All Chapters of Aku Menikahinya Karena Ingin Balas Dendam: Chapter 31 - Chapter 40
42 Chapters
Vanesa yang jarang terlihat
“Baiklah kalau gitu Ner,Kakak. Aku pulang dulu, sudah sore. kalian yang akur ya, jangan berantem, tar aku ikutan repot.” “Iya-iya, hati-hati ya.” Jawab Kezia .. Vanesa pun akhirnya pulang dan tinggalah Kezia dan Nera berdua di teras itu, cuaca agak seidikit gerimis. Mereka pun akhirnya berbaikan , perlahan Nera memeluk Kezia dari belakang dan mencium rambut Kezia. “Apa sekarang kau masih marah?” Tanya Nera “Ngga tauk, huh.” “Ee, kau kelihatan semakin cantik jika merajuk seperti itu.” “Ih gombal banget. Kau dasar sialan, lihat Wanita itu tadi..” “Kenapa wanita itu? bukankah sekarang kau menjadi kakaknya.” “Bukan itu masalahnya. Anak itu terlalu manis dan cantik lebih dari bayanganku sebelum ia datang kesini.” Ucap Kezia dengan sedikit muram “Lalu? apa masalahnya?” “Yah, berarti wajar saja jika aku cemburu padanya. Aku saja yang wanita, melihatnya sangat suka dengan wajahnya.” Kezia pun memegang dan mengelus tangan Nera yang melingkari perutnya. Terlihat mereka berdua sangat m
Read more
Perjodohan Nathan dan Kezia; Nathan masih mencintai Kezia
Selang beberapa waktu, Vanesa tiba-tiba jarang kelihatan karena beberapa alasan yang tidak diketahui. Hingga Kezia pun sedikit khawatir dan pensaran sampai-sampai dia menghubungi Nera di sela-sela jam kerja nya.“Triing.’”” (telepon berdering)..“Hallo, tumben sekali kau meneleponku dijam seperti ini, apakah lagi senggang?” Tanya Nera yang menjawab panggilan telepon Kezia.“Hmm ya tidak juga. Hanya sedikit ada waktu luang saja, kenapa? Kau merasa terganggu ya?” Tutur Kezia. Terdengar nada bicaranya sedikit agak kesal.“Ahaha tidak kok, justru aku malah senang seklai karena kau menghubungiku. Habisnya kan kita sangat jarang sekali berkomunikasi apalagi di jam sibuk begini.”“Hmm iya deh iya. Engg sebenarnya aku ingin menanyakan sesuatu padamu tentang Vanesa.”“Oh, mau nanya apa? dan ngomong-ngomong belakangan ini dia jarang terlihat sih.”“Ha? Dia juga jarang terlihat dikampus?”“Iya, sudah berapa hari berturut-turut tidak kelihatan, dan sebelumnya juga dia hanya sesekali saja datang
Read more
Kezia tetap Menolak
Kezia tentu saja langsung kaget mendengar pernyataan Nathan itu. Karena selama ini yang ia tahu bahwa Nathan sudah bisa berdamai dengan perasaan mereka yang dulu saling cinta dengan kenyataan bahwa mereka saat ini hanyalah teman dekat. Kezia sedikit tidak percaya dan ia heran.“Tunggu dulu, Nathan. Kau..? Kau pasti bercanda kan ?.” tanya Kezia dengan sedikit grogi.“..(geleng-geleng kepala) ,, Tidak, aku sama sekai tidak bercanda. Selama ini aku mencoba mengabaikan perasaanku karena aku tak ingin kau membenciku jika kau sampai tahu kalau aku masih mencintaimu. Aku memilih bungkam karena dengan cara itu aku masih bisa dekat denganmu meskipun hanya sebagai teman dan rekan kerja.”“Enggak enggak, ini kedengarannya aneh. Tunggu, kepalamu pasti ada yang salah. Apakah kau terbentur? Katakan padaku kalau kau baru saja ngelantur, Nathan.” Kezia semakin bingung degan keadaan yang rumit ini. Mimpi apa ia semalam sehingga keadaan semuanya berubah dan terbolak-balik dari apa yang ia pikirkan sela
Read more
Musyawarah kedua belah pihak
