Tous les chapitres de : Chapitre 21 - Chapitre 30
42
Mulai Renggang
Keesokan harinya Nera dan Gevan pun menjalani aktivitas seperti biasa. Nera terus fokus dengan pelajarannya. Ia tidak memikirkan apapu saat ini selain tujuannya yang ingin lulus dengan cepat dan mendapat gelar sarjana agar ia bisa sedikit lebih pantas untuk Kezia dan setidaknya tak lagi diremehkan oleh keluarga Kezia. Meskipun itu masih belum cukup baginya, tapi itu adalah langkah awal baginya untuk menjadi lebih baik lagi. Saat ini Nera adalah seorang laki-laki yang dipenuhi ambisi demi tujuannya itu...Seharian telah berada di kampus, Nera pun langsung pulang setelah semua mata kuliahnya selesai. Seperti biasa Vanesa selalu mengajaknya ngobrol dan berusaha mengganggunya agar bisa lebih dekat. Namun Nera tetap saja seperti biasa dan tidak berubah sama sekali. Terus dan terus seperti itu hingga kejadian itu selalu berulang-ulang. Empat bulan telah berlalu, Nera pun masih saja tidak bergeming dan tetap seperti biasa dengan Vanesa. Namun dalam Dua b
Read More
Nera & Vanesa story (part 1) ; Hari yang tidak terlalu buruk
“Yah tapi kan bayaran dan bonus yang kau dapatkan juga setimpal dengan tingkat kepusinganmu kan.”“Iya sih. Yaudah deh, aku pulang duluan. Maaf ya beb hari ini jadi garing banget gara-gara aku.”Ucap Kezia yang memelas minta maaf pada Nera , iya merasa tidak enak karena sudah mengecewakan kekasihnya itu.“Iya-iya tak masalah. Aku paham kok, lagipula kesehatanmu itu lebih penting. Jadi jangan terlalu khawatir soal kencan kita.”“Baiklah , terimakasih banget udah pengertian. Oh aku pulang sendiri aja, lagian aku bawa mobil kantor, jadi tidak apa-apa kok.”“Yakin? Kau bisa ?.. Jangan sampai ngelantur, kalau terjadi apa-apa segera hubungi aku ya.”“Ih, jangan ngomong gtu dong, do’amu jelek banget.”“Antisipasi.. yasudah kau hati-hati, jangan ngebut, pelan-pelan saja.”“iya baiklah sayang. Aku pulang dulu, Daahh Nera-ku, daah Kak John.&rd
Read More
Nera & Vanesa story (part 2) ; Tergerak dengan sendirinya
“Kau benar sih, aku juga lebih suka kucing kampung. Mereka bisa dibilang mandiri, tidak terlalu manja meskipun ada yang agresif tapi itulah kelebihan mereka dari pada ras-ras kucing yang kastanya lebih tinggi. Bisa dibilang, kucing kampung merupakan salah satu inspirasiku untuk survive saat dulu sedang terpuruk. Duh, apasih. Kok malah kesana pembahasannya. Ahahah , maaf.” Ucap Nera dengan ekspresi agak malu.“Tidak apa-apa kok. aku mengerti.”“Dapat! Aku sekarang udah selangkah lebih maju dalam mendekati Nera. Sialan, pria ini sikapnya benar-benar membuatku jadi tergila-gila. Padahal dia melakukan semua sesuatu itu biasa saja, tidak ada yang isitmewa. Tapi entah kenapa aku malah semakin suka padanya.” Gumam Vanesa dalam hati.“Eh aduh, duh kena cakarnya. Duh sakit. Iiii.. kucing, kamu kok nakal sih.! Sakit tau tanganku.” Vanesa sedikit merintih kesakitan karena tidak sengaja terkena cakar kucing tersebut.
