All Chapters of Aku Menikahinya Karena Ingin Balas Dendam: Chapter 11 - Chapter 20
42 Chapters
Momentum
“Oh tau tau kok, tempat nongkrong anak muda itu kan? Oke baik nona. Saya antar kesana ya berarti.?”“Iii iya pak, tolong agak cepat ya pak. Tolong banget.” Kezia terus-terusan cemas dan tergesa-gesa hingga dia panik.Kezia pun mencoba menelpon nomor Nera namun tidak bisa di hubungi karena Ponsel Nera mati.Dan kezia kembali mencoba berulang-ulang kali menelpon Nera, namun tetap sama saja.“Pak pak, agak ngebbut ya pak, tolong pak , agak mendadak soalnya.” Kezia memohon pada supir Taxi itu“Oh iya, kalau begitu pakai sabuk pengamannya Nona, saya akan menambah kecepatannya.” Sahut supir taxi“Baik pak, tolong banget.”..Taxi itu pun melaju kencang, hingga dalam beberapa menit, sampai di Cafe john.“Sudah sampai non.”“Oh iya makasih pak, ini pak. Pak tolong jangan pergi dulu, tunggu sebentar ya.” Ucap kezia masih dalam keadaan cemas
Read more
Tersimpan Rahasia dalam Kehangatan
..“Heyhey, tidak apa-apa. jangan menangis, aku tadi sangat khawatir karena kau tak kunjung membalas pesanku. Aku takut terjadi sesuatu yang tidak-tidak padamu makanya aku akhirnya mencarimu. Sudah tidak apa-apa Key.” Nera mengelus punggung kekasihnya itu, dia juga merasakan kalau Kezia benar-benar sangat menyesal karena kelalaiannya, tapi itu tidak lantas membuat dia marah. Malah Nera sangat lega karena Kezia dalam keadaan baik-baik saja...Perlahan tangis Kezia pun mulai mereda dan Nera mencoba untuk menenangkannya lagi.“Sudah? Sudah nangisnya? Nanti matamu bengkak loh, ntar jadi tambah jelek.” Mencoba menggoda Kezia.“Tambah jelek? Berarti maksudmu aku ini memang jelek ya? Iiiiiii..dasar kau ini.. Huuu.” Merengek manja namun masih dengan sedikit tersedu-sedu“Ahaha, tentu saja kau sejak datang kesini sudah jelek karena kau tiba-tiba menangis, semakin kau menangis maka semankin jelek. Hehehehe. Makanya b
Read more
Malam yang dingin dan Mesra
“Hmm, ayo naik. Akan ku antar .” Nera menawarkan tumpangan pada pacarnya itu.“Aduh, gimana ya? Keadaanmu lagi seperti itu, kau tidak apa jika pulang terlalu malam karena mengantarku? Aku takut kau tidak bi ..”“Sudahlah.. kau tidak usah khawatir. Berhenti memperlakukanku sebagai cowok yang lembek. Aku tidak apa-apa. tenang aja ..” ucap Nera  sambil mengarahkan jempol pada Kezia. Dan kezia pun tersenyum melihat tingkah Nera yang tidak berubah.“Kau ini, selalu saja keras kepala. Baiklah, antarkan aku pulang.” “Jika tidak keras kepala, aku tidak akan bisa mendapatkanmu. Hehehe. Baiklah !! Nona cantik, pegang yang erat, jangan sampai jatuh, karena tidak ada asuransi jika jadi penumpang motorku.”“Oke, siap kang ojek ganteng, mari kita pulang, lets go..” Kezia pun menyahuti tingkah konyol pacarnya itu.Mereka pun pulang berboncengan dan berpelukan di motor sederh
Read more
Cobaan dan Godaan yang Terselubung
“Yo, Nera..” Sapa Nathan pada Nera . “Oh? Nathan? Apa kabar?.” Sambung Nera. “Baik saja, sudah lama tidak kelihatan. Apa kau sangat sibuk belakangan ini.?” Ucap Nathan dengan nada seperti agak sedikit menyindir. Seolah ada maksud dibalik ucapannya. “Ahaha, tidak , tidak sesibuk itu, hanya sibuk kuliah dan rutinitas sehari-hari saja. Bagaimana denganmu? Apa semuanya lancar ?.” Balas Nera namun dia seperti berkata seadanya tanpa ada maksud lain, berbeda dengan Nathan tadi. “Yah, mungkin memang sangat sibuk sekali sih belakangan ini. hmm kau melanjutkan kuliahmu?. Berita yang bagus. Tapi mengapa? ” tanpa ragu Nathan langsung menanyakan hal yang sebenarnya sangat sensitif untuk orang yang belum akrab dan mereka baru duakali bertemu secara langsung. Sepertinya memang Nathan ada maksud tertentu kepada Nera. 
