All Chapters of Kembali Padamu: Chapter 11 - Chapter 20
37 Chapters
Chapter 11
Ini pacar kamu kah Di?" jari ibunya menunjuk ke arah Gewa. (Note:Jari ibu dipakai untuk menunjuk agar lebih sopan)."Ehhhh...bukan mas. Ini tu..." (belum sempat Diana melanjutkan dialognya Gewa langsung memotongnya)"Aku temennya Nur, dan... temen Diana juga. Hehe.. Selamat ya atas pernikahan kalian" Gewa melirik ke arah Nur yang terlihat tegang sedari tadi, melihat pertemuan antara suami dan mantan pacarnya itu."Semoga kalian berbahagia" pungkas Gewa. Kemudian para tamu undangan sudah membuyarkan diri. Acara resepsi telah usai. Bumi kian menggelap pekat, detak jam dinding menggema di ruang yang sudah dihiasi bunga - bunga indah.Ini hari pertama Nur dan mas Danung sebagai suami istri, hari pertama Nur tinggal di rumah mertua, dan juga malam pertama mereka, malam yang dinanti sepasang anak manusia yang saling mencintai. Tapi, bagaimana dengan pasangan pengantin yang cintanya bertepuk sebelah tangan seperti
Read more
Chapter 12
Mendengar kejujuran dari mulut Nur, mas Danung mencoba mendinginkan kepalanya.Memejamkan matanya, ditariknya napas dalam - dalam lalu dihembuskan, terdengar agak berat. Dia pun terdiam sejenak sambil menatap Nur dengan matanya yang sayu, yang malah membuat Nur merasa tidak enak setelah mengucapkan perkataan tadi."Nur apa alasan kamu menerima lamaran mas Danung waktu itu? Apakah bapak dan ibu memaksa kamu?" tanya mas Danung setelah dirinya sudah merasa lebih tenang."iya mas". Nur menundukkan kepalanya.Mas Danung meraih tangannya, membuat Nur mendongakkan kepalanya kembali, menatap suaminya."Tidak apa Nur, setidaknya kamu udah berkata jujur. Mas akan menunggu sampai Nur siap" ucap mas Danung membuat hati Nur yang sesak terasa lebih lega."Terima kasih mas" pungkas Nur sebelum akhirnya mereka sama - sama terlelap.***Nur bangun pagi - pagi sekali, lalu melangkah ke dapur untuk membantu Ummi yang sedang memasak."Eehh pe
Read more
Chapter 13
Nur sedang rebahan dikamar tidurnya sembari memainkan ponsel untuk menghilangkan rasa jenuhnya. Orang - orang di rumah itu sedang sibuk dengan aktifitasnya sendiri - sendiri, sedangkan Aisyah sudah balik ke pondok.Adanya Aisyah beberapa hari yang lalu membuat rasa jenuhnya lumayan hilang, usia mereka sebaya. Jadi pembicaraan atau obrolan mereka terbilang nyambung.Nur dan Aisyah sekelas pada saat duduk di bangku sd. Waktu itu mereka sangat dekat. Tapi ketika kenaikan kelas ke jenjang smp Aisyah melanjutkan pendidikannya di pondok pesantren, sampai saat ini. Mereka sangat jarang bertemu, jadi setelah itu pertemanan mereka agak merenggang. Dan lucunya sekarang mereka malah jadi saudaraan."Nur!" Terdengar panggilan dari ummi. Sepertinya suaranya dari arah dapur.Nur segera bangkit dan mendekat ke sumber suara."Dalem mi? Ada apa nggih mi?" sahut Nur lembut dan santun."Ini ummi buat kolak banyak, kamu berikan ini ke ibu- bapak. Ini banyak
Read more
Chapter 14
