Status Sindiran Istriku
Panggilan masuk dari salah satu petugas keamanan di ponselku. Menyentuh ikon berwarna hijau."Ada apa?" tanyaku setelah menjawab salamnya."Ada pergerakkan darinya. Ia berada dalam ruangan.""Malam-malam begini! Baiklah, terima kasih untuk infonya."Bergegas mengambil laptop di dalam ruang kerja. Membuka CCTV dari restauran.Papa sedang berusaha membuka brankas. Ia terlihat kesal dan memukul lemari besi.Terlihat wajahnya frustasi. Sengaja aku menganti kode brankas itu. Ia memukul dan menendang. Aku hanya bisa menertawakan dari layar.Ia berusaha mencongkel brankas. Sudah seminggu aku tak memberinya uang. Mungkin, uangnya telah habis. Tak lupa memblokir kartu kreditnya.Papa menghubungi seseorang. Mendengar suara papa dengan tajam. Ternyata, ia memanggil tukang las besi. Aku terkekeh. Kita lihat apa yang akan ia lakukan lagi.Dua orang petugaStatus Sindiran Istriku Kubuka mata perlahan, tangan dan kakiku diikat di ranjang. Papa dan Sofie sedang berbicara. Mereka tak tahu aku sudah sadar. "Apa yang harus kita lakukan kepadanya?" tanya Sofie. Sepertinya, ia ketakutan. "Kita harus mendapatkan semuanya atau kita akhiri hidupnya." Ucapannya membuatku bergidik ngeri tentu tidak, aku ingin menertawakannya."Siram tubuhnya dengan air es. Di tak punya siapa-siapa lagi di sini." "Bagaimana dengan kakaknya?" "Itu urusan gampang. Kita selesaikan lelaki ini. Dia penghalang bagi kita. Shela juga sedang mengandung anakku. Ia tak akan berani bertindak." Mba Shela sedang hamil, aku tak percaya. Jangan-jangan ia pura-pura ingin membalas dendam. Ah, mengapa aku tak tahu. "Pa, kalau Shela hamil dan melahirkan anakmu. Kamu akan melupakanku," ucap Sofie. Nadanya terdengar sedih. "Tentu tidak Sayang. Cuma kamu dan h
Status Sindiran IstrikuKembali Jam menunjukkan pukul sepuluh malam lewat dua puluh menit. Besok pagi aku sudah sampai di Lampung. Aku hanya membawa kopi dalam termos kecil dan makanan kecil yang berada di meja. Setidaknya, bekal ini cukup untuk di jalan. Membuka dompet berisi uang tiga ratus ribu rupiah. Lebih baik membawa motor saja. Ongkos lebih murah dan hemat. Akhirnya, memutuskan mengunakan motor matic milik Rima yang berada di garasi. Surat-surat motor itu sudah ada di dalam jok motor. Tak lupa memakai jaket yang tebal menelusuri jalan ke arah pelabuhan Merak. Kapal datang agak telat. Pelabuhan terlihat ramai oleh mobil truk pengangkut barang. Mereka mengantar barang dari pulau ke pulau lain. Pekerjaan mereka berat, meninggalkan anak istri berhari-hari untuk menyambung hidup. Perjalanan yang cukup melelahkan. Akhirnya, aku sampai di Sidomulyo tempat mertuaku berada. Aku sangat yakin Rima ada di s
Status Sindiran Istriku"Rima, ini bukan tanda tanganku. Aku bersumpah, tak pernah melakukan hal ini. Percaya padaku kali ini." Memperlihatkan semua bukti tentang papa dan Sofie. Tak menutupi semua yang telah terjadi. Masalahku harus segera terselesaikan.Rima menatapku, mungkin mencari kejujuran di sana. Ia menganggukkan kepala dan berkata," Buktikan kalau kamu tak menanda tangani ini. Karena aku merasa ragu.""Aku akan menghampiri dia. Kamu jaga diri kamu. Aku akan kembali. Aku mencintaimu." Mengecup jari jamarinya. Ia tak menolak sedikitpun. Wajahnya pucat dan suara bergetar. Aku yakin cinta itu masih ada.Aku memeluk Rima dan ia membalas pelukanku. Segera pergi mencari orang tersebut. Ibu mertua memberikan bekal dan minuman di botol untukku. Wanita itu selalu baik dan sayang kepada mantunya.Tubuhku memang lelah, tapi aku harus terus berjalan mencari kebenaran. Masalah pa