Read more
Cobaan dan Godaan yang terselubung
“Yo, Nera..” Sapa Nathan pada Nera .“Oh? Nathan? Apa kabar?.” Sambung Nera.“Baik saja, sudah lama tidak kelihatan. Apa kau sangat sibuk belakangan ini.?” Ucap Nathan dengan nada seperti agak sedikit menyindir. Seolah ada maksud dibalik ucapannya.“Ahaha, tidak , tidak sesibuk itu, hanya sibuk kuliah dan rutinitas sehari-hari saja. Bagaimana denganmu? Apa semuanya lancar ?.” Balas Nera namun dia seperti berkata seadanya tanpa ada maksud lain, berbeda dengan Nathan tadi.“Yah, mungkin memang sangat sibuk sekali sih belakangan ini. hmm kau melanjutkan kuliahmu?. Berita yang bagus. Tapi mengapa? ” tanpa ragu Nathan langsung menanyakan hal yang sebenarnya sangat sensitif untuk orang yang belum akrab dan mereka baru duakali bertemu secara langsung. Sepertinya memang Nathan ada maksud tertentu kepada Nera.“Ah? Aku juga bingung menjelaskannya.
Read more
Janjian
Dan ternyata memang, Vanesa menyukai Nera karena Vanesa merasa hanya Nera yang berani menolak ajakannya, dan seperti tidak tertarik dengannya. Vanesa yang dijuluki sebagai Tuan Putri Kampus itu memang banyak sekali penggemarnya bahkan sejak awal dia mulai kuliah banyak sekali senior-senior yang mendekatinya. Namun Vanesa menganggap hal itu lumrah, karena sejak masih sekolah pun kejadian itu sangat lumrah dialaminya jadi dia merasa sangat biasa dan tidak lagi terkejut. Namun saat bertemu dengan Nera dia melihat Nera yang sama sekali tidak terpaku pada wajah atau penampilannya. Bahkan Nera tak pernah melihat kearahnya lebih dari 2detik.Tentu saja sebagai orang yang sudah terbiasa menjadi pusat perhatian semua orang, dia sangat heran pada Nera. Karena perasaan itu juga dia mulai sering mengajak ngobrol Nera yang mana Nera sangat terlihat jarang mengobrol dengan orang lain kecuali beberapa teman dekatnya dan berapa orang yang sudah mengenal Nera di
Read more
Vanesa menguntit
Segera menuju parkiran dan menyalakan motor, namun dari jauh ternyata Vanesa memperhatikan Nera dan benar saja dia ingin membuntuti Nera. Vanesa sangatlah penasaran seperti apa pacar Nera, karena dia merasa satu-satunya hal yang membuat Nera mengabaikannya adalah karena Nera sudah memiliki pacar. Vanesa berfikir, jika saja Nera sejak awal tak punya pacar mungkin Nera tak akan mengabaikannya. Akhirnya Vanesa pun segera menuju mobilnya dan mencoba untuk mengejar dan mengikuti Nera. Di perjalanan karena saking senangnya, seperti biasa Nera suka bernyanyi-nyanyi saat beradar diatas motor. Nera pun tak merasa curiga sama sekali kalau sebenarnya ada Vanesa yang sedang mengikutinya. Di sisi lain, Vanesa yang melihat tingkah aneh Nera yang bernyanyi-nyanyi sambil menggoyang-goyangkan kepala seolah sangat menikmati perjalanan dan asik sendiri, membuat Vanesa menjadi tersenyum dan tertawa sendiri..“Hahaha Nera..Nera.. Ku
