All Chapters of Kyraka: Chapter 31 - Chapter 40
77 Chapters
Tuntutan
Sebagai istri, Kyra tahu bahwa ia akan menanggung banyak tuntutan dibanding sosok suami, terutama di mata orang tua dan mertua yang cara berpikirnya masih menganut zaman dulu, ketika istri adalah 'pelayan' untuk suami. Istri dituntut untuk bisa memasak, mengurus rumah, melayani suami, membuat anak, mengurus anak, dan seterusnya. Tak akan ada hentinya. Kyra tahu konsekuensi itu ketika memutuskan untuk menerima perjodohan dan pernikahan dengan Raka.Tanpa sepengetahuan Raka, Kyra sudah banyak mencari tahu apa yang harus ia lakukan untuk menjadi seorang istri. Ketika berkaitan dengan hubungan seksual dan anak, Kyra bahkan sudah membicarakannya dengan Merlin dan Hera - dokter kandungan kenalan Merlin. Dan, saat ini, selagi menunggi Raka kembali dari kampus, Kyra mengundang dua orang itu untuk berbicara dengannya. Tapi, mood-nya malah dirusak oleh kelakuan ayah dan bundanya.Cklek.Kyra rasanya tak akan bisa beristirahat meski sudah berakhir di rumah sakit seperti ini. K
Read more
Program Hamil
"Apa itu keluarga?" Pertantaan itu terngiang di dalam otak Kyra semenjak Pratama dan Nirmala datang dan mengungkapkan kekecewaan dan menunjukkan bahwa keluarga mereka sama sekali tidak harmonis. Selama ini, Kyra tidak pernah mengerti apa arti 'keluarga'. Dan, ketika ia mengenal Raka dan akhirnya menikah, Kyra pun mulai membandingkan kehidupan keluarga Mahesa dengan kehidupan keluarga kecilnya bersama Raka.Saling mendukung, memberikan perhatian, merawat dikala sulit, tak pernah menuntut, tak pernah memaksa, tak ada kesenjangan gender, dan semacamnya. Kyra merasa bahwa ia nyaman dengan 'keluarga' yang terbentuk antara dirinya dan Raka. Karena itulah, selain tuntutan dari orang tuanya, Kyra juga berharap bahwa keluarganya bersama Raka akan lebih lengkap dengan kehadiran seorang anak. Tentu saja, Kyra masih takut dan belum siap untuk memiliki anak. Namun, setidaknya kini ia sudah mengharapkan itu."Jangan stres, harus hepi, banyak makan makanan bergizi, dan rutin olah raga
Read more
Berbagi Beban
Sebenarnya, Kyra berbohong bahwa ia memang ingin memiliki anak. Ia berbicara seperti itu pada Raka karena ia tak mau membuat Raka terus mengkhawatirkannya, tak mau juga mendengar ucapan-ucapan mrnyakitkan dari kedua orang tuanya, atau meruntuhkan harapan mertuanya. Bisa dikatakan, apa yang Kyra lakukan selama ini hanya untuk menyemangati dan menghibur diri sendiri. Namun, ternyata semua itu tak berjalan baik untuknya. Ia kerap dihantui rasa tak tenang. Banyak pertanyaan yang selalu terlintas di benaknya."Bagaimana kalau nggak bisa sekali jadi?""Bagaimana kalau aku keguguran?""Apa aku bisa hidup sampai melahirkan anak?""Apa anak kami bakal sehat sempurna?"Sudah sebulan sejak Kyra keluar dari rumah sakit, bahkan ia sudah menjalani aktivitas normal seperti sebelumnya. Malam, ia tetap memberikan pelayanan pada Raka setidaknya dua kali dalam seminggu. Tetap menggunakan pengaman, dan kalau tidak, Kyra harus meminum obat untuk menjaga agar ia tidak hamil. Namu
Read more
Cinta Tulus
Raka kalang kabut saking paniknya saat dikabari Vino bahwa istrinya hampir pingsan di kampus sore itu. Ia yang sedang pergi ke Jakarta untuk urusan bisnis perusahaan yang akan ia dapatkan pun langsung kembali ke Bandung secepat yang ia bisa. Ia bersyukur memiliki sahabat seperti Vino, dan teman seperti Jess. Berkat mereka, Kyra tidak perlu menderita sendirian.Akhir pekan itu, untunglah Raka tidak perlu ke Jakarta. Ia beralasa pada Angga, ia ingin berduaan dengan Kyra karena seminggu ini Raka sibuk bolak-balik Jakarta-Tangerang-Bandung. Untunglah Angga mengerti, apalagi jika terkait masalah keturunan. Meski diam, tapi Raka tahu bahwa Angga juga menginginkan agar ia dan Kyra segera memberikannya cucu."Masih lemes?" Raka menaruh tangannya di kening Kyra. "Masih panas. Kamu nggak tiduran di kamar aja? Istirahat yang banyak. Inget janji kamu. Sampai akhir tahun ini, kalau kondisi kamu up and down terus, aku nggak izinin kamu hamil," tegasnya.Kyra mengangguk, lalu ia m
Read more
Bulan Madu Kedua
Sejak hari itu, ketika Kyra menangis lepas dalam pelukan Raka, baik Nirmala maupun Tika kerap menekannya untuk cepat-cepat membuahkan hasil. Memang Kyra sangat tertekan, tapi ia terus bertahan berkat dukungan Raka. Pada akhirnya, ia tak bisa menepati janji pada Raka bahwa ia akan terus baik-baik saja demi menjaga tubuh sehat untuk bisa hamil sesuai yang mereka rencanakan.Di sela-sela kegiatan kuliahnya yang juga harus mempersiapkan skripsi demi bisa menyusul Raka untuk lulus cepat, Kyra juga disibukkan dengan persiapan untuk menjadi Direktur Utama Mahesa Group selanjutnya. Tentu ia masih bersaing dengan Hisyam, calon lainnya. Kyra menyiapkan timnya, pun dengan Hisyam. Meski pemilihannya masih di pertengahan tahun depan, tapi ia semakin disibukkan untuk urusan perusahaan.Hari ini pun Kyra berhasil melewati ujian akhir semester. Ia dan Raka tengah mempersiapkan kegiatan bulan madu kedua mereka, dan kali ini mereka akan menghabiskan waktu berbulan madu untuk waktu yang l
Read more
Hubungan Intim
Mereka menyewa apartemen untuk satu minggu, sesuai ide yang Kyra usulkan. Karena mereka akan tinggal cukup lama dan tak mungkin Kyra harus makan makanan yang tidak sesuai untuknya, maka Raka menyetujui usul Kyra. Lagipula, ia juga akan sangat merindukan masakan Kyra. Bahkan, saat ia harus pergi seharian dan makan di luar, ia sudah seperti orang yang bucin karena merindukan masakan Kyra yang memang tidak ada rasanya. Tapi, entah kenapa masakannya selalu enak.Sesampainya di apartemen, jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Raka tak mungkin membiarkan Kyra yang kelelahan di perjalanan untuk berhubungan intim. Saat mereka turun dari mobil pun ia sudah melihat Kyra agak berbeda ketika berjalan. Dan, benar. Kaki Kyra sudah bengkak sekali hingga warna kulitnya sangat pucat. Kyra juga terlihat kesulitan bernapas. Jadi, malam pertama mereka dihabiskan untuk beristirahat saja.Ketika Raka membuka mata di pagi hari, ia tak lagi melihat Kyra di sampingnya. Ia malah mendengar keributan
Read more
Rencana Masa Depan
Raka masih ingat jelas ucapan Merlin hari itu, ketika Kyra sudah keluar ruangan lebih dulu dan dirinya masih ada di dalam ruang periksa Merlin. "Nggak akan heran kalau Kyra meninggal sebelum dia berumur 20 tahun. Mungkin, kehamilannya nanti akan menjadi momen terberat untuknya. Saya nggak bisa melarang Kyra untuk nggak hamil. Dia udah sangat keras kepala sekarang. Waktu itu, saya memang bilang dia bisa hamil, tapi kalau kondisinya up and down, saya ragu," jelasnya. "Kamu harus siap, karena Kyra pun siap."Mendengar ucapan Kyra sebelum istrinya itu tertidur yang seperti orang pingsan itu, tentu saja Raka ikut ketakutan. Ia tahu hasil pemeriksaan Kyra sebelum mereka pergi menjalani bulan madu kedua mereka. Menurut Merlin, kondisi Kyra yang belakangan sering menurun akibat stres dan kelelahan, membuat kondisi jantung Kyra mengalami penurunan. Hamil akan berhasil, tapi tubuh Kyra belum tentu sanggup menanggung dua tubuh selama 9 bulan lebih. Salah-salah, Kyra meninggal tak lama
Read more
Berhenti Kuliah?!
