Setelah mengisi air hangat di bathtub yang dicampur dengan garam mandi beraroma lavender dan juga bubble bath, Leon membantu Evita masuk ke dalam bathtub bersamanya. Tangan Leon membelai gunung kembar istrinya yang puncaknya mengeras karena gairah. "Apa kau ingin bercinta di dalam air bersamaku, Eve Sayang?" goda Leon iseng sembari mengecupi leher jenjang Evita yang mulus."Apa itu jenis pertanyaan yang tidak perlu dijawab, Leon? Kau begitu serius menggodaku seperti ini ... dan masih menanyakannya ... aarrhh!" balas Evita setengah kesal pada suaminya.Wanita itu pun memainkan jemarinya di sepanjang bentukan seperti pisang Raja di antara pangkal pahanya. Dia pun mendengar suaminya yang bandel itu melenguh. "Aku akan membiarkan juniormu tegang sendiri, bagaimana?" tanya Evita menghukum suaminya."Ampuni aku, Ratuku!" sahut Leon cepat-cepat."Kalau begitu bekerja keraslah, Leon, buat aku puas. Cepat!" lecut Evita dengan ucapan tegasnya.Leon tertawa berderai menyadari kucing kecilnya ya
Dari ruang keluarga rumah papi mami Leon, terdengar suara obrolan yang diwarnai derai tawa pria dan wanita. Rupanya Leon dan Evita yang datang paling belakangan. Di ruang keluarga ada papi mami Leon, Michael, Brandy, Alice, Rayden, Midori dan Kenzo bersama Kenshin.Elena yang pertama kali melihat kedatangan putera dan menantu barunya itu. Dia beranjak bangkit dari sofa di samping suaminya lalu melangkahkan kakinya memeluk Leon dan Evita dengan hangat. "Macet ya jalannya, Leon Sayang? Ayo duduk dulu di sini sebentar sembari menunggu menu makan malamnya siap. Mami bikin puff pastry, dicobain ya, Eve, Leon!" sambut Elena lalu mengajak pasangan pengantin baru itu duduk di sofa yang kosong lalu menghidangkan sepiring penuh puff pastry lezat dengan berbagai bentuk dan isian.Leon dan Evita mencicipi masing-masing sebuah. "Biasa, Mam, Jakarta kapan sih nggak macet kalau jam makan malam begini?" jawab Leon duduk di sofa bersebelahan dengan Evita dan merangkul pinggang istrinya itu dengan pos
Di balkon penthousenya, Leon baru saja selesai berbincang dengan Adrian, sekretarisnya untuk memesankan tiket pesawat dan pemesanan hotel di Maldives. Pagi ini Leon akan membawa Evita beserta kedua mertuanya ke resort lepas pantai yang terkenal karena keindahan alam laut dangkal dan kenyamanannya.Lengan Evita melingkari perut suaminya dari belakang. "Hubby, apa kita jadi berangkat hari ini ke Maldives?" tanyanya.Senyuman terbersit di bibir Leon, dia membalik tubuhnya menghadap Evita. "Jadi, semuanya sudah beres. Katakan ke mama papamu bahwa kita akan menjemput mereka jam 09.00 pagi. Apa kau sudah lapar, Eve?" ujar Leon mengajak istrinya masuk ke dalam ruangan penthouse."Sedikit lapar, kenapa? Apa kau ingin memesan sarapan pagi, Leon?" balas Evita sambil cekikikan karena Leon menggulingkannya di atas ranjang.Suaminya itu menindih tubuhnya dan mendaratkan kecupan-kecupan nakalnya di bulatan dadanya yang menyembul di balik lingerie sutra warna hitam yang dia kenakan."Aaww ... kurasa
Seusai brunch lezat yang mengenyangkan di penthouse, Leon menyetir sendiri Lamborghini Aventador bersama Evita ke gedung pusat Indrajaya Realty. Dia benar-benar terlambat kali ini karena gairah liarnya tadi pagi.Kedua mertuanya menunggu di sofa ruang CEO, Adrian dan Giorgio, sekretarisnya dengan bijaksana menyajikan hidangan snack kue-kue lezat dan minuman dingin sambil menunggu bos mereka yang telah kurang ajar membuat mertuanya menunggu lama.Leon masuk ke ruangannya sambil menyunggingkan senyum ramahnya yang mahal, yang sepertinya harus dia obral agar papa Evita tidak mengamuk. "Selamat siang, Papa dan Mama Mertua. Apa kita bisa berangkat sekarang? Maaf kami terlambat datang," sapa Leon seraya tersenyum lebar memeluk papa mama Evita dengan super ramah hingga kedua sekretarisnya setengah mati menahan tawa mereka.Biasanya bos mereka itu sedingin kulkas bagian freezer kalau sedang di kantor. Di depan mertuanya, Leon seperti sales perumahan Indrajaya Realty yang super ramah dan mura
"PRAAANGGG!" Bunyi gelas kaca pecah berkeping-keping terdengar, membuat Belvin serta bawahan-bawahan Matthew Leigh berjengit.Bos besar mereka itu mengamuk di kantor CEO yang tadinya milik Belvin. Usai transaksi 5 triliyun itu, kepemilikan Matthew Leigh di Young Entertainment menjadi jauh lebih besar dibanding Belvin. Namun, Belvin tidak ambil pusing karena kekeringan kas perusahaannya lebih membuat pikirannya ruwet.Kegemaran Belvin main wanita itu membutuhkan banyak biaya. Pria itu sudah ketagihan dengan seks hingga mendekati hypersex. Dia memiliki janji dengan genk pecinta dunia perlendiran minggu depan saat weekend di apartmentnya sendiri. Mereka akan menggelar orgy party kembali.Namun, kini dia harus merasa tegang yang tidak enak. Pasalnya, paman keduanya itu marah besar karena dia kehilangan jejak Leon dan Evita yang telah meninggalkan Jakarta selama berhari-hari. Pria matang itu terobsesi pada Evita, mantan tunangan Belvin yang sebenarnya sudah menikah dengan Leon Indrajaya.
