All Chapters of Ketika Istri Berubah cantik: Chapter 11 - Chapter 20
145 Chapters
Sidang perdana
Sidang perdana Air mata akan bicara saat mulut tak mampu lagi menjelaskan rasa sakit, sangat menyakitkan dari apapun, Eliana menatap lekat wajah anaknya. Sungguh malang nasibnya dari kecil tak pernah mendapat kasih sayang dari Sang Ayah. Rembulan mulai bersinar di waktu malam, hanya terdengar suara bising pabrik dan suara lalu lalang kendaraan. Eliana duduk di balkon atas, memandangi bintang. Eliana berharap ingin selalu menjadi sinar untuk buah hatinya. Eliana beranjak memasuki kamar dan berbaring di atas ranjang rasa ngantuk menyerang hingga ia tertidur larut dalam mimpi.Pagi tiba suara riuh kicau burung terdengar begitu merdu, pemandangan sejuk. Matahari mulai bersinar menampakkan sinarnya setelah bersembunyi di balik awan, pagi hari aktivitas di mulai. Dengan semangat pagi, senyum pagi dan jiwa yang baru."Maafin, Mama. Harusnya kamu bahagia seperti anak yang lain. Bisa berkumpul bersama Ayahmu, tapi Mama tidak bisa berbuat apa-ap
Read more
Jalan Mediasi
  Eliana melangkah masuk bersama seorang pengacaranya, rasa was-was menghantuinya. Degup jantungnya berpacu lebih cepat, dia duduk di bangku bersebelahan dengan Satria di depan Hakim. Entah perasaannya saat ini begitu terpukul akhirnya kisahnya akan segera berakhir. Hakim menanyakan tentang identitas juga pekerjaan masing-masing, semua pertanyaan Hakim dijawab oleh Eliana juga Satria. satu persatu pertanyaan selesai hingga Hakim merasa sangat disayangkan pasangan muda harus berpisah apalagi sudah memiliki seorang anak. Dan Hakim memutuskan untuk jalanni agenda mediasi. Eliana dan pengacaranya Pak Surya berjalan menuju ruang kecil, juga Satria mengikuti berjalan dengan pengacaranya Ibu Wati. Mereka bersama berjalan keruangan yang sudah disediakan. Eliana merasa begitu takut bagaiman jika Satria menghambat sidangnya. "Pak, bagaimana jika Satria menolak ingin bercerai?" tanya Eliana dengan nada gugup. "Tenang
Read more
Kisah Eliana dan Reindra
 Eliana membiarkan semikir angin membelai lembut wajahnya. Desirannya sungguh merdu terdengar, ditambah deburan ombak yang memecah pantai. Perpaduan keduanya bak alulan musik yang menentramkan jiwa. Menghadirkan simpang yang begitu syahdu. Senja mulai menguning suasana pantai terlihat begitu indah ketika sunset terlihat dari tepian pantai. melihat laut terbentang luas juga udara yang begitu menyejukkan hati, kebersamaan Eliana juga Reindra adalah momen yang sangat indah, Rein mengabadikan kebersamaan dengan foto berdua. "Seru Mas, ini indah sekali, lama aku tak seprti ini. Terima kasih buat semuanya.""Sama-sama, kau harus berjuang El?"Eliana terdiam. "Aamiin, semoga ya, aku bisa melawannya."Eliana menggangguk. "Iya."Mereka masih duduk memandang sunset, rasa nyaman dan hangat kembali hadir. Eliana merasakan kenyamanan yang luar biasa. "Bagaimana, kita pulang kasian Sonya seharian jagain Daffa."
Read more
Putusan pengadilan
Putusan pengadilanLangit cerah, tetapi tidak terik. Awan putih terlihat tertengger jauh di atas sana. Dedaunan nyiur melambai-lambai tertiup angin. Semua menjadi satu padu menciptakan kedamaian untuk Rendra. Sejenak, suasana tentram ini membuat Reindra melupakan kesedihan yang mendera jiwanya. Reindra kembali berjalan mendekati ruang kerjanya. Ia menarik kursi mendekati meja, menatap layar laptopnya jari jemarinya bermain cantik di atas keyboard laptopnya. Sesaat mengalihkan pandangan dari layar di depannya, kemudian sedikit mendorong kursi menjauh dari meja saat salah satu mahasiswanya masuk berada tepat di depannya. Sonya, salah satu mahasiswi tempat Reindra mengajar berdiri di depan mejanya dan menatap Reindra dosennya."Iya, Sonya ada apa?" "Pak Reindra di panggil ke ruangan, Pak Setiyawan," ucap Sonya "Baiklah, Sonya." "Oh ya, Pak ... terima kasih oleh-olehnya banyak sekali semalam."Reindra
Read more
Terlambat
 Maaf persidangan atas nama Eliana dan Satria jam berapa Pak?" tanya Satria cemas. "Maaf, Pak. sudah satu jam yang lalu.""Apa ... ?""Astaga ... apa ini. Ini terjadi padaku." Lirih Satria kesal. Satria berjalan tanpa tenaga tubunya lunglai ke lantai. Geram, rasanya ingin sekali menumpahkan rasa panas yang menggelegak di dalam hati. Akan tetapi Satria bisa apa? Semuanya sudah terlambat. Jantung Satria berdegub lebih kencang dari sebelumnya. Satria tahu jika ia salah ini salah. Namun, ia terlanjur terjebak semakin dalam. Dalam rasa yang tak ia mengerti apa namanya.Entah kini cintanya telah menghilang, hal sepele yang dia lakukan Satria kadang membuat pipinya memanas. Rasanya mengenaskan sekali nasib Satria ini. Ia tertawa dalam hati. Permainan hidupnya ini sungguh membuatnya entah. Ingin menangis, ingin melampiaskan semua amarah yang ada. "Pak, Kenapa baru ke sini?Satria dengan cepat berdir
Read more
Berusaha Tegar
Berusaha tegarEliana menatap bunga Lili yang begitu indah, putih bersih, bunga Lily nan cantik ... butiran embun melekat di kelopak mata membiarkan mentari bebas untuk berkaca. Kaulah lambang keindahan alam semesta, bunga yang sangat cantik Eliana menyukai bunga lili yang berwarna putih, begitu menakjubkan ibarat cinta yang tanpa ternoda. Walaupun terkadang kesedihan itu diutarakan dengan tangisan, tapi Eliana kuat akan bangkit dengan segera. Eliana mampu menghadapi ujian hidup, tidak suka sembarang mengeluh, dan pantang menyerah. Adanya semangat membuat Eliana tetap bisa bertahan hingga saat ini. Eliana akan bersyukur dan lebih percaya diri lagi. Dengan begitu ia bisa melangkah maju dan menghadapi setiap masalah yang datang silih berganti. "El, ini untukmu...." Reindra memberikan bingkisan kotak untuk Eliana. "Apa ini, Mas?" tanya Eliana penasaran. "Bukalah...!"Eliana menaikkan satu alisnya, tak tahu a
Read more
Tak seindah yang dibayangkan.
