Semua Bab Status Sindiran Istriku : Bab 31 - Bab 40
44 Bab
Mama Kecelakaan
Status Sindiran Istriku Badanku bergetar, ketika mendapatkan kabar dari rumah sakit kalau mama mengalami kecelakaan. Aku bergegas masuk ke ruangam UGD. Melihat Mama terbaring lemah dengan infus yang menempel. Matanya terpejam, namun hatiku lega melihat napasnya masih berhembus.Di sekitar tubuhnya terdapat beberapa luka lecet dan perban di bagian kepala." Mama ...." Air mataku terjatuh melihat kondisi wanita yang telah berjuang dalam hidupku. Merawat dan manafkahiku."Suster, bagaimana keadaan mama saya?" tanyaku kepada perawat yang berada di UGD."Bapak siapanya pasien?""Saya anaknya dari ibu Ririn yang berada di UGD tiga." Ia melihat kertas yang berada di tangannya."Tunggu sebentar, dokter sedang melayani pasien lain." Kulihat dokter sedang berbincang..Setelah nama mamaku dipanggil, aku segera menghampiri wanita yang berpakaian serba putih itu. Matanya melirikku sekilas, mungkin i
Baca selengkapnya
Mobilku
Status Sindiran IstrikuBab 20Mengapa Mobilku Di Sana Aku hendak menunggu ojek online di depan rumah sakit. Mataku tertuju dengan mobil hitam dan nomor plat yang sama dengan milikku.B 0903 AJT sama persis. Tak berapa lama lagi pesanan ojek onlineku datang."Pak Ajit," sapanya."Iya, betul. Tolong ikutin mobil itu?" Tunjukku pada mobil yang hendak pergi."Tidak sesuai tujuannya, Pak?""Saya akan bayar lebih. Tolong ikutin. Itu mobil saya yang dicuri orang!" Ojol itu akhirnya mengerti juga. Ia mengikuti mobil milikku.Entah siapa yang membawa mobil tersebut. Terlihat dari kaca belakang, ia duduk berdua. Satu supir di depan dan di belakang kemudi ada seorang wanita."Cepat, Pak! Saya ingin tahu siapa yang membawanya," ungkapku. Aku sedikit berteriak karena angin yang berhembus kencang."Sedikit lagi," teriakku di belakang ojol.Wajahnya mulai ter
Baca selengkapnya
Bukan Ridho
 Status Sindiran Istriku Mendengar suara tawa laki-laki membuatku terkejut. Ridho duduk di sisi ranjang dengan tangan memijat kaki mama."Mau ngapain kamu di sini?" tanyaku ketus. Ridho tak menjawab mengarahkan pandangannya ke arah lain."Ajit, kamu dari mana? Mama nungguin kamu," ucap mama. Wajah mama terlihat sembab dan pucat. Apa mama abis menangis."Maaf, Ma. Ajit pulang ke rumah dan ada urusan sebentar.""Mana papa dan mba Shela?" Aku tak melihat mereka. Ke mana mereka.Mama hendak berucap, tapi mulutnya terkunci." Mereka ada kerjaan mendadak," jawab Ridho. Menatapnya sinis. Ridho sudah merebut hati Rima. Kini, mau merebut mama. Dasar serakah. Apa maksud dia.Ridho pulang setelah mama terlelap. Aku menariknya keluar ruangan." Jangan macam-macam sama gua, ganggu hidup gua. Gua gak pernah ganggu elu!" sungutku kesal menarik kerah baju lelaki itu. Wajah Ridho tampak tenang.
Baca selengkapnya
Petunjuk Ridho
Status Sindiran IstrikuMencari biang kerok Kutatap ponselku, alamat serta peta terlihat jelas dengan mengunakan map google. Menjalankan mobil dengan cepat sebelum mereka pergi. Ucapan Ridho semakin membuatku penasaran.Akhirnya, aku sampai di alamat yang aku tuju. Memarkirkan mobil agak jauh dari rumah itu. Pandanganku tak lepas dari rumah itu.Tak ada seorang pun yang keluar dari rumah bercat coklat itu. Suasana lingkungan sangat sepi. Jarang pengendara dan pejalan kaki lewat. Hanya suara jangkrik yang saling bersahutan.Mobil tepat di bawah mangga. Apa mereka tahu kalau mobil ini milik Ridho. Memilih memarkirkanya di belakang kendaraan lain.Menunggu untuk beberapa saat. Ridho bilang kalau mereka berada di sana. Tapi, nyatanya mereka tak ada. Mobil pun juga tak nampak. Pagar terlihat terbuka. Mungkin mereka hanya pergi sebentar.Setengah jam berlalu aku masih setia menunggu di dalam mobil.
