bersemangat dengan kemungkinan toh ia akan lulus kelak. Aku tak menyadari betapa dekat yang sudah ia capai, tapi nilai totalnya hanya satu angka di bawah nilai kelulusan. la sudah minta peninjauan kembali, dan Panitia Ujian sedang meneliti kembali ujiannya.Jose Matthew menanggapi berita kegagalannya dengan keras. Sebaiknya ia lulus Iain kali, atau biro hukum itu terpaksa menggantinya. Bolie tak bisa menyembunyikan stres ketika bicara tentang Jose Matthew. "Bagaimana Denis Lennon?" tanyaku.Men
Read more
seratus tiga
Menanggapi kritik selama bertahun-tahun dari orang awam maupun pengacara, peraturan mengenai prosedur belum lama ini diganti, dalam usaha untuk mempercepat proses peradilan. Sanksi untuk gugatan yang tak keruan ditingkatkan. Batas waktu untuk manuver-manuver prasidang ditetapkan. Para hakim diberi wewenang lebih besar untuk meluruskan gugatan, juga didorong untuk lebih aktif dalam negosiasi penyelesaian perkara. Banyak peraturan dan undang-undang ditetapkan, semuanya untuk merampingkan sistem peradilan perdata.Tercipta di tengah tumpukan peraturan baru ini adalah prosedur yang dikenal sebagai "jalur cepat”, dirancang untuk membawa kasus-kasus tertentu lebih cepat ke persidangan daripada lainnya. Istilah "jalur cepat” langsung ditambahkan dalam bahasa hukum. Pihak pihak yang terlibat boleh minta kasus mereka dipercepat, tapi ini jarang terjadi. Jarang ada tergugat yang setuju menempuh jalur cepat menuju ruang sidang. Karena itulah hakim punya wewenang untuk memutuskannya atas pertimba
Read more
seratus empat
Satu jam kemudian, aku hampir saja meneleponnya. Ketika aku kembali ke kantor, sudah menunggu sebuah amplop tebal dari Skadden. Martin van Tyler, selain berkabung untuk temannya, ternyata juga sibuk bekerja. Mesin mosi sedang bekerja dengan kecepatan penuh.la mengajukan mosi pembatalan gugatan dengan alasan biaya, suatu tamparan ringan di wajahku dan klienku. Karena kami berdua miskin, Martin menyatakan khawatir atas kemampuan kami membayar biaya. Ini mungkin terjadi suatu hari nanti, bila kami akhirnya kalah dan diperintahkan oleh hakim untuk membayar biaya perkara yang ditimbulkan oleh kedua belah pihak. la juga mengajukan mosi meminta pengadilan menjatuhkan sanksi finansial kepada aku dan klienku karena mengajukan gugatan sembrono.Mosi pertama itu bukan apa-apa, cuma sekadar mencari posisi. Yang kedua itu sangat keji. Keduanya disajikan dalam makalah panjang yang rapi dengan catatan kaki, indeks, dan daftar pustaka.Ketika aku membacanya dengan cermat untuk kedua kali, aku memutu
Read more
seratus lima
Ada beberapa pemain yang lebih tua dengan perut lebih buncit dan kaki lebih lamban. Mereka tampak menggelikan, berusaha lari di antara base dan memburu bola. Rasanya aku hampir bisa terdengar otot mereka berderak kendur. Namun mereka lebih bersemangat dari pemain-pemain yang lebih muda. Mereka ingin membuktikan sesuatu.Aku dan Ronnie Kray bicara sedikit. Aku membelikan ia popcorn dan soda dari kios. Ia mengucapkan terima kasih padaku, dan berterima kasih lagi karena membawanya ke sini. Aku menaruh perhatian khusus pada baseman ke tiga dari regu Seido, pemain bertubuh kekar dengan tangan dan kaki cepat. Ia bergerak cekatan dan tangkas, banyak mengumpat regu lawan. Inning itu sudah selesai, dan aku mengawasinya berjalan ke pagar di samping tempat tunggu, mengucapkan sesuatu kepada istrinya. Anne tersenyum. Aku bisa melihat lesung Pipi dan gigi itu dari sini, dan Yarber tertawa. Ia mencium bibir Anne dengan cepat dan berjalan pongah untuk bergabung dengan regunya ketika mereka bersiap
Read more
seratus enam
Di seberang gang sempit itu, meja pembela dihuni padat. Martin van Tyler sudah tentu duduk di tengah, menghadap ke meja hakim, para associate mengelilinginya. Dua orang di setiap sisi. Martin umur enam puluh, alumnus Fakultas Hukum Sacred Heart, dengan pengalaman 36 tahun dalam persidangan. George Formby umur 39, alumnus Fakultas Hukum Sacred Heart, seorang partner di Chris & Fou, dengan pengalaman empat belas tahun di segala pengadilan. Arnold Summergill umur 31, lulusan Columbia, belum lagi jadi partner, dengan pengalaman enam tahun. Hammond Junior umur 28, pengalaman dua tahun, dan terjun untuk pertama kali dalam kasus ini sebab, aku yakin, ia lulusan Harvard. Yang Mulia Denis Lennon, yang sekarang resmi sebagai hakim, juga lulusan Harvard. Denis kulit hitam. Hammond juga. Ahli-ahli hukum kulit hitam lulusan Harvard tidak terlalu lazim di Southaven. Chris & Fou kebetulan punya satu orang, maka di sinilah dia, tak diragukan lagi hadir untuk mencoba membangun hubungan baik dengan Yan
