All Chapters of Gairah Liar Playboy Tajir: Chapter 41 - Chapter 50
116 Chapters
Ke Puncak Asmara
"Kami pamit dulu, Ma, Pa," ucap Leon yang sudah membahasakan panggilan kedua orangtua Evita dengan 'mama papa'."Hey, Jagoan! Jaga puteriku baik-baik ya!" pesan Dokter Philip Meyers menunjuk Leon dengan nada tegas."Siap, Papa Mertua!" sahut Leon seraya terkekeh. Dia lalu merangkul pinggang ramping Evita menuju ke mobil Lamborghini Aventador gold miliknya lalu membukakan pintunya untuk kekasihnya itu. "Silakan, Princess," ujar Leon lalu menutup pintu itu dan berlari kecil ke sisi bangku pengemudi.Dia membunyikan klaksonnya sekali sebelum meninggalkan halaman rumah keluarga Meyers. Leon menarik napas lega karena dia berhasil mendapat restu orangtua Evita dan juga papi maminya tadi. Leon berencana menghubungi ketiga abangnya dan keponakan-keponakannya yang sudah terlebih dahulu menikah sebelum dirinya."Baby, nanti malam temani aku zoom meeting bersama saudara-saudaraku ya? Aku akan memperkenalkanmu kepada mereka," ujar Leon seray
Read more
Good Bloodline
Seusai mandi sore yang panas bersama kekasihnya itu, Leon makan malam terlebih dahulu. Leon memesan menu makan malam ke restoran La Piazza di lantai bawah. Dengan segera pegawai restoran itu mengirimkan pesanannya ke lantai 50."Kita makan malam dulu, Eve. Masih ada setengah jam sebelum janji zoom meetingnya," ajak Leon duduk di samping Evita mengelilingi meja makan."Sedang ingin makan seafood rupanya," komentar Evita melihat assorted mixed seafood dengan saus berwarna merah jingga yang tampak pedas di tengah meja makan dengan 2 piring nasi putih.Mereka makan berdua dengan asik, Leon mengupaskan kepiting dan lobster dari cangkangnya yang berduri untuk Evita lalu menaruhnya di piring kekasihnya itu."Kau perhatian sekali, Leon Cintaku!" puji Evita sembari melepas senyum manisnya lalu menyuapi Leon juga dengan udang dan daging kerang berlumur saus pedas yang lezat itu."Enak sekali kalau kau yang menyuapiku, Eve," ucap Leon senang.Setelah s
Read more
On The Wedding Day
Acara pernikahan Leon dan Evita diselenggarakan di Secret Lover Island milik Leeray dan Deasy yang letaknya berdekatan dengan Australia Barat. Semua tamunya adalah keluarga besar klan Indrajaya bersama menantu dan orangtua Evita saja. Leon mengirimkan ke masing-masing alamat sebuah helikopter untuk menjemput tamunya. Memang sebelum Leon lahir, papinya membeli perusahaan transportasi helikopter, ternyata tanpa dia sadari pemikirannya yang maju itu mempermudah acara pernikahan putera bungsunya. Di landasan bandara kecil yang dibuat oleh Leeray dan Deasy untuk tamu resort pulau pribadi mereka, berjajar helikopter yang mendarat di sana. Pasangan suami istri itu bersama Poseidon, kembaran Midori, anak kembar mereka menyambut kedatangan para tamu dari perjalanan jauh. (Kisah cinta Leeray dan Deasy beserta Leonard dan Elena ada di novel Trapped by Possesive Billionaire)Leonard dan Elena berada satu helikopter bersama Dokter Philip Meyers dan D
Read more
Dance With My Father Again
