Mak Syam diusir oleh anak perempuannya dari rumahnya sendiri karena meminta sayur daun singkong pada Jannah, anak perempuannya yang terakhir. sakit hati dan kecewa membuat Mak Syam Murka, Mak Syam menjual rumah peninggalan Suaminya hingga Jannah tak punya tempat tinggal lagi.
View MoreBab 1
" Nah...Jannah, emak pingin sayurDaun singkong lemak, kamu masakin ya Nah.." pinta Nek Syam pada anak perempuan bungsunya, Janah."Alah Mak. Makan apa yang ada aja lah, janah banyak kerjaan nih, lihat anak si Yati lagi rewel banget nih.." ucap Jannah sambil menggendong cucu perempuannya.Nek Syam sudah sangat tua, umurnya lebih dari delapan puluh tahun. Ia tinggal dengan Jannah anak perempuan bungsunya, nek Syam memiliki lima orang anak, tiga laki laki dan dua perempuan. Ia sudah memiliki sepuluh cucu dan beberapa cicit.Jannah adalah anak ke empat dari lima bersaudara. Yang pertama Umar, kedua Samsul, yang ketiga Saidah, ke empat Jannah dan yang terakhir Ahmad.Jannah adalah anak perempuan yang terakhir atau di tempat kami di sebut anak perempuan bungsu.Jannah memiliki dua orang anak, Yati dan Tina. Yati dan Tina sudah menikah dan mereka masing masing sudah memiliki dua orang anak. Yati yang masih tinggal serumah dengan Jannah dan nek Syam. Sedangkan Tina sudah tinggal dirumah terpisah.Jannah sehari hari kerjanya menjaga cucunya, yaitu anak Yati dan Tina. Apakah Yati dan Tina bekerja? Tidak. Mereka ibu rumah tangga biasa yang bertugas mengurus anak dan suaminya."Tapi Mak kepengen sekali sayur singkong lemak.. janah" ujar nek Syam dengan penuh harap."Mak...berapa kali sih ku bilang, aku lagi banyak kerjaan. Kenapa sih emak gak makan apa yang ada didapur aja. Bikin aku pusing saja." Nada suara janah makin meninggi, ia tak menghiraukan keinginan ibunya yang sudah tua dan sakit sakitan.Sudah lama Nek Syam tak meminta apa apa pada anak perempuan bungsunya itu. Mungkin karena hari ini ia kurang sehat, makanya ia ingin memakan sayur singkong lemak."Biar emak yang jaga anaknya Yati nah..." Pinta Nek Syam pada anaknya."Gak usah..yang ada emak buat dia nangis lagi.""Biar kamu bisa masak sayur singkong Nah.." raut wajah nek Syam mulai sedih."Emak budek ya? Gak dengar aku bilang apa?"Suara Jannah makin meninggi."Apa apa sih ini ribut ribut ??" Tiba tiba suami janah, Ramli keluar mendengar suara ribut."Ini emak minta sayur daun singkong lemak, udah aku bilang aku lagi sibuk jagain anak anak ini. Malah minta aku buat masak sayur lemak." Ucap janah membela diri."Mak lagian kenapa sih minta ini minta itu, emangnya emak ada ngasih duit??" Kata kata Ramli membuat nek Syam kaget."Astagfirullah...Ramli. apa yang barusan kamu bilang, kamu tega berkata begitu pada emak?" Nek Syam benar benar kaget dan kesal mendengar kata kata menantu yang tak sopan itu."Emak sudah tua, sakit sakitan. Bisa bisanya kamu bilang begitu??" Nek Syam mulai terisak."Emang kenyataannya begitu kan Mak, Mak cuma makan tidur saja kerjaan nya. Mau apa apa tinggal minta, emak gak malu apa?" Ramli makin menjadi jadi sama mertuanya."Kamu yang harusnya malu Ramli. Kamu tinggal dirumah siapa? Ini rumah emak. Dan emak minta dibuatkan sayur lemak sama anak emak sendiri apa itu salah?" Nek Syam tampak mengeluarkan air matanya. Tak kuasa ia menahan haru."Rumah ini kan milik almarhum bapak, bapak mertua yang bekerja, emak cuma duduk saja dirumah. Dan sekarang bapak sudah meninggal