Read more
Sesuai dengan Rencana
Vanesa pun hanya mengangguk untuk menanggapi ucapan Nera tadi, dia tidak ingin bersuara karena takut Nera mengenali suaranya. “Hey kau jangan sok akrab begitu tau!, nanti nona itu bisa merasa tidak nyaman denganmu. kau ini kadang aneh-aneh saja.” ucap Kezia pada Nera“Yah habisnya aku sangat senang jika ada orang yang memiliki selera yang mirip dengan kita, karena aku ingin Dunia tahu kalau makanan favorit kita meskipun sederhana namun memiliki cita rasa yang sangat enak.” Nera pun berkata demikian dengan wajah seolah sangat bangga dan akgum dengan menu favorit mereka.“Hadeh Nera, lagian itu Cuma mie goreng dan telur setengah matang saja, siapapun bisa membuatnya jika mempelajarinya dengan sekejap saja itu bahkan sangat mungkin.” Bantah Kezia karena melihat nera yang terlalu berlebihan bereaksi dengan makanan idola mereka itu.“Eh, tapi kau coba dulu ras
Read more
Kekaguman dan Iri hati
“Eh? Nera ya? Wah kebtulan banget ya ketemu disini.”“Oh iya. Kau tak apa-apa? Sorry tadi gak sengaja nyenggol.”“Oh enggak kok, aku gak apa-apa. Oh sedang apa disini? Nyari makan malam?.”“Iya, untuk teman serumahku. Dia nitip makan malam, aku beliin aja sih mumpung sekalian searah dengan jalan pulang.”“Oh gitu ya. Hmm, anu Nera, aku sebenarnya ingin minta tolong. Aku mau pulang nelpon supirku tapi HP ku mati nih.” Ujar Vanesa yang meminta tolong pada Nera dengan nada yang agak manja dan sedikit sedih.“Ah, ini pakailah HP ku, silahkan hubungi supirmu.” Nera mengeluarkan poselnya dan menyerahkan pada Vanesa.“Ta..tapi aku gak hafal nomor supirku.”“Pindahkan aja kartumu ke ponselku sebentar.”..“Iiihhh, kesel banget sih ngeliat ni orang. Padahal kan gue ngarepin kalau dia ngajak mampir kerumahnya. Gak, gak bisa. G
Read more
Mulai merasa tidak nyaman
“Kau mau minum apa ?.” Tanya Nera pada Vanesa.“Ah tidak perlu repot, aku membawa minuman sendiri.” Jawab Vanesa“Vanesa, kamu udah makan malam ? Jika belum, ayo makan bareng. Yah tapi begini doang sih. Orang dirumah ini jarang masak soalnya.” Gevan coba-coba berbicara pada Vanesa untuk menghilangkan kegugupannya.”“Hmm emangnya siapa yang biasanya masak dirumah ini ?.” Tanya Vanesa dengan wajah sedikit penasaran.“Ah, kami berdua yang biasa memasak. Bergantian.” Jelas Gevan pada Vanesa , namun..“Sepertinya, kau tidak pernah benar-benar memasak dirumah ini selain memasak mie instan.” Nera memotong pembicaraan Gevan dan Vanesa.“Ssstt. Diam dulu ngapa, lu ini kagak tau apa orang lagi usaha. Lagian apa-apaan itu? Lo makin hari makin Formal aja ngomongnya. Gua berasa kayak ngomong ama bapak-bapak kantoran.”“Bukan aku yang makin formal, tapi
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status