"Mending nggak usah lanjutin kuliah.""Eh?"Kyra tercengang mendengar ucapan Tika di depan Raka saat mereka sedang makan malam bersama di hotel yang dikelola D'Kratos di Lembang. "Udah tiga minggu lebih semenjak kalian bulan madu kedua, 'kan? Kok, belum kelihatan hasilnya? Katamu, kamu bisa buat anak sekali jadi?" tanya Tika sinis.Sejak sebelum bulan madu kedua, ketika Tika datang membawa jamu-jamuan untuk menyuburkan reproduksi, sikap Tika berubah. Memang, mertuanya itu masih lebih hangat dibanding Nirmala yang notabene ibu kandungnya. Tapi, entah apa yang mengubah Tika hingga ia menjadi begitu penuntut. Sejujurnya, kini Kyra sangat kesal. Padahal, ia berharap Tika tidak memperlakukannya seperti Nirmala memperlakukannya."Mama apaan, sih!" seru Raka. "Gini, ya, Ma," tegas Raka. "Raka seneng banget Mama-Papa jodohin Raka sama Kyra. Walaupun awalnya untuk kepentingan bisnis, tapi sekarang Raka serius cinta dan sayang sama Kyra. Raka nggak mau Mama atau siap
Read more
Hamil!
Raka berlari terbirit-birit. Ia sudah secepatnya mengemudikan mobil dari Jakarta ke Bandung. Waktu tempuh yang seharusnya 1.5 jam berhasil ia tempuh dalam 1 jam. Rasanya de javu.Ia dikabari Vino bahwa Kyra pingsan di kampus. Ini sudah kedua kalinya. Mengingat bagaimana kondisi kesehatan Kyra akhir-akhir ini yang menurun, tentu saja Raka sangat takut. Apalagi, setelah mendengar ucapan kejam dari mamanya. Meskipun pagi ini Kyra mengatakan dirinya baik-baik saja, namun Raka tak percaya. Dan kini ia menyesal, seharusnya ia tidak pergi ke Jakarta, seharusnya ia ada di sisi Kyra.Nafas Raka terengah-engah begitu sampai di depan pintu IGD. Ia mengedarkan pandangannya ke sana sini, mencari Vino yang katanya menunggunya di pintu IGD. Tapi, tempat ini entah kenapa jadi terlihat sangat ramai dan sibuk."Oy, Ka!"Raka terlonjak saat pundaknya ditepuk dari samping. Ia langsung menoleh dan ternyata itu Vino yang ia cari. "Kyra! Mana Kyra?!""Santai, B
Read more
Perusak Kebahagiaan
Tak heran jika Kyra mengalami anemia, itu karena penyakit lemah jantung yang dideritanya, juga nafsu makan yang menurun karena mual-mual yang umum dialami wanita yang hamil muda. Tentu, respon tubuh Kyra lebih parah dari wanita hamil lainnya. Selain jarena masih berumur 19 tahun, juga karena dia sakit. Meski begitu, Kyra tidak bisa berhenti merasa bahagia. Bagaimana pun juga, inilah yang ia tunggu-tunggu.Pagi itu, Raka terpaksa meninggalkan Kyra untuk pergi ke Jakarta. Meski Kyra ingin Raka terus ada di sampingnya, tapi Kyra tidak boleh egois. Raka harus ke Jakarta demi impiannya mendapatkan D'Kratos. Kyra pun mendukung itu, tentu saja. Ia harus bisa mengendalikan diri dan emosi, terutama di masa-masa seperti ini. Tapi, hal besar yang membuat Kyra ingin egois bukan karena ingin bermanja saja, tapi ingin mendapatkan perlindungan dari Raka. Bukan hanya Raka, tapi dirinya pun khawatir, sebab Nirmala dan Tika akan datang untuk menjenguk dan mengucapkan selamat padanya.Ent
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status