Lahat ng Kabanata ng Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru? : Kabanata 11 - Kabanata 20
138 Kabanata
11. Rahasia Suamiku
"Sayang, ya ampun, syukurlah kamu sudah sadar," samar kudengar suara Bang Ramon ada di dekatku, tepat mataku terbuka dengan pelan. Lelaki itu menggenggam tanganku dengan erat, seolah-olah tak rela jika aku menghempaskan kembali tangannya, seperti waktu itu. Bagaimana aku bisa melakukannya, untuk bangun saja tubuhku benar-benar tidak bertenaga."Ini di mana?" tanyaku dengan suara parau."Kamu ada di klinik, Sayang." Aku terdiam sesaat, lalu tertawa pedih kemudian. Licik sekali suamiku yang membawaku ke klinik terdekat dari rumah kami, semua ini pasti karena ia ingin berdekatan dengan Ayu. Pasti itu, tidak salah lagi."Klinik yang sama dengan Ayu? Iya? Kalau begitu, aku ingin pulang saja. Aku tidak mau berdekatan dengan pelakor, ah... salah, jika kamu menikah dengan gadis itu terlebih dahulu, maka aku yang disebut pelakor ya, ha ha ha.... ""Sayang, sudahlah, Abang membawamu ke sini, karen
Magbasa pa
12. Haruskah Berdamai?
Aku sudah berada di rumah. Menurut penjelasan dokter kandungan tadi siang, kondisiku baik, begitu juga dengan janin yang kukandung, sehingga Bang Ramon memutuskan untuk membawaku langsung pulang ke rumah. Aku pun juga tidak ingin berlama-lama di klinik yang ada Ayu juga di dalamnya.Suamiku tengah di dapur, saat pulang tadi aku tiba-tiba menginginkan jus jambu merah, sehingga ia memutuskan untuk membuatkan jus untukku. Katanya biar lebih sehat.CklekPintu kamar terbuka."Halo bumil, ini jusnya," kata Bang Ramon dengan senyuman manisnya; masuk ke dalam kamar sambil membawa satu gelas jus jambu biji."Apa Abang pernah tersenyum semanis ini pada Ayu?" tanyaku penasaran. Aku tidak mau begitu saja mempercayai semua ucapan Bang Ramon, bisa saja kisah yang ia ceritakan hanya bualan belakang agar aku tidak mengamuk dan minta berpisah. Bagaimana mau berpisah? Saat ini aku te
Magbasa pa
13. Ayu
POV Ayu"Aku sudah bilang sama kamu, sampai kamu tertutup tanah pun, suami tua kamu itu tidak akan pernah melihatmu. Sadar Ayu, kamu masih muda, baru ulang tahun ke-20 dan kamu mengharap suami kamu mau melirik ke arahmu? Tidak akan!" Aku hanya bisa menghela napas mendengar ocehan Wisnu. Hati ini milikku, Bang Ramon juga suamiku walau aku tidak dianggap ada. Bodo amat! "Ya biarin aja aku gak dilihat, yang penting aku bisa lihat. Biarin aku gak dianggap, yang penting aku masih menganggap Mas Ramon suami aku." Wajahku yang masih sangat pucat menjadi sedikit kemerahan karena kesal. Wisnu selalu saja membenci Mas Ramon, padahal aku dan mama tidak seperti itu. "Terus sekarang, setelah Mbak Puspa tahu kamu istri pertama Mas Ramon, apa kamu yakin wanita itu tidak akan membenci kamu?" tanya Wisnu lagi padaku. Aku mengangkat bahu tidak yakin. Bisa iya benci, bisa iya tidak. "Yang pasti Mbak Puspa gak suka aku tinggal di dekat rumahnya, tapi bodo a
Magbasa pa
14. Ada Ular
