Lahat ng Kabanata ng Kyraka: Kabanata 21 - Kabanata 30
77 Kabanata
Pembuktian
"Uhuk! Uhuk!"Entah sudah berapa jam Kyra mengalami batuk-batuk menyesakkan itu. Sesekali tangannya mengelus dada, tapi mata dan wajahnya sama sekali tak teralihkan dari layar laptop dan tablet. Mata yang berkantung gelap itu bahkan seperti tak berkedip, benar-benar tidak ada hal yang dapat mengalihkan Kyra.Sejak tiga jam lalu, jam 12, Raka tertidur di sofa belakang Kyra, tidak bergerak, tidak terusik meski Kyra batuk-batuk terus. Suara nafas Raka yang tenang berhembus lembut di punggungnya. Awalnya ia geli dan risih, tapi lama-lama ia terbiasa dan bisa membiarkannya. Malah, Kyra merasa tenang karena Raka ada di dekatnya.Pekerjaan Kyra hampir selesai. Ia sudah menemukan banyak sekali bukti yang membuktikan bahwa Tika tidak bersalah, bahkan ia bisa menunjukkan bukti-bukti kuat yang menunjukkan bahwa Stary Entertainment yang melakukannya. Banyak sekali bukti penyuapan Stary Ent. pada beberapa artis yang terlibat untuk menjebak Tika. Bahkan, kasus prostitusi itu terj
Magbasa pa
Pengakuan
Tiga hari setelahnya, Kyra datang ke pengadilan atas panggilan untuk menjadi saksi yang dipanggil oleh pihak Tika. Pengadilan itu berjalan dengan lancar dan sukses. Awalnya, banyak yang tak percaya bahwa pihak Mahesa menyerahkan Kyra dan mengumumkan secara jelas bahwa Kyra adalah hacker dan pengembang sistem keamanan siber Mahesa Group. Bahkan, semua informasi yang ditemukan Kyra dianggap manipulasi untuk mendukung Tika karena hubungan pernikahannya dengan Raka. Tapi, ketika dikonfirmasi lagi, ternyata semua informasi itu benar. Meski baru 20% terungkap, tapi persidangan memang belum berakhir. Kyra yakin mereka akan menang.Ketika kembali ke kampus, tentu saja menjadi gempar. Kecepatan media massa menemukan informasi memang tidam bisa dipungkiri lagi. Satu kampus langsung ramai oleh posting berbada media massa di berbagai platform media sosial, yaitu tentang jasa seorang Kyrana Azaria, Sang Dewi Matahari dari jurusan DKV. Bahkan, media massa sampai mengelu-elukannya sebagai
Magbasa pa
Saingan
Ada dua calon Direktur Utama yang sudah hadir dalam pertemuan dengan jajaran direksi, yaitu orang-orang yang sebenarnya tidak Kyra kenal. Satu orang adalah Wakil Direktur Operasional, Hisyam. Dia berumur 30 tahun, berpengetahuan luas, memiliki jiwa kepemimpinan, dan disukai oleh banyak karyawan. Dan, calon lainnya adalah Brandon, anak dari Direktur Keuangan Ainun. Dengan adanya masalah, jelas Brandon akan ikut dikualifikasi, karena apa yang Kyra temukan melibatkannya. Jadi, saingan Kyra kini hanya Hisyam.Kyra akui, Hisyam memang lebih layak dan pantas untuk menjadi DIrektur Utama. Tapi, tentunya dia punya kekurangan. Dia tidak bisa mengontrol emosi dan sering terjebak dalam sebuah masalah karena mudah teralihkan. Meski hal itu bisa ditutupi, tapi Kyra tidak akan membiarkan Hisyam mendapatkan posisi Direktur Utama."Kamu memang pemegang semua rahasia perusahaan, tapi kamu nggak akan bisa mendapatkan dukungan dari semua karyawan. Kamu tahu, 'kan, kalau pemilihan Direktur
Magbasa pa
D-Day
"Saya nikahkan dan kawinkan kamu, Raka Akmana bin Aswangga Coptadi, dengan putriku, Kyrana Azaria, dengan mas kawa seperangkat alat salat, 12,000 dolar, 900 dinar, dan 22 gram logam mulia, tunai," sebut sang ayah dengan sangat lancar, bahkan tanpa menatap lembar kertas contekan.Tampak Raka mengeratkan jabatnya pada tangan sang ayah. "Saya terima nikah dan kawinnya Kyrana Azaria bintiratama Mahesa dengan mas kawin yang tersebut, tunai." Raka pun membaca kabul dengan sangat lancar. Matanya menatap lurus pada mata Pratama, menunjukkan kesungguhan dan keseriusannya. Dia pun juga tidak melihat kertas contekan yang disediakan. Raka yang hiasanya kiiuk, kini menunjukkan betapa dirinya adalah orang yang sangat keren."Sah?" tanya penghulu pada kedua saksi di kedua sisinya."Sah!" seru kedua saksi bersamaan, yaitu Angga dari pihak Raka, dan Romy dari pihak Kyra yang merupakan kerabat jauh ayahnya."Alhamdulillah!!" seru semua orang yang menyaksikan akad pernikahan ini.