Kezia pun mandi sambil merenungi tentang peristiwa yang terjadi saat ini padanya. Ia merasa tidak lagi punya privasi dan otoritas atas dirinya sendiri. Ia kesal dan sangat marah dengan semua keadaan yang menimpanya saat ini. Setelah hampir setengah jam mandi tanpa keramas, ia pun akhirnya berganti pakaian yang sedikit formal dan menuju ke ruang tamu untuk bertemu Keluarganya Nathan. Terlihat dari jauh keluarganya dan keluarga Nathan sudah berkumpul dan sedang berbincang-bincang. “Eh itu Kezia.” Seru Nathan yang melihat Kezia dari jauh dan melambaikan tangan pada Kezia. Kezia pun hanya berjalan perlahan menuju ke tempat duduk yang tersedia diantara kaluarganya itu. Dengan wajah yang murung, ia tidak melihat kemana-mana dan hanya melihat ke bawah saja. Tampaknya Kezia memang sangatlah sedih dan kesal, namun hebatnya ia sangat kuat untuk menahan kekesalan dan semua rasa sedihnya. Kedua belah pihak keluarga pun sudah berkumpul di ruangan pertemuan yang mana tidak lain dan tak bukan un
Read more
Keadaan Kezia yang serba salah
Namun tetap pada dengan perkataannya diawal kalau Kezia masih tetap tidak bisa menerima Perjodohan yang mendadak ini. Ia pun melihat keluarga Nathan dengan tatapan yang penuh harapan dan seolah berharap keputusannya ingin dimengerti oleh mereka.“Baiklah, tidak mengapa jika kita menunda acara perjodohan ini untuk sementara. Tetapi bagaimana dengan keputusan Nathan?.” Tanya Ibu Nathan pada putranya itu.“Hmm, aku sebelumnya minta maaf jika aku sedikit memaksakan kehendakku. Tetapi aku melakukan ini semua karena murni atas perasaanku sendiri, aku tidak punya alasan lain selain karena aku menyayangi Kezia. Namun, bisakah setidaknya kalau untuk saat ini kami bertunangan saja dulu dan tidak perlu di tunda. Dan untuk pernikahannya aku akan bersedia kapanpun Kezia siap, baik itu setahun atau dua tahun lagi pun tidak masalah. Saat ini hanya itu yang ku inginkan.” Jelas Nathan yang tentu saja membuat Kezia pun menjadi sangat terkejut dan kesal seolah-olah Nathan terus mendorong niatnya agar pe
Read more
Perjanjian!
“Perjanjian?.” Tanya Nathan dengan Heran. “Iya, jika kau setuju dengan perjanjian ini maka aku akan menerima pertunangan ini.” “Hmm, oke? Biar kita dengarkan dulu apa kesepakatannya.” “Pertama, aku tidak ingin kehidupan peribadiku terlalu dicampuri. Karena sejak dulu aku tidak suka jika privasi ku diusik. Kedua, aku tidak mau kalau pertunangan ini di umbar kemana-mana. Cukup kita-kita dan keluarga saja yang tahu dan orang-orang diluar keluarga ataupun kolega tidak perlu tahu. dan yang terakhir... jangan usik Nera.” Menutup kalimat terakhirnya, wajah dan tatapan Kezia terlihat sangat menakutkan. “Hmmm, mengapa sepertinya berat sekali ya? Ahahaha, apa tidak bisa dipermudah sedikit? Yah setidaknya jika ada teman bertanya hubungan kita ini apa, yah aku hanya ingin menjawabnya dengan jujur aja gitu.” “Itu terserahmu. Cuma yang kuminta kau tidak perlu menggembar-gembor atau terlalu publikasi, aku ingin semua berjalan seperti biasa saja. Mungkin kelebihannya ialah saat aku jadi tunanganm
Read more
Teman di Kampus
Dihari-hari berikutnya Nera masih beraktivitas seperti biasa. Sehari-harinya dikampus lalu ia sesekali ikut webinar pelatihan tentang marketing, saham dan investasi serta macam-macam lainnya. Ia berniat untuk menjadi seorang enterpreneur dengan memulai untuk membuka usaha sendiri meskipun itu kecil-kecilan. Ketika sedang duduk di kursi taman yang berada di pekarangan kampus, tiba-tiba datang seorang wanita berkacamata menghampiri Hans, ia bernama Melly yang tak lain adalah teman satu jurusan Nera.“Hallo Nera. Ah, boleh mengganggu sebentar?.” Sapa Melly“Oh, iya silahkan. Ada apa?” Tanya Nera dengan sedikit senyum.“Hmm ngomong-ngomong kamu ingat ga namaku siapa?.” Tanya Melly sambil mengambil posisi duduk disebelah Nera.“Melly, ‘kan?.”“Yap! Betul sekali. Kamu lagi sibuk gak Ner?.”...”duh,lagi enak sendiri menikmati angin dan nonton video panduan berbisnis, eh malah ada aja yang datang tiba-tiba. Kok bisa-bisanya ada orang yang datang nyamperin aku kesini? Ada perlu apa kira-kira w