Read More
Nera & Vanesa story (Last part) ; Semua kisah kita hanya disaat hujan
“Tidak usah. Tidak apa-apa, kau duluan saja. Nanti kau bisa basah..” Jawab Vanesa dengan nada yang sedikit berteriak.“Cepatlah! Semakin kau lama bergerak, aku semakin basah. Sudah, ayo cepat naik!.” Nera pun memaksa Vanesa untuk naik karena berteduh di depan toko buku itu sama saja dengan percuma karena tetap akan terkena bias air hujan.Vanesa pun segera berlari dan naik ke motor Nera  dan tanpa belama-lama Nera langsung tancap gas.“Hei, pegangan. Pegang dimana saja yang  kau merasa nyaman. Kita akan sedikit ngebut karena kau tidak pakai hel, takutnya ada polisi iseng.” Ucap Nera memberi aba-aba siaga.“Haaa!! Aaa engga-engga!, jangan ngebut. Aku takut.!” Teriak Vanesa“Udah ikuti saja perintahku, hanya untuk melewati lampu merah saja. Jika kita berada di jalan pahlawan berarti sudah aman karena disana sudah tidak lagi jalan protokol, jadi tidak ada polisi.”“Bera
Read More
Ungkapan yang sangat Tulus
“Vanesa, berbalik badan lah! Jangan sampai kau terekam, bisa-bisa nanti mereka menyebarkan gosip yang buruk ke keluargamu.”Vanesa pun membalikkan badannya dengan cepat dan sialnya ia tergelincir dan hampir terjatuh hingga dia berusaha berpegangan pada Nera hingga membuat Nera pun Refleks bergerak untuk menangkap Vanesa dan  Vanesa pun berada dalam posisi dimana ia memeluk Nera. Sangat Dramatis sekali seperti di tv tv. Tak lama setelah merekam kejadian itupun, mobil itu segera  pergi dan tancap gas. Nera yang elihat itu berlari untuk bisa melihat nomor polisi dari mobil itu dan menandai nya. (situasi di dalam mobil)“Hehe lumayan untuk bahan laporan.” Orang misterius yang berada di dalam mobil itu pun menyeringai.. (kembali ke  tempat Nera dan Vanesa.)“Sial, siapa mereka itu? aku tak bisa melihatnya dengan jelas.”“Ah sudahlah Nera, bia
Read More
Berada di Istana Megah
Namun saat Nera hendak melepaskan jabatan tangannya, Vanesa menahannya agar bisa memegang tangan Nera lebih lama lagi. Nera merasa sungkan untuk melepaskannya secara paksa namun merasa enggan untuk berlama-lama seperti itu. “Nera, bolehkah aku memohon satu hal lagi padamu? Aku berjanji ini adalah yang terakhir untuk hari ini.” Tanya Vanesa dengan raut wajah antara memelas dan merayu. Membuat siapapun sulit untuk menolaknya.“Ah.. ya.. engg,,,tidak apalah kalau begitu. Selagi aku bisa bantu ya tidak masalah.”“Baiklah, aku minta kau pejamkan matamu, 5detik saja.”“Haa? Kenapa ? Kau ingin bermain sulap? Atau ingin mengerjaiku?”“Ahahaha tidak kok, tenang aja. Aku tidak akan mengerjaimu. Udah cepat, tutup saja matamu dan jangan mengintip.”“Duh,, ya baiklah.” Nera pun memejamkan matanya dengan ekspresi sedikit khawatir.“Eh? Barusan kau mengeluh?
Read More
Rasa Penasaran
Nera pun berjalan menuju kamar tamu yang dimaksud dengan dipandu oleh Marko dan Niko.“Bung, ini kamarnya. Silahkan mandi dan ganti pakaian anda. Dilemari ada banyak pilihan ukuran baju untuk para tamu.” Ujar Marko“Terimakasih banyak.”..Nera pun segera masuk ke kamar mandi dan mulai berkeramas dan mandi dengan shower yang hangat.“Wah, mantap sekali. Bahkan kamar mandinya lebih luas dari rumah kontrakan ku dan Gevan. Juga sangat mewah seperti di hotel. Rasanya seperti mimpi saja aku berada di istana Megah seperti ini.” Nera pun tidak berhenti menggumam karena takjub dan ia merasa seperti berada di istana dalam cerita dongeng.Setelah 10menit Nera pun selesai mandi dan segera mencari baju ganti di lemari.“Wahh, ini juga mantap. Lemari nya harum, bajunya semuanya sama namun banyak ukuran. Benar-benar layanan untuk tamunya tidak tanggung-tanggung.Setelah Nera selesai, ia sege
Read More
Ketahuan Selingkuh ?
