All Chapters of TAKDIR KEDUA: Chapter 1 - Chapter 10
122 Chapters
PROLOG 1: A BROKEN HEARTED MAN
London, lima tahun yang lalu.Seorang pria berjalan lesu didampingi pengacaranya memasuki sebuah ruangan di KBRI London. Hari ini, ia akan menandatangi surat perceraian dengan perempuan yang sudah menjadi istrinya selama empat tahun ke belakang. Rasa nyeri di hatinya tak dapat ia tampik begitu saja. Harapan akan pernikahan yang lekang hingga akhir hayat tak terwujud untuknya.Kedua netra Dirga menatap kosong. Segala kenangan tentang perempuan yang terus saja menatapnya berkelebat tanpa jeda. Viona yang menemaninya melewati masa-masa terberat hidupnya. Viona yang selalu melompat ke pelukannya kala menyambut Dirga sepulang mencari nafkah. Viona yang menyukai kesendirian sewaktu kegelisahan menyapanya. Viona yang ketus saat hatinya terluka. Viona dengan wajah sendunya setiap kali melakukan uji kehamilan. Viona dengan semua masakannya yang memiliki rasa mengerikan, walaupun Dirga terpaksa harus menyantap sebelum tangisan perempuan itu menyapa teli
Read more
PROLOG 2: A WOMAN WHO WANTS TO DIE
 Jakarta, dua tahun yang lalu. "Sayang... Bangun yuk. Subuh dulu."Devan membangunkan Andien yang masih terlelap pagi itu. Istrinya itu membuka kedua netranya, menatap wajah pagi sang suami."Morning baby... Kamu terlihat pucat." gumam Andien."Aku agak pusing. Shalat dulu sayang, keburu habis subuhnya."Andien beranjak dari ranjang, melangkah menuju kamar mandi untuk mensucikan diri."A, are you ok?" tanya Andien begitu ia membentangkan sajadahnya.Devan yang sedari tadi hanya terduduk lemah di sisi ranjang, tersenyum menatap Andien. Pria itu kembali berbaring. Membuat Andien semakin khawatir.Andien segera melakukan ibadah subuhnya, perasaan tak enak begitu kuat menyapanya. Begitu menyelesaikan kewajibannya, Andien kembali menelisik keadaan Devan.
Read more
1: REUNI
Perempuan itu sedang menatap sepasang mempelai di atas singgasananya. Ingatannya berkelana ke masa dua belas tahun yang lalu, saat moment bahagia yang sama sempat ia rasakan. Sudah dua tahun, pria yang disebut suaminya itu pergi meninggalkannya. Seketika. Begitu saja. Jangankan ciuman perpisahan, bahkan pesan terakhirnya pun tak ada. Hanya desahan pelan yang sempat tersebut pria itu sebelum ketidaksadaran menguasainya, dan akhirnya tak mengembalikannya beberapa saat kemudian. Siapa yang tidak hancur ditempa ujian berat seperti itu? Bahkan beberapa jam sebelum kejadian naas itu terjadi, sepasang kekasih itu masih sempat saling bersenda gurau. "Mamaaa!" 
Read more
2: HUTANG DAN RINDU
 'Dirga. Aku Dirga.'Tiga kata itu berkeliaran di kepalanya, tapi tak juga terucap dari ujung lidahnya. Naas memang, Andien — perempuan yang ada di hadapannya tidak mengenalinya. Padahal Dirga tau akan seperti ini, ia bahkan sudah menyiapkan berbagai skenario untuk menguatkan hatinya. Tapi entah kenapa, tidak dikenali oleh orang yang terkasih, rasanya tetap saja menyedihkan. Andien, perempuan yang sosoknya sudah Dirga simpan dengan baik di suatu tempat dalam hatinya. Seseorang yang akhirnya ia menyerah untuk melupakannya. Mungkin beginilah sulitnya melupakan cinta pertama bagi beberapa orang naif seperti pria itu. Dirga mulai menyukainya sejak mereka masih anak-anak, beranjak remaja lebih tepatnya. Dua belas tah
Read more
3: A CHANCE?
 Andien menyesap kembali Salted Caramel Latte itu. Kopi dalam genggamannya terasa lezat sekali. Tak ragu, racikan cinta pertamanya itu benar-benar akan menjadi favoritnya. Cinta pertama? Ya, Dirga adalah cinta pertama Andien. Orang yang pernah menyelamatkannya. Walapun tidak secara langsung. Masa kecil Andien terlalu menyedihkan baginya. Tidak hanya menangis, terkadang ia bahkan menyakiti dirinya sendiri karena tak tahan dengan kesedihannya, tak urung membuat Andien kecil menjadi seorang penyendiri dan tertutup. Hingga suatu hari pengasuhnya menyampaikan jika ada seseorang yang menyukainy
Read more
4: KEMBALI
DIRGA Point of ViewAndien menatap lekat wajahku, lalu pandangannya turun mengamati penampilanku dari kepala hingga ujung kaki. Ia tersenyum, bukan senyuman yang tulus, tapi terlihat lebih dipaksakan."Jadi, selama itu Kak Dirga suka sama aku?" tanyanya.Bukannya tadi aku sudah bilang ya kalau aku mencintainya selama ini?"Tapi selama ini baik-baik aja kan tanpa aku?" lanjutnya lagi."Maksud kamu?" perasaanku mulai tidak enak, sepertinya akhir dari percakapan ini akan menyulut emosiku. Aku berusaha menenangkan gemuruh di dada dan kepalaku. Walaupun wajar jika ia meragukanku, tetapi menganggapku baik-baik saja sugguh itu tak benar sama sekali."Well, look at me Kak!""I am!"'Sedari tadi aku terus memandangmu sayang!' batinku."Aku tidak dalam level kepercayaan diri yang baik pada diriku sendiri. Apalagi untuk membuka hatiku lagi" katanya lagi
Read more
5: MASA LALU
 Dirga meletakkan Cantika yang sudah lelap di atas car seat di dalam city car milik Andien. Selesai memastikan bayi kecil itu tak terganggu tidurnya, Dirga mengamati keadaan di dalam mobil bercat putih itu. "Ga apa-apa pak bos, anget dempet-dempetan gini. Saya orang kampung, ga akur sama AC." ujar Sanah, seolah menjawab pertanyaan di benak Dirga. Dirga tertawa renyah, lalu berpindah, mendekatkan kepalanya ke jendela pengemudi. "Share loc begitu kamu sampe rumah ya, yang... Besok sebelum balik ke unit, aku mampir." "Emang Kak Dirga mau ke mana malam ini?" tanya Andien 
Read more
6: HARAPAN
Dirga sampai di rumah orang tuanya sekitar pukul satu dini hari. Setelah membersihkan diri, ia beranjak ke pantry untuk minum segelas air hangat yang sudah menjadi ritualnya setiap malam sebelum beranjak tidur. Sambil menikmati air hangat meluncur melewati tenggorokannya, ia mengetik pesan singkat untuk kekasih hatinya. [Me]Aku udah di Bandung.Sleep tight sayang. Setelah mengirimkan pesan singkat itu, Dirga menatap foto dirinya dan Andien yang tadi sempat ia ambil. Kedua sudut bibirnya naik kala menyadari pertemuannya tadi dengan sang cinta pertama bukanlah sebatas mimpi. "Pacar kamu,
Read more
7: GAMANG
Hari beranjak gelap. Dirga mencoba mengajak Andien untuk bicara berdua"Bisa kita bicara berdua?""Iya, bisa Kak. Tunggu ya, aku bawa anak-anak ke kamar dulu."Andien membawa ketiga malaikat kecil itu ke kamar ditemani Sanah untuk menyiapkan keperluan sekolah mereka esok hari, dan bermain santai sambil menunggu kantuk datang."Kita ngobrol di bangku taman aja kak?""Oke."Mereka duduk bersisian. Dirga menggenggam tangan Andien, lalu mengecup punggung tangan itu. Mereka lalu saling menatap dalam diam."Aku kangen lho!" ucap Dirga seraya memberi sentuhan lembut di pipi Andien."Hmmm..."Dirga mengecup bibir Andien sesaat."Udah selesai janji sama Papa kamu?""Iya udah. Soon to be Papa kamu juga."Andien terkekeh, sementara Dirga sibuk mengusap lembut surai Andien, mengunci wajah cantik itu dalam netra dan ingatannya."Setiap minggu kami giliran nemenin Papa berkuda. Bang Irgi,
Read more
8: MINE
Akhirnya hari ini tiba juga. Hari yang membuat Dirga semakin gelisah. Bukan berarti Dirga tidak percaya dengan Andien, tetapi mengingat hubungan kasih mereka yang benar-benar masih sangat singkat, ditambah Dirga tidak bisa menerka sejauh mana sepak terjang saingannya itu, semakin membuat pria itu bangun dari tidurnya dalam keadaan mood yang terjun bebas. Selesai melakukan ibadah subuhnya, pria itu lantas menyiapkan diri agar bisa datang lebih pagi ke kantornya. Seraya memakai pakaian kerjanya, Dirga men-dial nomor Andien, mengubah panggilannya ke speaker mode. 'tuuut' 'tuuut' "Pagi sayang!"
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status