Status Sindiran IstrikuPonselku berbunyi berkali-kali.Menatap layar pipih dengan wallpaper bergambar pantai."Halo, ada apa Mbak?" bertanya kepada Mbak Shela yang menghubungiku saat aku berada di cafe"Ajit, pampers dan susu Fakhri habis.""Baik Mbak nanti aku akan belikan.""Terima kasih, Aj
Status Istriku Di Dunia MayaBab 1Mataku terbelalak ketika membaca status sindiran istriku. Aliran darah dalam tubuh terasa panas tak percaya apa yang kubaca di aplikasi hijau.Aku yang sedang santai di tempat kerja, iseng membuka status aplikasi hijau dengan logo W. Biasanya orang-orang memil
Status Sindiran IstrikuBab 2"Rima!" teriakku menahan emosi.Berani sekali ia mengunggah foto di berbagai akun medsosnya. WhatsApp, Facebook, dan Instagram. Karirku sebagai model iklan dan sampul majalah akan hancur karena ulahnya. Beberapa perusahaan televisi swasta menawarkan job untukku sebagai presenter akan kandas."Kamu lelaki tak diuntung. Istri baik dan setia malah kamu sakiti!" maki mama yang berdiri dekatku."Jangan salahkan Ajit. Aku tak tahu apa-apa.""Gak mungkin tak tahu apa-apa. Buktinya dia membuat status seperti itu.""Ma, tolong jangan sudutkan aku. Aku tak tahu apa-apa. Di mana letak kesalahannya?""Sudah jelas kamu salah. Papa yakin kamu buat ulah," teriak lelaki yang selalu menemani mama."Sudah, Ma. Kita pergi. Biarkan dia sendirian. Biar dia kena karma atas perbuatannya.""I
Status Sindiran IstrikuBab 3"MANUSIA HANYA MENCELA DAN MENYAKITKAN SAJA. HANYA TANGAN YANG BERBICARA APA ITU DISEBUT LAKI-LAKI""KETENARAN MEMBUATNYA BERUBAH MENJADI SEORANG PENYIKSA JIWA DAN RAGA"Aku merasa ragu untuk ke rumah mertuaku. Mereka pasti murka melihat anaknya telah aku lukai. Rima adalah anak perempuan satu-satunya. Ia memiliki dua orang kakak laki-laki yang berprofesi sama denganku. Status itu masih kusimpan di galeri.Suara notifikasi masuk menandakan pesan masuk lewat aplikasi hijau. Sebuah gambar dari salah satu temanku membuatku terkejut. Rima berada di kantor tempat aku bekerja.Tanpa menunggu waktu lagi, aku menuju kantor pusat modeling. Aku tak menyangka wanita itu datang ke sana. Entah apa rencananya lagi. Aku akan membawanya pulang dan memberi pelajaran.Istriku sedang duduk di sebuah ruangan untuk para model.
Status Sindiran IstrikuBab 4Aku memilih ke rumah orang tuaku. Mba Shela mengantarkan ku ke sana karena tak ada yang tahu lokasi rumah mama yang baru."Kamu tenangkan diri saja. Kalau di rumahmu takutnya banyak wartawan. Biar Mba yang hadapi mereka."Kutekan bel dengan malas. Hidup ini terasa hampa. Mama membukakan pintu. Ia tampak mengelengkan kepala lalu menyuruhku masuk."Kamu sudah makan?" tanyanya sedikit khawatir."Malas," jawabku datar."Sudah temui Rima?" Aku menganggukkan kepala pelan." Lalu apa dia memaafkanmu dan kembali?""Entahlah," jawabku singkat. Kuteguk air yang telah tersedia di meja makan."Kamu juga yang salah. Perlakukan anak orang dengan kasar dan juga kamu main belakang," ucap mama sewot. Ia mengambil nasi dan lauk untukku. Aku langsung melahap makanan itu dengan cepat.