"Selamat ya, Kak Alice!" seru Rayden menyelamati kakak perempuannya yang baru saja dinyatakan lolos ke babak top 9 ajang pencarian bintang baru di dunia industri musik Indonesia."Thank you, Dek!" sahut Alice yang berjalan tergesa-gesa dan dikawal oleh beberapa pria bule tegap dengan setelan jas hitam berkaca mata.Rayden merasa agak aneh dengan pengaturan itu, kontestan lain padahal masih di atas panggung melakukan selebrasi hasil lolos babak berikutnya. Kenapa kakaknya dibawa pergi dengan tergesa-gesa?Tanpa berpikir panjang Rayden bergegas menuju ke parkiran mobilnya seraya berkata pada pengawalnya, "Ikuti mobil Alphard hitam yang membawa Kak Alice. Cepat! Jangan sampai kehilangan jejaknya!""Baik, Tuan Muda Rayden!" sahut para pengawalnya lalu berlarian menuju ke mobil mereka dan buru-buru tancap gas mengikuti mobil Alphard yang dimaksud oleh Rayden.Dalam hatinya Rayden kuatir karena Alice adalah kesayangan papa mamanya, kalau sampai terjadi sesuatu yang buruk dengan kakaknya, di
Alice menganggukkan kepalanya dengan anggun sembari menatap pria bule yang matang itu. Dia berkata, "Matt, aku akan memberimu kesempatan untuk mendekatiku, tapi aku ingin kau berjanji satu hal kepadaku. Aku menganut adat timur, bila kau berpacaran denganku jangan melewati batas."Seringai lebar menghiasi wajah Matthew Leigh. "Aku berjanji kepadamu, Alice. Baru kali ini aku menemukan gadis sepertimu. Bagaimana kalau suatu hari aku ingin menikahimu, apa kau mau?" ucapnya lalu mengecup jemari tangan Alice yang begitu mungil di genggaman tangannya.Gadis manis itu terkikik lalu membalas, "Hey, kau terlalu cepat. Kita baru berkenalan belum sampai 2 jam yang lalu, bukan? Aku ingin mengenalmu lebih dalam lagi, Matt. Kau mirip paman sulungku, Paman Leeray, dia sangat dominan.""Hmm ... benar, aku pria tipe alpha. Beberapa atau malah kebanyakan orang takut kepadaku, bahkan mungkin membenciku," jawab Matthew jujur sambil meringis jengah.Pria bertubuh besar itu bangkit dari kursinya dan berjala
Setelah liburan seminggu di Maldives bersama Evita dan mertuanya, Leon pun kembali bekerja dengan tubuh dan pikiran yang segar. Namun, sayang sekali hal itu tak bertahan lama. Masalah demi masalah datang ke meja kerjanya."Maaf, Pak Leon. Archibald Steel Pipe Company menolak pesanan pipa besi dari Indrajaya Realty. Pemiliknya mengatakan bahwa Anda harus segera menghubunginya bila ingin mengetahui alasan kenapa dia menolak pesanan," ujar Giorgio sambil berdiri di hadapan Leon yang duduk di kursi kebesarannya."FUCK! Oke, aku akan menghubunginya segera. Apa lagi, Adri?" sahut Leon memaki lalu menanyai sekretarisnya yang satu lagi yang nampaknya gugup. Pasti ada yang tak beres, pikir Leon risau.Adrian berdehem lalu membuka layar ipad di tangannya. "Pak Leon, harga saham $INRT selama Anda pergi liburan ke Maldives merosot drastis sebanyak 40%. Ehh ... ada transaksi pembelian saham di pasar nego setelah jam market reguler usai dalam jumlah besar dan diguyurkan di penjualan market reguler