"Happy Wedding, Leon!" seru Kenzo dengan wajah gembira memeluk erat sobatnya itu yang tak lain adalah paman istrinya, Midori.Midori juga memeluk paman keempatnya itu. "Selamat, Leon, Evita!" Kemudian memeluk Evita juga. "Beri salam untuk Kakek Leon, Kenshin. Hihihi," ujar Midori cekikikan mengerjai pamannya yang sebenarnya seumuran dengannya.Dengan lengannya yang kuat, Leon menggendong putera Midori dan Kenzo yang berusia 4 tahun itu. "Hello, Kenzo Junior! Jangan dengarkan mama, ini Leon ... Pamanmu yang ganteng dan awet muda," ujarnya dalam bahasa Jepang yang fasih.Kenshin menuruti Leon dan memanggil, "Paman Leon!""Dia sangat menuruni Kenzo, tidak bandel sepertimu, Mi!" ejek Leon seraya menjulurkan lidahnya ke arah Midori. Sementara Kenzo hanya terkekeh menanggapi istrinya yang merajuk. Leon dan Midori selalu senang berkelahi dari dulu sejak masih tinggal bersama di Perth.Jacob, Jane, Poseidon, dan anak-anak Michael juga mengerumuni pasangan
Read more
Semesra Lembayung Senja
Leeray dan Deasy tersenyum puas ketika melihat pasangan pengantin baru itu menyukai kamar pengantin yang mereka hias berdua. Kamar pengantin di floating cottage itu dihiasi dengan bunga-bunga segar yang menguarkan aroma harum nan manis. Lampu kamar sengaja dipadamkan tergantikan oleh lilin-lilin di dalam gelas-gelas kaca yang diletakkan di berbagai penjuru ruangan. Kemarin Deasy yang membuat bentukan sepasang angsa dari bahan bedcover putih di atas ranjang pengantin yang bertabur kelopak bunga mawar merah yang berbentuk hati."Kurasa ini hasil karya Deasy, apa benar?" tebak Leon karena tahu istri abang sulungnya itu seorang seniman terkenal di Perth. Deasy, wanita yang sangat kreatif dan juga romantis sangat cocok dengan Leeray."Tentu saja, Leon. Abangmu itu buta tentang kerajinan tangan. Hahaha," sahut Deasy mencubit hidung mancung suaminya sambil bergelanyut manja di pelukan Leeray."Katakan saja aku beruntung mendapatkanmu, Dewiku," balas Leeray
Read more
Bertemu Pasien Mengejutkan
Usai menikmati hari-hari penuh kemesraan bersama suami barunya di Lover Secret Island, akhirnya Evita harus kembali ke Jakarta karena dia harus bekerja lagi di hari Senin. Dia tidak bisa terlalu lama berlibur karena pekerjaannya sebagai psikolog di rumah sakit.Pagi itu dia berpamitan dengan Leon di depan pintu lobi rumah sakit. Suaminya seolah begitu berat melepaskannya untuk pergi bekerja."Hubby, nanti kita sambung lagi sepulang kerja ...," ucap Evita mendorong dada Leon yang mencondongkan tubuhnya menciumi lehernya dengan mesra di dalam mobil Lamborghini gold metaliknya. "Hmm ... aku masih ingin bersamamu, Eve," jawab Leon meremas-remas gundukan di balik baju kerja istrinya."Tiiiiinnn ...tiiiinnnn ...."Pengemudi mobil di belakang mobil Leon membunyikan klakson dengan kesal karena mobil di depannya tak kunjung bergerak dari depan lobi rumah sakit. Dia membawa pasien untuk berobat."Bye, Leon!" pamit Evita buru-buru membuka pintu mobil untuk kabur dari keganasan suaminya. Dia ter
Read more
Obsesi Matthew Leigh
Evita dengan segera menarik tangannya dari Matthew Leigh lalu menaruhnya di pangkuannya. Jantungnya berdebar kencang karena ketakutan. Pasien kejiwaannya kali bukan pasien biasa, itu tampak dari tatapan mata pria itu, seorang dominan yang obsesif. "Apa kau takut kepadaku, Dokter Evita?" tanya pria itu menyeringai geli menatap wajah Evita.Namun, Evita memilih untuk berpaling menghindari tatapan penuh hasrat itu. Dia seorang wanita bersuami saat ini. Leon juga menempatkan pengawal di depan pintu ruang praktiknya. Bila pria bule di hadapannya ini tidak buta pastilah dia mengetahuinya juga."Sejujurnya iya, Anda membuatku takut, Paman Matthew. Apa benar Anda ingin sembuh dari sadomasokisme itu atau tidak? Aku tidak ingin menjadi obyek fantasi Anda, please ...," ucap Evita dengan tenang sekalipun dalam hatinya sangat tegang.Matthew melihat cincin pertunangan wanita itu telah berpindah posisi di jari manis kanan. Dia pun bertanya, "Apa kau sudah menikah dengan tunanganmu, Dok?""Ya, kami