berarti rummah ini jatuh pada anaknya bukan buat emak." Ucap Ramli makin melunjak."Benar kata bang Ramli, rumah ini kan bapak yang bangun. Karena bapak sudah tiada berarti ini rumah jadi milik kami." Janah bukan membela ibunya justru membela suaminya yang jahat itu."Kalian benar benar keterlaluan." Nek saym tak kuasa mehana tangis."Kenapa?? Emak gak terima apa yang kami bilang?? Kalau Mak gak terima silahkan Mak keluar saja dari sini, dan asal emak ingat.. emak cuma makan tidur saja disini, aku yang cari makan buat emak." Benar benar menantu keterlaluan si Ramli itu."Iya Mak, lebih baik Mak tinggal saja sama Abang atau kakak. Aku sudah capek ngurusin cucu cucuku ditambah harus ngurusin emak lagi.""Kalian usir emak dari sini??""Iya, dan jangan lupa emak bayar beras yang sudah emak makan karena itu aku yang cari bukan anak emak." Ucap Ramli dengan angkuhnya."Baiklah.. Mak akan pergi. Silakan kalian usir emak. Tapi asal kalian tahu, emak gak rela kalian tinggal dirumah emak sampai kapanpun ini masih rumah emak"Nek Syam keluar dari rumah itu dengan menahan sesak dihati. Hancur sekali hatinya mendapat perlakuan buruk dari anak dan menantunya.Ia tak menyangka anak dan menantunya Setega itu padanya. Padahal rumah yang mereka tempati adalah hasil jerih payah ia dan suaminya.Bersambung...Part 32Akhirnya emak bisa beristirahat dengan tenang, tak ada lagi rasa sakit yang menggerogoti tubuhnya. Semua emak Luka sudah sirna seiring terpisahnya jiwa dari raganya yang Fana. Selamat jalan emak, semoga engkau tenang di alam sana. Semoga semua amal ibadahmu diterima disisi Yang Maha Kuasa. ***Rumah Saidah kini sudah ramai oleh para pelayat, Saidah sendiri masih shock dan menangis dikamarnya. "Sudahlah Saidah, jangan begini terus, iniang sudah takdir, tak ada yang perlu disesali, seribu kali kau sesalipun tak akan membuat emak Bangkit lagi" Ucap Bang Umar membujuk adiknya. "Ini semua salahku Bang, kalau saja aku tak meninggalkan emak sendiri... ""Sudah sudah.. Jangan berkata apa apa lagi, sekarang ambil air wudhu, kita akan melakukan shalat jenazah untuk Emak"Bang umar bangkit seraya menggandeng tangan adik perempuannya itu, dituntun nya Saidah kekamar mandi. "Aku tunggu diluar Saida
Part 31Nek Syam MeninggalDengan tangan bergetar Saidah mengambil gawai disaku celananya lalu menghubungi Bang Umar. "Bang... Emak masuk rumah sakit" Ucap Saidah ketika tersambung dengan Bang Umar melalui telepon. "Enak kenapa Dah? " Tanya Bang umar Penasaran. "Enak jatuh dari kursi roda Bang.. Huhuhu" Jawab Saidah sambil terisak. "Apa? Enak Jatuh dari kursi roda? Kok Bisa Dah? " Umat mulai panik. "Nanti aku cerita kan Bang kronologisnya, aku lagi diruang UGD sekarang, tolong hubungi yang lain ya Bang, aku masih shock dan lemas, tolong ya Bang.. ""Baiklah, aku akan menghubungi adik adik, kamu sabar ya dah, nanti aku kesitu"" Iya Bang. "Saidah memutuskan sambungan telepon dengan Bang umar, ia kembali menangis tatkala teringat kejadian tadi. Ia merasa sangat bersalah karena membiarkan emak sendiri dirumah, sedangkan ia lebih memilih menjaga warungnya. "Emak.. Maafin Saidah mak.. Har