Magbasa pa
Honeymoon
"Kalian hati-hati, ya." Sang mama memeluk perempuan yang telah sah menjadi istrinya. Tapi, ketika istrinya itu menghampiri Nirmala, ibu mertuanya hanya memberikan tangannya untuk Kyra cium. Dan, jelas ada sesuatu yang dibisikkan oleh Nirmala pada istrinya. Sejak tahu bagaimana perlakuan kedua mertuanya pada istrinya, ia hampir kehilangan hormat. "Nggak usah mikir yang gimana-gimana. Nikmatin aja bulan madu kalian. Kami nggak akan ganggu, kok. Oke?"Kyra mengangguk sambil tersenyum setelah sebelumnya ekspresinya agak murung usai mencium tangan Nirmala. "Makasih, Ma. Kami berangkat."Raka bersyukur, setidaknya Kyra masih mendapatkan perhatian sosok ibu dari mamanya. Ia pun memeluk Tika dan Angga bergantian, mencium tangan Pratama dan Nirmala setelahnya, lalu berjalan sambil memeluk pinggan Kyra dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya menarik koper yang berisikan barang-barang mereka berdua. Mereka pun berjalan masuk melewati pintu keberangkatan usai mengurus chec
Magbasa pa
Suami-Istri
Kyra tak menyangka ia tertidur sambil memeluk pinggang Raka dan membenamkan wajahnya di dada Raka yang bidang. Ia dapat mencium aroma tubuh Raka yang lembut namun tetap terkesan maskulin, aroma yang lebih pekat dari yang selama ini ia cium. Ia juga dapat mendengar detak jantung Raka yang tenang, serta kehangatan tubuh Raka yang entah bagaimana memberinya rasa nyaman. Dan, tiba-tiba saja ia berpikiran mesum. Ketika ia terbangun semalam, ia tahu apa yang ia katakan menanggapi ucapan Raka. Ia tidak berbohong saat mengatakan dirinya siap jika Raka ingin segera memiliki anak darinya. Tapi, jika Raka menginginkan anak itu untuk urusan perusahaan, Kyra tidak mau. Kyra menginginkan keluarga harmonis dengan Raka, bukan keluarga yang dibentuk untuk urusan bisnis, seperti yang terjadi pada orang tuanya maupun pada mertuanya. Dan, ia harus memastikan itu ketika Raka bangun nanti.Langit belum begitu terang, tapi ia tahu bahwa ini sudah pagi. Ia tak ingat di mana ia menyimpan baran
Magbasa pa
Kebahagiaan
Masih jam 6 pagi. Setelah melakukan hubungan intim dengan Raka, ia pergi mandi dan segera melaksanakan salat. Lalu, ia duduk di teras villa yang menghadap ke pemandangan hijau pedesaan dan entah kenapa villa ini lebih seperti kabin di tengah hutan. Menyegarkan mata, menyejukkan hati, dan menenangkan perasaannya.Bohon kalau Kyra tidak merasa sakit pada bagian pinggangnya. Raka memang lembut dan sangat hati-hati. Rasa sakit yang ia rasakan tidak seperti habis dipukuli Pratama. Sakitnya malah menyenangkan. Kyra menikmati semuanya, dan ia tak menyangka bisa begitu memuaskan. Ia berharap, Raka juga merasakan hal yang sama dengan yang ia rasakan. Grep!Kyra tersentak kaget saat seseorang memeluknya dari belakang. Kyra langsung mendongak dan melihat Raka. Belum sempat ia menikmati wajah Raka yang entah bagaimana semakin terlihat tampan, suaminya itu langsung mendaratkan bibirnya pada bibirnya. Masih pagi, dan mereka sudah puas menikmati tubuh masing-masing subuh tadi, ta
Magbasa pa
Home Sweet Home (?)
Tiga hari berlalu sengan cepat dan tanpa terasa. Kyra tampak menikmati bulan madu mereka yang sangat singkat. Kalau dirinya tidak harus mengurusi skripsi, dan kalau Kyra juga tidak harus kuliah, mereka pasti bisa menikmati bulan madu lebih lama lagi. Namun, Raka sudah berencana bahwa ia akan mengajak Kyra untuk bulan madu lebih lama lagi di akhir tahun nanti, tepat saat liburan semester."Wah! Gimana, nih, bulan madunya?" tanya Pratama pada Raka ketika ia dan Kyra keluar dari puntu kedatangan bandara dan langsung menyapa ayah mertuanya. "Aman, 'kan?"Raka mengangguk. "Ya, aman, kok."Ia mencium punggung tangan Nirmala setelah Kyra berpelukan dengan sang bunda. Raka menyadari ada perubahan ekspresi di wajah Kyra, dan hal itu membuat Raka sadar bahwa Nirmala telah merusak kebahagiaan yang telah ia berikan pada Kyra selama tiga hari ini. Entah apa, tapi Raka akan mencaritahu itu setelah mereka punya waktu berdua nantinya."Ayo, ke mobil. Kami dan papa-mamamy udah s
Magbasa pa
Panik
Raka panik, sangat panik. Ia terbirit-birit meninggalkan kampus begitu mendapatkan telepon dari Kyra bahwa ia sedang kesakitan. Saat sampai di rumah minimalis pemberian orang tua mereka, ia telah menemukan Kyra tergeletak di atas lantai dengan tidak sadarkan diri. Dari pakaian yang Kyra pakai, istrinya itu sepertinya baru sampai di rumah. Memang, hari itu Raka tidak bisa pulang bersama Kyra, dan ia merasa sangat bersalah.Kini, Raka berdiri dengan panik di depan ruang tindakan IGD. Ia tak tenang, bahkan ia tak bisa berpikir dengan jernih. Sudah dua hari sejak mereka pulang dari berbulan madu, dan memang dua hari ini ia lihat Kyra kehilangan nafsu makannya, kerap batuk di malam hari dan tidak bisa tidur nyenyak. Meski selalu berkata baik-baik saja dan menolak dibawa ke rumah sakit, Raka tak percaya. Dan, benar saja. Kelalaiannya ini menyebabkan Kyra sampai harus dilarikan ke IGD dalam kondisi yang sangat mengkhawatirkan."Ka!"Raka menoleh cepat ke arah pintu IGD, me
Magbasa pa
Tekanan
Kyra sudah biasa dengan tekanan, tapi nental dan fisiknya tidak bisa bekerja sama untuk menerima tekanan dari luar. Bukan tekanan secara fisik, tapi secara mental. Semenjak mengenal Raka, ia menjadi lebih lemah terhadap tekanan. Ia sudah terlalu nyaman dengan perlakuan Raka yang amat sangat memanjakannya dan membebaskannya.Ia masih ingat dengan jelas ucapan Nirmala ketika menjemputnya di bandara lima hari lalu. "Jangan mempermalukan saya dengan fisik lemahmu sampai kamu nggak bisa kasih keturunan untuk Raka. Saya melahirkanmu bukan karena menginginkan anak lemah, tapi mencari penerus yang sempurna untuk suami saya." Ucapan itu jelas memberitahukannya bahwa ia sama sekali bukan bagian dari keluarga ayah dan bundanya. Ia benar-benar hanya benda yang dibuat untuk memenuhi keinginan Pratama dan Nirmala.Ia pingsan tiga hari lalu karena memang kelelahan mempersiapkan pernikahan, bersenang-senang saat berbulan madu, dan peranan terbesar adalah tuntutan Nirmala. Tak ada hari
Magbasa pa
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status