Pov Ramon["Halo, assalamu'alaikum, ya, Sayang, ada apa telepon Abang siang-siang?"]["Abang ada di mana?"]["Abang di mal, ada pameran. Kenapa? Mau pesan donat J*o yang ada di mal?"]["Gak usah manis-manis, Bang, apa maksud Abang bayarin biaya perawatan Ayu? Segitu perhatiannya Abang sama bocah itu? Apa sebenarnya Abang mencintai gadis itu diam-diam? Hah!"]Terpaksa kujauhkan ponsel begitu mendengar suara amat nyaring milik Puspa. Aku berjalan sedikit menjauh dari meja pameran, mencari tempat sedikit sepi untuk menjelaskan pada Puspa.["Halo, Bang, kenapa diam?"]["Sayang, Abang gak ada niat apapun, Abang hanya kasihan saja. Masa enam ratus ribu saja Abang tidak keluar uang untuk Ayu? Abang janji hanya sekali ini saja membayar biaya perawatan Ayu. Kamu tolong mengerti ya, Puspa."]["Gak bisa! Pokoknya ua
Magbasa pa
15. Siasat Lain Ayu
"Jika Abang memilih keluar membantu Ayu, maka saya pun akan keluar dari rumah ini sekarang juga!" Teriakku di depan wajah Bang Ramon. Suamiku terdiam beberapa saat, lalu kembali mendekatkan wajahnya di depan wajahku."Istriku menjadi sangat cantik jika marah seperti ini. Biarkan pawang ular yang menangkapnya. Abang mana berani menangkap ular, geli! Lebih baik Abang peluk istri saja, malah dapat pahala." Aku tersenyum menang dalam hati. Syukurlah Bang Ramon menurut. Suamiku kembali melanjutkan aktivitas panas yang sempat berhenti beberapa saat.Diantara gelombang cinta sahdu yang diberikan Bang Ramon, sayup-sayup kumasih mendengar teriakan Ayu yang meminta tolong dan juga ada beberapa suara warga yang datang ingin membantu. Berarti malam ini aku bisa tidur nyenyak bersama suamiku tanpa memedulikan Ayu. Lihat saja nanti, aku akan mempertahankan pernikahanku dengan Bang Ramon dan Ayu tidak akan pernah masuk dalam kehidupan kami.
Magbasa pa
16. Melabrak Ayu
Tok! Tok!"Ayu, buka!" Teriakku di depan rumah Ayu. Suara langkah kaki mendekat. Lalu gadis bernama Ayu muncul dengan kemeja kotak-kotak berwarna ungu dan juga celana jeans hitam. Tampilannya begitu trendi, pasti tidak akan ada yang menyangka dia sudah bersuami dan tengah mengganggu rumah tangga orang lain."Ya, Mbak," jawabnya sambil tersenyum tipis. Aku masuk begitu saja ke dalam rumah Ayu dengan wajah merah menahan emosi."Apa maksud kamu kirim pesan ke suami saya?" gadis itu menghela napa berat, lalu melipat kedua tangannya di dada."Apa Mbak lupa, saya juga istrinya? Saya hanya mengirimkan pesan, bukan mengajak Mas Ramon tidur bersama saya. Ayolah, Mbak, dua tahu tidak akan lama'kan? Masa hanya berkirim pesan juga gak boleh? Lagian bukan pesan mesum, hanya pesan ucapan semangat saja," ujar Ayu membela diri.Wajah polosnya yang cantik, kini sudah tak sedap dipand
Magbasa pa
17. Nasi Goreng Ikan Teri
"Katakan cepat! Apa password HP yang baru? Abang mau ponsel ini yang hancur atau wajah Abang yang saya cabik-cabik? Heh!?" Teriakku dengan sekuat tenaga. Rasanya aku sudah tidak memedulikan apa kata orang di luar sana. Malam-malam aku berteriak bagai orang kesetanan. "I-itu, Puspa, passwordnya, dua istri.""Apa? katakan sekali lagi?" Aku melotot mendengar jawaban Bang Ramon. "Dua istri." Bang Ramon menunduk. Di tengah rasa emosiku yang memuncak, harus kupastikan jawaban dari suamiku adalah benar. Dua istriClingLayar utama terbuka. "Abang beneran mau poligami? Hah? satu saja Abang tidak becus mengurusnya, gimana dua istri? Abang jangan bercanda ya, Bang, ini gak lucu!"Bugh!Kudorong kuat tubuhnya agar menjauh. Bang Ramon tidak menghindar. Ia pasrah saja saat aku bersikap sedikit kasar padanya. Layar ponsel yang sudah terbuka membuatku tak sabar untuk membaca pesan yang masuk di ponsel Bang Ramon