Part 30Emak jatuh dari kursi rodaSebulan telah berlalu setelah pembagian warisan hasil penjualan rumah almarhum Bapak. Emak masih dirumah Saidah, kondisinya semakin membaik, emak sudah mulai bisa bicara meski terbata bata, tapi masih bisa dimengerti. Saidah membuka usaha warung dari hasil warisan itu. Sementara Ahmad membuka usaha bengkel. Umar membeli lahan sawit, dan Samsul menabung untuk investasi dimasa depan. Sementara jannah, ia menebus tanah warisan yang diberikan Bapak yang digadai saat hajatan si Yati. Selebihnya ia membuka usaha nasi uduk didepan rumah kontrakan nya. Ramli kini tak lagi bekerja, ia hanya membantu usaha nasi uduk jannah. Kehidupan anak anak Mak Syam sudah lebih membaik, terlebih jannah. Ia merasa bersyukur atas adanya warisan itu, ia bisa membuka usaha dan menebus tanahnya kembali. Ia menyesal sempat mengaidakan tanah untuk menggelar pesta hajatan Yati, anak bungsunya itu. Susah payah ia menca
Part 29Jannah mendapatkan warisanSenyum terpancar diwajah keduanya. Akhirnya rumah peninggalan almarhum Bapak kini laku terjual, Umar dan Ahmad nampak senang. Doa mereka akhirnya terkabul juga. Beberapa hari setelahnya, Bang Umar meminta semua adik adiknya datang kerumah Saidah untuk menghadiri rapat keluarga. Pada malam yang telah ditentukan, Semua anak Mak Syam datang, pun Jannah turut hadir pada malam itu. Jannah datang sendiri tanpa didampibgi Ramli, Suaminya. "Assalamu'alaikum.. " Jannah mengucap salam ketika tiba di rumah Saidah. "Waalaikumsalam.. " Jawab yang ada diruang tamu kompak. Jannah nampak canggung berada ditengah saudaranya, ia masih ingat betul beberapa waktu yang lalu saat abang dan kakaknya menyerangnya habis habisan dirumah sakit. Itu semua imbas dari perbuatan nya karena mengusir emak waktu itu, meski Jannah sudah minta maaf pada emak, namun saudaranya seperti belum bi
Part 28Rumah Warisan akhirnya terjualEmak dibawa pulang kerumah Saidah, Umar yang memiliki rejeki lebih diantara saudaranya, ia menyumbangkan sebuah kursi roda untuk ibunya. Sementara saudara yang lain menyumbang uang untuk membantu pengobatan emak selama dirumah Saidah. "Alhamdulillah akhirnya emak bisa pulang juga""Iya Murni, semoga emak bisa sembuh""Amin."Ahmad dan Murni beserta anak emak yang lain kecuali Jannah mengantarkan emak pulang dari rumah sakit kerumah Saidah. Jannah masih sibuk dengan rumah barunya. Sementara Umar dan Samsul serang membahas rumah peninggalan Bapak. "Bang, gimana rumah ada yang berminat? " Tanya samsul pada Bang Umar di ruang tamu rumah Saidah. "Ada sih yang tanya Sul, tapi murah sekali dia minta""Berapa emangnya Bang? ""Dia minta 400 Sul, sedangkan kita sudah sepakat menjualnya 500 kan? ""Kalau memang ada yang minta kasih saja B
Part 27Emak pulang kerumah SaidahSaidah menghubungi Ahmad dan abangnya memberitahukan kondisi emak. Saidah mengambil gawai dalam tas, dan menghubungi Ahmad. "Hallo.. Asalamualaikum.. ""Waalaikumsalam, iya kak gimana kondisi emak? " Tanya Ahmad melalui sambungan telepon. "Ahmad, cepat kesini.. Emak sudah sadar.. Emak sudah bisa buka mata Mad.. " Ucap Saidah sambil tersenyum. "Apa mba, emak sudah sadar? Alhamdulillah ya Allah... " Uajr Ahmad bersyukur atas kondisi emak yang sudah membaik. "Iya Mas, susah dulu ua, mba mau telepon abang dulu, mau kasih tahu kalau emak sudah sadar.. " "Iya.. Mba.. Iya, aku nanti kesana sama Murni."Ahmad begitu senang mendengar emak sudah sadar, ia tak henti berdoa dan bermunajah pada Allah agar emak bisa sembuh. Ahmad segera memberi tahu Murni kalau emak sudah sadar. "Ma.. Emak sudah sadar.. ""Apa? Yang benar Mas? ""Iya m
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments