Semua Bab Kyraka: Bab 51 - Bab 60
77 Bab
Demi Kyra
"Jess...""Hm? Kenapa, Kyr?" Jess ada di ruang tengah, sedang duduk sambil menikmati cemilan."K-Ketubanku pecah."Jess melompat dari sofa dan berlari cepat ke arah dapur, tempat Kyra berdiri dengan posisi kaku. "Oh, sh*t." Ia sudah melihat genangan air bening di kaki Kyra, bahkan saat ia mendekati Kyra, kaki yang tak beralas itu bisa merasakan hangatnya air ketuban. "Ki-Kita ke rumah sakit sekarang. Masih kuat, 'kan?"Jess pun memapah Kyra untuk berjalan perlahan-lahan. Ia bahkan tak sempat membawa apapun selain ponsel. Ia langsung mengambil kunci mobil Kyra yang digantung di dekat pintu. Cepat-cepat ia mendudukkan Kyra di kursi penumpang depan, memasakkan sabuk pengaman untuknya, lalu bergegas membawa mobil itu pergi dari rumah."K-Kyr, lo bisa telpon Kak Vini atau Kak Raka? Kasih tahu kondisi lo."Kyra mengambil ponsel miliknya dan mencoba menghubungi Raka, tapi tak kunjung diangkat. Ia mengirim pesan sebagai gantinya. Setelahnya, ia menghubungi Vino. Namun, tak langsung mendapatka
Baca selengkapnya
Lahir
Raka sepertinya hampir pingsan saat tiba di depan ruang operasi. Kalau tidak ada Vino dan Jess, ia sudah pingsan di sana dan mempermalukan dirinya sendiri di depan orang tua Kyra. Ternyata, kondisi Kyra benar-benar buruk karena terlalu lama diberikan tindakan. Ia tidak bisa berhenti menyalahkan dirinya sendiri."Ini gara-gara kamu!" seru Nirmala sambil menuding wajah Raka.Raka yang lelah pontang-panting dari Riau ke Jakarta sambil bergelut dengan rasa takut sepanjang perjalanan, tahu-tahu disalahkan oleh ibu mertuanya yang egois dan seperti nenek sihir itu. Dengan lelah, Raka mengangkat kepalanya dan menatap Nirmala dengan tatapan dingin. Tapi, tidak ada kata yang keluar dari mulutnya yang terkatup datar."Kenapa nyalahin anak saya?" sahut Tika melindunginya. "Ini hak Raka untuk memutuskan, karena dia suaminya. Siapapun pasti akan membiarkan suami bertanggung jawab untuk mengambil keputusan terkait istri dan anaknya. Mbak yang salah. Harusnya, Mbak langsung ambil keputusan untuk sesa
Baca selengkapnya
Arden Khevandra Argata
Raka berdiri di samping inkubator tempat para dokter menaruh anak laki-lakinya dengan Kyra. Tubuhnya begitu mungil, bahkan kepalan tangannya tampak lebih besar dibanding kepala anak mereka. Nafas anak itu tampak pelan dan tenang, seakan tidak mempedulikan kehadirannya. Raka tersenyum sambil mengusap dinding kaca inkubator yang terasa hangat. Matanya tidak bisa lepas dari wajah anak mereka."Itu hidungnya Ibu, tapi kayaknya bibir itu bukan punya Ibu, mungkin punya Ayah. Matanya besar, ya, kayak punya Ibu. Wajah kamu mungil untuk ukuran laki-laki, tapi itu akan membuatmu menggemaskan kayak ibu kamu," kata Raka pada anak mereka yang sedikit terusik dengan suaranya, tampak menggeliat kecil dan mengerutkan kening. Raka pun tersenyum lebih lebar. "Kayaknya, kamu dapat banyak dari Ibu daripada dari Ayah. Tidur kamu terusik, kerutan di keningmu sama kayak punya Ibu. Kamu benar-benar menggemaskan. Ayah nggak percaya Ibu berjuang begitu keras demi kamu, Nak. Harus jadi anak yang soleh, ya?"Mat
Baca selengkapnya
Hadiah Terbesar
"Bulan depan, Papa akan secara resmi kasih kamu D'Kratos."Bukan hanya Raka, tapi Kyra yang sedang makan sambil duduk di atas kasur pun langsung tercengang mendengar ucapan Angga yang begitu tiba-tiba di tengah keheningan suasana yang tenang di kamar rawat inap ini."Hah?!" seru Raka. "Pa, mendadak banget!""Kenapa? Nggak suka?" tanya Angga dengan wajah datarnya.Raka menggeleng cepat. "Bukan, bukan. Aku suka, banget malah!" jawab Raka dengan semangat. "Tapi, ini mendadak banget, Pa. Aku aja belum menyelesaikan tugas di Riau. Masa, Papa udah mau pensiun gitu aja? Sebulan itu kecepetan, Pa."Angga menaruh gelas berisi kopi yang dibelinya di kafe rumah sakit ini. "Sebenarnya, Papa memang sudah merencanakannya untuk bulan depan. Itu hadiah Papa untuk kelahiran anak kalian. Tapi, karena ternyata lahir prematur, ya, nggak bisa sekarang juga. Jadi tetep bulan depan, deh," jelas Angga dengan santai. "Semua dewan direksi dan lainnya sudah setuju. Tugas kamu di Riau itu cuma ujian untuk meliha
Baca selengkapnya
Membujuk
"Kondisi Kyra semakin menurun."Kyra memang tahu bahwa tubuhnya semakin melemah, tapi mendengar ucapan Merlin yang datang menjenguknya setelah dua hari pulang dari rumah sakit, Kyra tidak bisa berkomentar apa-apa. Apalagi, ketika ia melihat ekspresi yang dibuat Raka saat itu. Ia merasa sangat bersalah pada Raka, karena ayah dari anaknya itu tampak seperti orang yang perasaannya disakiti, dan dirinyalah yang telah menyakiti Raka."Melahirkan sepertinya benar-benar berat untuk Kyra, meski banyak di luar sana seorang ibu penderita lemah jantung sepertinya yang bisa melahirkan anak tanpa mendapatkan efek apapun pada kondisi jantungnya," lanjut Merlin. "Sebagai teman, aku takut. Sebagai dokter, aku nggak bisa berpura-pura bahwa kamu baik-baik aja, Kyra. Aku dateng bukan cuma untuk menjengukmu, tapi juga untuk membujukmu."Kyra menatap Merlin yang menatapnya dengan serius. Kyra bukan Manusia Super yang bisa membaca pikiran orang, tapi ia seakan tahu apa yang dimaksud oleh Merlin. "Dokter ma
Baca selengkapnya
Menyelesaikan
Tepat di umur sebulan kelahiran Arden, Kyra langsung pergi ke kampus untuk mengurus semua tugas akhirnya. Ia bahkan sampai harus membawa Arden bersamanya. Meski melelahkan untuk tubuhnya yang semakin lemah, tapi ia menghadapi semua itu dengan tetap menjadi Kyra yang dikenal oleh orang-orang di kampusnya.Di sela-sela itu, Kyra pergi ke perusahaan untuk menunjukkan dan membuktikan bahwa dirinya sudah siap untuk meneruskan Mahesa Group ini. Semua berpikir bahwa Kyra yang sudah sibuk dengan anak itu akan lalai, tapi nyatanya tidak. Bahkan, berkat itu, Kyra mendapatkan banyak pendukung dari karyawan-karyawan perempuan. Bisa dikatakan, Kyra sudah menjadi panutan untuk karyawan-karyawan perempuan. Tentu saja, Kyra menjadikan momen itu untuk mendapatkan lebih banyak pendukung.Hanya dalam satu setengah bulan semenjak ia kembali beraktivitas, semua tujuannya tercapai. Ia sudah dinyatakan lulus kuliah, tinggal menunggu waktu wisuda yang akan dilaksanakan pertengahan tahun nanti. Sehingga, kini
Baca selengkapnya
Ancaman
Hari ini, Kyra pergi berdua dengan Arden untuk mengurus keperluas kelulusannya. Raka tentu saja ada di kantor, akhir-akhir sibuk mempersiapkan penggabungan D'Kratos dan Mahesa Group, memikirkan konsep pesta peresmian itu, konferensi pers, dan proyek yang akan menjadi hal pertama saat kedua perusahaan bergabung. Tidak ada Jess maupun Vino di kampus, tidak ada orang yang benar-benar dekat dengannya yang bisa menemaninya ke kampus. Akhir-akhir ini, Kyra merasa lebih ketergantungan pada orang, dan hal itu membuatnya kini merasa lemah."Ih, gemes, deh!" seru seorang perempuan.Kyra menghentikan langkahnya dan langsung membalikkan badan. "Ah, Prof. Rafwal." Ia pun menghampiri dosennya itu dan mencium tangannya, tanda hormat yang selalu ia lakukan pada orang-orang yang ia hormati. Profesor Rafwal adalah dosen pembimbingnya untuk tugas akhir dan orang yang memberinya nilai terbaik pada tugas akhirnya. "Apa kabar, Prof?" tanyanya bukan sekedar basa-basi. Selain karena ia sudah lebih dari dua b
Baca selengkapnya
Pengkhianatan
Sepanjang perjalanan Bandung-Jakarta, Kyra tidak mematikan teleponnya dengan Raka. Bukan hanya menceritakan situasi yang sedang ia dan Arden alami, tapi juga banyak hal yang berhubungan dengan apa yang terjadi padanya. "Hisyam," sebut Kyra dengan mantab. "Sebenarnya, aku menaruh mata-mata di dekat Hisyam sejak para direksi memilihku menjadi calon satu-satunya. Dendam banget dia, tuh. Heran. Padahal, memang kemampuannya aja yang nggak bisa menandingiku. Okelah, dia disukai banyak karyawan. Tapi, yang dicari adalah pemimpin yang kompeten," tuturnya kesal. "Yah, tapi kalau karyawan-karyawan tahu aku sakit, mereka juga nggak akan mau milih aku." Ia terkekeh-kekeh setelahnya."Kamu sakit pun masih kompeten, kok," tanggap Raka menghibur dirinya. "Oke, Kyra. Saat ini polisi udah bergerak menyusul kalian dari arah Bandung, juga ada yang datang dari arah Jakarta dan akan memutar nantinya. Aku nggak bisa nyusul kamu, tapi aku akan nunggu kamu di gerbang tol.""Iya, iya. Santai aja, Kak. Aku be
Baca selengkapnya
Pertemuan Direksi
Bohong jika Kyra tidak kecewa atas apa yang ayahnya perbuat. Namun, hal ini tentu sudah Kyra perkiraan meski berada di daftar terakhir. Segitu bencinya Pratama pada dirinya sampai tega melakukan hal seperti ini padanya dan anaknya. Padahal, ketika Arden lahir, ia melihat ekspresi Pratama lebih lembut dan sangat tulus. Tapi, entah apa lagi yang membuat mata dan hati Pratama tertutup sampai tega melakukan hal seperti ini padanya. Karena itulah, Kyra mulai melakukan penyelidikan lebih lanjut.Setelah Raka tiba di restoran sunda dan menjemputnya, Kyra langsung dilarikan ke IGD terdekat. Bukan hanya sesak nafas yang Kyra alami, tapi Kyra sampai pingsan dan tubuhnya mulai tampak membiru. Jelas bahwa jantungnya sudah tidak setangguh dulu dalam menghadapi ketegangan. Alhasil, kondisinya drop. Untungnya, ia tak sampai dirawat lebih dari tiga hari.Selama tiga hari itu, memang belum tersebar kabar tindakan Pratama dan Hisyam. Sebelum mengadakan konferensi pers dan memberitahukan
Baca selengkapnya
Family Time
Berbulan-bulan telah berlalu. Memang, Kyra harus mati-matian mengembalikan kestabilan Mahesa setelah apa yang terjadi. Namun, semua itu tentu tidak harus Kyra perjuangkan sendirian. Ada jajaran direksi lainnya yang sungguh-sungguh mendukung dan membantunya. Dan, tentu saja, ada Raka yang selalu ada di sisinya, juga Arden yang kehadirannya di antara mereka sudah lebih dari cukup untuk menjadi pendukungnya.Normalnya, perusahaan yang hampir bangkrut akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk kembali pulih. Tapi, kalau itu bukan Kyra yang memimpin perusahaan, memang akan seperti itu. Bukan hanya para direksi, tapi karyawan-karyawan yang sempat cemas akan diberhentikan pun sangat membanggakan Kyra. Bahkan, majalah bisnis sampai memamerkan Kyra di halaman depan. Di umurnya yang masih seperempat abad itu, ia telah menjadi pengusaha sukses termuda se-dunia. Kesuksesannya bahkan berhasil menutupi kasus yang diperbuat Pratama.Kini, Kyra akhirnya punya waktu untuk beristirahat sejenak bersa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status