Langkah Nur tertuntun memasuki toko buku itu. Teman sepekerjaan kompak memberi selamat pada pengantin baru itu. Diana yang baru datang pun tiba - tiba berteriak memanggil nama Nur dan langsung memeluk sahabatnya itu."Diana! Kamu ini kebiasaan deh, teriak -teriak mulu" keluhnya pada sahabatnya itu.teman - temannya yang lain hanya cekikikan melihat tingkah 2 gadis itu, lalu buyar meninggalkan mereka berdua."Hehe... ya maaf, pengantin baru jangan marah - marah dong" ucap Diana sembari cengengesan."Gimana Nur?" pertanyaan yang penuh ketidak jelasan dari Diana. Memainkan satu alisnya naik turun, dengan ekspresi wajahnya yang absurt."Apanya? gak jelas banget sih Di?" Nur cemberut menanggapi pertanyaan sahabatnya yang tidak jelas itu."Iiisshhh! Malam pertama kamu lah!" terangnya tanpa malu - malu, sambil tertawa renyah."Astagfirullah Di! aku timpuk ya!" jawab Nur kesal."Kan aku pengen tau Nur" bujuknya, ia tersenyum menampakkan
Read more
Chapter 15
Mas Danung meraih tangan Nur."Nur, ayok pulang!" ajak mas Danung datar, matanya melirik sinis ke pria yang ada di depan Nur.Nur hanya terdiam tak bersuara, sempat beradu pandang dengan Gewa beberapa detik lalu menaiki motor yang dikendarai mas Danung.Dari raut wajah mas Danung sepertinya dia agak kesal. Nur berpikir apakah mas Danung sedang marah padanya? Sempat terdiam cukup lama pada saat perjalanan, sampai akhirnya mas Danung tak tahan ingin segera mengeluarkan unek - unek pertanyaan yang terjebak di kepala."Itu teman kamu yang kemarin datang ke nikahan kita kan? tanya mas Danung,seolah menginterogasi."Iya mas, namanya Gewa. Tadi nggak sengaja dia lewat terus nawarin bantuan buat nganterin aku. Tapi, aku nggak mau kok mas." Nur menjelaskan pada suaminya panjang lebar.Mendengar jawaban dari Nur tak membuat mas Danung bersuara,tapi raut wajahnya seperti menyimpan kecurigaan yang bercampur dengan rasa cemburunya. Jelas saja di
Read more
Chapter 16
"Mas, Nur kepingin tinggal dirumah ibu bapak "Perkataan Nur barusan membuat mas Danung menatapnya kebingungan."Maksudnya aku dan mas Danung tinggal disana, aku pengen tidur dikamarku lagi mas" terang Nur pada suaminya."Memangnya kalo tinggal disini kenapa? Lagian jarak rumah ini sama rumah bapak ibu kan nggak jauh. Kalo kamu kangen bisa pulang kesana sebentar." mas Danung menggeleng - gelengkan kepalanya."Ya bukannya gitu sih mas, Nur kepengen aja gitu tinggal bareng sama bapak ibuk lagi. Boleh ya mas?Kita tinggal disana aja ya!" tetap mencoba membujuk suaminya agar mendapat ijin."Iya, mas ngomong dulu sama ummi dan abi. Tapi mas punya 1 syarat." "Apa mas?" tanya Nur penasaran."Seminggu setelah kita tinggal dirumah ibu bapak kamu harus sudah siap menjalankan kewajiban kamu sebagai istri" jawab mas Danung membuat Nur menjadi ragu, dan langsung terdiam tak menjawab."Gimana Nur?" Imbuh mas Danung.Setelah beberap
Read more
Chapter 17
"Siapa yang mengirimkan pesan malam - malam begini?" gerutunya dalam hati.Tak di sangka dia mendapat pesan dari mantan kekasihnya.Gewa: Hi Nur! Bagaimana kabar kamu?Raut wajah Nur berubah menjadi sedih. Dia sangat merindukan pria itu, tapi apa boleh buat? Cincin yang melingkar di jari manisnya itu menjadi benteng besar antara dia dan Gewa. Jarinya gemetar mengetik huruf demi huruf untuk membalas pesan dari Gewa.Nur    :Baik. Ada perlu apa? ngechat.                      malam - malam            begini?Gewa: Maaf Nur, pasti sekarang kamu                    lagi sama suami                 kamu ya? Aku jadi nggak enak                      ganggu moment          &nb
