All Chapters of Gulai Daun Singkong untuk mertua: Chapter 11 - Chapter 20
32 Chapters
Mimpi Emak
Part 11Mimpi emakLumayan banyak juga mereka dapat bagian. Aku yakin, Mba Jannah pasti akan mencak mencak jika tahu dia tak dapat warisan dari rumah itu. Padahal, Jika Mba Jannah mau meminta Maaf pada Emak dan menyesali perbuatannya, dia tak akan diperlakukan seperti ini. Ini adalah salahnya sendiri, buah dari sikap angkuh pada orang tua kandungnya. Setelah mendapat hasil yang pasti, dapat keluarga akhirnya selesai juga. Mereka tampak lebih tenang sekarang, tidak marah marah dan emosi lagi. "Mak, kami pulang dulu ya, nanti besok atau lusa Umar balik lagi kesini""Iya Nak, sering seringlah jenguk emak mu, mungkin emak gak akan lama lagi didunia ini nak""Emak jangan bilang begitu, umur ditangan Tuhan. Kita gak tahu kapan ajak datang, bisa saja kami duluan yang mendahului emak, bisa saja kan? "Emak hanya mengaangguk, karena sejatinya umur dan maut itu hanya Tuhan saja yang Tahu. Mati itu Tidak mengenal muda
Read more
Emak sakit
Part 12Emak jatuh sakitAku tak tahu lagi bagaimana caranya menghibur Emak. Aku sendiri rasanya ingin menangis mendengar mimpinya itu. "Mak, sudah jangan bersedih lagi, serahkan saja semua sama Allah ya Mak. "Hanya itu yang bisa kukatakan pada Emak. "Murni, emak mau berpesan sama Kamu, jika suatu hari nanti emak meninggal sebelum rumah itu terjual, tolong sampaikan pada Ahmad dan saudaranya bahwa Tolong jangan bertengkar lagi dengan Jannah, biarlah Jannah jauhi emak tapi jangan saudaranya juga dijauhi, tak ada siapa siapa lagi dia didunia tanpa saudara kandungnya, katakan juga kalau emak Pingin dikuburkan dekat Bapak. "Tes.. Tes..Butiran bening lagi lagi keluar begitu saja, aku tak sanggup menahan sedih mendengar ucapan emak, seolah pertanda bahwa umurnya sudah tak lama lagi. "Iya Mak, pasti Murni sampaikan nantinpada Mas Ahmad. Sekarang emak jangan sedih lagi ya, emak harus kuat emak harus ikhlas, biar emak bisa t
Read more
Jannah Di Usir
Part 13Jannah diusir oleh Bang UmarHari ini Emak nampak tidak sehat, sarapan hanya dengan teh manis hangat. Aku berusaha membujuk emak agar mau makan walau sedikit, tapi emak tetap tidak mau. "Mak, makan dulu mak sedikit, biar ada tenaga" aku berusaha membujuk Emak. "Mak lagi gak selera makan Murni, mulut emak rasanya pahit""Kalau emak gak makan nanti emak tambah lemas gak ada tenaga, atau mak kepingin makan apa biar murni belikan""Mak udah minum teh tadi, Mak enggak selera makan apa apa Murni"Akhirnya aku menyerah, aku tak mau memaksa emak. Biarlah Mak istirahat dulu, mungkin nanti jika emak sudah ingin makan pasti Mak akan Minta. Mas Ahmad sudah berangkat bekerja, aku berencana ingin belanja ke pasar, tapi emak lagi sakit. Aku tak tega meninggalkan emak dirumah. "Mak, Murni mau kepasar belanja ya""Iya, pergilah Nak, jangan lupa pintu ditutup, mak gak sanggup bangun""Mak mau pes
Read more
kemarahan Bang Umar
