All Chapters of ISTRI YANG DIRINDUKAN: Chapter 61 - Chapter 70
87 Chapters
Cemburu
Bella mengurai pelukannya dengan muka cemberut, pandangannya beralih kearah sofa ruang tamu dimana ada Anin yang duduk sambil menatap kearah mereka."Siapa?" tanya Bella."Istriku," jawab Evan singkat."Wah kamu sudah menikah? aku kecewa," sahut Bella dengan tertawa.Anin bangkit dari duduknya untuk menyambut kedatangan teman Evan sambil memegangi perutnya. "Wow, kamu akan menjadi seorang ayah?" pekik Bella sambil memeluk Evan kembali. "Bella, hentikan." Evan memperingati sahabatnya lagi. Dia bisa melihat rasa tidak suka tergambar di wajah istrinya."Maaf, refleks. Dulu aku terbiasa memelukmu kan, kita sudah seperti saudara," sahut Bella membela diri."Aku Bella, teman sekolahnya Evan," ujar Bella sambil menyodorkan tangan pada Anin."Anin," sahutnya sambil menerima uluran tangan dari Bella."Jangan marah yaa, aku dan Evan dulu sangat dekat jadi masih kebawa hingga sekarang," ucap Bella menje
Read more
Aku Menginginkan Suamimu
Suasana pagi di tempat tinggal Anin dan Evan pagi itu sedikit lebih heboh dari biasanya. Anin akan pergi ke rumah mama mertuanya bareng bersama Evan berangkat bekerja. Dia akan menitipkan Albanna pada mama mertuanya.Hari ini, dia dan Aaira bersepakat untuk berbelanja kebutuhan calon anak keduanya. Takut tidak akan bisa menghandle Albanna dan Aaira, mereka memilih untuk meninggalkannya dirumah dalam pengawasan neneknya. Bangun pagi, Anin segera menyiapkan sarapan dan juga keperluan putranya selama di rumah neneknya. Meskipun cuma sehari ataupun setengah hari, dia tetap harus membawanya keperluan yang mungkin dibutuhkannya."Ada yang ketinggalan tidak, jangan terlalu capek. Beli dan belanja semampunya saja, jika sudah lelah langsung istirahat," pesan Evan pada istrinya saat mereka sudah berkendara di jalan."Iya, tenang saja. Aku akan hati-hati dan tidak kecapekan mas," jawab Anin.Mobil melaju perlahan menembus padatnya kota Jakarta, kali ini perlu satu jam perjalanan mereka baru sam
Read more
Wanita Lain yang Mencintaimu
Anin membalas tatapan tajam Bella dengan pandangan tidak percaya. Bagaimana bisa wanita itu begitu mudah mengatakan menginginkan suaminya. Bagaimana wanita cantik dan berpendidikan menginginkan pria beristri."Sepertinya aku minta tolong pada orang yang salah, kupikir kamu akan bersedia membantu temanmu tanpa imbalan apapun tapi ternyata permintaanmu di luar nalar," ucap Anin.Bella hanya membalas perkataan Anin dengan senyuman sinis. "Kamu cantik, berpendidikan. Bagaimana seorang yang pintar sepertimu menginginkan suami orang lain. Menginginkan ayah dari dua orang anak," lanjut Anin mengungkapkan perasaannya."Cinta tidak ada hubungannya dengan pendidikan seseorang. Cinta berasal dari hari, pendidikan dan kepandaian berasal dari otak. Kau tahu itu," tukas Bella."Bagaimana perasaanmu jika orang yang kamu cintai di inginkan oleh wanita lain?" tanya Anin."Itu sangat menyakitkan," jawab Bella. "Bahkan orang yang aku cintai bukan cuma diinginkan oleh wanita lain, tapi dimiliki oleh wan
Read more
Dalam Masalah