Magbasa pa
18. Kenapa Berbohong?
Aku ingin sekali bertanya pada Bang Ramon, kenapa ia harus membohongiku dengan mengatakan bahwa nasi goreng tadi adalah pemberian Bu Husni? Kenapa tidak jujur saja bahwa Ayu yang memberikannya? Meskipun aku tidak yakin, karena anak muda jaman sekarang jarang sekali yang suka main di dapur. Mereka pasti lebih suka di kamar sambil bermain gadget. Apa iya, Ayu bisa memasak?Karena rasa penasaran ini begitu tinggi, aku menguatkan diri keluar rumah. Berjalan santai sambil membiarkan sinar matahari mengenai tubuhku yang masih lemas ini. Tujuanku adalah pergi ke warung sayur. Setiap pagi Ayu berbelanja di sana, apakah memang Ayu jago memasak?"Eh, Mbak Puspa, baru kelihatan lagi. Masih mabok?" tanya Pak Rahmat, suami pemilik warung yang kebetulan sedang berjaga. Jika pagi menjelang jelang siang seperti ini, memang giliran Pak Rahmat yang menjaga warung, kalau subuh dan pagi, pasti sang Istri yang melayani pembeli.
Magbasa pa
19. Pertemuan
Awalnya aku menolak ide Bang Ramon untuk berdiskusi dengan Ayu. Mana ada istri pertama dan kedua duduk satu meja tanpa rasa sakit hati. Pasti aku adalah orang yang paling terzolimi, ditambah aku saat ini sedang hamil. Bang Ramon benar-benar membuatku menguras emosi.Tak ku pedulikan dia yang sibuk di dapat membuatkan teh untuk tamunya. Seperti yang akan datang tamu jauh saja. Sebal bukan main rasa hati ini."Kenapa harus dibuatkan teh? Rumahnya di sebelah kita, kalau dia haus, dia tinggal pulang ke rumahnya. Perlakuan Abang manis sekali, aku saja jarang Abang buatkan minum," omelku dengan hati yang panas. Ingin sekali au mencakar wajah tampan suamiku, tetapi nanti tampannya luntur. Aku tidak mau juga melakukan KDRT pada lelaki yang aku cintai."Ya, gak baik juga, Puspa. Dia kemari karena akan berbincang dengan kita, kalau nanti dia tersedak saat tengah bicara, masa harus pulang dulu ambil minum. Lagian hanya
Magbasa pa
20. Ayu Jatuh Sakit
Aku, Bang Ramon, dan beberapa orang tetangga hanya bisa diam saja saat Ayu dibawa dengan ambulan. Gadis itu tidak mau ada siapapun yang ikut menemaninya ke rumah sakit. Ia berkata bahwa ia akan baik-baik saja. Ada sedikit rasa iba di hati ini, gadis semuda Ayu sakit parah dan datang ke Jakarta hanya untuk bisa melihat Bang Ramon."Bang Ramon, bukannya Bang Ramon suami Ayu? Gosip itu sudah menyebar, Bang, semua orang sini juga sudah tahu. Saya bukannya ingin ikut campur, saya cuma mau tanya saja, apa Bang Ramon mengerti hukum poligami? Harusnya jangan berat sebelah. Jika ingin menikah lagi tanpa masa lalu ikut di dalamnya, seharusnya selesaikan dulu masa lalu, baru mulai hubungan baru, jika sudah begini, dua wanita yang jadi korban. Lelaki itu memang makhluk paling egois di dunia." Kalimat yang dilontarkan Bu Nur membuatku dan Bang Ramon bungkam. Kami berdua tidak bisa menyahut.Tetangga kasak-kusuk di belakang kami karena seolah
Magbasa pa
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status