Part 14Kemarahan Bang UmarJannah dan Ramli beringsut duduk di lantai, mereka tak berani melawan Bang Umar. siapa yang berani melawan laki-laki tinggi, tegap, bertubuh besar itu, sekali saja kena bogem darinya, maka terhuyunglah kelantai orang itu, seperti halnya Ramli. "Bang.. Sabar bang" Ucap Ahmad menenangkan Abangnya. "Aku sudah habis kesabaran sama mereka, beraninya mereka sama emak, lawan aku kalau kalian berani, dan kau Ramli lawan aku jika kau jantan, jangan hanya berani sama wanita tua dan lemah. Pecundang memang kau" Teriak Umar semakin garang. Ramli tak berani melawan, ia meringis kesakitan sambil memegang pipinya yang memar. Belum puas mengahajar wajah Ramli, Bang Umar ingin menendangnya keluar. Sakit sekali hatinya, apalagi ibu kandung nya sendiri yang diperlakukan semena mena. Ahmad menahan Bang Umar agar tidak semakin brutal, Ahmad tahu jika dibiarkan bisa bonyok si Ramli. "Bang, udah bang. Jang
Read more
pov Jannah
Part 15Isi Hati JannahAku terduduk lemas dilantai, ssdangkan Mas Ramli sedang meringis kesakitan akibat kena tinju Bang Umar. Aku tak menyangka Bang Umar datang tiba tiba kerumahku, lalu marah marah hingga memukul Suamiku. Aku yakin, pasti Emak sudah mengadu yang bukan bukan pada Bang Umar. " Kamu ak apa apa Mas? " Tanya ku pada Mas Ramli yang sedang meringis. "Apanya yang gak apa apa, kamu gak lihat mukaku dah benyok kayak gini? " Mas Ramli nampak tak baik baik saja, aku kasihan padanya. "Sini biar aku kompres pakai air hangat""Sudah, tak usah.. Aku baik baik saja" Sahutnya sambil mengibas tangan ke udara. Mas Ramli terlihat kesal padaku, padahal apa salahku padanya? Aku hanya menawarkan kompres padanya. Ia bergegas kedalam kamar lalu keluar dengan memakai jaket dan helm. "Mas, kamu mau kemana? ""Aku mau cari rumah, kamu gak dengar tadi Abangmu bilang apa? ""Aku dengar
Read more
Memasak Gulai Daun singkong untuk emak
Part 16Masak Gulai Daun Singkong"Assalamu'alaikum Mah" Ucap Mas Ahmad ketika baru sampai dirumah. "Wa'alaikumussalam Mas, kamu udah pulang? Bang Uma Mana? ""Bang Umar udah pulang kerumahnya, suasana hatinya lagi kurang baik""Apa kalian bertengkar dengan Mba Jannah Mas? " Aku curiga pasti terjadi sesuatu pasa Suami dan Abang iparku. "Bukan Aku Mah, tapi Bang Umar. Bang Umar ato jotos sama Bang Ramli, Aku hanya nonton saja, malas aku ladeni mba Jannah dan Suaminya""Apa? Adu jotos? ""Iya mah, Bang Umar kesal sekali sama Bang Ramli, ditonjok lah wajah Bang Ramli itu""Ya Ampun, terus mba Jannah gimana Mas? " Ya Mba Jannah cuma bisa menjerit lihat suaminya di pukul sama Bang Umar, lagian punya mulut kok gak dijaga, ya tahu sendiri akibatnya"Sudah kuduga, pasti terjadi baku hantam dirumah itu, aku tahu bagaimana sifat Bang Umar. "Mah, emak masih dikamar? ""Masih Mas,
Read more
Perjuangan seorang Ibu
Part 17Perjuangan seorang IbuAku takut emak tak suka, tapi karena demi menuruti keinginan suami aku harus menyajikan Gulai ini untuk emak, smeoga saja emak mau memakannya. "Lauknya apa Murni? " Tanya rimak sambil melirik kedalam Sayur berkuah dalam mangkuk. Aku ragu untuk menjawab, tapi rasanya tak mungkin tidak memberi tahu emak sayur apa yang sudah kumasak hari ini. "Emm.. Anuu... Em.. Sa.. Sayur lemak" Ucapku terbata bata. Aku ingin segera keluar dari kamar emak agar bisa bebas dari pertanyaan emak yang membuatku sulit untuk berterus terang, aku hanya takut emak tak suka dengan sayur yang kumasak. "Sayur Lemak? " Tanya Emak sambil melihat ke arahku. "I.. iiya mak.. Sayur lemak... Sing.. Kong" Akhirnya lolos juga kalimay itu dari mukutku. "Benarkah? Tumben kamu masak sayur lemak Murni? "Oh Tuhan, apalagi yang harus kujawab. 