 "Bang, jika Mama kamu kesini bagaimana? El takut dari dulu beliau kurang suka sama El?"Sesaat pandangan Reindra ke arah Eliana dan tersenyum. "Kan itu dulu El ... siapa tahu sekarang berubah."Sebenarnya Reindra juga merasakan hal yang sama, namun ia berusaha untuk membuat hati Eliana tenang."Iya juga sih, Mas."Lagian juga Eliana tertawa dalam hatinya, kalaupun beliau tak suka ya sudahlah. Tak mungkin kan Reindra akan menikahinya. Ini hal konyol yang diucapkan Eliana ke Reindra saat ini. "Kau ini El terlalu berhalusinasi."Eliana mengulum senyum, terlihat gigi putihnya yang rata. "Hehe ... Iya, Mas."Reindra mengatur degub jantungnya yang tak beraturan. Menatap wanita disampingnya yang makin hari makin cantik. "Ayo berangkat?""Iya."Mobil. Mengantarkan Reindra juga Eliana menuju Elindra florist, terlihat toko sudah dibuka dan terlihat sangat rapi. Reindra dan Eliana terke
Read more
Berbalik 90°
 "Mas!"Reindra menghela napas barat, lalu menatap wajah sahabatnya yang begitu pucat. "Kita hadapi bersama, El."Sesaat Eliana merasa seperti ada yang hilang. Entahlah begitu berat jika ia harus berpisah dengan Reindra kali ini. "Ayo turun kita sudah sampai," ucap Reindra menenangkan Eliana. Eliana mengangguk. "Iya, Bang."Namun, ada rasa resah yang bersemayam dihati Eliana. Kemudian ia mengingatkan dirinya bahwa memang sudah seharusnya ia mulai membiasakan diri. Agar nantinya tak terlalu sakit saat harus melepas sahabatnya ini. Eliana masuk bersama Reindra suara degub jantung yang tak beraturan menemani mereka berdua, sesaat Reindra menggenggam tangan Eliana yang begitu dingin. Reindra tahu jika Eliana begitu takut dan trauma bertemu dengan Mamanya. Wanita setengah baya sudah menuggunya beliau duduk di atas kursi furniture jati asli tebal berwarna coklat clasic. Memakai jilbab besar
Read more
Memulai hal baru
 Tiga minggu berlalu, tinggal beberapa hari lagi pernikahan mereka. Baru kali ini, Reindra merasa menyukai seseorang dengan begitu dalam. Tak pernah muncul perasaan main-main, meski Reindra tidak tahu apa alasannya. Berbanding terbalik dengan dulu, masih sama sampai saat ini hanya nama Eliana yang terukhir di dalam hatinya. Rutinitas kesibukan keduanya, sehari-hari mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan masing masing membuat Reindra jarang berkomunikasi dengan Eliana. Reindra agak gelisah, takut terjadi sesuatu dengan pernikahan mereka yang tinggal menghitung hari. Dan, lebih gelisah lagi saat Satria masih begitu menginginkan Eliana, ia membayangkan saja sudah membuatnya sangat cemburu.Senja akan selalu seperti itu. Datang dengan keindahannya, dan lalu akan pergi begitu saja dengan sangat cepat, tergantikan dengan kehampaan malam yang sunyi. Reindra menghembuskan nafas dan mengeluarkanya dengan begitu kasar. Persiapan pernikahan hampir delapan puluh
Read more
Janji suci
 Eliana tahu dasarnya cinta bukanlah sesuatu yang kotor dan hina. Manusialah yang seringkali mengotori dan menghinakan cinta dengan perilakunya atas nama cinta yang sesungguhnya tidak sesuai dengan nilai norma. Eliana akan mentaati untuk menjaga kesucian cinta itu meski entah perjalanan pernikahannya nanti seperti apa. Hari pernikahan tiba, Eliana merasakan gugup yang luar biasa, menikahi sahabatnya akankah nanti ia akan bahagia. Ya setidaknya dulu ia sangat bahagia ketika mau menikah dengang Satria namun nyatanya endingnya bikin semuanya menyakitkan. Mudah mudahan untuk saat ini meskipun hatinya masih ragu Rein akan menjaganya hingga mereka menua. Eliana menatap cermin ada seorang MUA yang merias wajahya. Eliana itu yang tadinya terlihat biasa menjadi semakin cantik setelah dirias. Penampilannya semakin cantik dengan balutan kostum nikah dengan kebaya putih tulang, serta tiara menawan sebagai hiasan di kepalanya.Dagub jantung Eliana ya
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status