"Kapan kamu bertemu dengannya, tadi kamu bertemu dengannya?" tanya Evan sambil menatap kearah Anin."A-aku tidak bertemu dengannya, hanya saja aku merasa jika apa yang dilakukan padamu saat dia datang ke sini merupakan bentuk ekspresi rasa sukanya padamu," jawab Anin dengan gugup menutupi kebohongannya."Kan sudah aku bilang dia begitu sejak dulu karena dia tidak memiliki saudara," ucap Evan."Kamu berpikir seperti itu tapi dia mungkin tidak berpikir begitu mas, dia suka sama kamu!""Jangan menyimpulkan sesuatu yang tidak-tidak, apa kamu mau suamimu benar-benar dicintai wanita lain?" ujar Evan balik bertanya. Anin menarik nafas panjang, nyatanya Bella mencintai suaminya dan suaminya tidak merasa. "Berhentilah berpikir macam-macam, jangan pikirkan wanita lain, jangan pikirkan pekerjaanku. Fokuslah pada kehamilanmu, aku tidak mau kamu stress dan berpengaruh pada kesehatanmu dan calon bayi kita." Panjang lebar Evan menasehati istrinya. Anin mengangguk dan berusaha menuruti perkataan E
Read more
Ceritakan Padaku
Evan melajukan kendaraannya dengan gusar, saat ada tiga panggilan tidak terjawab dari Anin, dia bergegas menelpon istrinya. Tidak biasanya sang istri menelponnya hingga berulang kali saat dirinya bekerja. Evan berkali-kali menelpon nomor Anin namun tidak kunjung diangkat oleh istrinya.Laki-laki itu berinisiatif untuk mengecek kamera pengawas namun tak menemukan istri dan anaknya dimanapun. Saat mengulang rekaman diwaktu Anin menelpon, dia mendapatkan fakta jika saat itu istrinya tengah terkapar tidak berdaya dengan Albanna di sampingnya. Evan segera menelepon Fajar begitu mengetahui istrinya di tolong oleh Fajar dan Meysha. Fajar memberitahukan sebuah nama rumah sakit bersalin yang cukup terkenal di daerah Jakarta, dan saat ini Evan tengah berkendara menuju ke tempat tersebut. Berkendara dengan keadaan panik membuat perjalanan terasa sangat lama, seperti itulah yang dialami oleh Evan saat ini. Kekhawatiran akan keselamatan istri dan anak yang ada dalam kandungan Anin membuat Evan b
Read more
Aku Percaya Padamu
"Apa yang ingin kamu ketahui, aku akan menjawabnya," ucap Evan.Laki-laki itu duduk di kursi yang berada di samping ranjang Anin. Istrinya, masih tidak mau di sentuh olehnya."Katakan masalah apa yang terjadi dan bagaimana bisa selesai," sahut Anin melunak."Waktu itu ada bangunan yang hasilnya memang tidak sesuai, pihak perusahaan sempat marah dan ingin menuntut. Kami mengadakan negosiasi, perusahaanku akhirnya memberikan diskon. Selain itu, kami sudah sering melakukan kerjasama dan hasilnya memang tidak pernah mengecewakan. Dengan mempertimbangkan semua itu, akhirnya kami berdamai dan masalah itu terselesaikan," papar Evan panjang lebar."Semudah itu?" tanya Anin tidak percaya."Tidak mudah sayang ... Tapi intinya seperti itu, kamu pasti tahu jika bernegosiasi tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tapi semuanya sudah berlalu, tidak ada lagi masalah makanya aku bilang semua sudah baik-baik saja.""Kenapa kami tidak mau bercerita denganku?" tanya Anin."Aku tidak ingin membuatmu k
Read more
Sudahkah Berakhir ?
