All Chapters of TAKDIR KEDUA: Chapter 71 - Chapter 80
122 Chapters
69: MONKEY SEE MONKEY DO
Bram berdiri dari tempatnya duduk, sementara Arseno masih bimbang, ia butuh penjelasan lebih. Bagaimanapun, ia tetap menyayangi adik perempuannya yang semakin sekarat setiap detiknya. "Ayah, tunggu! Ga, please... I'm begging you, tolong dampingi Vio. Setelah dia sehat, lo bebas nentuin langkah lo." "Gue bebas menentukan langkah gue sejak perceraian gue dinyatakan sah di mata hukum dan agama!" "Sudahlah Seno, tak ada gunanya kamu bicara dengan laki-laki seperti dia!" "Seperti apa, Om? Laki-laki bajingan dan infertil yang mungkin menyebarkan maninya di mana-mana karena sadar tak mungkin memiliki keturunan?" sinis Dirga tak terima dirinya lagi-lagi dilecehkan oleh keluarga Viona. Bram mendengus marah. Mukanya memerah. Kedua tangannya mengepal kuat. Begitu ingin ia menghabiskan pria yang dicintai puterinya itu. "Saya tidak pernah mengkhianati Viona. Terserah Om mau percaya atau tidak. Saya dididik untuk menghormati sucinya pernikahan. Silahkan Om tanya ke Vio
Read more
70: KEPUTUSAN
Bram meneteskan air matanya. Pun Kamila yang terisak di samping Viona. "Vio ga bisa percaya dengan siapapun. Begitu Vio tau Ditya mencintai Vio, Vio malah berulah, Vio mengkhianatinya karena Vio takut dia memulainya. Terlebih setelah Ayah meminta Vio melakukan hal keji itu. Juga ketika masalah datang ke pernikahan Vio, Vio ga sanggup menyelesaikannya malah lagi-lagi berlaku tidak pantas. Kalian mendidik Viona menjadi sampah!" "Karena itu Ayah akan di sini, walaupun untuk menyaksikanmu mati!" ucap Bram putus asa. "Ayah mencintai Ibu, Vio. Karena itu Ayah tak pernah meninggalkan Ibumu. Tapi Ayah terlalu murka dengan perbuatan Ibu, Ayah merasa tak berharga hingga bahkan Ibumu mencari kesenangan dengan laki-laki lain. Ayah tau Ayah bajingan, membalas perselingkuhan dengan perselingkuhan juga. Ayah akui Ayah salah, Ayah tak akan membela diri. Tapi tak pernah sekalipun Ayah berfikir untuk mencontohkan perbuatan bejat itu padamu, nak. Tidak pernah!" "TAPI ITU KENYA
Read more
71: Déjà vu!
Dirga mempercepat langkah menuju unitnya, akhir minggu ini adalah dua hari terakhir yang bisa ia nikmati bersama Andien sebelum mereka akan dipertemukan di meja akad. Dirga yang saat pertunangan sempat protes mengenai kebijakan pingitan menjelang pernikahan, akhirnya terpaksa menerima dengan muka tertekuk kesal.  "Dipingit seminggu itu sebentar, nak. Ga terasa, tau-tau udah sah." ucap Ummah saat itu.  Sementara Anggita - Mamanya malah terang-terangan mengejeknya "Nungguin bertahun-tahun aja sanggup. Masa nambah seminggu lagi aja merengut!
Read more
72: PAMIT
Andien tenggelam dalam lamunannya, hingga tak menyadari Dirga yang sudah duduk di sampingnya. Dirga mengelus pipi Andien lembut, sentuhannya menyadarkan Andien kembali.  "Aku lapar sayang."  "Ah iya."  Andien menuangkan nasi dan lauk pauknya ke piring Dirga. Karena kusut pikirannya, ia tak menuangkan apapun ke piringnya sendiri. Kekacauannya tak luput dari perhatian Dirga. 
Read more
73: PERTAMA & TERAKHIR
"Sayang... Andien... Hey baby, wake up please..." Dirga menepuk-nepuk wajah Andien yang tertidur sambil terisak. Dirga menghujaninya dengan kecupan-kecupan kecil agar Andien segera bangun dari tidurnya. Hatinya begitu terenyuh memandang wajah pilu sang kekasih.  "Andien... Andien bangun sayang!"  Andien membuka matanya. Ia mengusap kedua netra selayaknya orang yang baru usai menangis pilu. Andien bangun mendudukkan dirinya. Menatap Dirga yang terlihat begitu khawatir.
Read more
74: AT THE WEDDING
Akad nikah Dirga dan Andien digelar di sebuah café bertema outdoor di tengah hutan pinus di daerah Bogor. Acara yang akan digelar Sabtu pagi itu hanya dihadiri keluarga dan kerabat terdekat dari kedua keluarga.  Keindahan tempat itu membuat decak kagum para tamu yang sudah mulai berdatangan. Venue dipenuhi dengan ratusan bunga mawar putih, bunga yang paling Andien sukai. Dipadukan dengan berbagai ornamen dengan warna pastel, membuat tempat itu luar biasa memanjakan mata.&
Read more
75: HI WIFE
Dirga berjalan bersama Max mendekati seorang wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik di usianya. Wanita itu sedang termenung seraya menggenggam cangkir berlukiskan bunga mawar yang berisi teh hangat. Di sampingnya duduk seorang pria yang usianya terlihat sebaya dengan Kia dan Ken. Max mendekati wanita itu lebih dulu. "Aunty, Dirga wants to see you." ujar Max. Pria di sampingnya mengambil cangkir dari tangan Diand
Read more
76: KELUARGA
"Ayaaaah..." rajuk Sam tersedu seraya menggandeng tangan Davi. Davi membawanya ke Edo yang sedang bercengkrama dengan pria-pria lainnya seusai acara akad nikah Dirga dan Andien.  "Kenapa Sam? Kenapa sedih?" tanya Edo seraya mengangkat Sam yang menghambur ke pelukannya.  "Jealous!" Davi yang menjawab.  "Hah?" 
Read more
77: I'VE GIVEN UP
"Ditya..." panggil Andien.  "Hey... Selamat ya..." Ditya mendekat, lalu memeluk keduanya bergantian.  "Panjang umur dan bahagia bersama." Do'anya yang di aamiin-i oleh Dirga dan Andien.  "Ya ampun, gue kira siapa! Ayo masuk, makan dulu."  "Maaf Ndien, gue ngejar ke bandara. Mau balik ke London."
Read more
78: A NEW CHAPTER
"Lo ga hina sama sekali, bro. Yang bermasalah tuh Vio. Lo jangan jadi nyari-nyari kesalahan diri lo. Lo cuma mencintai orang yang salah. Sekarang lo buka tuh mata lo, pandang sekitar lo, jangan terpaku lagi dengan Vio. Selama ini mungkin lo udah banyak ngelewatin kesempatan lo nemuin cewek yang lebih baik."  Ditya tersenyum pada Dirga, dan saat itu pandangannya tertuju pada dua sosok perempuan yang berjalan di belakang Dirga. Andien dan perempuan lain yang ia tak tahu namanya, bergaun tanpa lengan berwarna peach dari bahan brukat lembut sepanjang lutut. Perempuan dengan surai lurus alami yang terurai itu terlihat begitu anggun di mata Ditya.
Read more
PREV
1
...
678910
...
13
DMCA.com Protection Status