Read more
Menabuh Genderang Perang
Usai membaca pesan dari George Whittman, Leon berkata kepada Kenzo, "Apa kau bisa membuatkan jam tangan dengan GPS pelacak seperti yang kau buat untuk Midori dulu, Ken?""Untuk Evita?" tanya Kenzo penasaran seraya mengangkat sebelah alisnya.Leon mengangguk-anggukkan kepalanya. "Aku merasa ada sesuatu yang buruk yang telah terjadi pada Evita. Tidak biasanya dia ingin menemuiku di jam kantor. Mungkin salahku terlalu sering mencari musuh ...," jawab Leon risau."Aku akan mengantar jam tangan itu nanti setelah makan malam bersama Kakek Leonard. Apa nanti malam kau datang juga ke Indrajaya Residence?" tanya Kenzo sembari berdiri. Leon memberinya beberapa pekerjaan yang harus segera dia lakukan.Mereka berdua berjalan menuju ke pintu keluar ruangan CEO. "Aku akan datang bersama Evita ke rumah papi mami. Kau bisa memberikan jam tangan itu nanti malam. Hei ... tak perlu yang seindah milik Midori. Kau berusaha terlalu keras saat membuatnya, Sobat! Zamrud dan mirah delima itu mahal, kau memang
Read more
Dihujani Tembakan Bunga Mawar
Evita tetap berada di ruang kantor Leon hingga suaminya selesai bekerja pukul 16.00 WIB. Dia menghabiskan waktunya dengan membaca majalah-majalah bisnis yang ada di meja sofa.Ternyata suaminya sangat populer sebagai seorang businessman, dia beberapa kali menemukan artikel mengenai Leon di majalah itu dan ada juga majalah yang meliput eksklusif dengan Leon sebagai bintang sampul depan majalah bisnis. Pria yang sangat tampan dan berkharisma. "Pekerjaanku sudah selesai hari ini, Sayang. Ayo kita pulang," ajak Leon mengulurkan tangan kanannya ke hadapan Evita yang langsung disambut dengan genggaman lembut oleh wanita itu."Gio, Adri, aku pulang dulu ya," pamit Leon kepada kedua sekretarisnya yang berdiri di balik meja kerja mereka sambil menggandeng Evita."Baik, Pak Leon. Selamat sore, hati-hati di jalan," sahut kedua sekretaris Leon itu.Mereka berdua pun turun dengan lift ke lantai lobi Indrajaya Realty. "Apa kau bosan menungguku di kantor, Eve?" tanya Leon seraya membelai pipi Evit
Read more
Going to Maldives
Setelah mengisi air hangat di bathtub yang dicampur dengan garam mandi beraroma lavender dan juga bubble bath, Leon membantu Evita masuk ke dalam bathtub bersamanya. Tangan Leon membelai gunung kembar istrinya yang puncaknya mengeras karena gairah. "Apa kau ingin bercinta di dalam air bersamaku, Eve Sayang?" goda Leon iseng sembari mengecupi leher jenjang Evita yang mulus."Apa itu jenis pertanyaan yang tidak perlu dijawab, Leon? Kau begitu serius menggodaku seperti ini ... dan masih menanyakannya ... aarrhh!" balas Evita setengah kesal pada suaminya.Wanita itu pun memainkan jemarinya di sepanjang bentukan seperti pisang Raja di antara pangkal pahanya. Dia pun mendengar suaminya yang bandel itu melenguh. "Aku akan membiarkan juniormu tegang sendiri, bagaimana?" tanya Evita menghukum suaminya."Ampuni aku, Ratuku!" sahut Leon cepat-cepat."Kalau begitu bekerja keraslah, Leon, buat aku puas. Cepat!" lecut Evita dengan ucapan tegasnya.Leon tertawa berderai menyadari kucing kecilnya ya
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status