Read more
Jannah kebingungan mencari kontrakan
Part 18"Murni hanya sedih, teringat almarhum ibu Mak... "Jawabku pelan, aku memang sedih jika teringat ibuku. Begitu banyak pengorbanan yang telah belaui lakukan untukku. "Murni, meski ibu kamu sudah meninggal, kan ada emak disini yang menggantikan ibu kamu""Iya Tapi mertua tidak sama dengan ibu kandung" Batinku dalam hati. "Oiya Mak, Murni cuci piring kotor dulu ya, "Emak hanya mengangguk. Aku segera menuju watafel untuk mencuci piring, emak duduk di kursi sambil sesekali melirik kearahku. "Mak, Mak mau murni buatin teh? ""Boleh Murni, "Setelah mencuci piring bekas emak makan, aku membuat teh untu emak. Emak biasanya minum teh tidak terlalu manis, satu cangkir teh cukup satu sendok teh gula saja. Untuk menjaga gula darahnya agar tidak naik. "Ini Mak teh nya.. ""Makasih Murni"***Sementara dirumah Jannah, Ramli nampak mondar mandir di ruang tamu.
Read more
emak menangis lagi
Part 19'Duh, bikin kesel aja nih si Yati. Masih saja disuruh jagain anaknya sama aku,udah aku bilang kemarin jangan titipin anaknya sama mamah gak denger nih anak.' batin Jannah kesal. Sementara Yati dan Ragil sibuk membereskan barang barang mereka, Jannah justru menggerutu pada Suaminya. "Mas.. Lihat si Yati udah dapat rumah kontrakan, kita kapan? Aku gak mau Mas Bang Umar datang kesini sambil marah marah lagi, kamu lihat sendiri kan Mas kemarin? ""Aku udah berusaha cari rumah janah, tapi kamu tau sendiri rumah kontrakan sekarang harganya mahal, susah sekali cari rumah yang murah, apalagi bayarnya perbulan""Kamu cari lagi Mas, waktu kita gak lama lagi.. ""Aduh jannah, aku pusing tau, ini semua gara gara kamu.. ""Udahlah Mas, jangan salahin aku terus, kamu juga salah, lebih baik kita cari rumah secepatnya"Jannah kebingungan memikirkan dimana dia akan tinggal. Waktu yang terisisa semakin sedikit. "Ja
Read more
Ziarah ke makam Bapak
Part 20Ziarah ke makam Bapak"Emak... Kan nangis lagi? " Ucap Ahmad tiba tiba melihat emak meneteskan air mata sambil melamum. "Ah.. Enggak emak gak nangis" Emak berusaha menutupi kesedihan hatinya. Murni dan Ahmad saling pandang, mereka menduga duga, emak menangis pasti karena teringat Jannah. "Emak, sudah emak jangan pikirkan Mna Jannah lagi, biarkan saja dia keluar dari rumah itu dan cari rumah kontrakan" "Enggak Mad, mamak gak kepikiran Jannah, mak hanya teringat masa kecil kalian dulu, bapak sering bawa pulang kue putu saat pulang kerja, kalian selalu berebutan kue itu, emak jadi sedih mengingat masa itu.. "Emak nampak menghapus bulir bening dari sudut matanya. "Maafkan Ahmad mak, jika tahu emak akan sedih melihat kue putu ini, Ahmad gak akan beli""Bukan, bukan salah kamu beli kue putu Mad, mak hanya teringat saja, iya mak rindu masa itu, masa kalian masih bocah, tawa kalian selalu membuat rumah jadi
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status