Read more
Tiba-tiba saja Vanesa muncul
“Yasudah kalau begitu, mending kita masuk. Kau ada kelas juga kan?.” Tanya Nera pada Melly.“Ya iyalah, kita kan satu jurusan, hey!.”Mereka pun berjalan menuju ruangan mereka dan disela-sela itu mereka pun mengobrol sedikit tentang beberapa hal kecil.“Hmm, aku gak nyangka sih kalau ternyata kau ini enak juga diajak berbicara. Habisnya setiap dikelas kau terlihat suka fokus sendiri dan terkadang kau suka tidur” Ucap Melly.“Kurasa jika diajak bicara, aku pun pasti akan berbicara juga. Aku tidak se arogan itu sampai mengabaikan orang yang ingin berbicara denganku, mungkin kalian saja yang tidak punya hal yang ingin kalian bicarakan padaku. ‘Kan?”“Hmm, mungkin begitu sih.”Nera dan Melly pun sampai dikelas dan hari itupun berlalu tanpa adanya kejadian yang berarti. Hanya saja dimalam hari seperti biasa Nera mencoba menghubungi kekasihnya yaitu Kezia, namun tidak ada jawaban dan tidak juga ada balasan pesan. Mulai merasa bosan karena sudah tidur, ia pun pergi keluar untuk mencari beber
Read more
Ibu Nera yang merindukan Kezia
Nera pun akhirnya berjalan menemani Vanesa menuju tempat dimana mobilnya diparkir.“Sudah sampai sini saja, tidak perlu repot.” Ucap Vanesa.“Ya memang sampai disini saja lah! Orang mobilmu juga disini parkirnya, dasar!.” Nera pun jengkel karena di Vanesa bersikap jahil padanya.“Oke kalau begitu aku pulang dulu, bye.” Vanesa pun menutup kaca mobil dan berjalan meninggalkan Nera.Setelah melihat mobil Vanesa sudah jauh dan tak lagi tampak, ia pun berjalan kembali menuju kerumahnya. Ia rasanya seperti sudah lelah dan ingin terlelap saja dan benar saja saat ia sampai dirumah, ia pun segera menuju kamar dan tak butuh waktu lama Nera pun tetidur.Hari demi hari pun seperti biasa, hanya begitu-begitu saja dan tidak ada yang istimewa sama sekali. dan hingga duaminggu sudah berlalu tanpa terasa, namun kali ini lagi-lagi sepertinya Kezia tidak bisa hadir di janjian kencan mereka. Namun seperti biasa Nera masih tetap memakluminya karena ia merasa kalau Kezia sangat sibuk belakangan ini dan itu
Read more
Kebahagiaan Nera
“Iyakan? Dia memang sehebat itu, yah tapi juga mulai sekarang aku akan terus berusaha agar bisa setara dengannya secepat mungkin.” “Baiklah, kami hanya bisa membantu denan doa. Ibu, ayah dan adikmu, kami semua selalu mendoakan yang tebaik untukmu, nak. Berusahalah, ibu yakin kau pasti akan menjadi orang yang besar dan hebat.” “Amin, teimakasih ibu dan ayah serta Sandy juga. Aku akan selalu mengingat doa kalian. Yasudah kalau begitu aku pulang dulu. bye.” Nera pun menyalakan motornya dan beranjak pergi. “Hati-hati! jangan kebut-kebutaan!..” sang ibu berteriak dengan cukup keras dan Nera yang mendengarnya pun hanya bisa tersenyum karena ibunya sejak dulu sedikitpun sama sekali tidak berubah.. ....”segala sesuatu terkadang akan datang dan pergi silih berganti, setiap hal dan insan selalu membawa perubahan bagi segala yang ada disekitarnya. Namun diantara itu semua hanya ada satu yang sama sekali tidak berubah, yaitu besar cinta kasih seorang ibu yang tak ternilai harganya”..- .. Kel
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status