All Chapters of TAKDIR KEDUA: Chapter 51 - Chapter 60
122 Chapters
49: DITYA
"Ditya? Ditya kan? Raditya Baskara?" sapa Andien.  Ditya tertegun menatap Andien. Tak pernah disangkanya, perempuan yang menjadi rival Viona kini ada di hadapannya. Dan wanita ini mengenalnya?  "Iya. Maaf siapa ya?"  "Gue Keinara. Kita pernah satu fakultas waktu kuliah dulu. 'lo jangan pingsan dulu', lo inget?"
Read more
50: A CRAZY YOUTH
“Dan kalau Dirga tau, menurut lo apa yang akan Dirga lakukan? Apa dia masih mau kembali pada Vio sementara sudah sebegitu sakitnya Vio memperlakukan dia?”  Jeda, Andien menarik napasnya panjang sebelum menuntaskan kalimatnya.  "Vio yang mengkhianati Dirga! Lo tau sakitnya orang yang dikhianati Dit?"  "Vio berkali-kali mengkhianati gue."  Lagi, Andi
Read more
51: PERTENGKARAN PERTAMA
Dirga masih diam.  Andien meremas-remas jemarinya. Mulai gelisah karena dinginnya sikap Dirga. Ia tau, Dirga pasti menyembunyikan sesuatu tentang Ditya. Di saat yang bersamaan, Andien ragu apakah harus memberi tahu Dirga tentang kondisi kesehatan Viona. Viona memang bersikap keterlaluan pada mereka, tetapi Andien juga tak mampu menepis rasa empatinya saat mengetahui rivalnya itu menderita salah satu penyakit yang paling ditakuti oleh kaum hawa.  Lampu merah di hadapan mereka menyala. Para seniman jalanan mulai menunjukkan warna suaranya. Andien tak tahan, ia memutuskan untuk b
Read more
52: MAKE UP KISS
"Maaf sayang..." Lirih Andien.  "Aku tau Vio sakit. Tadi aku di panggil Bang Irgi karena itu. Bang Irgi ga sengaja lihat Vio waktu mau kemo kemarin."  "Oh"  "Yang dibilang teman kamu itu benar. Kondisinya memang cepat memburuk beberapa minggu belakangan. Operasi harus secepatnya dilakukan, tapi dia menolak."  "Lantas?"
Read more
53: DOA
Dirga membuka kedua netranya, memandang Andien lekat. Andien mengangguk. Dirga pun tersenyum. "That's called makeup kiss! But after we married, every time you piss me off, there would be make out sex!" Andien tertawa. Mencubit hidung kekasihnya itu. "Ya ampun, aku gampangan banget ya. Hari pertama kita ketemu lagi, aku langsung mau diajak pacaran, menyambut ciuman kamu dengan suka hati. Terus sekarang udah dipegang-pegang dong. Astaga!" Dirga terkekeh. "Nanggung kan sayang? Tuntasin aja yuk?" Andien menggeleng. Dirga cemberut memajukan bibirnya. "Sayang, aku udah lepas KB." Ekspresi Dirga langsung berubah. Wajahnya bingung dan terkejut di saat yang bersamaan. "Kamu lagi terapi nutrisi kan? Kak Nisa dan Hana cerita. Minggu lalu mereka ke Bogor, kita sempet jalan sambil gibahin kamu." "Astaga!" Andien tertawa. "Sejak kapan buka KB?" "Beberapa hari setelah kamu kasih cincin ini ke aku. Kupikir kalau ada rencana menikah seperti ini, aku perlu persiapan juga. A
Read more
54: PERTUNANGAN
"Assalammu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh." "Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakaatuh." "Sebelumnya, saya ucapkan terima kasih atas kesediaan keluarga besar Bapak Hamdan Hanafi Tachsin dan Ibu Rosi Karenina Putri menyambut dan mengijinkan kami bersilaturahmi ke tempat yang inshaaAllah dimuliakan Allah ini. 
Read more
55: ANOTHER FIRST KISS
Andien dan Sandra sedang berbalas canda dengan Hangga dan Disti ketika Debby mendekati keduanya.  "Hangga, Disti... Aku pinjem Andien dulu ya." Ujar Debby, lalu mengedipkan sebelah matanya pada Sandra.  Sandra terkekeh pelan. "Ngerti deh gue."  "Apaan, Kak?" tanya Disti.  "Biasa, puber kedua! Ga tuntas tadi!" Jawab Sandra asal.
Read more
56: TAMU
Para tamu satu per satu meninggalkan kediaman Andien. Tersisa Hamdan, Rosi, Kiano, Kenan, Ian, Meta, Borne, Debby, Edo, Hana, Sandra, Dewa, serta anak-anak mereka, yang tentu saja tetap membuat rumah sederhana itu terasa begitu penuh tapi menyenangkan di saat bersamaan.  "Lo dari sini langsung balik, bro?" tanya Ian pada Borne.  "Ngga. Naik gue. Udah janji sama Ben naik kuda. Debby juga mau jajan apaan tau. Balik besok." Jawab Borne. 
Read more
57: SECRET LOVER
Ditya menoleh ke sumber suara, menatap Dirga yang seolah memancarkan laser dari kedua netranya, berang. Pria itu sudah berdiri tegak di belakang kursi Ditya.  Andien menarik napas panjang. Paham kekesalan Dirga, dan jua paham keputusasaan Ditya. Andien beranjak dari kursinya, berjalan mendekati Dirga, menautkan kembali jemari mereka.  "Dit, sebentar ya. Gue ngobrol sama Dirga dulu."  "Ga ada yang perlu diomongin tentang perempuan itu. Itu kesepakatan kita! Kamu lupa?" Dirga tersulut emosi.
Read more
58: LELAH
Ditya menatap Dirga dalam. Ia tau akan begini akhirnya. Jauh di dalam hatinya, ia pun ingin bersikap seperti Dirga.  "Gue minta maaf. Kalau dulu gue tau Vio menjalin hubungan dengan lo, gue bisa pastiin ga akan menikahi dia. Bahkan gue baru tau tentang lo waktu lo nguntit gue dari Tanamera ke sini. Itupun sebagai penguntit Vio, bukan sebagai cowonya Vio."  Ditya merasa ada yang meremas hatinya. Mendengar pria yang paling ia benci meminta maaf bahkan bukan karena kesalahan pria itu, membuatnya benar-benar merasa kalah. 
Read more
PREV
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status