Read more
seratus tujuh
"Saya interupsi sebentar, Mr. Martin," Hakim Denis berkata serius. Ucapannya terukur, suaranya bergema. "Saya sudah menerima mosi Anda, dan saya sudah punya makalah pendukung mosi itu." la mengangkatnya dan melambaikannya ke arah Martin. "Sekarang, Anda sudah bicara selama empat menit, dan Anda mengatakan tepat seperti yang tertulis di sini, hitam di atas putih. Apakah Anda punya sesuatu yang baru untuk ditambahkan?""Well, Yang Mulia, saya berhak untuk...""Ya atau tidak, Mr. Martin? Saya sepenuhnya bisa membaca dan memahami, dan bisa saya tambahkan bahwa Anda menulis dengan sangat baik. Tapi bila Anda tidak punya apa pun yang baru untuk ditambahkan, untuk apa kita berada di sini?" Aku yakin hal ini belum pernah terjadi pada Martin van Tyler yang agung, namun ia bertindak seolah olah itu kejadian sehari-hari. "Saya hanya mencoba membantu pengadilan, Yang Mulia," katanya sambil tersenyum."Ditolak," kata Denis datar. "Teruskan."Martin meneruskan tanpa kendur selangkah pun. "Baiklah
Read more
seratus delapan
"Oh, memang itulah yang akan kita lakukan. Kalau Anda punya sesuatu yang baru untuk ditambahkan, atau mungkin pokok persoalan yang membingungkan untuk dijernihkan, saya ingin mendengarnya. Tapi Anda hanya mengulangi apa yang sekarang saya pegang dalam tangan saya.”Aku melirik ke kiri dan sekilas menangkap wajah wajah yang sangat murung. Pahlawan mereka dicabik-cabik. Bukan pemandangan bagus. Aku menyadari bahwa orang-orang di seberang gang itu menanggapi urusan ini sedikit lebih serius daripada normal. Musim panas kemarin, aku banyak berdekatan dengan pengacara ketika aku magang pada sebuah biro hukum pembela perkara, dan setiap kasus sangat mirip dengan kasus berikutnya. Ketika bekerja keras, mengajukan banyak tagihan, tapi mengulur-ulur penyelesaian akhir. Selalu ada puluhan kasus baru menunggu.Aku mengendus suasana panik di sana, dan aku yakin bahwa itu bukan karena kehadiranku. Sudah jadi prosedur baku bagi biro hukum pembela perkara gugatan asuransi untuk menugaskan dua penga
Read more
seratus sembilan
Lima pengacara di meja pembela merogoh-rogoh mencari buku hitam kecil mereka, seolah-olah mencari tanggal saat mereka semua bisa hadir. "Jadwal sidang saya penuh, Yang Mulia," Martin berkata tanpa berdiri. Kehidupan seorang pengacara yang sangat penting berputar hanya pada satu hal: jadwal sidang. Martin dengan pongah mengatakan pada Denis dan aku bahwa dalam waktu dekat ini ia terlalu sibuk untuk urusan mendengarkan pernyataan.Empat orang kacungnya semua mengerutkan kening, mengangguk, dan menggaruk dagu bersama sama, kebab mereka pun punya jadwal sidang yang luar biasa padat dan tak bisa disela."Apakah Anda punya salinan dari affidavit Dr. Rahmad Preston?" tanya Denis."Punya," jawab Martin."Sudahkah Anda membacanya?""Sudah.""Apakah Anda mempertanyakan kesahihannya?""Well, saya, uh...""Ya atau tidak, Mr. Martin? Apakah Anda mempertanyakan kesahihannya?" "Tidak. ""Kalau begitu, pemuda ini akan meninggal dunia. Anda setuju bahwa kita perlu mencatat kesaksiannya, sehingga k
Read more
seratus sepuluh
Kami habiskan 500 dolar untuk uang sewa, 400 untuk alat-alat tulis dan kartu nama, sekitar 550 untuk biaya pemasangan listrik dan uang tanggungan, 800 untuk sewa telepon dan tagihan bulan pertama, 300 untuk angsuran pertama meja kerja dan mebel yang dibeli dari induk semang di bawah, 200 untuk iuran ikatan pengacara, 300 untuk biaya lain-lain yang sulit diingat, 750 untuk mesin faximile, 400 untuk sewa dan pembayaran bulan pertama sebuah komputer murah, dan 50 dolar untuk iklan pada buku panduan restoran lokal.Secara keseluruhan kami menghabiskan 4.250 dolar, yang kebanyakan untuk biaya permulaan dan tidak akan berulang. Syukurlah kalau Yuval sudah memperhitungkan sampai bilangan sen. la memperhitungkan biaya bulanan, sesudah biaya awal, sekitar 1.900 dolar. la pura-pura sangat gembira dengan perkembangan saat ini.Sulit untuk mengabaikan antusiasmenya. Waktunya dihabiskan di kantor. la masih lajang, jauh dari anak anak, dan tinggal di kota yang bukan kampung halamannya. Aku tak bisa
Read more
PREV
1
...
910111213
...
15
DMCA.com Protection Status