“Ha? Eh? Kok? Ahahaha mengapa kau menanyakan nama ayahku? Ahaha, apa kau ingin melamarku?”“Eh, bukan. Kau terlalu jauh berpikir kesana. Jjika kau keberatan yasudah, tidak perlu dijawab kok.”“Hmmm.. Ervan. Nama ayahku Ervan.” Jawab Vanesa.“Ervan? Dandelion? ..” Tanya Nera lagi karena penasaran.“Hmm (angguk-angguk)..”“Berarti , Erwin Dandelion itu?...” ucap Nera karena ia menyangka bahwa orang yang bernama Erwin Dandelion itu mungkin saja kerabat Vanesa.“Ahaha, aku sudah tahu kau akan menanyakan itu. Hmmm gimana ya? Aku juga  tidak tahu cara menjawabnya karena nama Erwin juga terdengar asing di keluarga ini. Mungkin saja orang itu sengaja memakai nama belakang Dandelion. Yah soalnya kan banyak juga sekarang nama orang yang seperti itu.”“Hmm, iya juga. Yasudah lah kalau begitu, maaf jadi bertanya yang tidak-tidak. Aku hanya pensaran saja
Read More
Kezia dan Vanesa bertemu dan berbicara
Tak lama sebuah mobil pun sampai di pekarangan rumah Nera, sudah pasti itu Vanesa yang datang dengan supirnya. Terlihat Vanesa turun dari mobil dan terlihat ia memakai dress yang sama saat dirumah bersama Nera tadi namun terlihat ia masih sedikit kesulitan saat berjalan karena kaki yang terkilir. Kelihatannya Vanesa memang langsung buru-buru berangkat saat Nera memintanya untuk datang. Namun Vanesa melihat agak heran karena ada Kezia juga disitu dan Vanesa pun sudah bisa menebak situasinya, ia pun hanya tersenyum ramah dan menyapa keduanya.“Hallo Nera, Hallo.. kak Kezia kan? Salam kenal, aku Vanesa teman kampusnya Nera.” Ucap Vanesa dengan ramah sambil mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Kezia.“Hallo juga,” Kezia pun menerima isyarat jabat tangan Vanesa dengan ramah.“Wah, ternyata dari dekat lebih cantik. hihihihi,” Celetuk Vanesa yang membuat Kezia tersipu karena perkataannya itu.“Ah, ahahaha terimaka
Read More
Persahabatan Kezia dan Vanesa dimulai
“....” (hening) (hening)“Ah. Ahaha, anu.. aku minta maaf kalau..”“Tidak apa-apa Vanesa. Aku mengerti. Terimakasih sudah jujur dan menyampaikannya padaku, walau aku merasa agak jengkel karena mendengarya darimu tapi aku sangat menghargai kejujuran dan perasaanmu. Sepertinya aku harus membeli rantai yang kuat dan kokoh agar Nera tidak bisa lagi kemana-mana.” Ucap Kezia dengan sedikit candaan yang membuat  situasi menjadi tidak tegang lagi. Semuanya berakhir dengan keadaan yang baik-baik saja.“Baiklah kalau begitu aku pulang dulu ya semuanya. Terimakasih hidangannya, oh iya aku bawa sesuatu, tunggu sebentar aku ambilkan.” Vanesa berlari menuju mobil dan mengambil sebuah rantang dan bingkisan besar, ia dibantu supirnya untuk membawa barang-barang itu.“Apa itu?“ tanya Nera agak heran“Ini sup yang kau makan tadi. Aku tadinya ingin mengeluarkannya lebih awal untuk kita nikmati ber
Read More
Dernier
12345
DMCA.com Protection Status