Evan bergegas turun menuju lobby apartemen miliknya, menemui Bella sahabatnya. Saat sampai, dilihatnya wanita itu tengah berdiri dengan kesal menunggu kedatangannya."Tega kamu, Evan!" ucapnya kesal."Aku melakukannya demi keluargaku," sahut Evan."Mari kita bicara di tempat lain, jangan disini," lanjutnya mengajak Bella. Wanita itu menurut dan mengekor Evan keluar dari lobby apartemennya, mencari tempat yang nyaman untuk berbicara.Evan pergi menuju cafe yang berada tak jauh dari tempat itu, tidak pergi terlalu jauh dari situ adalah pilihan yang bijaksana. Dia akan bisa cepat kembali ke apartemennya dan menemaninya istrinya.Mereka memesan minuman dan makanan sesaat setalah memilih tempat duduk di sana."Kenapa kamu melarangku datang ke apartemenmu?" ucap Bella masih dengan kekesalannya."Terakhir kali kamu datang, istriku kecelakaan. Apa yang kamu bicarakan dengannya?" tanya Evan pura-pura tidak tahu.Bella mendengus kesal, " kamu pikir aku ada hubungannya dengan kecelakaan istrimu
Read more
Muslihat
Matahari pagi mulai bersinar dengan terangnya, hari ini adalah hari yang di tunggu-tunggu oleh Evan dan Anin. Mereka berdua akan menjemput putrinya setelah dua minggu bayi itu menghabiskan waktu di rumah sakit dalam pengambilan dokter. Albanna sudah sangat antusias sejak pagi karena akan menjemput adiknya. Putri kedua mereka diberi nama Jinan Arcilla yang berarti taman surga, anak perempuan dengan wajah manis dan berkulit putih bersih seperti milik bundanya. "Bunda, ayo cepetan. Nanti adik kelamaan nunggu kita," seru Albanna tidak sabaran.Dia sudah bersiap sejak tadi di ruang tamu, duduk di sofa bersama papanya menunggu bundanya yang masih di dalam kamar. Evan hanya tersenyum mendengar ucapan putranya yang sudah tidak sabar untuk bertemu dengan adiknya. Anin keluar kamar dan segera disambut dengan tarikan tangan oleh Albanna. Anak laki-laki itu benar-benar tidak sabar dan menarik bundanya segera bergegas keluar dari hunian mereka.Evan melajukan mobilnya menuju rumah sakit tempat
Read more
Habiskan Waktu Bersamaku
"Apa aku salah masuk kamar?" gumam Anin bertanya-tanya. " Jika salah masuk harusnya kartu itu tidak akan berfungsi kan?" lanjutnya."Kamu sudah datang," sapa sebuah suara.Anin memutar tubuhnya menghadap ke arah sumber suara, terlihat Evan keluar dari kamar mandi dan berjalan ke arahnya. "Apa-apaan kamu mas, tadi Veronica bilang kamu sakit. Tapi sepertinya kamu baik-baik saja," ucap Anin kesal."Maaf aku melakukannya karena ingin bersamamu." Evan berkata sambil memeluk erat pinggang istrinya. "Tapi aku khawatir, tau gak!" Anin berkata dengan geram sambil memukul dada suaminya. "Kamu tidak akan datang jika aku hanya bilang ingin menghabisi waktu bersamamu disini. Iya kan?"Anin diam tidak menjawab, dalam hatinya dia membernarkan ucapan suaminya. Untuk apa juga mereka menghabiskan waktu berduaan di hotel saat anak-anak mereka tidak dibawa serta. "Temani aku disini, hanya ada kita berdua. Dua puluh empat jam saja," pinta Evan pada istrinya."Tapi bagaimana anak-anak mas, mereka tidak
Read more
Second Honeymoon
"Mas, aku harus mempersiapkan diri," ucap Anin dengan nafas terengah-engah. Evan terus melumat bibirnya tanpa memberikan kesempatan kepadanya untuk bernafas. "Mempersiapkan diri bagaimana?" tanya Evan dengan suara tertahan."Aku harus ke kamar mandi dan ...."Lagi-lagi Anin tidak menyelesaikan kalimatnya karena Evan menautkan bibir mereka kembali. "Aku tetap menyukainya meskipun kamu bau asem sekalipun," Evan berkata sambil menelusupkan kepalanya di leher Anin. Menghirup aroma wangi yang menguar dari sana."Kamu sudah mandi di rumah dan juga sudah wangi. Untuk apa lagi kamu ke kamar mandi, hemmm?""Aaww mas, sakit!" pekik Anin antar berteriak dan tertawa.Pasalnya Evan menghisap kemudian mengigit bahunya."Aku gemas, kamu selalu saja punya alasan untuk menjauhiku.""Aku tidak menjauhimu mas," sela Anin membela diri."Benarkah?" "Aaww, !" pekik Anin lagi saat Evan melakukan hal yang sama pada belahan dadanya. "Aku ingin kamu memekik sambil menyebut namaku." Evan berkata sambil men
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status