Read more
Chapter 18
Suasana alun - alun yang tadinya hangat seolah - olah membeku seketika setelah kedatangan Gewa."Hai mas! ketemu lagi kita." Gewa tersenyum, memberi sapaan pada mas Danung. Berusaha mencairkan suasana."Hai! Gewa kan? kesini sama siapa?" tanya mas Danung berbasa - basi. Dengan intonasi yang sedikit kaku."Aku sama temen - temenku, mereka sudah pada balik duluan. Sebenernya aku juga mau pulang tadi, eh nggak sengaja lihat kalian disini." terang Gewa.Mata Gewa tertuju pada mantan kekasihnya yang sedari tadi fokus menatap dirinya, sendu."Kapan balik ke perantauan?" tanya Nur dengan suara pelan."Aku udah nggak kerja di sana lagi Nur. Udah lumayan lama sejak hari itu. hehe.. Lagi cari kerjaan di deket - deket sini" sedikit tertawa untuk menyembunyikan kesedihannya.Mendengar jawaban Gewa membuat mas Danung bingung. 'Sejak hari itu?' apa yang dimaksud Gewa? Mas Danung tidak mengerti karena dia memang tidak tahu apa - apa.Mengetah
Read more
Chapter 19
Tak tahan dengan pertanyaan - pertanyaan yang menggumpal di dalam kepalanya, membuat mas Danung mengumpulkan keyakinan untuk menanyakan langsung pada Nur."Nur, mas mau nanya sesuatu." kata mas Danung."Silahkan mas. Mau tanya apa?" tanya gadis itu dengan suara yang pelan."Kamu sudah berapa lama kenal sama Gewa?" Pertanyaan mas Danung membuatnya tersedak air liurnya sendiri."Minum dulu, Nur!"Mas Danung sigap, menyodorkan gelas yang berisi air putih untuk meredakan batuk istrinya."Nur dan Gewa... su..sudah lumayan lama  saling... mengenal, mas." Jawab Nur tergagap."Kenapa ya mas?" tanya Nur."Gak apa - apa kok Nur. Mas cuma pengen tau aja. Ngomong - ngomong belakangan ini sepertinya kamu sering ketemu dengan Gewa ya? Ah, bukan, maksudnya kita." Mas Danung mencoba menginterogasi istrinya yang sedang gugup itu."Ah, benar juga ya mas?. Itu cuma kebetulan aja mas."Nur mencoba menyembunyikan kekhawa
Read more
Chapter 20
Tampaknya Nur sedang tergesa - gesa bersiap untuk bekerja. Mas Danung hanya geleng - geleng kepala melihat Nur yang selalu terburu - buru setiap ingin berangkat kerja.Meja make up tampak berantakan karena ulah gadis itu. Nur segera berpamitan pada mas Danung, lalu bergegas untuk berangkat kerja.Kebiasaan buruknya adalah kesiangan. Untung saja ia sampai di tempat kerjanya tepat waktu.Ia bergegas memarkirkan sepeda motornya, lalu segera memasuki toko buku itu. Setelah Nur menyimpan tasnya di loker karyawan,Ia lalu menghampiri Diana yang sedang merapikan buku - buku yang berantakan di etalase toko tersebut.Diana sudah tak heran ketika melihat sahabatnya yang  ngos - ngosan seperti habis di kejar anjing."Hemm kesiangan lagi kan?" tanya Diana ketus."Iiihhh gitu amat sih Di? Biasalah Di." jawab Nur manyun."By the way kamu udah bener - bener sehat Nur?" tanya diana lagi, memberi perhatian kecil kepa
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status