Baca selengkapnya
Penghianat lagi
 Status Sindiran Istriku  Tak kusangka, wanita itu begitu munafik. Penghianat dan licik. Mereka berdua telah melukai hati kami. Baik dan lembut di depanku.Mereka membicarakan sesuatu dan langsung bercumbu. Melihat mereka perasaanku berubah jijik.Dasar tua-tua keladi. Akan aku balas penghianatan kalian.Mereka masuk ke kamar masih dalam posisi intim. Wanita itu digendong dengan posisi depan.Mereka pasti sedang berhubungan badan karena sebagian pakaian mereka berserakan di lantai. Aku sudah tahu permainan wanita itu.Tak puas dengan mengintip mereka.Mencari bukti lain dengan masuk ke dalam. Untung saja pintu tak dikunci. Dasar bodoh bagaimana kalau ada orang lain masuk.Melangkah kaki menuju kamar peraduan mereka. Sepertinya, mereka belum selesai.Dua ponsel tergeletak di meja. Aku mengambil ponsel berwarna pink dengan gantungan bertulisan lovely. Benda itu aku ya
Baca selengkapnya
Musibah
Status Sindiran IstrikuBab 23Perselingkuhan Mereka  Aku gak menyangka ternyata bukan mantan pacarku--Sopie saja yang menjadi simpanan papa, tapi juga kakakku, mba Shela. Apa yang mereka lihat dari lelaki itu.Umur papa tiriku sudah tak muda lagi. Harta tak terlalu banyak. Kalau bukan mama yang memberikan modal gak mungkin papa bisa punya usaha.Terkadang Rima juga membantunya. Apa jangan-jangan Rima juga gundik papa. Tidak mungkin, aku tak pernah melihat papa menatap Rima dengan penuh nafsu.Bagaimana dengan mba Shela, tatapan papa juga tak terlihat seperti memuja. Papa memang misterius. Mengapa mama masih bertahan dengan suami macam dia.Memarkirkan mobil di seberang rumah. Karena putaran jalan agak jauh. Di tengah jalan komplek sengaja dibuat taman pembantas jalan.Menghubungi kakakku tak ada jawaban. Segera masuk ke dalam rumah. Pintu rumah mama terkunci. Ah, bodoh sekali aku. M
Baca selengkapnya
Pergi selamanya
Status Sindiran IstrikuBab 24Kehilangan Adalah Hal Yang Paling Menyakitkan. Aku berlari menelusuri lorong rumah sakit. Rasa takut dan khawatir membaur satu. Semoga saja mama tak apa-apa. Tak kuhiraukan teguran sang perawat yang melewatiku."Pak, jangan berlari di rumah sakit," tegurnya dengan suara agak kencang.Segera masuk ke ruangan tanpa mengetuk pintu. Napasnya terasa sesak menyaksikan keadaan mama yang terbaring lemah.Penampilan Ridho terlihat kusut dan matanya memerah. Ia berdiri tak jauh dari ranjang kiri mama. Tangannya mengenggam jemari mama."Ma- mama ...." Wajah mama menoleh, ia tersenyum manis menyambut kedatanganku."A-ajit, kemarilah! Maafin Mama. Mama banyak salah sama kamu." Mama mengusap wajahku yang berkeringat."Ma, justru Ajit banyak salah sama Mama. Belum bisa bahagiakan Mama." Mataku mulai mengembun. Suaranya bergetar tak sanggup untuk berkata.
Baca selengkapnya
Membalas
Status Sindiran IstrikuBab 25Ketika Kesadaran Itu Datang Selamat membaca semoga kalian suka. Jangan lupa tap love dan komentarnya. Subscribe karyaku yang lain. Sebagian sudah tamat. Terima kasih ❤ "Sofie, mau apa kamu datang?" Aku melepaskan pelukannya. Kalau aku tahu dia yang datang tak akan mau disentuh olehnya."Ajit, kenapa kamu tak memberitahukanku?""Memberitahukanmu! Untuk apa. Kamu penghianat. Mengapa kembali muncul dihadapanku," teriakku. "Ajit, aku tahu kamu sedang berduka," ucapnya dengan suara keras. Hujan membuat suara kami menjadi kecil."Tahu apa kamu, ah! Aku kehilangan mama dan istri. Mereka telah pergi meninggalkanku." Aku menahan diri. Belum waktunya untuknya."Ajit, aku mencintaimu. Mari kita mulai dari awal. Hidup seperti dulu." Wanita itu merayuku agar dapat dikendalikan. Semudah itukah aku memaafkannya. Tentu tidak."A
Baca selengkapnya
Korban
Status Sindiran Istriku   Papa terlihat gusar. Ia melirik brankas di dalam ruangan. Meneguk kopi dengan kasar untuk menyembunyikan perasaannya. "Papa pergi dulu ada urusan sebentar," pamitnya. Wajahnya terlihat pucat. Entah dengan siapa ia akan bertemu. Kuhubungi seseorang yang bisa aku handalkan untuk mengikuti papa."Dia sudah pergi kamu ikuti dia. Lakukan pekerjaanmu dengan baik." Memandang kotak brankas dan menekan kode dengan tanggal lahir mama. Ternyata salah. Apa si tua keladi itu menganti kodenya. Mencoba menekan angka yang sama dengan kode ponsel papa. Nihil, tak bisa. Yang membeli brankas ini adalah mama. Kucoba menekan tanggal kelahiranku. Klik.Menarik kuas brankas secara perlahan. Uang menumpuk dengan tinggi. Ternyata benar dugaanku. Isi brankas sekitar satu miliyar. Kotak brankas hampir penuh. Memasukkan semua uang ke dalam tas yang tergeletak di d
Baca selengkapnya
Pengecut
Status Sindiran Istriku Panggilan masuk dari salah satu petugas keamanan di ponselku. Menyentuh ikon berwarna hijau. "Ada apa?" tanyaku setelah menjawab salamnya. "Ada pergerakkan darinya. Ia berada dalam ruangan." "Malam-malam begini! Baiklah, terima kasih untuk infonya." Bergegas mengambil laptop di dalam ruang kerja. Membuka CCTV dari restauran.Papa sedang berusaha membuka brankas. Ia terlihat kesal dan memukul lemari besi. Terlihat wajahnya frustasi. Sengaja aku menganti kode brankas itu. Ia memukul dan menendang. Aku hanya bisa menertawakan dari layar. Ia berusaha mencongkel brankas. Sudah seminggu aku tak memberinya uang. Mungkin, uangnya telah habis. Tak lupa memblokir kartu kreditnya. Papa menghubungi seseorang. Mendengar suara papa dengan tajam. Ternyata, ia memanggil tukang las besi. Aku terkekeh. Kita lihat apa yang akan ia lakukan lagi. Dua orang petuga
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status